Share

Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami
Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami
Author: Carat

Bab 1: Bangun di Dunia Fiksi

Author: Carat
last update Last Updated: 2025-05-17 07:47:39

Sakit kepala hebat menghantam pelipis Aurelia, berdenyut-denyut seolah ada palu godam di dalam tempurung kepalanya. Matanya mengerjap perlahan, berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya redup yang masuk melalui celah gorden tebal.

Ia mendapati dirinya terbaring di ranjang super besar yang anehnya terasa begitu empuk, jauh lebih empuk dari kasur springbed kesayangan nya di apartemen Jakarta.

Dinding kamar didekorasi dengan wallpaper klasik berwarna krem dengan aksen emas, furnitur kayu ukiran bergaya Eropa klasik mengisi setiap sudut ruangan, dan aroma lavender samar menguar di udara. Gorden sutra tebal berwarna burgundy menutupi jendela tinggi, menghalangi sebagian besar cahaya matahari pagi. Tangannya terulur, menyentuh seprai sutra dingin yang terasa sangat mewah di kulitnya.

"Apa aku bermimpi?" gumamnya, suaranya terdengar serak dan asing di telinganya sendiri. Ini bukan kamarnya. Bukan apartemennya. Bukan bahkan kamarnya di rumah orang tuanya. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Ia ingat begadang, menyelesaikan bab terakhir dari novel terbarunya, 'Kisah Sang Istri Patuh'.

Ia ingat rasa puas saat mengetik 'THE END', lalu meregangkan tubuh, dan kemudian... gelap.

Ia merasakan kehangatan yang aneh di pergelangan tangannya. Saat ia menoleh, ia melihat sebuah jam tangan digital tipis melingkar di sana.

Layarnya kosong, tidak menunjukkan waktu. Namun, saat pikirannya terfokus pada pertanyaan "Mengapa aku ada di sini?", tiba-tiba, layar jam itu menyala dan memancarkan pop-up semi-transparan yang hanya bisa ia lihat.

[Selamat datang, Aurelia! Anda telah berhasil masuk ke dalam dunia fiksi 'Kisah Sang Istri Patuh'.]

Aurelia membelalakkan mata. Jantungnya berdebar kencang. Ia mengusap matanya berkali-kali, mengira ia masih berhalusinasi akibat kurang tidur. Tapi pop-up itu tetap di sana, melayang di udara, lengkap dengan tulisan yang terasa dingin namun lugas.

"A-apa ini?" Ia beringsut mundur hingga punggungnya menyentuh headboard ranjang. Otaknya mencoba memproses informasi absurd ini. Masuk ke dunia novel? Sistem? Ini… ini persis seperti cerita-cerita transmigrasi yang sering ia baca dan terkadang ia tulis sebagai inspirasi. Tapi ini terjadi padanya!

[Saya adalah Sistem Penulis Takdir. Tugas saya adalah membantu Anda mengubah jalan cerita yang telah Anda tulis. Anda kini berada dalam tubuh Mira, istri sah dari Leonard Arsenio.]

Deg! Seolah ada hantaman kuat di dada Aurelia. Mira. Istri sah Leonard Arsenio. Karakter yang ia tulis sendiri sebagai tokoh sampingan yang menyedihkan, yang akan ditinggalkan, dikhianati, dan akhirnya menghilang begitu saja dari plot utama.

"Tidak mungkin! Ini pasti mimpi buruk!" Aurelia mencubit lengannya sendiri keras-keras. Sakit. Rasa sakit itu nyata. Ini bukan mimpi. Keringat dingin mulai membasahi dahinya. Ia terjebak. Terjebak dalam novelnya sendiri, sebagai karakter figuran yang bernasib tragis pula!

Sebuah pop-up lain muncul di samping yang pertama.

[Misi Pertama: Kenali Suami Anda. Afinitas Romantis Leonard Arsenio: 0%.]

"Afinitas romantis? Apa ini game?!" Aurelia frustrasi. Ia seorang penulis, bukan pemain game. Ia tahu betul siapa Leonard Arsenio. Pria dingin, kaku, dan hanya mencintai Clara, tokoh utama wanita yang ia ciptakan sebagai belahan jiwa Leonard. Ini adalah neraka pribadinya.

