공유

4. Si Perusak

작가: Skuka_V
last update 최신 업데이트: 2023-04-01 20:22:53

Desiran angin menerpa wajah Seina yang sedang duduk di balkon apartemen. Ia merasakan kegundahan dalam hatinya, entah karena cinta pertama atau cinta terakhirnya.

Seina menatap layar ponselnya, kemudian membuka blokiran nomor ponsel Arya, berharap pria tersebut menghubunginya.

Ponsel Seina bergetar menunjukkan nama Arya di sana. Seperti memiliki telepati, apa yang ada di hati Seina, langsung di jawab oleh Arya.

"Halo," sapa Seina.

"Halo sayang, kau sedang apa, apa harimu menyenangkan?" tanya Arya.

"Hm ... sangat menyenangkan, bagaimana pekerjaanmu?" jawabnya ketus.

"Baik, apa kita bisa bertemu?"

Seina diam sejenak, suasana hatinya sudah membaik. Ia berharap Arya tidak membahas lagi tentang masalah kemarin. Sebenarnya Seina masih sangat mencintai Arya, hanya sana ia ingin Arya memprioritaskan dia dari pada sahabatnya.

"Datanglah ke apartemenku," ucap Seina.

“Dua puluh menit lagi aku akan sampai ke sana. Tunggu aku, bye sayang ...."

Seina merapikan penampilannya untuk menyambut Arya. Ia sengaja menunggu Arya di taman apartemen, sambil menikmati malam di sana. Dua puluh menit kemudian Arya datang dengan membawa paper bag di tangannya.

"Hai sayang," sapanya.

Arya memeluk tubuh Seina, sudah hampir seminggu mereka tidak bertemu bahkan tak saling berkomunikasi. Seina membalas pelukan Arya, mencium aroma parfum yang selalu candu untuknya.

"Apa kau merindukan aku?" tanya Seina.

"Hm ... sangat merindukanmu sayang." Arya mencium pucuk kepala Seina, kemudian mencium dahinya dengan gemas. "Oh ya, aku membawakan ini untukmu."

Seina tersenyum lalu membuka paper bag yang di berikan Arya.

"Argh ... terima kasih, kau tahu kalau aku belum makan."

Mereka lalu duduk di bangku taman, Arya membantu membuka makanan untuk Seina serta membuka kemasan ice coffee latte yang ia bawa.

Seina begitu menikmati makanannya dengan lahap, sesekali ia menyuapi Arya yang terus memperhatikannya makan.

"Kau makan saja dulu, aku sudah makan," ucap Arya.

"Ah ... kau juga harus makan," ujar Seina.

Mau tidak mau Arya menerima lagi suapan dari tangan Seina. Tak lama ponsel Arya berdering, mata Seina melirik ke arah ponsel Arya, terlihat nama Laras di sana.

Seina berpura-pura tidak melihat, menunggu reaksi Arya ketika wanita yang selalu mengganggu keseruan mereka, kembai menggangu mereka berdua. Arya kemudian mereject panggilan Laras, memasukan ponselnya ke dalam saku.

"Siapa, mengapa kau tidak mengangkat teleponnya?" selidik Seina.

"Bukan siapa-siapa, aku tidak mau ada orang yang mengganggu kita lagi," ujarnya.

Arya mengusap sudut bibir Seina yang terkena noda. Ia mengusap lembut rambut Seina, memperlakukannya dengan baik seperti biasanya.

***

Suara gemericik air dari kamar mandi. Untuk pertama kalinya, Seina bangun lebih awal dari alarmnya yang tak lama berdering. Seina hankeluar dari kamar mandi, melilitkan handuk untuk menutupi tubuhnya. Dengan santainya ia keluar dari kamar, lalu membakar roti untuk sarapannya.

Tangan Seina meraih gelas dan mulai meracik kopi kesukaannya. Seina kemudian menyalakan musik K-Pop menjaga moodnya agar selalu stabil. Setelah selesai membuat sarapan Seina menyimpan di meja kerjanya.

“Sempurna,” ucapnya. Seina lalu membuka lemari pakaian, memilih pakaian yang santai dan bersiap untuk bekerja. "Selamat pagi dunia ...." sapa Seina.

Menikmati secangkir kopi hangat serta roti bakar, merupakan ritual sehari-hari Seina. Seina beranjak dari kursinya ketika mendengar suara bel, iya yakin di balik pintu adalah Arya. Setelah semalam berbaikan dan meluruskan semua masalah.

"Hai Seina," sapa Darel

"Oh ... hai, ada apa?" tanya Seina.

