Upacara pemakaman Kasandra cukup menguras air mata. Dendi dan Devano turut serta menyambut jenazah Kasandra dan membaringkannya di liang lahat. Ucapan doa tak putusnya mereka penjatkan kepada Tuhan yang maha esa agar Kasandra mendapat ampunan atas segala kesalahan yang telah ia perbuat selama hidup di dunia.
Setelah tanah di timbun, mereka duduk mengitari gundukan tanah yang masih basah. Devano mengusap papan nisan Kasandra dengan hati nelangsa.“Selamat jalan istriku, semoga arwahmu tenang di sana.” ucap Devano lirih.Sebelum meninggalkan pusara Kasandra mereka semua memanjatkan doa bersama yang di pimpin oleh Rio.*Tiga bulan berikutnya Devano menikah dengan dengan Dr. Silva yang pesta pernikahannya di samakan dengan Andini dan Rio. Mereka hanya menggelar pesta sederhana namun cukup hikmat dan penuh bahagia.Devano dan Dr. Silva menempati sebuah kamar di rumah Mirna. Hal itu adalah permintaan Mirna dan Sofina agar mereka bisa mengasuh DeaDunia tak selebar daun kelor ! Tapi ternyata pepatah itu tidak berlaku bagi Kasandra dan Devano suaminya. Di usia pernikahan mereka yang sangat dini, mereka kedatangan tamu seorang lelaki bernama Dendi. Dendi adalah mantan kekasih Kasandra dan sahabat dekat Devano saat masih kuliah. Oh my God, tapi itulah kenyataan. Dan yang lebih parah lagi ternyata kedatangan Dendi adalah untuk meminta pekerjaan kepeda sahabatnya Devano. Devano memberikan sebuah jabatan penting kepada Dendi diperusahaanya. Selain itu Devano juga menawarkan Dendi untuk tinggal dirumahnya, karena Dendi yang baru saja dari kota Medan belum memiliki tempat tinggal di Jakarta. Sedangkan Devano hanya tinggal berdua saja dirumahnya yang cukup besar. Dendi telah berusaha menolak tapi Devano sedikit memaksanya. Kasandra keberatan dengan ke
Kasandra menggeliatkan tubuhnya. Rasa penat menggayuti seluruh tubuhnya. Disampingnya tertidur pulas seorang laki-laki tampan. Ia nampaknya masih terbuai mimpi dalam tidurnya. Kasandra membuka selimut tebal yang menutupi tubuhnya. “Astagaa..” Kasandra tersadar kalau tidak sehelai benangpun pakaianpun melekat ditubuhnya. Perlahan angannya menyelinap pada kejadian semalam dimana ia dan Devano telah menikmati malam pertama yang indah. Kasandra merasakan perih dan nyeri diareal kewanitaannya. “Oooh, aku sudah menjadi seorang istri sekarang.” Gumamnya bahagia. “Devano telah menjadi suamiku.” Sambungnya membathin sambil memandangi wajah Devano yang tampak tengah menggeliat. “Uuuh, jam berapa sayang..” sapa Devano sambil me
“Sayaang..!!” Devano setengah berteriak memanggil istrinya. Ia mencari-cari dimana Kasandra berada. Setelah memeriksa taman dan ruang dapur akhirnya Devano masuk kekamarnya. Ia menemukan istrinya yang tengah berbaring santai sambil menonton acara televisi.“Sayaaaang..!!” Devano kembali menyapa lembut istrinya.Kasandra merentangkan kedua tangan menyambut kedatangan suaminya. Dengan mesra ia rengkuh kepala Devano kepelukannya.“Maaf, tadi aku mengabaikanmu !” Ujar Devano merasa bersalah.“Tidak apa-apa sayaang.” Jawab Kasandra dengan perasaan galau.Devano menceritakan tentang Dendi kepada kasandra. Kasandra mendengarkan dengan dan mulai mengerti alasan kedekatan Devano dan Dendi.“Kamu menyuruh Dendi tinggal disini..?” Tanya Kasandra
“Ya Tuhaaan...!!! ““Mengapa kantor ini seperti kurang bercahaya.;.?!” Seorang wanita setengah baya nampak mengomel memasuki kantor Devano. Ia adalah Mami Devano yang bernama Mirna. Sejak Devano memutuskan untuk menikahi Kasandra Mirna memang sering uring-uringan. Ia kurang menyetujui pilihan putra semata wayangnya itu. Mirna ingin Devano menikahi gadis dari golongan pengusaha dan setaraf dengan kasta keluarganya. Tapi cinta Devano pada Kasandra membuat Mirna dan suami tidak dapat membantah keinginan putranya tersebut.“Mami..!!” Sapa Kasandra memberi hormat pada Ibu mertuanya.“Eh kamu...?!” Jawab mirna tampak tak acuh.“Kamu lihat dilobby nampak begitu suram dan menyeramkan...? ““Seharusnya kamu punya inisiatif agar kantor ini lebih terlihat hidup dan segar !” Mirna ngomel mencari-cari kesalahan Kasandra.“Iya Mi, nanti Sandra suruh Pak Agus memberi bebera
