Beranda / Romansa / Married to My Childhood Friend / 75. Gonta-ganti Kendaraan

Share

75. Gonta-ganti Kendaraan

Penulis: Aloegreen
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-14 11:31:29

"Ya ampun, orang-orang bilang dia bunuh diri. Dari jendela apartemen?! Ih, merinding takut aku, Shaka." Nayla mengoceh memasuki rumah dan Shaka mengunci pintu tanpa merubah raut wajahnya.

"Kenapa zaman sekarang banyak orang pada bunuh diri? Kalau stres seenggaknya kayak aku gitu dibuat santai aja, nanti juga lancar pada waktunya. Ya, nggak, Shaka?" Nayla menoleh dan mendapat Shaka lingkung.

Shaka segera mengubah ekspresinya, "Mungkin aja bisa lebih dari bunuh diri." melenggang menuju kamar terlebih dahulu sebelum Nayla.

"Maksudnya?" Nayla mengikutinya.

"Bisa aja ... itu sabotase." Shaka berbalik sebentar menatap Nayla.

"Sabotase? Maksudmu ada dalang di balik tragedi tadi?" Nayla melotot.

" Kemungkinan begitu. Kenapa dia harus bodoh lompat dari jendela apartemen di jam yang belum begitu larut dan semua orang tenang di kamar masing-masing? Kalau mau mengakhiri hidupnya, kenapa nggak terjun ke laut aja sekalian?" Shaka membuka pintu kamar.

"Hahahaha! Kenapa kamu yakin banget kalau
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Married to My Childhood Friend   86. Abraham Simon

    Benar-benar terlihat seperti kota tua di benak Nayla. Nuansa yang begitu merindukan. Tanpa sadar air mata luruh dari kelopak matanya. Ketika Nayla ingin mengusapnya, sebuah tangan telah menyekanya lembut dengan penuh perhatian. Nayla tersentak, menoleh dan mendapati Shaka tengah tersenyum kepadanya. Tersenyum sangat manis. "Ini sangat membuat orang rindu, ya," mata Shaka lembut dalam balutan senyum. Nayla terperangah beberapa detik dan sadar ketika lampu merah telah menjadi hijau. Bunyi klakson menyadarkan mereka sehingga mereka bisa menyeberang berbelok menuju hotel yang ingin dikunjungi. "Shaka, langit berbintang seolah satu-satunya penerangan yang ada." Nayla menatap seluruh kenangan dalam hotel itu, "Vintage." senyumnya terukir lembut. Shaka pun tersenyum manis, "Kayaknya Simon benar-benar bos yang baik." Perkataan Shaka menyadarkan niatnya ke sini, "Tapi dia cukup keras kepala. Kamu bakal tau sendiri nanti." Ketika menginjakkan kaki di hotel itu, mereka disambut sebagai ma

  • Married to My Childhood Friend   85. Hotel di Bekasi dan Nuansa Masa Lalu

    Laki-laki muda yang malang, dia menelan ludahnya susah payah di depan pasangan yang hampir mengamuk. "Aku tidak tau. Tiba-tiba ada yang mentransferku uang dan menyuruhku untuk mengganggu kalian. Aku hanya montir biasa yang baru belajar. Kebetulan bengkel di depan sana miliki saudaraku. Aku dan teman-temanku sedang belajar darinya. Karena kami sudah mendapatkan uang tentu saja kami lakukan keinginan dia. Diam-diam kamu membuat ban mobil dan motor kalian bocor dan setiap saat menebar paku di jalanan supaya banyak pengendara yang mengalami hal yang sama sehingga bengkel kami ramai, bengkel yang lain juga ramai. Sudah begitu ... harus menggodamu juga. Siapa yang tidak mau menggoda wanita. Apalagi secantik Bibi," ujar laki-laki itu. "Bocah kurang ajar! Kamu masih merayu istriku?!" Shaka hampir menamparnya dan laki-laki itu bukannya takut malah memberi tatapan sinis, "Lakukan apa yang kamu mau, Paman. Aku hanya berkata jujur." Rahang Shaka bergetar karena giginya mengetat. Dia menahan di

