Share

Bab 5 Kamu Itu Jodohku!

Maura mengembuskan nafasnya panjang, lalu dia menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, Tuan Bagus. Kita lanjutkan saja meeting kita,x tolak Maura.

"Baiklah, kalau dia mengganggu lagi. Saya terpaksa meminta penjaga mengusirnya dari sini," ujar Bagus.

"Wow, takut!" seru Rayhan dengan gaya tengilnya.

Maura mengembuskan nafasnya kasar, dia tidak menyangka melihat sikap Rayhan, yang tak ubahnya seperti anak SMA yang sedang cemburu.

Maura dan Bagus melanjutkan membahas proyek, yang akan ditangani Maura dan perusahaan interior design miliknya.

Maura dan Bagus mengabaikan Rayhan yang sedang kesal, Karena Maura benar-benar malas meladeni Rayhan, yang sangat menganggu meeting mereka.

Setelah satu jam Maura dan Bagus membahas pekerjaan mereka, akhirnya meeting mereka pun selesai, dan ditutup dengan minum wine bersama.

Rayhan yang tahu, jika Maura lemah dengan minuman beralkohol. Dia hendak melarang Maura minum wine itu, agar tidak membuat kekacauan nantinya.

Namun, Rayhan akhirnya mengurungkan niatnya untuk melarang Maura. Dia mau melihat saja, apa reaksi efek wine itu masih parah di tubuh Maura.

Kening Rayhan berkerut, saat tidak ada reaksi wine di tubuh Maura hingga gelas ke dua.

"Apa dia sudah bisa minum beralkohol? Aneh sekali tidak ada reaksi setelah minum wine itu," gumam Rayhan lirih.

Mata Rayhan terus menatap ke arah meja meja Maura. Wajah Rayhan langsung berubah datar, ketika melihat Bagus kembali menuang wine ke gelas Maura.

Wajah Maura mulai terlihat memerah, itu tandanya Maura sudah mulai mabuk. Tetapi Bagus seolah memang sengaja, untuk membuat Maura mabuk. 

Bagus kembali menuang wine keempat di gelas Maura, dan itu membuat Rayhan langsung murka.

Rayhan langsung beranjak dari duduknya, dan berdiri di samping Maura yang terlihat teler.

BUGH!

"Hei! Kenapa kamu memukul Saya!" seru Bagus.

Rayhan langsung memberikan Bogeman kembali di wajah Bagus.

"Anda buta atau memang sengaja, mau membuat Maura mabuk! Atau memang Anda punya rencana busuk, dengan membuat Maura teler, sialan!" seru Rayhan.

Rayhan langsung membopong tubuh Maura yang mabuk. 

"Bayu! Katakan pada Caroline, Maura bersama Saya!" pinta Rayhan yang langsung meninggalkan lantai dua, dan berjalan menuju ke lantai satu.

Rayhan membopong tubuh Maura ke area parkir, dan dengan susah payah Rayhan menekan tombol kunci mobil. Untuk membuka pintu mobil Maura. Lalu dia meletakkan Maura yang mabuk di kursi belakang, dan menutup pintu mobil.

Rayhan masuk ke dalam kursi kemudi, dan melajukan mobil Maura meninggalkan area parkir Restoran itu.

"Sialan! Dia pasti dengan sengaja membuat Maura mabuk!" umpat kesal Rayhan, sambil fokus dengan jalanan.

"Eeungh ... Aku di mana? Kenapa kepalaku terus berputar-putar," ucap Maura yang mabuk.

Maura berusaha untuk bangun, tetapi kepalanya semakin pusing. Dia berusaha berpegangan, di sandaran kursi di depannya.

"Caroline! Apa itu Lo? Kenapa rambut Lo, jadi pendek kayak cowok saja!" tegur Maura, yang menganggap Rayhan itu Caroline.

Maura dengan perlahan langsung pindah ke kursi samping sopir, dan kelakuan Maura membuat Rayhan jadi terkejut. 

"Maura, itu bahaya!" sentak Rayhan.

Maura mengerucutkan bibirnya, saat mendengar bentakan Rayhan. 

"Kok suara Lo, jadi berubah mirip si buaya buntung itu sih, Aline! Jangan buat Gue makin membenci dia," omel Maura yang tidak sadar dengan perbuatannya.

"Kenapa kamu membenciku, Maura? Aku mau menjelaskan semuanya padamu, tetapi tidak sekarang. Karena Kamu dalam kondisi mabuk seperti ini," tutur Rayhan.

Maura yang dibawah pengaruh alkohol, mulai meracau tidak jelas. "Kok wajah Lo, ganti wajah dia Aline. Apa Lo sengaja mau membuat gue masih merindukan dia," racau Maura.

