Sore harinya, Zayn tiba dikediaman kedua pasangan yang telah membesarkannya selama ini, untuk memulai semua rencananya dimulai dari keluarga.
"Selamat datang Tuan!" sapa para pelayan menyambut kedatangan Zayn. Zayn melewati semua pelayan tanpa niat sedikitpun menjawab mereka. Dengan langkah tegapnya, ia menuju ruang keluarga yang ia yakini dimana orang yang ingin ditemuinya berada.
Zayn tersenyum saat tebakannya benar, dimana kedua orang yang ingin ditemuinya sedang asik menonton berita di tv. Lahkah kakinya terus berlanjut menghampiri keduanya.
"Selamat sore Kakek, Nenek!" ucap Zayn lembut menyalami kedua pasangan yang sudah lanjut usia tersebut.
"Sore Zayn, tumben kamu datang berkunjung saat hari kerja, pasti ada keperluan ya?" tanya Nenek tertawa, karena benar yang ia katakan, sebab setelah Zayn memilih untuk tinggal sendiri dirumah yang ia beli beberapa tahun yang lalu. Zayn jarang berkunjung jika bukan hari libur, untungnya kesibukan Zayn bisa dimengerti oleh kedua orang tua tersebut.
"Jadi aku tidak boleh datang?" tanya Zayn memasang wajah seperti anak kecil yang sedang merajuk. Sikap Zayn yang terlihat dingin dan arogant diluar, berbanding terbalik jika dihadapan kakak dan neneknya, Zayn akan menjadi pria yang lembut dan penuh kasih sayang. Ia sangat menghormati dan menyayangi kakek dan neneknya.
"Duduklah, ada apa?" tanya Kakek menepuk-nepuk ruang kosong disampingnya untuk Zayn duduki.
"Apa kamu setuju dengan perjodohan yang Nenek bilang tempo hari?" tanya nenek Lili setelah Zayn duduk disamping Bima, suaminya.
"Nek, kan sudah aku katakan aku bisa mencari pasangan sendiri, lagipula aku sudah punya kekasih, kenapa kalian masih saja menjodohkanku?" ucap Zayn bertanya memulai aksinya.
"Kamu selalu bilang punya kekasih,namun sampai sekarang kamu belum juga membawanya kepada kami. Jangan bilang kekasihmu adalah wanita yang dulu, Nenek tidak akan setuju!" imbuh Lili tegas mengutarakan jika dia tidak menyukai masa lalu Zayn.
"Tenang saja, bukan dia Nek. Aku sudah lama melupakannya," jawab Zayn tersenyum pada neneknya.
"Lalu wanita mana yang menjadi kekasihmu? Zayn, usiamu sudah menuju angka dua puluh sembilan. Jika tidak sekarang, kapan lagi kamu akan menikah? Kami sangat ingin melihatmu menikah agar kami merasa tenang jika ada yang bisa menjaga dan merawatmu!" ujar Kakek terdengar sedih mengatakannya.
"Apa kalian akan menerimanya, bagaimanapun latar belakangnya jika aku memperkenalkan dia pada kalian?" tanya Zayn.
"Zayn, kami tidak berharap banyak. Kami hanya ingin memastikan jika perempuan yang menjadi pasanganmu adalah wanita baik-baik. Hanya itu yang kami inginkan," ujar Lili.
"Bawa dia pada kami! Jika dia wanita baik-baik, kami tentu saja akan merestui dan secepatnya akan menggelar acara pernikahan kalian!" timpal Kakek yang masuk dalam jebakan Zayn, sebab itulah yang Zayn inginkan. Ia sangat yakin jika kakek dan neneknya pasti akan menyukai sosok wanita yang akan berkerja sama dengannya, apalagi dilihat dari perjalanan hidup Zeline yang jauh dari masalah dan sesuatu yang buruk.
"Kalian yakin? Aku sangat mencintainya, aku tidak ingin dia kecewa jika bertemu dengan kalian, tapi kalian malah menolaknya!" ucap Zayn melakukan dengan serius sandiwaranya.
"Jika kamu benar-benar mencintainya dan dia wanita yang baik serta tulus mencintaimu, tidak ada alasan untuk kami menolaknya, Zayn!" seru Bima menjawab.
"Terima kasih Kek, Nek. Aku sangat senang mendengarnya, besok malam aku akan segera membawanya menemui kalian, aku sangat bahagia!" ucap Zayn memperlihatkan rona bahagia diwajahnya.
