Главная / Romansa / Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya / Tak sengaja bertemu seseorang dari masa lalu.

Share

Tak sengaja bertemu seseorang dari masa lalu.

Aвтор: iva dinata
last update Последнее обновление: 2023-10-27 01:09:27

Kak Sakha, seseorang yang memilik tempat tersendiri di album putih Abu-Abuku.

Kenapa dunia tiba-tiba begitu sempit? Sudah lebih dari sepuluh tahun kami tidak bertemu. Shaka Shaifulloh, dulu dia sekolah dia termasuk cowok pintar tapi agak bandel.

Dia bukan salah satu dari cowok-cowok populer yang aktif di OSiS, yang jadi rebutan siswi-siswi di sekolah. Juga bukan preman sekolah yang suka bikin onar.

Dia Shaka cowok berwajah manis dengan kulit sawo mateng khas pribumi. Sikapnya yang cuek dan sedikit angkuh membuatnya juga salah satu cowok incaran di sekolah dulu.

"Apa kabar? Masih ingat kan sama aku?" ujarnya dengan senyum yang MasyaAllah...... masih tetap memikat seperti dulu.

Astaghfirullah....... Ya Alloh ampuni aku. Aku menggelengkan kepalaku kuat, kutepuk keningku beberapa kali untuk menghilangkan pikiran kotor yang sempat mampir di otakku.

"Bunda kenapa?" Azqiara memegang ujung kemeja yang aku pakai.

"A..... Bunda gak papa kok. Cuma emm...... bunda baru ingat cuciannya tadi belum dijemur." Aku sedikit gelagapan mencari alasan dari sikapku yang absurd.

Tak sengaja sempat kulihat Kak Sakha tersenyum tipis. Sepertinya pria itu menertawakan aku yang salah tingkah.

"Kamu masih sama seperti dulu, gak pernah berubah." Laki-laki itu kembali berbicara.

"Emangnya aku power rangers, bisa berubah?" Aku sedikit kesal dan malu namun tetap mengurai senyum tipis untuk menyamarkan rasa malu yang mulai mempengaruhi ekspresi wajahku.

"Ha ha ha....." Kak Shaka tergelak, "Kamu masih tetap sama seperti dulu, lucu."

Ih.... lucu apanya coba?

"Masa sih?" Aku ikut tertawa garing. "

Kak Shaka kok di sini? Nganterin anaknya sekolah?" Pria itu malah tersenyum lebih lebar sampai memperlihatkan gigi-gigi yang putih.

Sudah lama tidak bertemu, kenapa sikapnya jadi aneh?

"Kamu gak lihat kemeja yang aku pakai?" tanyanya dengan menunjukkan baju batik yang melekat ditubuhnya.

Astaghfirullah..... Itu kan sama dengan seragam beberapa guru yang katanya jadi juri untuk Olimpiade yang diikuti Azqiara.

"Kak Shaka, guru?"

"Iya," jawabnya sambil tersenyum.

"Wah... gak nyangka Kak Shaka bisa jadi seorang guru, hebat." Ku acungkan dua jempol untuk pria yang berdiri di depanku itu.

"Terima kasih atas pujiannya."

Aku mengerutkan keningku saat pria ini mengarahkan tatapannya ke kanan, kiri dan belakangku.

"Kamu sendirian?" tanyanya ragu-ragu.

"Nggak, sama Azqiara." Aku menunjuk pada putriku yang langsung mengurai senyum pepsodent dengan dua jari membentuk huruf V. "Kakak gak lagi butuh kaca mata kan?"

"Maksudnya kamu ngantar Azqiara sendirian? Ayahnya Azqiara nggak ikut?" tanyanya setelah lagi-lagi mengurai senyum lebar.

Mendadak lidahku kelu, rasanya nyesek mengingat suamiku lebih memilih sibuk dengan janda muda itu ketimbang mengantarkan anaknya mengikuti olimpiade matematika.

