Zeline sudah memutuskan jika esok ia akan ikut pulang bersama Zayn, Zeline sadar jika mereka berada di rumah orang tuanya, maka ia tidak bisa menentang Zayn. Maka dari itu ia akan pulang agar bisa menjalani kehidupan seperti biasa dimana tidak saling ikut campur urusan masing-masing dan bisa menjaga jarak dari Zidan agar kejadian yang sama tidak terulang kembali.
Setelah selesai dengan tangisnya serta membersihkan tubuhnya, Zeline keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk yang melilit di tubuhnya. Ia mengabaikan Zayn yang duduk di atas ranjang menatapnya.
"Ze, ada yang mau aku katakan!" ucap Zayn.
"Sudahlah, tidak perlu berbicara padaku. Kita hanya perlu bersandiwara di depan keluarga jadi berhentilah sok dekat denganku, karena kita tidak sedekat itu, kita hanya orang asing yang sedang bekerja sama!" ucap Zeline ketus, kembali masuk ke dalam kamar mandi, membawa pakaian ganti yang baru saja ia ambil dari lemari pakaiannya.
Zayn memegang
Maaf ya kak, jika masih banyak kesalahan dalam penulisan atau lainnya. Terima kasih untuk semua yang sudah baca.
Seperti yang sudah Zeline rencanakan, seharian ini dia menghabiskan waktu di luar, meskipun ia hanya bertemu dengan kedua sahabatnya saat jam makan siang sebab kedua sahabatnya tersebut sudah kembali masuk bekerja, dan tidak bisa menemaninya, namun Zeline tak mengurungkan niatnya untuk pulang sore ke rumah Zayn.Zeline tiba di rumah Zayn saat jarum jam sudah menunjukan pukul lima sore. Ia masuk ke dalam rumah dan pemandangan yang ia lihat sempat membuatnya terdiam sesat sebelum kembali melanjutkan langkah kakinya sembari berucap. "Assalamualaikum..."Kedua orang yang terlihat tengah duduk di sofa saling memeluk itu, terlihat terkejut atas kedatangan Zeline terutama Zayn, Zayn langsung berdiri ingin menghampiri Zeline, namun Zeline semakin mempercepat langkahnya masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai bawah di bagian sudut ruangan."Ze, kamu sudah pulang?" tanya Zayn."Pertanyaan bodoh!" cibir Zeline pelan masuk ke dalam kamarnya, menutup pintu lalu
Zayn dengan cepat bergerak sebelum Zeline menutup pintu kaca kamarnya, ia tidak ingin menunda waktu untuk berbicara pada Zeline, Zayn ingin perselisihan antara mereka cepat selesai.Ia tak bisa lagi membohongi dirinya sendiri. Zayn akui jika dirinya sudah terbiasa dengan keberadaan Zeline di hidupnya. Meskipun mereka baru saja bersama, namun semua hal tentang Zeline selalu saja mengusik pikirannya dan semua hal tentang Zeline di sukainya."Apa lagi maumu?" tanya Zeline kesal menatap Zayn yang sudah berada di dalam kamarnya."Ze, dengarkan dulu, aku ada alasan melakukan semua ini," ucap Zayn mencoba mendekat, namun Zeline melangkah mundur menjauh darinya."Alasan apa? Alasan kamu masih mencintainya, namun tak bisa bersamanya karena ada aku? Kalau iya, maka ceraikan aku, ceraikan aku saat ini juga, kamu bisa memberikan talak padaku sekarang!" ucap Zeline menusuk tepat di jantung Zayn yang mendengarnya. Meskipun hanya sebatas perasaan suka yang bisa Zayn sadar
Esok harinya, Zeline bangun lebih cepat seperti biasanya. Ia berpikir ia harus mencari pekerjaan, Zeline berpikir jika ia tidak bisa terus-terusan bersantai dan bergantung pada uang yang di berikan Zayn padanya, ia ingin segera melepaskan diri dari pernikahan sandiwara tersebut."Kak Vero!" ucap Zeline saat phonsel yang berada di atas meja berdering dan yang tertera adalah nama Vero, pria yang posisinya sudah tergeserkan oleh Zayn."Halo," ucapnya."Halo, Ze. Kamu apa kabar?" tanya Vero terdengar lembut pada Zeline, suara yang disukai Zeline, karena selalu berbicara lembut padanya."Alhamdulillah, baik Kak. Kakak juga apa kabar?" tanya Zeline tersenyum seolah ada Veri di hadapnnya."Aku baik, oh iya Ze. Aku mau mengundangmu," ucap Vero membuat Zeline sedikit terkejut mendengar kata mengundang yang terucap dari Vero."Ada apa kak? Kakak akan menikah?" tanya Zeline ragu, mencoba tenang meskipun ada sedikit rasa tak nyaman di hatinya."I
