Share

Terhibur Dengan Kekesalan Zeline

Seperti biasanya, dimanapun Zeline berada pasti akan mencuri perhatian setiap orang baik itu laki-laki ataupun perempuan untuk terus tertuju padanya. Hampir semua orang mengagumi kecantikan yang dimiliki Zeline, ditambah lagi dengan sikapnya yang ramah menjadi nilai tambah untuknya.

Zeline yang hanya menggunakan dress navy sederhana tanpa lengan dengan panjang selutut, dipadukan dengan flat shoes berwarna hitam bisa terlihat sangat cantik jika digunakan olehnya. Sesuatu yang sederhana akan terlihat sempurna tergantung siapa yang menggunakannya. Kalimat tersebut seakan sangat cocok untuk Zeline.

Zeline selalu membalas sapaan setiap orang yang menyapanya. Dengan langkah santainya, ia menuju kearah resepsionis.

"Selamat datang di Dastan group, ada yang bisa saya bantu?" ucap wnita yang berdiri dibalik meja resepsionis dengan sopan pada Zeline.

"Saya ingin bertemu dengan tuan Zayn Dastan!" jawab Zeline ramah.

"Apakah sebelumnya anda sudah memiliki janji temu dengan beliau?" tanya wanita itu lagi pada Zeline.

"Saya sudah membuat janji dengannya kemarin, dia meminta saya untuk datang hari ini!" jawab Zeline jujur namun malah ditanggapi dengan senyuman oleh wanita yang ia lihat bernama Mayang Sari, senyum mengejek yang ditujukan pada Zeline.

"Maaf nona apa ada buktinya jika kalian sudah janjian?" tanya Mayang terlihat mulai mencemooh Zeline yang ia pikir sama dengan wanita lainnya, yang ingin datang menggoda atasannya.

"Ini buktinya!" jawab Zeline memberikan bukti pesan yang dikirimkan oleh Zayn.

"Maaf nona. Silahkan anda tunggu saja dulu, tuan Zyan sedang ada rapat. Jika nona merasa kurang percaya, anda bisa menghubungi sendiri nomor tuan Zayn. Bukankah anda punya kontak tuan Zayn!" sahut salah satu wanita lainnya melihat Zeline dengan tatapan yang sama yaitu mencemoohnya.

"Baiklah," jawab Zeline memilih mengalah sebab ia sudah biasa menghadapi orang seperti wanita yang ada dihadapannya.

"Dia pikir hanya dengan pesan palsu seperti itu bisa mengelabuhi kita. Bahkan dikantor bisa dihitung orang yang mempunyai kontak tuan Zayn, dan dia tiba-tiba mengatakan jika tuan Zayn sendiri yang memintanya datang, dasar jalang!" ucap Mayang pada temannya menertawakan Zeline yang sudah menjauh dari mereka.

"Hai, kamu bekerja disini juga?" tanya seorang pria menghampiri Zeline yang terlihat berdiri menatap phonselnya.

Zeline menatap seseorang yang mengajaknya berbicara, ia tersenyum sembari menjawab,"Tidak, aku ada sedikit keperluan disini!" 

"Oh, aku pikir kamu bekerja disini. Boleh kenalan, aku Boby!" ucap pria itu lagi mengulurkan tangannya pada Zeline.

"Aku Zeline!" jawab Zeline balas menjabat tangan Boby.

"Kamu menunggu seseorang? Bagaimana jika sembari menunggu, kita duduk mengobrol disana? Aku akan temani kamu karena aku tau menunggu itu membosankan!" tawar Boby tersenyum, yang diangguki setuju oleh Zeline sebab yang Boby katakan ada benarnya lebih baik duduk dari pada berdiri. Pikir Zeline.

"Siapa yang ingin kamu temui? Mungkin saja aku mengenalnya!" ucap Boby kembali bertanya saat mereka sudah duduk di sofa yang tersedia disana.

'Kamu tidak mungkin tidak mengenalnya jika aku menyebut namanya,' batin Zeline menjawab.

"Pak Arya, aku ada perlu dengan pak Arya!" jawab Zeline lebih memilih mengatakan jika dia ingin menemui Arya ketimbang Zyan. Zeline lebih memilih menjawab Arya, karena ia tidak ingin dianggap halu untuk kedua kalinya ditempat yang sama.

"Pak Arya, sekretaris tuan Zayn?" tanya Boby terkejut.

Zeline menanggapinya dengan sebuah senyuman. Melihat reaksi Boby, ia berpikir mungkin Boby sama seperti resepsionis yang menganggapnya halu.

"Hem, pantas saja!" gumam Boby mengela nafas dalam.

"Maksud anda?" tanya Zeline bingung.

"Wanita secantik anda pastinya adalah wanita dari orang-orang hebat seperti pak Arya, tidak mungkin wanita seperti anda masih sendiri!" Jawab Boby yang masih belum dimengerti oleh Zeline.

"Kalau begitu saya permisi nona Zeline, saya lupa masih ada pekerjaan!" ucap Boby yang tiba-tiba sikapnya berubah pada Zeline, namun Zeline tidak mau ambil pusing dengannya.