Saat Aurelia masih bergelut dengan kenyataan mengerikan ini, pintu kamar terbuka. Suara engsel yang lembut namun pasti memecah keheningan. Aurelia mengangkat pandangan nya. Seorang pria tinggi, dengan aura yang dingin dan wajah yang datar seperti ukiran marmer, berdiri di ambang pintu.

Jas hitam mahal membalut tubuh atletisnya dengan sempurna, rambut hitam pekatnya tersisir rapi.Itu dia. Leonard Arsenio. Sosok yang selama ini hanya ada di dalam imajinasinya, kini berdiri nyata di hadapannya.

Jantung Aurelia berdegup makin kencang, kali ini bukan karena takut, tapi karena perpaduan keterkejutan dan—tak bisa dipungkiri—sedikit kagum pada bagaimana karakternya menjadi begitu nyata dan sempurna.

“Bangunlah. Kita akan menghadiri makan malam keluarga malam ini,” ucapnya datar, suaranya rendah dan tanpa emosi, persis seperti yang Aurelia tulis dalam novelnya. Nada itu, sorot mata itu, bahkan cara dia berdiri di sana—semuanya sangat Leonard Arsenio.Aurelia terpaku. Peringatan dari Sistem muncul lagi.

[Peringatan: Leonard Arsenio akan bertemu Clara di acara makan malam keluarga malam ini, memicu awal dari hubungan mereka. Ini adalah plot point krusial dalam alur cerita asli.]

"Apa yang terjadi? Mengapa aku ada di sini?" Aurelia bertanya, meskipun ia tahu jawabannya. Ia hanya perlu mengulur waktu, mencoba menenangkan diri. Suaranya terdengar sedikit gemetar.

Leonard menatapnya sejenak, tatapannya menyapu Aurelia dari kepala hingga kaki, seolah menimbang sesuatu.

"Kau memang aneh sejak tadi pagi," komentarnya, nada suaranya sedikit jengkel.

"Jangan membuatku malu malam ini."

Kata-kata itu,

"jangan membuatku malu," membuat Aurelia menggertakkan gigi. Mira yang asli mungkin akan menunduk patuh, merasa sedih dan tertekan.

Tapi Aurelia? Tidak. Ia tidak akan menjadi Mira yang lemah dan terabaikan. Ia telah menulis takdir itu, dan sekarang, ia akan menulis ulang takdirnya sendiri.Pikirannya berputar cepat. Jika ia berada di dunia ini, dan sistem itu nyata, itu berarti ia punya kesempatan. Kesempatan untuk mengubah alur yang ia ciptakan.

Ia tidak akan membiarkan Mira (dirinya sekarang) menderita. Leonard Arsenio, pria dingin yang kaku ini, akan menjadi target pertamanya.Ia menatap Leonard tajam, mengangkat dagunya sedikit, menantang.

"Kalau kau tidak ingin malu," Aurelia memulai, suaranya kini mantap dan penuh percaya diri,

"kau juga harus belajar bersikap sebagai suami yang lebih hangat. Aku bukan boneka yang bisa kau perintah."Dunia seolah berhenti.

Leonard Arsenio, pria yang tidak pernah menunjukkan emosi, membeku di tempat. Ekspresi dinginnya sedikit retak, tergantikan oleh sedikit keterkejutan. Mata gelapnya sedikit melebar, seolah baru pertama kali melihat istrinya—Mira—melawan. Sebuah kerutan kecil muncul di antara alisnya yang rapi.

Aurelia merasakan sensasi aneh. Ini adalah kekuatannya. Pengetahuannya tentang karakter ini. Ia tahu Leonard tidak akan bereaksi dengan marah atau kekerasan. Ia hanya akan terkejut dan mungkin sedikit bingung. Itu adalah permulaan.

"Dan lagi," Aurelia melanjutkan, memutuskan untuk memanfaatkan momen kejutan Leonard,

"gaun apa yang harus kupakai malam ini? Kuharap kau sudah menyiapkannya dengan baik, karena kau tahu, aku tidak ingin mempermalukanmu." Ia menambahkan sedikit sindiran di akhir kalimat, membalikkan kata-kata Leonard padanya.

