Share

9. Pengakuan adik tiri

"Papa! Jane ngantuk!" Terdengar teriakan Jane. 

Ridwan tampak kaget. Aku juga sama.  Kedua tubuh ini segera merenggang. Pipiku memanas. Aku dan Ridwan hampir terlena terbawa suasana hati.

“Maaf...” bisik Ridwan. 

Aku mengangguk. Mencoba mengerti bahwa Ridwan hanya terbawa suasana. Apalagi dia telah lama tidak tersentuh kehangatan. Seperti yang aku dengar. 2 tahun. Bukan waktu yang sebentar. Untung kami segera tersadar.  

"Iya, Jane. Kita pulang sekarang!"  Ridwan akhirnya  beranjak ke arah anak-anak. "Ayo, anak-anak, kita bersiap pulang!" 

Si kembar satu persatu  berdiri, dan mulai bersiap pulang.  Ridwan mematikan televisi dan DVD player. 

"Kita pulang, Rosi." Ridwan menoleh ke arahku. "Kita belum bisa menginap di sini. Nanti kalau sudah resmi, kamu boleh tidur di sini sepuasnya!"  

Ada senyum penuh arti di bibir Ridwan, membuatku grogi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status