76. Sial yang Bertubi-tubi

Mau tidak mau mereka kembali mampir ke bengkel untuk kesekian kalinya. Nayla menggosok kedua lengan memandang pemandangan abu-abu dunia di sekelilingnya. Angin itu bahkan lebih hebat, mulai menerbangkan daun yang masih menempel di pohon, bukan hanya daun-daun kering yang sudah jatuh.

"Cuaca jauh lebih mengerikan. Kenapa mesti apes di saat-saat kayak gini? Dewi Fortuna emang nggak mau berpihak ke kita sama sekali," berguman takut.

Sedangkan Shaka sedang berbincang dengan montir yang tengah memperbaiki mobilnya. "Tolong diganti saja sekalian. Takutnya kalau ditambal bakalan lama. Kami harus pulang."

Keramahan suara lembut Shaka tidak berpengaruh pada sang montir. Montir itu sangat terkejut dengan adanya banyak tambalan di ban itu.

"Waduh! Kenapa bisa banyak begini yang berlubang? Ini, mah, memang harus diganti bukan ditambal lagi." montir itu sampai garuk-garuk kepala.

Shaka tersenyum kikuk, "Itu dia."

Dia dan Nayla sendiri juga tidak tahu. Sepertinya itu misteri dan semua penyebab