Rayhan menoleh ke arah Maura, dia tidak menyangka jika Maura mengakui masih merindukan dirinya.

Rayhan melihat ada hotel miliknya di depan, dia langsung membelokkan mobil Maura menuju ke hotel nya 

Di depan lobi hotel, Rayhan membopong tubuh Maura masuk ke dalam Lobi hotel. "Mana kunci suite pribadiku!" pinta Rayhan pada sang resepsionis.

"Ini, tuan Rayhan," ujar sang resepsionis.

"Thanks!" ucap Rayhan yang langsung menuju ke lift.

Seorang pegawai hotel membantu Rayhan, menekan tombol lantai teratas hotel itu. Lift mulai bergerak naik, membawa mereka ke lantai teratas hotel milik Rayhan.

Rayhan menatap sendu wajah Maura yang sedang mabuk. "Kenapa kamu mau saja minum wine itu Maura! Padahal kamu tidak bisa minum beralkohol," ucap Rayhan.

Ting!

Pintu lift terbuka, Rayhan langsung berjalan keluar dari lift dan menuju suite pribadinya. Yang ada di ujung lorong lantai itu.

Rayhan menempel VIP card, dan pintu pun terbuka. Rayhan langsung membawa tubuh Maura yang teler ke dalam kamarnya.

Dengan perlahan dia merebahkan tubuh Maura di atas ranjangnya. Lalu menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuh Maura.

Rayhan duduk di tepi ranjang, dan tangannya menyingkirkan helai rambut yang menutupi wajah Maura.

Rayhan menyentuh bibir ranum Maura dengan jempolnya. "Kamu itu jodohku, Maura. Tidak akan Aku biarkan ada pria lain, yang memiliki kamu," ucap Rayhan lirih.

Tubuh Rayhan semakin menunduk, dan wajahnya semakin dengan wajah cantik Maura. Lalu dia mengikis jarak di antara mereka dan mencium lembut bibir Maura, yang selalu dia rindukan itu.

"I Love you, Maura," ucap Rayhan saat bibir mereka terlepas.

Maura yang mabuk dia tidak sadar, jika Rayhan mencium bibirnya.

Rayhan tersenyum melihat wajah Maura yang sedang mabuk, dia sangat bahagia bisa menyentuh wajah yang sangat dia rindukan.

"Kamu itu masih sama seperti dulu, yang selalu menjadi duniaku, Nawang. Bahkan hingga detik ini, Aku masih sangat mencintaimu. Mungkin terdengar Aku terobsesi padamu, tetapi memang itulah kenyataannya."

"Hanya kamu satu-satunya wanita di hatiku, walau pun banyak wanita yang sudah menghangatkan ranjangku. Hanya kamu yang Aku pilih menjadi istriku, juga ibu dari anak-anakku nanti," ucap Rayhan lirih, sambil mengusap lembut wajah Maura yang terlelap.

Rayhan melihat baju Maura kotor terkena cipratan Wine, saat dia merampas gelas wine Maura.

Dengan perlahan Rayhan membuka resleting dress yang dipakai Maura, dan melepaskan dress itu.

Dia harus menahan hasratnya saat melihat tubuh mulus Maura, yang hanya memakai pakaian dalamnya.

Rayhan langsung menarik selimut untuk menutupi tubuh Maura, agar dia tidak semakin tersiksa melihat tubuh indah sang mantan kekasih.

"Oh, shit! Kenapa Junior harus bangun di saat yang tidak tepat, Aku harus cepat mengganti pakaian Maura."

Rayhan berjalan menuju walk in closet, dan mencari pakaian yang bisa dipakai Maura. Sayangnya, hanya ada kemejanya dan beberapa kaos saja.

Rayhan mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Bayu. 

"Bayu, tolong kamu ambil pakaian untuk Maura di butik Mama! Saya tunggu secepatnya, dan bawa ke hotel," pinta Rayhan.

["Baik, Bos!"]

Rayhan menutup panggilan sepihak, dan mengambil satu kemejanya, lalu kembali mendekati Maura yang masih terlelap di ranjang.

Rayhan memasang kemejanya di tubuh Maura, lalu mengaitkan kancing dengan perlahan sambil menahan hasratnya.

Setelah selesai Rayhan langsung berjalan masuk ke dalam kamar mandi, sambil melepaskan pakaiannya.

"Sialan! Gue harus mandi air dingin malam ini, huft. Maura kamu sudah membuatku sangat tersiksa!" desis Rayhan sambil berdiri dibawah guyuran air shower yang dingin.

Rayhan menahan tubuhnya dengan bertumpu pada tembok, dia benar-benar tersiksa apalagi Junior tidak mau cepat tidur bahkan masih tegak berdiri.

"Aaarrghh! Sialan, harus solo lagi."

Bersambung…

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status