Home / Fantasi / Manusia Super Mencari Cinta Sejati / Bagian 6 — Masa Lalu Kelam

Share

Bagian 6 — Masa Lalu Kelam

last update Last Updated: 2023-08-21 19:38:41

Leon yang panik terdiam, setelah menyadari Kiana hanya tiba-tiba tertidur pulas ketika itu. Kemampuannya saat meng-heal Leon membuatnya kelelahan, meskipun mereka sudah saling bertukar energi sebelumnya. Tubuh Kiana masih belum terbiasa dengan kemampuannya yang sudah lama tidak ia gunakan sama sekali.

Leon memutuskan membawa Kiana pulang dengan menggendong Kiana di pundaknya, berjalan menyusuri hutan.

.

.

.

"Huwaaaa!"

Seorang gadis kecil menangis ketakutan, di tengah kobaran api besar dan di sekelilingnya tergeletak mayat-mayat orang yang sudah bersimbah darah. Di sana ada beberapa kerabat yang sudah tidak bisa tertolong.

"Hiks! Hiks!"

Gadis kecil itu menangis sesegukan ketakutan dengan tubuh bergetar. Di tengah kobaran api itu seorang pria dewasa berjalan tanpa ragu sedikit pun, api tidak mempengaruhi dirinya.

Matanya berkilat merah, dengan aura-aura berhamburan yang bisa menghancurkan benda-benda di sekelilingnya, membuatnya terlindung dari kobaran api. Sang gadis kecil hanya bisa ketakutan, dengan sisa keberaniannya ia berlari menjauh.

Siapa saja, tolong aku. Kumohon. Ucapnya dalam hati, karena suaranya sudah bisa keluar lagi.

Ia berlari tertatih-tatih dengan tidak beralaskan kaki saking ketakutannya, tidak perduli kakinya terluka akibat bara api yang ia injak. Belum lagi, ada banyak korban yang berserakan di kiri dan kanannya—ia melawan rasa ketakutannya.

BRUK!

Gadis kecil itu terjatuh karena tersandung oleh kayu di depannya. Tiba-tiba saja pria bertubuh kekar dengan mata berkilat marah, telah berdiri di hadapannya.

"Akh!" rintihnya ketika lehernya tiba-tiba dicekik oleh seorang manusia super yang kehilangan kendali atas dirinya karena terlalu banyak menggunakan kemampuannya dan lambat mendapatkan bantuan dari healer.

Aku belum ingin mati. Ayah, Ibu, aku takut. Pikirnya dengan tubuh bergetar di tengah cekikan pria itu.

DOR!

DOR!

Suara tembakan dari seorang manusia super asing yang juga tiba-tiba muncul dari balik api, kepala manusia super yang tengah mengamuk, langsung tertembus oleh peluru kuat yang bisa menembus pelindung miliknya.

Cengkraman pada leher sang gadis kecil pun terlepas, seketika sang manusia super langsung terbunuh dengan dua tembakan.

"Uhuk! Uhuk!" gadis itu mengambil nafas kasar, karena cengkraman kuat di lehernya dan juga akibat kepulan asap yang mengganggu jalan nafas di paru-parunya.

Sesaat sebelum ia tidak sadarkan diri, gadis itu melihat bayang-bayang dari pria muda yang mungkin hanya sedikit lebih tua darinya.

"Terima kasih." Gumam gadis kecil berakhir dengan tidak sadarkan diri akhirnya. Perlahan pandangan gadis kecil itu menggelap dan ia tidak sadarkan diri.

Meskipun tahu ia ditolong oleh seorang manusia super muda, tetapi pembunuhan yang berada tepat di depan matanya. Membuatnya menjadi sangat trauma untuk beberapa waktu, ia bahkan sampai memerlukan perawatan khusus untuk membuatnya tetap tenang ketika berhadapan dengan manusia super.

Ketika melihat manusia super, gadis muda itu berakhir dengan berteriak ketakutan dan menangis. Kejadian pembunuhan berdarah, merusak mentalnya yang saat itu masih terlalu dini. Belum lagi ada kerabatnya yang mati dalam kejadian itu. Nenek dan kakeknya. Ia berhasil melarikan diri juga berkat pelukan perlindungan dari kakek dan neneknya.