Malam ini begitu sunyi bagi Kasandra. Baru dua minggu berumah tangga suaminya harus pergi meninggalkan dirinya untuk mengurus pekerjaan. Rasa rindu menggayuti hati pengantin baru itu. Ciuman den pelukan Devano masih terasa begitu indah dalam angannya.Untuk menghilangkan kejenuhan Kasandra bermaksud membuat segelas juice. Untuk itu ia segera melangkah menuju dapur dan langsung mencari buah-buahan didalam lemari es. Dengan segelas juice ditangan, Kasandra berjalan menuju taman. Ia ingin bersantai disana untuk menghilangkan suntuk pikiran.Beberapa langkah dari taman itu Kasandra melihat Dendi sudah terlebih dahulu menghuni satu-satunya bangku panjang disana. Kasandra bermaksud mengurungkan niat dan membalikkan badan menuju arah lain.“San..!!” Terdengar suara Dendi memanggilnya. Kasandra menoleh kebelakang dan melihat Dendi menatapnya dari bangku itu.“Kamu pasti jenuh. Kesinilah kita ngobrol.” Panggil Dendi mengundang K
Sebuah panggilan video berdering diponsel Kasandra. Kasandra segera menyeka air matanya begitu melihat siapa yang menelponnya.“Oooh, Devano..!!” Gumammnya sambil berusaha merapikan rambutnya yang nampak acak-acakkan.“Hallo..!!” Jawab Kasandra“Hai Sayang..!! istriku tercinta..!” Sahut Devano dengan nada riang. Kasandra berusaha tersenyum agar Devano tidak curiga padanya.“Hai mengapa matamu bengkak sayang ?”“Kamu sedang menangis..?” Devano bertanya bertubi-tubi begitu melihat wajah murung istrinya.“Aaah.. enggak sayaang ! Aku tidak menangis..” Sanggah Kasandra mencoba terus berbohong.Ia memaksakan sebuah senyuman untuk Devano suaminya.“Pasti kamu kangen sama aku.”“Aku bersalah karena harus meninggalkanmu.” Ujar Devano nampak memaki dirinya.“Tidak Dev. Jangan berpikiran begitu.”“Aku tida
Devano telah tiba dari Surabaya. Langkah kakinya nampak tergesa-gesa memasuki pintu utama kantornya yang luas dan megah. Rasa rindu pada istrinya yang terasa menggebu membuat langkah Devano semakin cepat menuju ruangan Kasandra. Sesampai didepan ruangan Kasandra Devano langsung membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu. “Hallo sayaaang..!!” Sapanya begitu membuka pintu dan melihat Kasandra yang tengah sibuk dengan laptop diatas meja kerjanya. Kasandra tersenyum senang melihat kedatangan suaminya. Rasa rindu membuatnya lupa pada kekecewaan yang sempat ia rasakan pagi tadi. Kasandra segera bangkit dari tempat duduknya dan setengah berlari menghambur kepelukan Devano. “Aku rindu padamu sayaang..” Desahnya manja dipelukan Devano. Devano tersenyum bahagia dan menciumi pipi Kasandra. “Maafkan aku karena meninggalkanmu diawal pernikahan kita.” Ujar Devano sambil membelai rambut istrinya dengan mesra. “Malam
“Sampai sekarang aku masih bisa menolak keinginan Mami.” Kalimat yang diucapkan Devano masih terngiang ditelinga Dendi. “Sampai sekarang.” “Itu artinya tidak ada jaminan bahwa Dev akan mampu memperatahankan Sandra selamanya.” Desah Dendi dalam hati. “Oh kasihan sekali hidupmu Sandra.” Ratap Dendi pilu sambil memperhatikan Kasandra yang tengah sibuk berbincang dengan seorang bawahannya. Ia nampak sangat bersemangat dan ceria. Sungguh Dendi tidak tega membayangkan kalau suatu saat dirinya menyaksikan Kasandra terluka. Dendi menghembuskan asap rokoknya keudara. Gumpalan asam putih terbang perlahan mengurai bermacam rasa yang berkecamuk dipikiran Dendi. Tiba-tiba dari arah lain Dendi melihat Devano sedang berjalan bersama Mirna dan seorang wanita muda. Mirna berjalan dengan angkuh dan nampak berbicara tegas pada putranya. Tak lama kemudian mereka bertiga memasuki sebuah mobil mewah dan berlalu mening