Home / Rumah Tangga / Mari Berpisah, Aku Menyerah / 214. Anak Membuat Ulah, Orang Tua yang Susah

Share

214. Anak Membuat Ulah, Orang Tua yang Susah

Author: Putri Cahaya
last update Last Updated: 2025-01-13 01:06:51

Plak!

Radha langsung bangkit berdiri seraya memegang pipi kirinya yang terasa panas akibat tamparan keras dari Linda.

Ia menatap gadis itu dengan pandangan bingung sekaligus tidak percaya. “Linda.... Kenapa kamu menamparku?” tanyanya pelan.

“Brengsek kamu, Radha!” Linda maju hendak menyerang Radha kembali, tetapi dihalangi oleh beberapa penghuni kelas ini.

Ia menuding jari telunjuknya tepar di depan muka gadis itu. “Gara-gara kamu, ayahku jadi turun jabatan!”

Suara Linda yang sangat keras berhasil menarik perhatian siswa lainnya, baik di kelas ini maupun dari kelas lain. Mereka berbondong-bondong mendekat untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Radha mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan ucapan Linda. “Turun jabatan? Maksudnya gimana? Aku benar-benar nggak paham apa maksudmu.”

Linda tersenyum sinis sembari memutar bola mata malas. “Nggak usah pura-pura bego, Radha!”

“Aku tau kalau kamu yang mengadu sama orang tuamu tentang semua yang kulakukan padamu.”

“Kamu menghasut a
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Sanih Saraswati
ternyata sifat jahat Freya turunan dri ke 2 orang tuanya
goodnovel comment avatar
Sartini Cilacap
Linda songong gak tau diri sudah dibantu malahan jahat banget kepada Radha
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
Linda gak tau diri, mampus lh tu, sekarang turun ke generasi berikutnya yaitu Freya, bentar lagi dia juga bakal dapat balasannya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   348. Sampai Jumpa, Sayang

    Lora ikut tersenyum meskipun matanya berkhianat. Tatapannya terkunci ke arah bola mata abu-abu yang terlihat indah itu. “Aku–”“Perhatian kepada penumpang Qatar Airways dengan nomor penerbangan QR 957 tujuan London melalui Doha. Proses boarding kini dimulai di Gate 5D.”“Kami mohon penumpang dengan kursi baris 25 hingga 45 untuk segera menuju gate. Pastikan boarding pass dan paspor Anda telah siap diperiksa. Terima kasih.”Suara pengumuman yang menggema di seluruh penjuru bandara berhasil memotong ucapan Lora yang belum terselesaikan. Dua kali pengumuman tersebut diucapkan sebelum akhirnya berhenti.Lora memandang ke arah pintu keberangkatan yang posisinya beberapa meter di belakang Grissham sebelum kembali menatap laki-laki itu. “Udah ada pengumuman boarding. Itu kan nama pesawat sama nomor penerbanganmu, Kak,” ucapnya mengingatkan.Grissham mengibaskan tangannya santai. “Tenang saja, Sayang, tak perlu terburu-buru. Lagi pula tempat dudukku bukan di baris kursi yang disebutkan dalam

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   347. Hanya Pergi Sebentar

    Mentari siang menggantung tinggi di langit dan menyelinap melalui atap kaca bandara, memantul di lantai marmer yang mengkilap, menciptakan kilauan lembut di tengah lalu-lalang manusia. Suara roda koper yang berderak, langkah kaki terburu-buru, dan pengumuman boarding yang bergema bersahutan membentuk simfoni sibuk khas terminal internasional.Ada yang baru mendarat, lalu disambut dengan pelukan hangat dari keluarga maupun orang terkasih. Ada pula yang bersiap lepas landas dan berpamitan sebagai salam perpisahan sebelum berangkat. “Sayang, sejak tadi kau sama sekali belum bersuara. Kenapa?” tanya Grissham sembari menatap Lora yang berdiri di hadapannya. Ia merasa heran dengan sikap sang calon istri yang membungkam sejak bertemu dengannya. Bahkan saat makan siang di restoran bandara tadi juga Lora enggan bersuara dan hanya fokus menikmati makanan.Jadi, ia hanya bisa mengobrol dengan Annelies yang ikut dengan mereka hari ini. Hingga sekarang tiba di depan pintu keberangkatan, Lora te

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   346. Batas Kesabaran Dhafin