"Baiklah, terimaksih sudah menemani saya!" jawab Zeline tersenyum sebelum Boby pergi.

'Lebih baik aku pergi dari pada kepergok pak Arya sedang menggoda wanitanya, siapa yang tidak mengenal kaki tangan tuan Zayn. Bisa-bisa aku dipecat karena berani mendekati wanitanya!' gumam Boby menoleh sekilas pada Zeline lalu mempercepat langkah kakinya.

"Kemana dia? Apa yang dikatakan wanita tadi benar jika pria menyebakan itu sedang rapat? Kenapa dia sama sekali tidak membaca pesan dariku?" gumam Zeline kembali menatap phonselnya.

"Dilantai teratas gedung tersebut, Zayn yang disibukkan dengan pekerjaannya sama sekali tidak menyadari jika phonselnya yang berada di atas sofa bergetar sedari tadi. Beberapa saat kemudian, Zayn meregangkan otot tubuhnya sembari melirik jam yang sudah menunjukan pukul dua belas siang lewat beberapa menit.

"Kenapa dia belum datang?" gumam Zayn mencari Phonselnya. 

Zayn bangkit berdiri dari kursi kebesarannya lalu mengambil phonselnya yang ia sedniri tidak tau kenapa bisa berada diatas sofa. Belum sempat ia menghubungi kontak Zeline, pesan yang dikirim dari Zeline sudah lebih dulu menyapanya.

"Aku sudah di lobi."

"Resepsionis disini mengatakan kamu sedang rapat! Apa kamu sibuk? Jika ia, aku perlu menunggu atau besok saja kita bertemu?" 

"Tuan Zayn!"

Zayn membaca semua tiga pesan yang masuk dari Zeline, senyumannya yang sudah lama tidak terbit seketika muncul dibibirnya membayangkan jika saat ini Zeline pasti semakin kesal dengannya, tidak ada siapapun yang senang menunggu, apalagi pesan yang dikirim Zeline adalah pesan yang masuk sekitar setengah jam yang lalu.

'Sedikit membuatnya kesal ternyata dapat menghiburku' ucap Zayn senang dalam hati.

Tok.. tok.. tok..

Suara ketukan pintu menyadarkan Zayn.

"Masuk!" ucap Zayn lantang.

"Zayn, ini sudah waktunya makan siang!" ucap Arya yang muncul dari balik pintu.

"Aku tau, temui wanita itu dibawah. Jemput dia!" perintah Zayn seraya kembali menuju kursi kebesarannya.

"Kenapa tidak kamu saja?" tanya Arya.

"Kenapa harus aku?" ucap Zayn balik bertanya.

"Bukankah kalian baru saja ingin memulai kerja sama kalian, aku pikir ada baiknya kamu yang menjemputnya dibawa, agar gosip tentangmu yang dekat dengan seorang wanita tersebar. Gosip tersebut berguna agar tidak terlalu mengejutkan orang-orang jika besok-besok kalian tiba-tiba menikah!" terang Arya yang mempunyai maksud lain dari sarannya.

"Kamu ada benarnya, baiklah aku akan jemput dia. Minta Ob memesan makan siang untuk kami!" Perintah Zayn lagi membuat Arya terdiam heran mendengarnya.

"Kamu dengar apa yang aku katakan?" cetus Zayn menatap tajam pada Arya yang tidak menjawab ucapannya.

"Kamu ingin makan siang bersamanya disini? Apa aku tidak salah dengar?" tanya Arya heran, pasalnya selama ini Zayn tidak akan pernah mau makan siang dengan orang yang baru dikenalnya.

"Iya, kerjakan saja apa yang aku minta!" jawab Zayn keluar dari ruangnya.

Semua orang yang berpapasan dengan Zyan menyapanya termasuk resepsionis yang langsung berdiri saat melihat kemunculan Zyan.

"Selamat siang tuan!" ucap Resepsionis, namun sama sekali tidak ditanggapi oleh Zayn yang langkahnya terus tertuju pada sosok wanita yang sudah dapat dikenalinya meski dari jauh. Wanita yang daya tariknya sangat kuat untuk diacuhkan. Kedua resepsionis yang masih menatap Zayn menjadi bergetar ketakutan, saat menyadari jika atasannya melangkah menghampiri wanita yang sempat mereka anggap remeh sebelumnya, keduanya saling melirik satu sama lain karena merasa takut memikirkan bagaimana jika Zeline melaporkan mereka pada Zayn.

"Ya Tuhan, aku tidak menyangka jika wanita itu tidak berbohong. Aku pikir dia sama seperti wanita cantik lainnya yang mengejar tuan Zayn!" ucap wanita bernama Mayang.

"Bagaimana ini? Bagimana jika dia melaporkan kita pada tuan Zayn? aku lebih baik putus cinta dari pada mendapat amukan dari tuan Zyan!" ucap wanita yang satunya.

"Kita berdoa saja semoga wanita itu tidak melapor pada tuan Zayn!" ucap Mayang yang diangguki oleh temanya.

****

denganntersenyum.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status