Home / Romansa / Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami / Bab 2: Gaun Merah, Misi Baru, dan Tatapan Tak Terbaca

Share

Bab 2: Gaun Merah, Misi Baru, dan Tatapan Tak Terbaca

Author: Carat
last update Last Updated: 2025-05-17 08:00:21

Setelah Leonard pergi, keheningan kamar kembali menyelimuti Aurelia. Ia masih bisa merasakan detak jantung nya yang berdebar kencang, efek dari konfrontasi singkat dengan suaminya yang dingin. Namun, ada sensasi lain yang kini merasuki diri nya: rasa berkuasa.

Ia, Aurelia, si penulis novel, telah berhasil membuat karakternya sendiri terkejut. Itu adalah kemenangan kecil yang memompa semangat nya.Ia bangkit dari ranjang, kaki nya terasa sedikit gemetar saat menyentuh karpet tebal.

Ia melangkah mendekati meja rias bergaya antik. Di sana, sebuah cermin besar dengan bingkai emas memantulkan citra diri nya. Aurelia terkesiap. Wajah di cermin itu adalah milik nya, tapi dengan sedikit perbedaan. Garis wajah nya tampak lebih halus, kulit nya lebih pucat, dan bibir nya sedikit lebih penuh.

Itu adalah wajah Mira, karakter yang ia ciptakan, namun dengan sorot mata tajam Aurelia yang tidak pernah ia tuliskan untuk Mira yang penurut.

"Aku benar-benar Mira sekarang," gumam nya, menyentuh pipi nya sendiri. Sensasi aneh merayapi diri nya. Ini bukan mimpi. Ini adalah kenyataan.

[Misi: Hadiri makan malam keluarga dengan percaya diri. Jangan biarkan Leonard melihat Anda canggung. Hadiah: 5 Poin Takdir. Peringatan: Tingkat keberhasilan misi ini akan memengaruhi Afinitas Romantis awal Leonard Arsenio.]

Pop-up sistem muncul lagi, mengingatkannya pada tujuan. Ia melirik ke arah sofa panjang di sudut kamar, tempat sebuah gaun malam berwarna merah marun tergeletak rapi.

Gaun itu terbuat dari bahan sutra duchess yang berkilauan, dengan potongan off-shoulder dan rok yang mengembang elegan. Itu adalah gaun yang sangat mencolok.

"Merah marun?" Aurelia mengernyit. Dalam Novel nya, Mira selalu di gambarkan mengenakan warna-warna pastel, lembut, dan tidak mencolok. Leonard sendiri yang suka Mira tampil sederhana.

Mengapa gaun semencolok ini? Apakah ini ulah seseorang yang ingin Mira terlihat aneh di acara keluarga? Atau Leonard memang memilih nya untuk suatu alasan yang tak bisa ia tebak?

Tidak penting. Yang penting adalah bagaimana ia akan memakainya.

Mira yang asli mungkin akan merasa tidak nyaman dan canggung. Tapi Aurelia? Ia akan mengubahnya menjadi kekuatan. Ia akan memakai gaun itu dengan percaya diri, seolah itu adalah pilihan pribadi nya.Ia bergegas ke kamar mandi.

Air hangat dari shower terasa menenangkan, membantu menjernihkan pikirannya. Ia membiarkan aroma sabun lavender yang mewah membalut tubuhnya. Setelah selesai, ia mengambil waktu untuk merias wajah.

Tidak berlebihan, hanya sentuhan tipis yang menonjolkan fitur wajah Mira: sedikit lipstik merah muda alami, sentuhan maskara, dan eyeliner tipis. Rambutnya yang panjang ia biarkan tergerai, melambai lembut di punggung nya.

Saat gaun merah marun itu membalut tubuh nya, Aurelia sekali lagi menatap cermin. Gaun itu sempurna. Potongannya menonjolkan pinggang nya yang ramping dan bahu telanjangnya.

Warna nya yang berani kontras dengan kulit putih pucat Mira, menciptakan efek dramatis. Ia memadukan gaun itu dengan kalung sederhana yang menjuntai di leher nya, sebuah clutch berwarna senada, dan sepasang heels hitam.

"Mira yang baru," bisik nya pada pantulan diri nya, seulas senyum puas mengembang di bibir nya.Tekad membara di mata nya. Ia tidak akan lagi menjadi tokoh sampingan yang menyedihkan.Ketika ia membuka pintu kamar, Leonard sudah menunggu nya di ujung koridor, berdiri di samping tangga mewah.

Postur nya kaku, seolah baru saja diukir dari es. Aurelia melangkah maju. Suara heels-nya berdetak pelan di lantai marmer, menciptakan ritme tersendiri dalam keheningan rumah besar itu.

Tatapan Leonard menyapu diri nya, perlahan dari atas kepala hingga ujung kaki. Aurelia memperhatikan setiap detail reaksi pria itu. Alisnya sedikit terangkat—sebuah tanda terkejut yang nyaris tak terlihat.