    Bu Anita langsung merubah raut wajahnya menjadi datar. Ia memejamkan mata sejenak, lalu menghela napas. “Kami melakukan semua ini demi kebaikanmu, Dhafin.”Dhafin tertawa sarkas. Ia menatap ibunya dengan sorot dingin bercampur sendu. “Kebaikan? Kebaikan apa yang Mama maksud? Bagian mana yang menjadi kebaikan untukku, Ma?”Bu Anita maju satu langkah. Tangannya terulur, mengusap lembut pipi sang anak. “Dhafin, Mama mengerti banget perasaanmu yang sangat mencintai Lora. Mama ingin menyatukan kalian berdua.”Dhafin menurunkan tangan ibunya, lalu menggeleng pelan. “Aku memang mencintai Lora, tapi nggak gini caranya, Ma. Harus berapa kali aku bilang, aku udah merelakan Lora bersama yang lain.”“Aku ikhlas demi kebahagiaan Lora sendiri dan anak-anak. Karena aku tau bahagianya Lora bukan bersamaku lagi,” ucapnya masih mempertahankan intonasi agar tidak meninggi, tetapi jelas ada nada geregetan di sana.“Jangan bohong, Dhafin!” Bu Anita berseru dengan suara lantang. Ia menatap tepat di kedua b

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   345. Hanya Topeng Semata

    Pukul delapan malam, Dhafin memarkirkan mobilnya dengan sempurna di garasi rumah. Ia tidak langsung turun melainkan menumpukan kepalanya pada stir mobil dengan tangan yang masih bertengger di sana.Matanya terpejam lelah dengan dada naik-turun, mengatur pernapasan yang memburu. Tiba-tiba sekelebat perkataan Pak Ridwan saat di telepon tadi kembali terngiang.“Saya tidak tahu permainan apa yang sedang mereka jalankan, Mas. Tapi saya tahu satu hal, kontrak ini bukan ditulis untuk menyelamatkan perusahaan. Ini disusun untuk mengambilnya secara sah.”Dhafin mendesah kasar, lalu menarik tubuhnya menjadi duduk tegak. Kedua tangannya mencengkeram kuat-kuat stir hingga tampak bergetar dengan memperlihatkan ototnya.Meski sudah lewat beberapa jam lalu, tetapi kalimat itu terus-menerus bergema di benaknya melebihi vonis hukuman mati. Kerja sama yang ia pikir akan sangat menguntungkan ternyata menjadi awal kehancurannya. Rasanya sangat sulit untuk percaya. Namun, setelah ditelusuri lebih dalam,

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   344. Kejanggalan yang Terlambat Terbaca

    “Apa-apaan ini? Kenapa jadi begini?”Dhafin menatap layar laptop di depannya yang menampilkan kembali lembar-lembar MoU yang sebenarnya sudah ditandatangani beberapa minggu lalu. Meski sudah membacanya berkali-kali, tetapi ia merasa harus membacanya lagi. Baris demi baris, pasal demi pasal, seperti sedang mencari serpihan yang sempat luput dari matanya. Dan sekarang mulai terasa ada sebuah kejanggalan.Ponselnya yang tergeletak di atas meja bergetar. Ada pesan masuk dari salah satu manajer logistik.[Pak Dhafin, vendor pengiriman luar negeri sudah ganti. Koordinasi awal dari pihak The Bright Group langsung ke tim.]Dhafin mengerutkan keningnya dengan alis yang nyaris menyatu. Ia tidak pernah menyetujui perubahan vendor. Bahkan, dalam rapat terakhir, keputusan itu ditunda karena audit kelayakan masih berjalan.Tangannya langsung bergerak cepat. Dhafin menelusuri ulang folder-folder laporan internal, lalu membuka sistem manajemen proyek. Memang benar, terdapat serangkaian keputusan y

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   343. Kesempatan yang Disia-siakan

    Pak Raynald memutus kontak mata itu, lalu mengalihkan atensinya pada layar laptop. Ia membuka folder yang berisi berisi progres kerja sama dari sisi yang tak pernah akan masuk dalam laporan resmi.“Legal dan finansial hampir selesai. Amandemen sudah ditandatangani, dan penyertaan modal tahap kedua pun sudah masuk,” katanya pelan namun terdengar tajam.Grissham mengangguk dan ikut menatap ke arah layar. “Berapa posisi kita sekarang?”“Sekitar tiga puluh persen,” jawab Pak Raynald cepat. “Cukup untuk suara dominan di RUPS luar biasa. Meski belum mayoritas, tapi cukup untuk membuat suara keluarga Wirabuana tak lagi mutlak.”Ia menyeringai kecil lantas menambahkan, “legalitas sudah aman. Sekarang tinggal kita buktikan bahwa mereka bahkan tak benar-benar mengenal perusahaan mereka sendiri.”Grissham kembali bersandar dengan tatapan mata yang menelisik. “Dan dari dalam? Apa kita sudah menempatkan orang di posisi yang strategis?”Pak Raynald tersenyum lebar. “Sudah. Dan itu cukup untuk mulai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status