'Kami juga sangat bahagia jika kamu bahagia Zayn, hanya setelah memastikan kamu mendapat pasangan yang tepatlah, yang membuat kami bisa pergi dengan tenang jika sewaktu-waktu Tuhan meminta kami untuk pulang,' ucap Nenek dalam hati tersenyum menatap Zayn yang terlihat amat bahagia.
'Maafkan aku Kek, Nek. Aku harus membohongi kalian agar kalian tidak terus-turusan menjadohkan aku, juga agar aku bisa membalas sakit hatiku pada Sella.' batin Zayn.
***
Sama hal-nya dengan Zayn. Zeline juga sedang memantapkan dirinya untuk mulai mengatakan pada mamanya tentang hubungannya dengan Zayn. 'Hubungan kerja sama' batin Zeline.
"Mah, Mama pulang lebih cepat!" ucap Zeline saat pulang kerumah dan melihat mamanya sudah lebih dulu berada dirumah.
"Iya Ze, syukurlah hari ini toko sangat ramai. Jadi tidak ada salahnya mama tutup lebih cepat, kasihan juga sama Ria," jawab Arini pada putrinya.
"Oh, Alhamdulillah ya Ma. Apa kembar sudah pulang?" tanya Zeline lagi.
"Tadi sudah, tapi mereka saat ini dirumah Rina, katanya akan menginap disana sekaligus mau tanya-tanya tentang sekolah Rina!" jawab Arini.
"Pantesan rumah terlihat sepi, ternyata dua perusuh sedang tidak di rumah," tawa Zeline membicarakan adiknya.
"Ze!" panggil Arini menatap serius pada Zeline.
"Iya mah?"
"Bagaimana dengan biayanya? Tabungan mama tidak cukup," ucap Arini sedih membuat Zeline semakin terenyuh hatinya.
"Mama tenang saja, masih ada waktu," ucap Zeline mengusap lembut punggung tangan Arini.
"Oh iya Mah. Ada yang mau aku bicarakan pada Mama," ucap Zeline lagi mengalihkan pembicaraan pada pembicaraan yang lebih serius yang ingin ia katakan.
"Ada apa? Kamu mau menikah?" tanya Arini bercanda namun ditanggapi serius oleh Zeline.
"Mama sudah tau?"
"Jadi ucapan Mama yang bercanda akan benar-benar terjadi?" tanya Arini tak percaya jika candaannya adalah sebuah kebenaran.
"Kamu benar akan menikah?" sambung Arini bertanya dengan begitu antusias.
"Mah, aku minta maaf jika selama ini aku menyembunyikan semua ini dari Mama. Aku tidak mengatakan pada mama jika aku menjalin hubungan dengan seseorang!" ucap Zeline memulai sandiwaranya.
"Pria yang hari ini janjian padamu tadi?" tanya Arini yang diangguki oleh Zeline.
"Tidak apa-apa sayang, mama justru sangat senang mendengarnya. Selama ini mama selalu terbebani karena melihat kamu yang tidak tertarik dengan kebidupan pribadimu, sekarang hati mama terasa lebih plong dan beban mama seolah terangkat setelah mendengarmu sudah mempunyai kekasih dan bahkan akan menikah!" ungkap Arini memperlihatan betapa ia sangat bahagia mendengar kabar baik dari putrinya
"Mama setuju jika aku menikah diusia muda?" tanya Zeline memastikan.
"Jika kamu mencintainya, dan jika dia adalah pria yang tepat untukmu, tentu saja mama setuju Ze. Tidak ada alasan untuk menolaknya jika kalian saling mencintaimu serta dia pria yang baik untukmu. Usiamu sudah dua puluh dua tahun Ze, tidak terlalu muda. Itu sudah usia yang sangat cukup untuk wanita menikah, mama sangat bahagia hari ini," jawab Arini memeluk Zeline sebentar lalu melepaskannya.
"Kapan kamu akan membawanya bertemu mama?" tanya Arini.
'Ya Tuhan, tolong maaafkan aku. Maafkan aku Mah, aku tidak bermaksud membohongi Mama. Tapi ini semua terpaksa aku lakukan agar kehidupan kita menjadi lebih baik, agar kalian bisa hidup bahagia tanpa terbebani dengan kekurangan ekonomi,' ucap Zeline dalam hati merasa amat bersalah pada Mamanya.
"Kalau dia tidka sibuk, besok atau lusa aku akan membawanya menemui Mama. Dia juga sudah lama ingin betemu mama!" Jawab Zeline.
"Lalu kenapa kamu tidak membawanya menemui mama jika dia sudah lama ingin bertemu?" tanya Arini bingung.