Zayn masih terdiam di tempatnya setelah Zeline pergi. Apa yang telah ia ucapkan dan perlakuan kasarnya pada Zeline baru ia sadari setelah Zeline pergi. Ia merutuki dan menyalahkan dirinya atas sikap kasar yang telah ia lakukan, namun mengingat bagaimana sikap Zeline padanya membuat Zayn melupakan rasa bersalahnya. Masih teringat jelas di benak Zayn saat mendengar istrinya bercanda tawa dengan seseorang lewat telepon, seseorang yang ia tau menyukai Zeline dan juga pernah disukai oleh Zeline. Cemburu? Jelas ia merasa cemburu, apalagi setelah pengakuannya pada Zeline yang mengatakan jika ia menyukai Zeline. Di saat ia sudah berterus terang mengakui perasaanya pada Zeline, kenapa Zeline justru membuatnya cemburu? Zayn akui jika saat pertama mereka bersama ia sendiri yang mengatakan pada Zeline untuk tidak membawa perasaan dalam kerja sama mereka, tapi justru ialah yang terbawa perasaannya dan jatuh pada pesona
Di sebuah restoran, Zayn dan Arya berada di dalamnya tengah membahas persoalan yang terjadi antara Zayn dan Zeline."Kenapa kamu bersikap kasar padanya? Tidak semua wanita bisa memaafkan ucapan yang menghinanya, mungkin mereka akan memaafkan, tapi tidak semudah itu, Zayn. Kenapa kamu sepeti ini?" tanya Arya kesal pada Zayn saat mendengar cerita Zayn yang telah menghina Zeline."Aku tidak menghinanya, aku mengatakan yang sebenarnya. Dia wanita yang tidak benar, bagaimana mungkin dia menyukai pria lain saat dia sudah mempunyai suami, yaitu aku? Apa itu wanita yang baik? Tidak, dia tidak sebaik itu," ucap Zayn masih saja membela dirinya."Bukankah kamu juga sama saja? Kamu bahkan lebih buruk darinya, kamu membawa wanita lain yang kamu akui sebagai kekasihmu, pada istrimu sendiri, apa itu sikap yang baik? Tidak, itu bahkan lebih buruk. Dia hanya sekedar menyukai pria itu, dan kamu tidak bisa menyalahkannya karena pria itu lebih dulu hadir di hidup Zeline. Kamu bersi
Bohong jika mengatakan kalau Zayn tidak merasa terganggu dengan ucapan Arya yang mengatakan bagaimana jika Zeline meninggalkannya?Namun Zayn tetaplah Zayn, dia selalu meninggikan ego dan gengsinya, Zayn merasa yakin jika Zeline tidak akan meninggalkannya.Begitupun dengan kemarahan Zeline hari ini ia anggap enteng, ia berpikir jika Zeline pasti hanya akan marah sebentar dan akan segera baikan karena Zeline membutuhkan dirinya untuk kelangsungan hidup keluarganya. Tanpa Zayn sadari jika sesuatu yang sering dianggap remeh itulah yang sering membuat seseorang gagal dan kecewa dalam hidupnya.Zeline sama sekali bukan seorang wanita seperti ia pikirkan, ia salah besar jika berpikir Zeline akan semudah itu membiarkan harga dirinya di rendahkan.Jika Zeline wanita yang serakah, yang lebih mementingkan uang di atas segalanya, mungkin ia, jika Zeline akan bertahan. Tapi, di sini Zeline berbeda, dan yang berbeda darinya lah yang harusnya Zayn sadari sebelum terlambat.
"Ma, aku ingin berpisah dengan Zayn!" ucap Zeline yang begitu mengejutkan mamanya.Arini membeku setelah mendengar ucapan Zeline yang begitu mengejutkannya, pernikahan putrinya masih sangat baru, bahkan bau wangi pernikahan masih begitu tercium, namun sekarang putrinya mengatakan ingin berpisah."Ma, aku serius dengan ucapanku. Aku ingin berpisah dengan Zayn!" ulang Zeline untuk kedua kalinya, sembari menggenggam tangan Arini."Ze, apa yang kamu katakan? Pernikahan kalian masih sangat baru," ujar Arini pada putrinya. "Apa alasanmu ingin berpisah dengannya? Pernikahan bukanlah sebuah mainan yang bisa kamu lepas jika kamu merasa bosan, Ze! Cobalah berpikir dewasa sebelum berkata dan bertindak!" sambung Arini tegas. Sebagai orang tua, pastinya ia tidak ingin mendengar kalimat seperti itu dari putrinya.Mendengar ketegasan dari nada bicara mamanya membuat Zeline merasa takut, ia dengan cepat duduk di lantai, bersimpuh di depan mamanya."Maafkan ak
Esok harinya, seperti yang sudah di katakan oleh Arini jika dia yang akan menjalankan rencananya, benar adanya.Setelah sore kemarin dia mendatangi kediaman kakek dan nenek Zayn. Pagi ini, dia datang ke kediaman Zayn. Rumah yang ia tahu di tempati oleh putrinya setelah menikah.Arini berulang kali menekan bel, namun belum juga ada yang membukakan pintu untuknya, ia tak merasa heran karena ia tau jika di sana tidak ada pelayan yang tinggal di sana sebab pelayan hanya akan datang dan pergi setelah pekerjaan selesai.Beberapa saat kemudian, pintu rumah di buka oleh seorang wanita yang menggunakan dress seksi, siapa lagi jika bukan Sella. Arini yang sudah mengetahui dari Zeline jika Zyan membawa kekasihnya tinggal di sana tak terkejut melihatnya, ia justru menatap sinis pada wanita yang sekarang melihatnya dengan tatapan menilai, dari ujung kaki sampai ujung kepala."Cari siapa?" tanya Sella angkuh menatap Arini."Saya mencari Zayn!" Arini menjawab