Akhirnya demi kebaikan anak perempuan mereka, orang tua gadis tersebut membawanya pindah ke sebuah desa yang penduduknya memilih menjadi orang normal dan menjalani hidup dengan baik jauh dari pertarungan, desa yang jauh dari kekacauan Dungeon dan tidak ada manusia super yang tinggal di tempat itu. Bukan karena penduduknya yang membenci manusia super, namun tidak ada gunanya jika manusia super tinggal di desa itu. Mereka tidak akan bisa mengasah kemampuannya jika tinggal di sana.

Itu adalah cerita masa lalu Kiana di masa mudanya. Tepat ia berumur 7 tahun.

10 tahun kemudian saat ia beranjak dewasa Kiana yang tahu jika dirinya adalah seorang healer mencoba bekerja di sebuah serikat petualang dan menjadi healer di serikat tersebut.

Perlahan Kiana mulai bisa berbaur kembali dengan para manusia, meskipun dirinya tidak bisa tertarik pada mereka karena masih terbayang-bayang dengan masa lalunya yang menakutkan.

Setelah bekerja selama 6 bulan di sana, Kiana memilih untuk berhenti dan kembali ke desa. Kiana yang hanya seorang healer kelas C merasa tidak cocok dengan pekerjaan menjadi healer karena menurutnya itu terlalu menguras tenaganya, apalagi terkadang ia harus meng-heal manusia super yang berada di level yang lebih tinggi dari levelnya karena ketidak-cocokan presentasi manusia super dan healer membuat energi bertentangan dan perbedaan level yang jauh membuat tidak nyaman proses pemulihan.

Hal itu, membuat Kiana kelelahan mental dan tubuh, akibat dari kekuatan gelap yang terkumpul di tubuh manusia super yang terlalu banyak menggunakan kekuatannya, energi gelap yang banyak berkumpul itu akan membuat manusia super mengamuk jika tidak cepat dipulihkan. Bukan hanya Kiana yang merasa tidak nyaman karena ketidak-cocokkan, manusia super juga akan mengalami hal yang sama dengan healer.

Mulai saat ini, aku tidak akan menjadi healer lagi, setidaknya aku bisa menghilangkan traumaku, dan bisa menghargai pahlawan yang sudah menolongku waktu itu, karena dirinya aku berusaha untuk tidak membenci manusia super dengan sungguh-sungguh. Walaupun pada akhirnya, aku tetap tidak bisa sepenuhnya suka dengan mereka juga. Tetapi, aku akan tetap menghargai perjuangan mereka yang menjaga kedamaian dunia ini. Mereka adalah pelindung dari dunia yang telah kacau ini.

Hari itu Kiana, meninggalkan serikat petualang dan kembali ke desa di mana ia bisa menjadi orang biasa di sana. Menjalani kehidupan normalnya sebagai orang biasa.

.

.

.

Perlahan Kiana membuka matanya. "Kau baik-baik saja?" seorang pria duduk di sampingnya di pinggir sebuah sungai. Pria itu keheranan karena melihat Kiana menangis dalam tidurnya.

"Aku di mana?" tanya memijat dahinya, baru saja ia bermimpi tentang masa lalu yang sangat ia ingin lupakan. Aku menangis. Kiana mengusap matanya yang mengeluarkan air mata.

"Kau mengigau tadi, lalu menangis." Ujar Leon. "Apa kau bermimpi sesuatu?" Leon tampak khawatir.

"Ya, seperti itulah."

"Kau baik-baik saja, kan?" Leon khawatir karena tangisan Kiana dalam tidurnya.

"Aku tidak apa-apa, aku hanya kelelahan saja karena tidak terbiasa menggunakan kemampuanku, dan aku teringat akan sesuatu. Tapi, tak apa." Jelas Kiana. "Oh iya, kenapa kita tidak balik saja ke rumah?" tanya Kiana langsung mengatakan hal lainnya, tidak ingin membahas tentang mimpi buruk masa lalunya.