Padahal sudah dua minggu yang lalu aku mengingatkannya tapi pada akhirnya dia lupa juga.

"Kerja, dia lagi kerja. Tadi mau ngantar tapi ada kerjaan yang gak bisa ditinggal." Aku memaksa untuk tersenyum meski rasanya kaku sekali bibirku ini.

"Oh....." Kak Sakha kembali tersenyum, namun kali ini seperti ada binar bahagia dimatanya. Pria itu mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mengulum senyum.

Kenapa jadi suka senyum? Perasaan dulu dia bukan orang yang suka tebar pesona memamerkan senyum di depan cewe-cewek. Kini mengapa dia malah senyum-senyum didepan istri orang.

Kami pun berbincang sebentar mengenang masa putih abu-abu dulu. Sampai datang seorang guru wanita yang berseragam sama dengan yang dipakai Kak Shaka.

"Pak Shaka, sudah ditunggu di dalam. Hasilnya sudah bisa diumumkan." Beritahu wanita ber-nametag Silvi Ariana.

"Iya, Terima kasih informasinya." Jawab Kak Shaka dengan nada tegas.

"Ayo," Kak Shaka menatapku.

"Apa?" Kok aku jadi bingung.

"Kamu gak mau ikut dengar pengumuman pemenangnya?"

"Ohh.... Kak Shaka duluan saja. Aku bareng ibu-ibu wali murid saja." Aku menunjuk pada dua orang ibu-ibu yang duduk tak jauh dariku.

Aku sengaja menolak karena merasa sedikit risih dengan tatapan ibu guru Silvi yang terlihat seperti tak suka kepadaku.

"Tahu tempatnya kan?" Kak Shaka memastikan.

"Dia Aula sebelah sana kan? Tadi sudah diberitahu sama gurunya Azqiara."

"Ok," putusnya lalu menggandeng tangan putriku.

"Aku masuk dulu yang Bunda....."

Sekitar sepuluh menit terdengar pengumuman, orang tua dan para guru yang mengantar siswanya dipersilahkan memasuki gedung Aula untuk pengumuman pemenang.

Olimpiade kali ini cukup banyak pesertanya, dari mulai tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat SMP. Ternyata bukan hanya matematika melainkan IPA dan Bahasa Inggris.

Rasanya seperti mendapatkan durian runtuh saat mendengar nama putriku di sebut sebagai pemenang di Olimpiade matematika tingkat sekolah dasar.

Alhamdulillah....... puji syukur terus ku gaungkan dalam hatiku. Terima kasih ya Alloh......

Segera kuarahkan kamera ponselku ke atas panggung untuk merekam momen ketika Azqiara menerima piagam dan Piala penghargaan.

Sangking bahagianya aku tanpa berpikir panjang langsung mengirim foto dan video Azqiara ke nomor WA Mas Aska. Dia harus melihat betapa membanggakannya putri kami.

Satu menit, dua menit sampai acara selesai belum juga ada balasan dari Mas Aska padahal pesanku sudah centang biru.

Begitu sibuk kah dia? Ya sudahlah yang penting aku sudah memberi tahunya.

"Ma, telpon Ayah, aku mau nunjukin pialaku." Pinta Azqiara untuk yang ketiga kalinya saat kami singgah di restoran cepat saji untuk merayakan kemenangannya.

"Kayaknya Ayah sibuk, sayang..."

"Sebentar aja Bun...."

Tak tega menolak, akhirnya turutin juga permintaan untuk Videocall dengan Mas Aska. Namun panggilan tidak dijawab sampai aku mengulangi dua kali panggilan akhirnya diterima.

Namun betapa terkejutnya aku juga Azqiara saat dilayar ponsel nampak wajah seorang wanita dengan latar belakang sebuah restoran dan di sampingnya duduk seorang anak laki-laki.

"Halo..... Maaf Mas Azkanya masih di kamar mandi," sapa wanita itu tanpa sedikitpun rasa bersalah.