  • Married to My Childhood Friend   84. Penculikan Sukses

    Nayla menceritakan apa yang dia ceritakan ke Vira kepada Gilang. Hanya persoalan tentang cowok yang terus tanpa henti menggoda Nayla seolah mereka terpesona. Nayla cukup sadar diri, dia tidak secantik itu sampai mampu menghentikan mata dan napas pria."Itulah yang terjadi." desah Nayla lelah. "Oh ... nggak heran waktu di mall kamu dikeroyok banyak cowok. Ternyata begitu. Lumayan merepotkan juga." Gilang mengelus-elus dagunya."Kuajak dia ke Bandung buat eksperimen dan ternyata dia malah dikejar-kejar. Shaka marah. Aku sampai takut lihatnya. Padahal dia cuma bilang ... ayo pulang. Ih, itu udah buat aku merinding, lebih mengerikan daripada ajakan perang." Vira mengusap kedua lengannya. "Terus rencana kalian apa?" Gilang menatap Nayla penasaran. "Kami mau nangkap salah satu dari mereka. Bikin dia kapok. Interogasi mereka sampai ngaku, apa alasan mereka ngelakuin ini." mata Nayla memicing. Gilang dan Vira saling bertukar pandang. "Eee, jangan-jangan itu ulah Verlin lagi. Dia selalu n

  • Married to My Childhood Friend   83. Memancing Lewat Pesona

    Bibir merah merona. Kelopak mata gelap membawa aura kematian. Bulu mata hitam lentik dan rambut yang terurai lurus sempurna. Nayla memakai jas hitam, sepatu hitam, dan kuku pun dicat hitam. "Pufftt!" Shaka menahan tawa melihat istrinya dari belakang. "Eh, eh, ngapain kamu ketawa?" Nayla menoleh tak terima. "Ehm, kamu kayak penyihir jahat, bukan kayak wanita penggoda," jawab Shaka jujur. "Hah?! Aku udah effort dandan dari subuh begini buat narik para otak bego itu tau. Di matamu aku malah kelihatan kayak nenek sihir?" sudut bibir Nayla berkedut. Shaka terus membekap mulutnya hingga akhirnya tak bisa menahan tawa. Wajah Nayla merah dan kamar penuh dengan gelak tawa Shaka. Dia mengomel tak henti-henti sampai memukuli Shaka dengan berbagai alat Make Up dan bahkan lempar bantal, tapi semua itu dapat Shaka hindari dengan mudah. Laki-laki itu asik melenggang pergi terlebih dahulu. "Jangan lupa kabari aku apapun yang terjadi." kata Shaka sebelum menghilang dari pintu. Lemparan terakhi

  • Married to My Childhood Friend   82. Malam di Bandung

    Nada serius menyelimuti pembicaraan mereka. Suara jangkrik yang awalnya mendominasi kini cukup menjadi musik malam dan Shaka menatap Nayla lagi. "Ini terjadi setelah kamu selesai membalaskan dendamku," lanjut Nayla. Shaka mengernyit. Ketika Nayla menatap kosong di halaman luas tepi jalan di depan mereka, Shaka pun berpikir hal yang sama. "Sejak itu ... awal mula ditandai dengan ... orang yang bunuh diri di apartemen waktu itu. Kamu ingat?" Nayla melirik Shaka. Shaka terkejut Nayla masih mengingatnya, "Aku ingat." mengangguk pelan. "Habis itu kita kayak diteror sama apes. Seolah-olah itu murni apes dan bukan ulah orang lain." Nayla tertawa ringan di saat bicara, "Kayaknya aku tau siapa orangnya." Shaka tersentak, "Siapa?" Nayla menoleh, "Abraham Simon, dia pemilik hotel, mantan bos aku waktu aku kerja paruh waktu di sana." Shaka terkejut lagi. Dia tidak pernah memikirkan nama itu. Dia bahkan tidak tahu, "Kenapa kamu bisa yakin kalau dia orangnya?" Nayla menggeleng, "Aku juga n

  • Married to My Childhood Friend   81. Gangguan Si Pria Berpayung

    "Nayla, Shaka jemput kamu, tuh." bisik Vira ketika mereka hendak pulang. Nayla menganga melihat Shaka sedang berdiri di samping mobilnya di pinggir jalan. "Astaga! Ngapain dia ke sini? Udah kubilang nggak usah ikut malah nyusul," desis Nayla kesal, tapi pipinya memerah. Vira terkikik, Bilang aja kamu seneng supaya bisa ngadu lebih awal, 'kan? Halah, aku tau sifat kamu." Pipi Nayla lebih memerah, "Enggak, ya." Mereka sudah hampir menyeberang jalan untuk menghampiri Shaka, tetapi tiba-tiba turun hujan. Mereka kebasahan dan tidak jadi menyeberang. Jalanan terlalu ramai dan tidak ada tempat berteduh di sana. "Akhirnya mendung dari tadi menghunuskan pedangnya juga. Kita kebasahan, gawat kalau besok batuk pilek pas kerja." Vira menutupi kepalanya dengan tas. Nayla celingukan mencari pohon besar. Jangankan pohon di tepi jalan itu, tempat duduk kecil saja tidak ada. Sangat gersang dalam balutan mendungnya langit senja. Pandangannya mengarah ke Shaka. Seakan mereka saling memahami satu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status