"Itu ... aku tidak tahu jalan pulang." Leon mencoret-coret tanah dengan ranting pohon sambil berjongkok, tidak berani menatap Kiana merasa bersalah, Leon merasa tidak berguna sekarang. Ia juga hanya mengikuti arahan Kiana yang bilang padanya untuk mencari sungai membersihkan diri.

Kiana menepuk jidatnya. "Astaga." Kemudian Kiana melihat sekelilingnya. "Ayo, ikuti aku!" Kiana berdiri dan langsung berjalan. "Kita harus segera sampai di rumah sebelum malam. Aku tidak ingin bertemu binatang buas lagi."

"Kautahu jalan pulang?"

"Tentu saja, percaya padaku." Kiana berucap yakin.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 73 — Kedekatan

    Noel kembali tidak lama setelah ia keluar. "Cepat sekali kamu kembali. Apakah urusanmu di organisasi sudah selesai?""Aku tidak begitu perduli sih, jika organisasi itu bangkrut ataupun hancur aku masih bisa menciptakan organisasi baru lagi dari awal. Namun, sayang sekali orang yang ingin menjatuhkanku terlalu lemah." Noel menjelaskan sembari duduk di samping Kiana."Sepertinya aku salah karena mengkhawatirkan perusahaanmu." Kiana sedikit tahu tentang Noel, sebagai manusia super terkuat Noel seharusnya memiliki kekayaan yang tak terhitung jumlahnya. Kekayaan selain dari pendapatan perusahaannya. Seharusnya karena sering menghancurkan Dungeon Noel tentu saja memiliki banyak artefak langka yang berharga."Yang lainnya ingin bertemu denganmu." Noel tidak ingin membahas tentang perusahaannya lagi, lagi pula tempat itu akan bisa berfungsi seperti sediakala dalam beberapa hari lagi."Apakah mereka semua datang kemari?""Ya, sebentar lagi mereka akan sampai.""Apa mereka memang sudah serin

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 72 — Keputusan Noel

    Sudah beberapa hari dari kejadian serangan, selama itu juga Kiana memulihkan dirinya di rumah sakit. Fasilitas Manusia Super diliburkan secara total, serangan Dungeon sepenuhnya ditangani oleh pemerintah atau organisasi kecil lainnya. Organisasi Noel mengalami banyak kerugian, namun ia tidak masalah dengan hal tersebut. Kekacauan seperti itu tidak akan membuatnya langsung hancur dan jatuh miskin. Saat ini fasilitas dalam pemulihan.Ini mengesalkan sudah beberapa hari ini aku masih tidak bisa melakukan apa-apa sendiri. Kiana membatin menggerutu, menatapi punggung Noel yang sepertinya tengah menyiapkan pakaian yang dikenakan oleh Kiana.Selama beberapa hari ini Noel sendiri yang mengurus Kiana dengan tangannya, Kiana pikir ia akan membayar orang lain tetapi, ternyata ia tidak melakukannya sama sekali.Bahkan sampai ke kamar mandi Noel juga yang membantu Kiana. Beruntungnya Kiana masih bisa menggerakan tangannya walau lemah, mereka berdua sempat berdebat karena hal itu. Namun, mendengar

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 71 — Bertemu Leon

    "Berhentilah menangis seperti anak kecil begitu." Noel mengusap air mata Kiana dengan telapak tangannya begitu juga ingusnya tanpa merasa jijik sedikit pun. Wanita itu terus menangis sesegukkan yang bahkan Leon tidak tahu apa sebabnya."Bagaimana aku tidak menangis, sudah sangat lama aku tidak melihatmu."Leon tampak kebingungan saat mendengar penjelasan Kiana. "Bukankah aku baru saja menghilang?" Tampaknya waktu berhenti untuk Leon ketika Noel mengambil alih kembali tubuhnya."Hiks! Sudah banyak yang terjadi semenjak kepergianmu." Kiana masih mengeluarkan air matanya."Jangan bersedih, aku merasa kita masih sangat dekat karena kita masih bisa bertemu seperti ini, walaupun aku tidak tahu apa-apa tapi aku merasa sangat dekat denganmu daripada beberapa waktu lalu. Apa kau sangat dekat denganku?" Leon sedikit bingung dengan perasaannya, ia tidak mengerti apa yang sebenarnya ia rasakan.Tiba-tiba tanah tempat mereka berdiri bergetar. Kiana yang ingin memberi penjelasan suaranya tiba-tiba

