Share

Pertemuan Kembali

Angin sepoi-sepoi berembus memainkan anak rambut Raelina. Tatapannya menatap sendu gundukan tanah merah yang sudah ditumbuhi rumput. Kapan terakhir kali dia mengunjungi makam ayahnya?

Dia tidak pernah mengunjungi makam ayah sejak 'pria itu' membawanya untuk tinggal bersama. Dia bahkan tidak memiliki waktu untuk mengunjungi makam ayahnya setelah perceraian mereka dan diusir ke luar negeri oleh keluarga mantan suaminya.

“Maafkan aku ayah, karena baru mengunjungimu,” bisiknya dengan suara lirih.

Ada banyak hak yang ingin dia cerita pada ayahnya seperti yang selalu dia lakukan semasa ayah masih bersamanya. Ada banyak tahun yang terlewatkan tanpa bisa dia cerita pada ayah. Tetapi Raelina tidak tahu harus memulai dari mana. Dia hanya bisa dia membisu dalam keheningan pemakaman. Bahkan jika dia menceritakannya, apakah ayah akan mendengar dan menghiburnya seperti dulu?

Ketiadaan terasa menyesakkannya mencari-cari keberadaan orang yang sudah tidak ada.

Raelina menggigit bibirnya menahan perasaan membuncah yang ingin meluap dari dalam dadanya.

Pada akhirnya dia tidak bisa menahannya dan isakkannya tidak bisa dicegah keluar dari tenggorokannya. Dia berjongkok dengan pundak bergetar. Air matanya mengalir deras di pipinya.

“Ayah ... Aku, aku sangat merindukanmu.”

Isakkannya pecah di pemakaman itu.

Untuk beberapa waktu dia menangis tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Setelah beberapa saat meluapkan perasaan yang telah dipedamnya selama bertahun-tahun, tangisannya perlahan mulai mereda.

Raelina terdiam untuk beberapa saat, sebelum kemudian berdiri dan memandang langit yang mulai beranjak petang.

“Tanpa kusadari waktu berlalu dengan cepat,” gumamnya memandang gundukan tanah merah.

“Padahal aku masih ingin bersama ayah.” Dia tersenyum pahit.

Waktu akan terasa cepat berlalu saat kau mengharapkan waktu berhenti.

“Aku akan mengunjungimu lagi ayah.”

Meskipun tahu tidak akan ada yang menjawab ucapannya dia akan tetap melakukannya.

 Raelina membersihkan bagian belakang celananya yang kotor. Sembari melemparkan tatapan terakhir pada makam ayahnya dia berbalik untuk meninggalkan tempat itu.

Dia tiba-tiba membeku memandang seseorang yang berjalan menghampirinya. Ketika dia melihat Raelina orang itu juga membeku dan berhenti tak jauh darinya.

Seluruh tubuh Raelina kaku memandang pria yang berdiri di depannya sembari memeluk karangan bunga. Ada kilasan terkejut di mata Yosua Rajjata ketika memandangnya.

Angin berembus memainkan anak rambut kedua orang itu yang saling terpaku memandang satu sama lain untuk beberapa saat.

Raelina mengerjapkan matanya setelah terdiam beberapa saat, lalu mengalihkan pandangannya dari pria itu dan melihat karangan bunga dari di tangan pria itu. Bibirnya tertarik membentuk garis lurus sebelum berlalu hendak melewati Yosua tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

“Raelina ....”

Suara berat lelaki itu memanggil namanya menghentikan langkah Raelina. Dia berdiri menatap Yosua dengan wajah tanpa ekspresi.

Yosua memandangnya untuk beberapa saat. Wanita di depannya telah banyak berubah dalam waktu lima tahun. Dari gadis remaja menjadi wanita dewasa dengan pertumbuhan yang matang. Temperamennya juga berubah. Dulu dia gadis yang pemalu dan selalu bersembunyi di belakangnya. Sekarang wanita itu berdiri di depan dengan sikap mandiri, memandangnya seolah sedang melihat orang asing.

“Kamu ... Bagaimana kabarmu?” Dia bertanya dengan kaku.

Tidak perubahan dalam ekspresi Raelina saat dia menjawab dengan singkat. “Baik.”

Yosua tidak berkata apa lagi. Suasana tampak canggung di antara mereka.

Raelina mengalihkan pandangannya dan melirik jam tangannya lalu memandang langit di mana matahari hampir tenggelam. Dia harus cepat pergi sebelum ketinggalan bus.

Raelina kemudian mengalihkan pandangannya pada pria di depannya sebelum mengangguk sopan dan berjalan melewatinya tanpa menoleh ke belakang.

Tidak ada banyak hal yang ingin dia bicarakan dengan mantan suaminya. Hubungan mereka sudah selesai dia lima tahun yang lalu. Sekarang mereka berdua hanya orang asing.