"Apa kau sibuk, bisakah kau menemaniku ke toko buku?"

Seina berpikir sejenak sebelum akhirnya menyetujui permintaan Darel. "Baiklah, aku ambil tas dulu."

Bukan mengambil tas saja, Seina juga mengganti bajunya agar tidak membuat Darel malu jalan bersamanya. Lima belas menit menunggu, Seina keluar sembari membawa tasnya.

Mereka berdua pun akhirnya keluar dari gedung apartemen, lalu masuk kedalam mobil Darel. Diperjalanan, Seina mengeluarkan ponselnya memberi tahu Arya jika dirinya pergi ke toko buku.

Seina : "Sayang, aku mengantar teman ke toko buku."

Arya : "Baiklah, jangan lupa makan. Nanti malam aku menjemputmu."

Darel melirik Seina yang sedang tersenyum menatap ponselnya. Ia lalu menginjak pedal gas, melajukan mobilnya ke toko buku.

Tak lama mobil yang di kemudikan Darel sampai ke toko buku. Mereka lalu keluar dari dalam mobil menuju toko buku.

"Buku apa yang kau cari?" tanya Seina.

"Hm ... aku mencari buku Fisika," jawab Darel.

Mulut Seina menganga mendengar ucapan Darel. Bagaimana tidak, pria yang dulunya merupakan preman sekolah sekarang menjadi guru Fisika di sekolahnya.

Seina memberitahu Darel tempat buku-buku sekolah, sedangkan dirinya mencari novel yang menarik untuknya.

Senyum mengembang di bibir Seina ketika melihat bukunya di pajang di rak novel best seller. Ia lalu mengambil novel tersebut melihat nama pena-nya terpampang di sana.

"Ambillah, aku akan membelikannya untukmu," tukas Darel yang tiba-tiba saja muncul.

"Ah tidak usah, aku hanya melihat-lihat saja."

Seina menyimpan lagi novelnya ke dalam rak. Ia kemudian berjalan melihat novel-novel yang di pajang di sana.

Tanpa sepengetahuan Seina, Darel mengambil novel yang tadi di pegang oleh Seina. Tidak ada satu pun novel yang ingin Seina beli, ia memilih menunggu di luar saat Darel membayar buku yang ia beli.

"Oh ya, sebelum pulang kita makan siang dulu," ajak Darel.

"Baiklah, di sekitar sini juga ada restoran. Kita makan di sana saja agar kau tidak perlu memarkirkan lagi mobilmu."

Darel mengangguk menyetujui usulan Seina. Darel berjalan beriringan mengikuti langkah kaki Seina. Sampailah di restoran yang Seina maksud, merek berdua kemudian duduk di kursi yang sudah di sediakan.

"Selamat siang kak, mau pesan apa?" ucap Waiters yang baru saja datang.

"Aku ingin nasi goreng seafood dan orange jus," ucap Seina mulai memesan.

"Aku ingin Steak, spaghetti dan orange jus," pesan Darel.

"Baik kak saya ulang pesanannya, nasi goreng seafood satu, steak satu, spaghetti satu dan dua orange jus. Baiklah kalau begitu saya permisi, di tunggu ya kak."

Mata Seina mengamati sekeliling, tak lama ia menangkap seseorang yang dia kenal.

"Laras," desis Seina.

Kedua mata mereka pun saling bertatapan. Seina yakin wanita ular itu akan memberitahu Arya tentang apa yang dia lihat. Dan benar saja, tak lama Arya menghubungi Seina.

"Halo ...."

"Kau di mana?" cecar Arya.

"Aku sedang makan siang bersama temanku. Bukannya kau tau, siapa orang yang sedang bersamaku saat ini. Sepertinya Laras memberitahumu tentang apa yang dia lihat dan mungkin dia juga mengirimkan foto kami."

Suara Arya tercekat, apa yang dikatakan Seina bener. Arya tidak bisa berkutik lagi, ia tidak bisa melarang Seina untuk berteman dengan siapa pun termasuk dengan seorang pria. Karena dia sendiri berteman baik dengan wanita yang saat ini sedang memata-matai Seina

"Baiklah, aku akan kembali bekerja. Suruh temanmu untuk mengantarmu sampai ke rumah," titah Arya.

"Hm, akan ku sampaikan kepadanya."

Darel yang berada di sana mencoba menguping pembicaraan Seina dan Arya, ia yakin pria di sebrang ponsel itu kekasih Seina.

Tak lama makanan datang, sesekali Darel melirik Seina berniat menanyakan statusnya.