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 70 — Kiana Tak Sadarkan Diri

    Kenapa tempat ini terasa aneh? Kiana membatin saat memasuki inti Dungeon. Ia merasakan perasaan yang cukup aneh saat itu."Sepertinya Noel telah masuk ke dalam jebakan kita.""Apakah kita bisa menyingkirkannya sekarang.""Dengan kemampuannya yang terbatas, seharusnya kali ini ia mati dan lenyap dari dunia ini.""Akhirnya dendamku akan terbalaskan." Mala merasa puas dengan apa yang akan terjadi ke depannya terhadap Noel.Saat masuk ke dalam Dungeon, Noel sejenak terdiam dan menurunkan Kiana dari gendongannya. Noel tiba-tiba membuka topeng yang ia kenakan, membuat Kiana sedikit bingung. Apa karena tidak ada orang di sini jadi dia melepaskanya?Kiana pun mengikuti apa yang Noel lakukan tersebut. Setelahnya Kiana mendapati pria yang sedikit lebih tinggi darinya itu tengah tersenyum simpul."Apa yang terjadi?" Kiana tidak tahan untuk tidak bertanya."Kita tidak bisa berdiam di tempat ini lebih lama, tempat ini adalah jebakan," jelas Noel pada Kiana. "Mereka pikir tempat ini bisa melumpuhka

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 69 — Kedatangan Noel

    "Kiana kau tidak perlu terlalu khawatir begitu." Lucia menjawabnya merasa tidak enak karena perhatian Kiana."Tapi, lukamu itu cukup parah." Kiana tidak percaya dengan sikap berusaha biasanya Lucia yang membiarkan darah mengalir di lengannya."Andai Tuan Noel sebaik dirimu, mungkin aku akan jatuh cinta padanya." Lucia tampak terharu, bahkan Kiana tidak percaya jika wanita itu bisa bersikap demikian. "Tapi, Noel bukan lah dirimu. Kenapa bisa kalian berdua memiliki aura sedikit mirip, tapi dengan sifat yang bertolak belakang.""Aku tidak mirip dengannya," protes Kiana."Ya mereka mirip karena berjodoh," timpal Joan.Setelahnya Kiana terdiam. Sepertinya hanya Lucia yang merasa seperti itu. Orang lain tidak ada yang menyadarinya.Dosa apa yang pernah aku lupakan sampai pada akhirnya terjebak dengan orang-orang seperti mereka. Kiana hanya bisa membatin tidak percaya, meskipun tidak akrab mereka masih bisa bercanda disituasi genting seperti sekarang."Tidak ada waktu untuk bercanda disituas

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 68 — Tempat Berlindung

    Rasanya aku merasa bersalah karena bersembunyi di tempat ini sendirian. Ada banyak orang yang panik di luar sana. Kiana membatin di sebuah ruangan cukup sempit sembari memeluk lututnya diam.Ingatan masa lalu mulai terbayang lagi diingatan Kiana. "Ah, jangan ingat. Bukan waktunya untuk takut sekarang." Kiana bergumam pelan menepuk pelipisnya, berusaha menenangkan diri. Mengingat banyaknya nyawa yang telah melayang di hadapannya kala itu, membuat Kiana cukup merinding. Meskipun, sudah cukup terbiasa tetapi ada kala bagi Kiana teringat kenangan mengerikan tersebut.Tiba-tiba suara pintu terbuka. "Siapa yang datang?" Kiana menelan ludahnya takut, seketika tombol yang Bian berikan padanya langsung digenggam Kiana erat, walaupun saat ini belum ia tekan untuk memanggilnya. Namun, Kiana telah berada dalam keadaan paling waspadanya.Suara langkah kaki manusia terdengar menggema di ruangan—tidak hanya satu orang. Bian bilang tidak ada yang tahu tempat ini? Kenapa ada orang lain yang datang ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status