Degh..... Tenggorokanku rasanya tercekat, ada sesuatu seperti duri yang terasa mengganjal. Dadaku sontak berdenyut nyeri saat kulihat raut kecewa di wajah putriku.

🌸🌸🌸

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   Extra part.

    [Kha, Nafisah mengalami kontraksi. Sepertinya akan melahirkan. Sekarang kami dalam perjalanan menuju ke rumah sakit Harapan Bunda. Kamu cepatlah menyusul.]Pesan dari Sezha yang seketika membuat Shaka panik. Dengan tangan gemetaran dia membereskan buku-bukunya. "Karena saya ada keperluan, tolong kalian kerjakan tugas harian halaman selanjutnya."Segera dia berlari keluar kelas setelah mengucapkan salam. Ruang guru yang ditujunya. Meminta tolong pada piket untuk menggantikan dirinya tiga jam ke depan. "Ada apa?" Geri yang baru masuk ruang guru langsung mengerutkan keningnya. Ada yang tak biasa dengan rekan kerjanya yang satu ini. "Istriku akan melahirkan," jawab Shaka tanpa menoleh ke lawan bicaranya. Yang nnya sibuk memasukkan barang-barangnya ke dalam ransel miliknya. "Katanya masih seminggu lagi, kok jadi sekarang. Dokter gak kompeten," gerutu Shaka sambil bergumam. Geri yang berdiri tak jauh darinya hanya mengulas senyum tipis, seolah melihat dirinya sendiri setahun yang lalu.

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   🌸🌸🌸

    Kabar bahagia tidak hanya datang dari keluarga kecil Shaka dan Nafisah. Dari luar pulau pun terdengar kabar yang tak kalah menggembirakan. Kabar dari dua sejoli yang terikat karena keterpaksaan. Arsya dan Kirana sudah mendaftarkan pernikahan mereka ke KUA setempat. Ternyata dalam hitungan bulan cinta itu akhirnya tumbuh di hati keduanya. Pernikahan yang terjadi karena keterpaksaan itu pun kini sudah sah di mata hukum dan agama. "Kehamilan Nafisah benar-benar membawa banyak keberkahan. Banyak berita bahagia setelah hadirnya calon anakmu itu, Kha." komentar Zamar sesat setelah Shaka memberitahu tentang keadaan perkebunan yang semakin baik juga tentang hubungan Arsya dengan Kirana. "Alhamdulillah, Mas benar. Banyak hal baik setelah kehadirannya. Aku benar-benar bersyukur atas anugrah yang Alloh berikan." Shaka pun tak henti-hentinya mengucap syukur atas anugrah yang tidak pernah ia sangka akan diberikan dalam waktu secepat ini. Saat menikahi Nafisah, pria itu tak pernah berani walau

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   🌸🌸🌸

    "Kayaknya kamu hamil deh, Naf." Seorang wanita cantik dengan hijab hijau toska berjalan masuk dengan seorang anak kecil di sebelahnya. "Mbak Sezha." Nafisah sedikit kaget melihat kakak iparnya yang tiba-tiba muncul. "Pintu gerbangnya gak dikunci. Nutupnya juga gak bener, jadi kami bisa langsung masuk." Sezha langsung menjelaskan tanpa ditanya. "Tapi aku sudah menguncinya kok," sahut Aydan dengan menepuk dadanya. "Terima kasih Aydan." Shaka mengacungkan dua jempolnya. "Sepertinya istri kamu itu hamil, Ka." Ujar Sezha mengulangi ucapannya tadi. "Beneran, Mbak" tanya Shaka dengan mata berbinar. "Dilihat dari tanda-tandanya sih gitu." Wanita berkulit putih bersih itu meletakkan tasnya diatas meja. Setelahnya memanggil Qiara yang sejak tadi memegangi tangan Bundanya. "Main sama Kak Aydan, ya. Bunda gak papa, sayang...." bujuk Sezha pada gadis kecil yang menampilkan raut wajah sedih. "Tadi Bunda muntah-muntah," jawab Qiara. Mata gadis kecil itu sudah mengembun. Nafisah mengurai s