"Ehm ... apa kekasihmu marah karena kau pergi bersamaku?" tanya Darel merasa tidak enak.

"Tidak, dia tidak marah. Hanya saja dia terusik karena seseorang yang sedang memata-matai kita."

Mata Darel memicing melihat satu persatu orang yang berada di restoran tersebut.

"Apa pekerjaanmu sampai di mata-matai orang lain, kau bukan bandar judi atau bandar obat terlarangkan?" oceh Darel memastikan.

Seketika tawa Seina pecah mendengar ucapan Darel. Dengan lantangnya Seina menunjuk Laras yang sedang melihat ke arahnya, memberitahu Darel siapa yang memata-matainya.

"Wanita itu diam-diam memotret kita dan mengirimkannya kepada kekasihku."

"Benarkah."

"Iya, dia tokoh antagonis di dunia nyata. Namun sayangnya, semua yang ada di otaknya aku bisa menebaknya dengan baik."

Kini giliran Darel yang menertawakan Seina, ia tidak yakin dengan ucapan Seina.

“Aku ke toilet dulu,” ucap Seina. Seina beranjak dari kursinya saat melihat Laras pergi ke toilet. Menunggu wanita ular itu keluar dari toilet. "Apa kau gemar menghancurkan hubungan orang lain!" ungkap Seina.

Laras yang baru saja keluar dari toilet berhenti melangkah kakinya, mendengar ucapan Seina.

"Apa maksudmu?" elak Laras.

Seina kemudian mendekati Laras lalu berkata, “Jangan jadi benalu di hubungan orang lain, kau mengerti!"

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Dewy Saras
apa sih maunya Laras nyebelin banget
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   33. Mempelai Pengganti - Tamat

    Seina menatap pria yang sedang duduk sambil menikmati kopi di depannya. Sudah satu minggu lebih ia tak mendapat kabar dari Arya. Namun, sekalinya ia mendapat kabar dari sepupunya yang melihat Arya sedang bersama seorang wanita. "Brengsek ...!" gumam Seina sembari mengepalkan tangannya. Dengan langkah yang cepat Seina mendekati Arya. "Oh jadi gini kelakuan kamu di belakang aku. Wah ... jadi ini yang katanya sahabat, tapi selingkuh!" "Seina." Arya berusaha memegang tangan Seina, tapi dengan cepat Seina menepis tangan Arya. "Jangan sentuh aku. Ternyata selama ini kamu bohongin aku, tega kamu ya. Kalau kamu memang udah bosan sama hubungan kita, ngomong aja jangan seperti ini." Arya memegang erat tangan Seina mencoba menahannya, sedangkan Laras yang tak lain sahabat Arya sekaligus duri di hubungan mereka pun berjalan mendekati Arya. "Cukup Arya!" Laras menahan tangan Arya lalu menatap Seina dengan tajam. "Aku sedang hamil anak Arya." "Laras ...!" Bagai dihantam batu yang begitu bes

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   32. Pengakuan Cinta

    Hanya tinggal menghitung hari saja, Seina akan resmi berstatus menikah. Biasanya para pengantin sudah mulai mempersiapkan pernikahan mereka, tapi tidak dengan Seina. Ia begitu santai sampai banyak yang menduga jika pernikahan mereka batal meski undangan sudah disebar. “Ayo, pulang. Kau itu harus dipingit, supaya pas nikahan nanti terlihat pangling,” ucap sera terus membujuk Seina untuk pulang ke rumah orang tuanya. Seina tak bergeming, ia menikmati sarapannya dengan tenang. Sera yang melihat Seina bersikap acuh pun menyimpan sendoknya di atas piring lalu memegang dahi Seina. “Kenapa?” tanya Seina melihat sepupunya itu menyamakan suhu tubuhnya. Sera hanya bergumam lalu menyendok makanan ke mulutnya. “Ternyata suhu tubuhmu masih normal, aku pikir kamu sedang memikirkan Darel.” Seina berdecak. “Apa hubungannya!” kesal Seina yang sudah mulai terpancing emosi. Tak bisa di pungkiri sejak pertemuan semalam, wajah Darel terus berputar di pikiran Seina membuatnya ragu untuk menikah. Entah