"Saat itu aku belum siap, dan belum terlalu yakin padanya!"
"Jadi sekarnag kamu sudah yakin sepenuhnya pada kekasihmu?" tanya Arini lagi yang dijawab anggukan oleh Zeline.
"Syukurlah, mama amat senang mendengarnya!" ucap Arini kembali membawa Zeline masuk dalam pelukannya.
'Kamu dengar Mas? Putri kita sudah memiliki kekasih, Zeline akan segera menikah!' ucap Arini dalam hati.
Hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang akhirnya tiba. Hari ini dan detik ini semua orang tengah berkumpul di rumah sakit. Harapan Zeline untuk melahirkan menggunakan jasa dokter cantik Kiran sebagai dokternya musnah, karena sejak beberapa bulan yang lalu dokter cantik itu berhenti dari pekerjaanya saat ia juga dinyatakan hamil. Saat ini semua keluarga tengah menunggu di luar ruangan, menunggu dengan perasaan cemas. Kecemasan yang dirasakan semua orang di luar tak sebanding dengan kecemasan seorang pria yang sedari tadi tak melepaskan tangan istrinya, pria itu terus saja mengusap lembut tangan istrinya sembari memberikan usapan yang begitu lembut di pinggang istrinya yang terlihat gelisah menahan sakit kontraksi kehamilan tersebut. Tidak ada dari mereka yang menge
Hari-hari yang buruk benar-benar dilalui oleh Sella. Semua yang Zayn ucapkan bukan hanya sebuah ancaman, namun benar-benar terjadi.Tak ada satupun perusahaan yang mau menerimanya ataupun bekerja sama dengannya. Semua tempat menolak kehadiran Sella dan itu membuatnya begitu frustasi memikirkan semua hal yang terjadi.Tujuan terakhir Sella adalah Johan. Sella berpikir hanya Johan lah yang akan siap menerimanya apa adanya. Tanpa ia sadari jika ucapan Johan saat terakhir bertemu denganya adalah suara terakhir dari Johan yang akan Sella dengar.Sella mendatangi mansion Johan yang ia tau jelas keberadaanya sebab Johan sering membawanya ke sana. Namun ia tak menemukan keberadaan Johan di sana. Mansion itu terlihat begitu sepi, hanya dihuni oleh beberapa pelayan di yang ditugaskan menjaga mansion tersebut.
Zayn tak menahan namun juga tak menghajar Johan seperti rencana awalnya. Ia sudah mendengar apa yang dibicarakan oleh Johan dan Sella, dan kecelakaan yang terjadi pada Zeline sama sekali bukan kesalahanya. Johan sudah meminta maaf padanya dan itu dapat Zayn sadari begitu tulus pria itu ucapkan. Untuk itu Zayn melepaskan Johan, dan tak berniat memperpanjang semuanya. Arya yang melihat itu semua merasa bangga dengan sahabatnya yang bisa bersikap dewasa dan memaafkan itu. "Zayn… Anak kita!" lirih Sella dengan air matanya yang mengalir deras membasahi wajahnya. "Berhenti mengatakan anak kita! Itu bukan anakku! Anakku hanya akan hadir dari rahim Zeline, tidak darimu ataupun wanita lainnya!" Seru Zayn membentak Sella, saat amarahnya kembali membuncah melihat Sella. Sella i
Seorang pria terduduk lemas di kursi yang ada di dalam ruang perawatan wanita yang ia pikir akan menjadi ibu dari anaknya itu.Pria itu adalah Johan. Johan sadar kesalahanya dulu adalah merebut Sella dari Zayn dan membawa Sella pergi dari kehidupan Zayn. Namun, menelantarkan Sella saat Sella mengatakan jika dirinya hamil, hingga akhirnya Sella mengalami keguguran.Johan dipertemukan kembali dengan Sella beberapa minggu yang lalu dan rasa yang ia miliki untuk Sella kembali hadir, Johan bermaksud mengulang dan memulai kembali hubungannya dengan Sella. Ia berniat meminta maaf pada Sella, namun keduanya kembali melakukan kesalahan dengan tidur bersama yang menghasilkan hadirnya kembali janin dalam kandungan Sella.Johan sadar jika Sella sangat membencinya atas apa yang sudah terjadi di masa lalu mereka, untu
