Share

24. Hanya Sebatas Kenyamanan

“Kasih tau gue dong ... Gimana asiknya malam pertama,” cetus Naomi dengan wajah mupeng dan dibalas pelototan Indira.

Untung saja ia belum sempat memasukkan burger ke dalam mulutnya. Ucapan Naomi pun termasuk rawan karena mereka sedang berada di dalam kantin. Sekalipun dalam keadaan ramai dan ucapan yang lebih terkesan bisikan, tapi Indira sudah nyaris merasakan jantungnya copot.

Sembarangan saja ini temannya bicara!

“Lo apa-apaan sih, Nom? Bahas ginian di tempat ramai kayak gini. Kalau didengar yang lain gimana?”

Naomi menyengir lebar, mengerjap berulang kali seraya mengatakan maaf dengan suara lirih. Ia masih keukeh, tidak pantang menyerah. Tangan bebasnya yang sebelumnya menyendok dan mengunyah beberapa menit lalu siomay miliknya, langsung bertanya pada inti pembicaraan. Ia sudah menahan ini semua dan mencari waktu yang tepat.

Jam istirahat dan di ujung kantin sudah paling tepat untuk mengeluarkan segala bentuk kepo di dal

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status