Leonard tetap diam untuk beberapa saat, mencerna kata-kata Mira yang baru dan sangat berbeda. Ia tampak seperti patung yang baru saja diberi nyawa. Kemudian, tanpa mengatakan sepatah kata pun, ia berbalik dan melangkah keluar dari kamar. Pintu tertutup dengan suara pelan.

Aurelia mengembuskan napas panjang yang bahkan tidak ia sadari sedang ia tahan. Tangannya sedikit gemetar, tapi ia tahu ia sudah membuat langkah pertama yang tepat. Ia telah membuat Leonard terkejut. Itu sudah lebih dari cukup.

[Misi: Berhasil menarik perhatian Leonard Arsenio. Hadiah: 2 Poin Takdir. Afinitas Romantis Leonard Arsenio: +0.5%]

Pop-up sistem muncul lagi, menunjukkan kemajuan kecil. Aurelia tersenyum tipis.

"Baiklah, Leonard Arsenio," gumamnya,

"Bersiaplah. Mira yang ini tidak akan semudah yang kau kira." Ia melirik ke arah gaun merah marun yang tergeletak di sofa, gaun yang dalam novel aslinya tidak pernah Mira pilih.

"Permainan dimulai."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 10: Pesta Dansa Harrington dan Pertarungan Tak Terucap

    ******* Perjalanan dari kediaman Arsenio di Belgravia menuju perkebunan Harrington terasa singkat, dipenuhi keheningan yang nyaman antara Mira dan Leonard. Di dalam limosin, Mira melirik Leonard yang duduk kaku di samping nya, tatapannya lurus ke depan. Pria itu tampak sangat tenang, namun Mira tahu, di balik ketenangannya ada perhitungan dan persiapan yang matang untuk setiap acara yang ia hadiri. Mira sendiri merasa gugup sekaligus bersemangat. Ini adalah panggung yang besar. Ketika limosin melaju di jalan masuk berkerikil yang diapit pepohonan lebat, lampu-lampu taman yang mewah mulai terlihat, menerangi jalan menuju rumah megah yang dipenuhi cahaya. Perkebunan Harrington benar-benar sesuai dengan deskripsi dalam novel: luas, elegan, dan penuh sejarah. Musik orkestra yang merdu mulai terdengar samar, mengundang mereka masuk ke dalam malam yang penuh kemewahan. Penjaga gerbang membuka pintu, dan limosin berhenti tepat di depan tangga utama. Mira melangkah keluar, gaun emerald gr

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 9: Persiapan ke London dan Gaun Impian

    ***** Dua minggu sebelum keberangkatan ke London terasa begitu cepat sekaligus begitu lambat bagi Mira. Setiap detik terasa berharga, baik untuk persiapan teknis maupun untuk terus membangun jembatan emosional dengan Leonard. Misi dari Sistem Penulis Takdir untuk menciptakan interaksi positif di pesta Viscount Harrington menjadi fokus utama nya. Mira tahu, ini bukan hanya tentang menghadiri acara sosial, tapi juga tentang menunjuk kan kepada Leonard dan lingkaran sosialnya bahwa ia adalah pasangan yang layak, bukan lagi "Mira yang lama" yang kaku dan canggung. Mira memulai persiapannya dengan matang. Pertama, ia fokus pada penampilan nya. Gaun untuk pesta dansa di perkebunan bangsawan Inggris tentu saja harus luar biasa. Ia tidak ingin mengulangi kesalahan gaun pengantin yang dipilihkan orang lain untuk Mira yang asli. Kali ini, ia ingin gaun yang mencerminkan siapa diri nya yang baru: elegan, percaya diri, dan menarik. Ia memanggil seorang desainer ternama yang sering bekerja unt

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 8: Strategi Baru dan Undangan Tak Terduga

    ***** Setelah percakapan yang lebih terbuka di perpustakaan, Mira merasa ada celah kecil yang mulai terbentuk dalam tembok dingin yang mengelilingi Leonard. Undangan samar untuk pergi ke London, meskipun hanya berupa kemungkinan, terus berputar di benak nya. Itu adalah langkah maju yang signifikan, dan Mira tahu ia harus memanfaatkan nya. Namun, Mira juga sadar bahwa hubungan yang rapuh ini bisa hancur jika ia terlalu terburu-buru atau melakukan kesalahan. Leonard masih merupakan sosok yang sulit ditebak, dan Clara tetap menjadi ancaman yang laten. Mira memutuskan untuk mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dan strategis. Ia mulai mengamati rutinitas Leonard dengan lebih seksama. Ia mencatat jam kerjanya, preferensi kecil nya (seperti jenis teh yang ia minum di pagi hari atau koran yang selalu ia baca), dan bahkan ekspresi wajah nya yang nyaris tak terlihat dalam situasi tertentu. Mira menggunakan informasi ini untuk melakukan hal-hal kecil yang mungkin tidak di sadari Leo