***

Raelina terdiam dengan tatapan merenung memandang jalanan yang sepi. Bus yang ditunggu-tunggu belum kunjung datang. Hampir satu jam dia menunggu di halte dekat kampung tempat tinggalnya dulu. Karena rumahnya sudah lama dijual, dia tidak memiliki tempat menginap malam ini.

Raelina mengetatkan jaketnya ketika melihat langit hampir gelap. Ada warung di dekat halte dengan lampu terang benderang. Tetapi dia tidak berniat untuk mampir karena ada banyak orang sedang berkumpul di warung untuk sekedar minum kopi atau lain-lain. Dia tidak merasa nyaman karena hampir sebagian semuanya laki-laki dan ada yang berjudi.

Raelina mengeluarkan ponselnya berniat untuk menelpon Stella ketika sebuah mobil hitam berhenti di depannya. Dia mendongak ketika kaca jendela pintu mobil itu terbuka dan menampakkan wajah lelaki yang sangat dikenalnya.

“Naiklah,” kata laki-laki itu tanpa basa-basi dan menatap Raelina dengan sepasang mata gelapnya yang tenang.

Raelina menatapnya sesaat dan menolak dengan sopan.

“Terima kasih, tapi aku baik-baik saja naik bus.”

Yosua menatapnya dengan menatapnya dengan sepasang mata gelapnya. Dia dapat merasakan keterasingan dalam sikap Raelina. Yosua tidak ingin membuatnya merasa tidak nyaman dengan bersikap sok akrab, maka dia tidak akan memaksanya.

“Kapan busmu akan datang?”

Raelina tidak langsung menjawab dan terdiam tanpa menatap Yosua. 

Dia baru tiba di kampung ini dan kurang mengenal kampungnya sendiri setelah meninggalkan kampung halamannya selama enam tahun. Ada banyak hal yang berubah di kampungnya, contohnya ada halte bus dan dia tidak mengetahui waktu kapan bus akan tiba.

Yosua menghela napas dan turun dari mobilnya. Dia tidak mendekati Raelina, sebaliknya dia pergi ke warung dekat halte bus.

Raelina menatap dengan ingin tahu apa yang dilakukan laki-laki itu. Dia melihatnya berbicara dengan bapak-bapak yang sedang minum kopi untuk beberapa saat sebelum kembali ke tempatnya.

“Katanya tidak ada bus malam ini dan akan datang besok pagi sekitar pukul sepuluh. Apa kau akan tinggal menunggu bus di sini?” tanyanya menatap Raelina.

Raelina merasa canggung tidak tahu berkata apa. Dia tidak bisa menunggu bus sampai pagi di tempat ini.

Yosua tahu Raelina tidak memiliki kerabat yang dekat dengannya. Lima tahun yang lalu dia sudah memutuskan hubungan dengan kerabatnya sejak mengikutinya. Jadi dia tidak memiliki tempat untuk menginap malam.

“Kenapa tidak menumpang ke mobilku, kebetulan aku akan kembali ke kota, jadi sekalian saja,” tawar Yosua pada akhirnya.

Raelina terdiam menatapnya. Mau tidak mau dia harus menerima tawaran Yosua dan mengesampingkan hubungan mereka di masa lalu.

“Baiklah, terima kasih tawarannya. Tolong cukup antarkan saja sampai ke stasiun kereta,” ucapannya sopan pada Yosua.

Yosua terdiam menatapnya untuk beberapa saat melihat sikap formal Raelina padanya. Tetapi tidak berkata apa-apa dan membuka pintu mobil depan untuk Raelina sebelum masuk kembali mobilnya.

Meskipun Raelina tidak ingin memiliki hubungan dekat dengan laki-laki itu, dia tidak bisa memperlakukannya dengan kasar duduk di bangku penumpang setelah Yosua sudah membuka pintu depan untuknya.

Bagaimana pun lelaki itu masih seseorang yang dia hormati terlepas dari hubungan mereka di masa lalu.

Perjalanan terasa panjang dan canggung bagi mereka. Yosua bukan orang banyak bicara sehingga tidak tahu harus memulai percakapan dengan Raelina.

Sebaliknya Raelina tidak ingin terlibat percakapan dengannya dan selalu memandang ke luar jendela. Akhirnya mobil Yosua berhenti di dekat stasiun kereta pukul 10 malam setelah menempuh perjalanan selama tiga jam.

“Terima kasih sudah mengantar saya,” ucap Raelina menatap Yosua sopan lalu membuka sabuk pengamannya.

Yosua menatapnya dengan ekspresi rumit di wajahnya. Ada banyak hal yang dia tanyakan sejak melihat wanita itu di pemakaman. Tetapi dia tidak tahu harus memulai dari mana.

Dia terus terdiam sampai akhirnya Raelina keluar dari mobil dan menatapnya untuk mengucapkan terima kasih sekali lagi dengan sopan sebelum berbalik masuk ke dalam stasiun.

Yosua hanya terdiam memandang punggung Raelina sampai dia menghilang ke dalam stasiun.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Putri
reuni nostalgia
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status