Mata gelap nya berhenti sejenak pada gaun merah itu, lalu kembali ke wajah Aurelia. Ada secercah ekspresi tak terbaca di sana, sesaat sebelum kembali dingin seperti biasa. Ia tidak mengatakan apa-apa tentang penampilan nya. Leonard memang jarang berkomentar.

"Kau siap?" tanya nya, suara nya tetap datar, tanpa intonasi yang memberi petunjuk akan pikirannya.

Aurelia mengangguk. "Tentu saja, Tuan Arsenio. Mari kita tunjukkan pada keluarga Arsenio bahwa kita adalah pasangan yang... sempurna."Ia sengaja menekan kata.

"sempurna" dengan sedikit sindiran. Ia tahu persis bahwa pernikahan mereka hanyalah pengaturan bisnis tanpa cinta, tapi dia ingin Leonard tahu bahwa dia menyadari nya.

Leonard tidak menanggapi. Ia hanya berbalik dan mulai menuruni tangga.

Punggung nya lurus dan kaku, memancarkan aura dominasi. Aurelia mengikuti nya, merasakan getaran aneh dalam langkah nya.Dia tidak hanya berjalan sebagai Mira, tapi sebagai Aurelia yang akan menulis ulang takdir. Setiap langkah adalah deklarasi perangnya terhadap plot asli.

Saat mereka tiba di pintu utama yang besar, sebuah mobil limosin hitam mewah sudah menunggu. Sopir membukakan pintu untuk mereka. Aurelia masuk lebih dulu, dan Leonard menyusul, duduk di samping nya. Ruangan di dalam limosin terasa luas namun juga kaku, seperti keberadaan Leonard.

Perjalanan itu sunyi. Leonard sibuk dengan ponsel nya, sesekali membalas pesan. Aurelia melirik nya dari sudut mata nya. Pria ini memang benar-benar sulit ditembus. Tapi Aurelia sudah bersumpah.Tiba-tiba, pop-up sistem muncul lagi, lebih besar dan lebih mendesak.

[Peringatan: Clara akan tiba di acara makan malam dalam 15 menit. Anda harus mencegah interaksi awal antara Leonard dan Clara yang berpotensi memicu afinitas romantis yang menjadi dasar hubungan mereka di alur cerita asli. Kegagalan akan menurunkan Poin Takdir.]

Aurelia merasakan adrenalin nya melonjak. "15 menit," gumam nya pelan, memastikan Leonard tidak mendengar nya. Ini adalah tantangan pertama nya.

"Baik, Sistem. Permainan dimulai."Ia melirik Leonard lagi. Pria itu tampak tenang, tidak menyadari bahwa takdirnya akan segera diubah oleh wanita di sampingnya.

Aurelia tersenyum tipis. Ini akan menjadi malam yang panjang dan menarik. Ia tidak akan membiarkan Clara mengambil Leonard begitu saja

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 10: Pesta Dansa Harrington dan Pertarungan Tak Terucap

    ******* Perjalanan dari kediaman Arsenio di Belgravia menuju perkebunan Harrington terasa singkat, dipenuhi keheningan yang nyaman antara Mira dan Leonard. Di dalam limosin, Mira melirik Leonard yang duduk kaku di samping nya, tatapannya lurus ke depan. Pria itu tampak sangat tenang, namun Mira tahu, di balik ketenangannya ada perhitungan dan persiapan yang matang untuk setiap acara yang ia hadiri. Mira sendiri merasa gugup sekaligus bersemangat. Ini adalah panggung yang besar. Ketika limosin melaju di jalan masuk berkerikil yang diapit pepohonan lebat, lampu-lampu taman yang mewah mulai terlihat, menerangi jalan menuju rumah megah yang dipenuhi cahaya. Perkebunan Harrington benar-benar sesuai dengan deskripsi dalam novel: luas, elegan, dan penuh sejarah. Musik orkestra yang merdu mulai terdengar samar, mengundang mereka masuk ke dalam malam yang penuh kemewahan. Penjaga gerbang membuka pintu, dan limosin berhenti tepat di depan tangga utama. Mira melangkah keluar, gaun emerald gr

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 9: Persiapan ke London dan Gaun Impian

    ***** Dua minggu sebelum keberangkatan ke London terasa begitu cepat sekaligus begitu lambat bagi Mira. Setiap detik terasa berharga, baik untuk persiapan teknis maupun untuk terus membangun jembatan emosional dengan Leonard. Misi dari Sistem Penulis Takdir untuk menciptakan interaksi positif di pesta Viscount Harrington menjadi fokus utama nya. Mira tahu, ini bukan hanya tentang menghadiri acara sosial, tapi juga tentang menunjuk kan kepada Leonard dan lingkaran sosialnya bahwa ia adalah pasangan yang layak, bukan lagi "Mira yang lama" yang kaku dan canggung. Mira memulai persiapannya dengan matang. Pertama, ia fokus pada penampilan nya. Gaun untuk pesta dansa di perkebunan bangsawan Inggris tentu saja harus luar biasa. Ia tidak ingin mengulangi kesalahan gaun pengantin yang dipilihkan orang lain untuk Mira yang asli. Kali ini, ia ingin gaun yang mencerminkan siapa diri nya yang baru: elegan, percaya diri, dan menarik. Ia memanggil seorang desainer ternama yang sering bekerja unt