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   31. Bimbang

    Mengingat apa yang dilakukan Darel semalam cukup membuat Seina takut bertemu dengannya. Bukan karena hal itu saja, ia juga merasa harus menjauh dari Darel karena sebentar lagi akan menikah dengan Arya. "Apa dia sudah berangkat kerja?" gumam Seina selihat dari lubang intip yang menempel di pintunya. Perlahan Nidya membuka pintu apartemennya sembari membawa sampah. Ia pun menutup pintu sepelan mungkin agar Darel tidak mendengar suaranya. Dengan cepat ia melangkah ke lift berharap segera turun ke lantai dasar. Seina bernapas lega karena ia tidak bertemu dengan Darel. Saat lift berhenti di lantai dasar Seina bersiap untuk keluar, tapi saat pintu terbuka ia diam meatung karena tepat di depannya ada pria yang ia hindari sedang berdiri di depannya. 'Darel,' batinnya. Keduanya kompak mengalihkan pandangan mereka lalu melangkah keluar dan masuk ke dalam lift secara bersamaan. Hati Seina berdesir ketika berpasan dengan Darel, ia terus berjalan mencoba mengabaikan Darel dan perasaannya. "

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   30. Gara-gara Mabuk

    Sesaat keduanya saling berpandangan sebelum akhirnya dering ponsel menyadarkan keduanya. Darel menggeser"Halo, Mah. Ada apa?""Kamu yakin mau membatalkan pertunangan kamu dengan Diana?" tanya Mira yang tak lain Ibu Darel. Darel menoleh ke arah Seina yang masih ia genggam tangannya dengan erat. "Mah, diantara kita tidak ada kecocokan. Lagian aku hidup di zaman modern, aku tidak mau mengikuti perjodohan.""Iya tapi, ini semua janji antara Papah dan Ayahnya Diana." Mira masih ngotot agar Darel mau menikahi"Yang membatalkan pertunangan ini dari pihak Diana, bukan aku mah berarti yang memiliki masalah dengan kita itu mereka bukan aku."Darel mematikan panggilannya sepihak, ia menyandarkan punggungnya diatas sofa. Seina menepis tangan darel. Ia tak ingin bertanya, tetapi mulutnya gatal ingin mengeluarkan kata-kata yang sinkron dengan otaknya."Apa pertunangan kamu dengan Diana batal?" tanya Seina dengan hati-hati."Iya, pertunangan kami batal," jawab Darel."Apa kamu tidak mau mempertahan

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   29. Perselingkuhan

    "Tenang semuanya tenang," teriak Arya mencoba menenangkan. Namun bukannya tenang, penyusup tersebut malah melakukan hal-hal yang merugikan mahasiswa. "Den perintahkan semua mahasiswa kita untuk mundur, ada penyusup di antara kita." "Oke," ucap Deni. Tangan Arya masih tertaut dengan tangan Seina. Seina mencoba melepaskan tangannya dari pria itu, tetapi Arya malah merekatkan pegangannya membawa Seina pergi dari sana. "Kamu enggak apa-apa Seina?" Seina terdiam ketika melihat seorang pria yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, tetapi dia tau namanya. "Kamu mengenalku, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Seina. "Apa kamu lupa denganku?" ucap Arya. "Ah, aku pria yang membayar buku yang kamu beli di mini market tak jauh dari SMA Harapan." "Ka-kamu ... Arya." Arya tersenyum bahagia karena Seina ternyata masih ingat dengannya. Pribahasa dunia tak selebar daun kelor, ternyata sangat cocok dengan kehidupan Senia, Darel dan Arya. Sebelumnya mereka pernah dipertemukan dan terlibat

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   28. Mengang Masa Lalu

    Arya mengetuk pintu kamar Seina, ia mencoba untuk merayunya agar dia membukakan pintu untuknya."Sayang, kita harus bicara. Aku jauh-jauh datang ke sini cuma mau nyelesain masalah kita. Please sayang ... aku enggak mau hubungan kita semakin kacau."Seina yang berada di balik pintu hanya diam, ia juga tak mengerti dengan perasaannya yang benar-benar kacau. Di satu sisi dia ingin menikah dengan Arya, di sisi lain ia mulai mencintai Darel. Egois memang, tapi semuanya terjadi begitu saja. Rasa yang dulu telah hilang, kini hadir kembali dengan versi yang berbeda."Sayang ...!"Seina membuka pintu kamarnya, ia berjalan melewati Arya, lalu duduk di sofa. Arya mengikuti langkah Seina, duduk di sampingnya."Kita harus bicara dengan kedua orang tua kita tentang pengunduran acara pernikahan kita. Apa kamu yakin dengan keputusanmu?""Aku sangat yakin, melihat tingkahmu dibelakangku dengan Laras, membuatku hampir membatalkan pernikahan ini. Aku enggak mau terus menerus cemburu, bukan aku yang haru

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status