Semua orang sudah berkumpul di ruang perawatan di mana Zeline sudah dipindahkan ke sana. Semua orang juga sudah mendengar semua yang terjadi dari Arya, dan itu tentu membuat semua orang merasa geram pada Sella. Mereka bersedih atas apa yang telah terjadi pada Zeline, namun mereka juga bersyukur saat Zeline dan kandunganya baik-baik saja. Apalagi setelah mendengar jika pengorbanan Zeline hari ini membuahkan hasil, dimana ia mendapat bukti jika anak yang dikandung Sella bukanlah anak Zayn.Zayn sedari tadi duduk di samping Zeline terus saja menggenggam tangan Zeline, sembari menatap wajah cantik istrinya yang belum sadarkan diri.Emosi Zayn masih saja menyelimutinya, apalagi saat melihat kepala istrinya yang dililit perban saat kepala sebelah kirinya mendapat lima jahitan itu. Zayn ingin sekali menghajar bahkan membunuh Sel
Zayn begitu panik setelah mendengar suara teriakan istrinya. Ia langsung bergegas keluar dari ruangannya diikuti oleh Arya yang dengan sigap mengekor di belakangnya."Zayn ada apa?" tanya Arya yang juga merasa panik. Keduanya saat ini tengah berada di dalam lift."Istriku! Sella pasti mencelakai Zeline," ucap Zayn menceritakan apa yang ia dengar sembari tangannya bergerak bermain di ponselnya mencari lokasi Zeline lewat pelacak yang ada di ponsel istrinya itu."Ar, ke rumahku!" seru Zayn bersamaan dengan lift yang terbuka.Keduanya langsung berlari menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil dimana Arya yang mengemudikan mobilnya."Bagaimana ini? istriku tengah hamil. Aku akan membunuh Sella jika sampai terjadi sesuatu pada Zeli
Zayn masih saja terdiam setelah Sella pergi. Ia tak habis pikir dengan istrinya yang mengatakan akan menikahkan dia dengan Sella. Mengingat hal itu membuat Zayn merasa kesal. Ia pergi meninggalkan Zeline, kembali ke dalam kamar lalu berbaring membelakangi posisi yang akan di tiduri oleh istrinya. Zeline yang melihat hal itu di buat tersenyum.Ia mengambil pakaian mereka yang berserakan di lantai, meletakkannya di tempat kotor, lalu mematikan lampu yang ada di ruang tamu sebelum akhirnya kembali ke kamar menyusul suaminya yang tengah merajuk itu.Senyum di wajah Zeline semakin merekah melihat aksi merajuk Zayn yang tidur membelakanginya, dapat ia lihat juga jika kaos yang tadi Zayn kenakan sudah dibuka olehnya, namun setengah tubuhnya tertutup dengan selimut.Zeline juga memadamkan lampu utama yang ada di kamar
Zeline yang baru saja terlelap usai pergulatan panjang mereka yang melelahkan di atas ranjang itu, terusik tidurnya saat mendengar suara bel yang terus saja ditekan dari luar sana. Zeline tersenyum menatap Zayn yang terlihat tertelap dengan tenangnya usai menggempur tubuhnya, dengan tangan yang masih saja memeluknya. Ia dengan perlahan menurunkan tangan Zayn dari pinggangnya, lalu dengan cepat turun dari tempat tidur.Menyadari jika pakaiannya berserakan di luar sana, Zeline masuk ke walk in closet, mengambil asal kaus milik Zayn, memakainya lalu keluar dari kamar untuk melihat siapa yang tengah datang berkunjung itu."Sella?" gumamnya melihat dari layar monitor yang berada di samping pintu.Zeline tersenyum menyeringai, apa yang ia pikirkan benar, jika Sella tidak akan berhenti mengusik Zayn.
Setelah mendapat izin dari keluarga. Zayn dan Zeline pulang dari kediaman Arini, membawa beberapa barang milik Zeline. Tak banyak yang Zeline bawa, sebab Zayn sudah meminta Arya untuk menyiapkan kebutuhan Zeline di apartemennya."Sayang, aku sangat bahagia akhirnya bisa kembali tinggal bersamamu, dan lebih membahagiakan saat kita tak lagi tidur di kamar terpisah, aku bisa sepuasnya memeluk istriku kapanpun aku mau!" seru Zayn yang terlihat begitu riang. Senyum tak luntur di wajahnya sedari tadi, tanganya Zeline juga begitu sering ia kecup.Mendengar kata tidur bersama dan memeluk sepuasnya, semburat kemerahan di wajah Zeline kembali muncul. Wajah cantik itu kembali bersemu malu atas ucapan Zahn dan itu membuat Zayn begitu gemas melihatnya hingga menghe tijan mobil di pinggir jalan secara tiba-tiba."Ada apa?" tanya