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 8: Strategi Baru dan Undangan Tak Terduga

    ***** Setelah percakapan yang lebih terbuka di perpustakaan, Mira merasa ada celah kecil yang mulai terbentuk dalam tembok dingin yang mengelilingi Leonard. Undangan samar untuk pergi ke London, meskipun hanya berupa kemungkinan, terus berputar di benak nya. Itu adalah langkah maju yang signifikan, dan Mira tahu ia harus memanfaatkan nya. Namun, Mira juga sadar bahwa hubungan yang rapuh ini bisa hancur jika ia terlalu terburu-buru atau melakukan kesalahan. Leonard masih merupakan sosok yang sulit ditebak, dan Clara tetap menjadi ancaman yang laten. Mira memutuskan untuk mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dan strategis. Ia mulai mengamati rutinitas Leonard dengan lebih seksama. Ia mencatat jam kerjanya, preferensi kecil nya (seperti jenis teh yang ia minum di pagi hari atau koran yang selalu ia baca), dan bahkan ekspresi wajah nya yang nyaris tak terlihat dalam situasi tertentu. Mira menggunakan informasi ini untuk melakukan hal-hal kecil yang mungkin tidak di sadari Leo

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 7: Jejak Kehangatan dan Tatapan Mengawasi

    ***** Beberapa hari setelah percakapan mereka di perpustakaan, Mira merasakan ada nya perubahan halus dalam interaksi nya dengan Leonard. Pria itu masih dingin dan kaku dalam banyak hal, terutama di depan umum atau saat berurusan dengan bisnis. Namun, di balik tatapan datar nya, Mira mulai menangkap kilatan-kilatan kecil yang berbeda. Terkadang, saat Mira berbicara tentang sesuatu yang menarik baginya, Leonard akan menatapnya lebih lama dari biasa nya, seolah benar-benar mendengarkan. Atau, saat mereka makan malam berdua (sesuatu yang jarang terjadi), ia akan mengajukan pertanyaan spontan tentang hari nya, bukan hanya basa-basi formal. Yang paling mengejutkan, suatu pagi saat Mira sedang membaca di ruang sarapan, Leonard turun lebih awal dari biasa nya. Ia mengambil koran dan duduk di meja yang sama. Keheningan tidak lagi terasa canggung seperti dulu. Bahkan, Mira merasakan sedikit ketenangan dalam kebersamaan tanpa kata itu. Saat Mira selesai membaca dan hendak beranjak, Leon

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 6: Jejak Koin Kuno di Perpustakaan

    ***** Keesokan hari nya, Mira menghabiskan sebagian besar waktu nya di perpustakaan besar mansion Arsenio. Ruangan itu dipenuhi rak-rak buku tinggi yang menjulang hingga langit-langit, aroma kertas tua dan debu bercampur dengan wangi kayu cendana yang samar. Cahaya matahari pagi yang masuk melalui jendela-jendela besar menerangi partikel-partikel debu yang menari di udara. Mira tidak pernah terlalu tertarik pada perpustakaan di novel nya, karena Mira yang asli lebih suka menghabiskan waktu di taman atau melakukan pekerjaan rumah tangga. Namun, Aurelia selalu mencintai buku dan sejarah. Ia menyusuri rak demi rak, mencari buku tentang sejarah kuno, terutama Yunani dan Romawi. Ia meminjam beberapa judul yang tampak menarik dan duduk di meja besar di tengah ruangan, mulai membaca dan membuat catatan kecil. Ia perlu terlihat tertarik dan berpengetahuan agar percakapan nya dengan Leonard nanti malam tidak terasa dibuat-buat. Sambil membaca tentang dinasti-dinasti kuno dan artefak

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 5: Pertanyaan Tak Terduga dan Misi Satu Jam

    ****** Perjalanan pulang dari makan malam keluarga terasa lebih sunyi dari sebelum nya. Leonard duduk kaku di samping Mira, pandanga nnya lurus ke depan, namun sesekali Mira bisa merasakan mata nya melirik sekilas ke arah nya. Hening nya limosin terasa berat, penuh dengan pertanyaan tak terucap yang memenuhi benak Leonard. Mira, di sisi lain, sibuk merayakan kemenangan nya. Ia berhasil menggagalkan plot krusial dalam novel nya, membuat Leonard tidak menari dengan Clara, dan bahkan menarik perhatian nya. Ketika mereka tiba di mansion Arsenio, Leonard tidak langsung menuju kamar nya seperti biasa. Ia berhenti di ruang keluarga, sebuah ruangan luas dengan perapian besar dan deretan rak buku klasik. Ia berbalik, menatap Mira. "Ada apa denganmu malam ini?" Leonard bertanya, suara nya rendah dan tanpa emosi, namun ada desakan yang tak biasa di dalam nya. Ia bukan orang yang basa-basi.Mira melepas clutch-nya dan meletak kan nya di meja. Ia menatap Leonard dengan tenang. "Menurutmu ad

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status