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 7: Jejak Kehangatan dan Tatapan Mengawasi

    ***** Beberapa hari setelah percakapan mereka di perpustakaan, Mira merasakan ada nya perubahan halus dalam interaksi nya dengan Leonard. Pria itu masih dingin dan kaku dalam banyak hal, terutama di depan umum atau saat berurusan dengan bisnis. Namun, di balik tatapan datar nya, Mira mulai menangkap kilatan-kilatan kecil yang berbeda. Terkadang, saat Mira berbicara tentang sesuatu yang menarik baginya, Leonard akan menatapnya lebih lama dari biasa nya, seolah benar-benar mendengarkan. Atau, saat mereka makan malam berdua (sesuatu yang jarang terjadi), ia akan mengajukan pertanyaan spontan tentang hari nya, bukan hanya basa-basi formal. Yang paling mengejutkan, suatu pagi saat Mira sedang membaca di ruang sarapan, Leonard turun lebih awal dari biasa nya. Ia mengambil koran dan duduk di meja yang sama. Keheningan tidak lagi terasa canggung seperti dulu. Bahkan, Mira merasakan sedikit ketenangan dalam kebersamaan tanpa kata itu. Saat Mira selesai membaca dan hendak beranjak, Leon

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 6: Jejak Koin Kuno di Perpustakaan

    ***** Keesokan hari nya, Mira menghabiskan sebagian besar waktu nya di perpustakaan besar mansion Arsenio. Ruangan itu dipenuhi rak-rak buku tinggi yang menjulang hingga langit-langit, aroma kertas tua dan debu bercampur dengan wangi kayu cendana yang samar. Cahaya matahari pagi yang masuk melalui jendela-jendela besar menerangi partikel-partikel debu yang menari di udara. Mira tidak pernah terlalu tertarik pada perpustakaan di novel nya, karena Mira yang asli lebih suka menghabiskan waktu di taman atau melakukan pekerjaan rumah tangga. Namun, Aurelia selalu mencintai buku dan sejarah. Ia menyusuri rak demi rak, mencari buku tentang sejarah kuno, terutama Yunani dan Romawi. Ia meminjam beberapa judul yang tampak menarik dan duduk di meja besar di tengah ruangan, mulai membaca dan membuat catatan kecil. Ia perlu terlihat tertarik dan berpengetahuan agar percakapan nya dengan Leonard nanti malam tidak terasa dibuat-buat. Sambil membaca tentang dinasti-dinasti kuno dan artefak

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 5: Pertanyaan Tak Terduga dan Misi Satu Jam

    ****** Perjalanan pulang dari makan malam keluarga terasa lebih sunyi dari sebelum nya. Leonard duduk kaku di samping Mira, pandanga nnya lurus ke depan, namun sesekali Mira bisa merasakan mata nya melirik sekilas ke arah nya. Hening nya limosin terasa berat, penuh dengan pertanyaan tak terucap yang memenuhi benak Leonard. Mira, di sisi lain, sibuk merayakan kemenangan nya. Ia berhasil menggagalkan plot krusial dalam novel nya, membuat Leonard tidak menari dengan Clara, dan bahkan menarik perhatian nya. Ketika mereka tiba di mansion Arsenio, Leonard tidak langsung menuju kamar nya seperti biasa. Ia berhenti di ruang keluarga, sebuah ruangan luas dengan perapian besar dan deretan rak buku klasik. Ia berbalik, menatap Mira. "Ada apa denganmu malam ini?" Leonard bertanya, suara nya rendah dan tanpa emosi, namun ada desakan yang tak biasa di dalam nya. Ia bukan orang yang basa-basi.Mira melepas clutch-nya dan meletak kan nya di meja. Ia menatap Leonard dengan tenang. "Menurutmu ad

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status