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   🌸🌸🌸

    "Hidup tak selamanya tentang kebahagiaan. Namun terkadang hidup itu tentang menghadapi masalah dengan senyuman dan semangat. Hidup tidak akan lebih baik tanpa masalah tapi akan lebih bijak setelah mengalami banyak ujian."Hari terus bergulir tanpa terasa sudah lima bulan berlalu setelah kembali Shaka dan Nafisah ke Jakarta. Hari-hari mereka lalui selayaknya pasangan pada umumnya. Kadang bermesraan tak jarnah juga berdebat yang diakhiri dengan pengakuan salah dari Shaka. Seminggu sekali Aska akan menjemput Qiara untuk menginap di apartemen laki-laki itu dan satu bulan sekali berkunjung ke rumah kakek dan neneknya yang ada di luar kota. Namun tentu saja mengikuti jadwal kegiatan Qiara yang semakin besar semakin padat dengan Olimpiade dan eskul sekolahnya. "Ya Alloh.... Kak Shaka, kan sudah dibilangin kalah habis mandi handuknya jangan ditaruh di kasur. Tuh.... ada jemuran kecil di balkon," omel Nafisah begitu masuk kamar. Wanita itu baru saja dari kamar putrinya, memastikan gadis kec

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   🌸🌸🌸🌸

    Sudah di putuskan, Shaka dan Nafisah akan kembali ke Jakarta segera setelah kepulangan Arsya bersama Kirana. Tak mau menunggu lama satu haribsetalah kepulangan Arsya, suami Nafisah itu pun segera pamit. Sebelum pergi Shaka menyerahkan segala urusan perkebunan kembali pada Arsya. Tak lupa Shaka juga menceritakan tentang tawaran keluarga Gracia yang bersedia menanggung segala kerugian atas perbuatan Gracia dan Hartama yang sengaja berniat merusak citra baik hasil perkebunan milik mereka. "Aku sudah melaporkannya dan wanita itu sudah beberapa kali dipanggil ke kantor polisi namun masih sebagai saksi. Untuk kelanjutannya terserah kamu," ujar Shaka di malam sebelum keberangkatannya. "Silahkan, kamu putuskan sendiri apa yang menurutmu baik untuk perkebunan ini. Mulai hari perkebunan ini sepenuhnya tanggung jawabmu dan aku tidak akan ikut campur lagi. Tapi, jika boleh aku memberi saran, jangan pernah membukakan pintu untuk kucing yang pernah mencuri ikan di rumahmu." Tak bisa di pungkiri

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   🌸🌸🌸

    Kak Shaka berdiri membelakangi pintu dengan tatapan mengarah keluar jendela. Pelan aku mendekatinya. Kulihat rahangnya mengeras dengan otot-otot leher menonjol, ekspresi marah yang jarang sekali kulihat. "Mereka sudah pergi," beritahuku namun sampai beberapa menit tak mendapat respon darinya. Mungkin Kak Shaka merasa kesal padaku. Kurasa dia merasa aku membela Gracia. "Gracia meminta maaf. Dia menyesal sudah membuat kekacauan dan merugikan banyak pihak. Katanya dia akan menggangu rugi semuanya." Kusampaikan pesan dari Gracia. Sempat tak percaya namun itulah kebenarannya. Wanita sombong itu benar-benar meminta maaf. Entah tikus atau tidak, yang pasti dia tidak mau keluarga besarnya ikut menanggung hasil perbuatannya. Aku beralih ke sofa tak jauh dari jendela. Dari posisiku saat ini terlihat jelas ekspresi wajah Kak Shaka. Wajahnya memerah dengan dada naik turun. "Semua yang terjadi tentu tak bisa dikembalikan seperti sedia kala. Tapi dengan marah dan menyimpan dendam juga tak bisa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status