Share

AUTHOR POV

Waktu yang kulalui bersamamu,

dan waktu kau lalui bersamaku,

menciptakan hamparan bunga yang kuharap tak pernah hilang di sini

.

.

.

Pukul 17.30 alias setengah 6 sore.

Langit yang berwarna jingga ini perlahan berubah gelap, dua insan manusia berjalan layaknya sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Tentu saja kedua tangan mereka bergandengan dan diayun-ayun perlahan hingga menambah kesan romantis di antaranya.

Jangan tanya siapa, karna tak lain dan tak bukan mereka adalah kakak beradik Permana yang telah berbaikan. Tentu saja dengan memenuhi persyaratan Ice Cream cup besar terlebih dahulu.

Sepanjang perjalanan tadi, mereka bercerita banyak hal. Ahh ralat, bukan mereka, tapi Ara seorang. Ya, Ara bercerita banyak hal dan Arya menjadi pendengar yang nyaris budeg. Haha, suara Ara itu nyaring dan agak cempreng. Jadi harus banyak-banyak sabar kalo Ara lagi mendongeng tentang kisahnya sehari-hari.

Untung Arya tahan, kalo nggak maahh mungkin sudah diceburin ke kali dari dulu ini anak satu.

Setelah berjalan sekitar 20 menit, akhirnya mereka sampai di depan kediaman Permana. Sekali lagi, bukan di(dalam) kediaman keluarga Permana, tapi di depan gerbang kediaman keluarga Permana.

"Kakak nggak mau pulang sebentar gitu? Ngapain kek??"

"Ceritanya Ara kangen sama kakak" ucap Arya penuh percaya diri.

"Ihhhhh. PD banget!!"

Arya hanya tersenyum mendengar balasan Ara barusan, Ara mah emang gitu. Jaimnya gede kaya raksasa, alias lain di mulut lain di hati.

"Iyaaa, tenang. Lain kali kakak mainnya"

"Kapan?? hhmm, pasti gitu kalo Ara suruh kakak pulang. Bilangnya lain kali, lain kali, lain kali. Kakak nungguin apa sih??" tanya Ara dengan bibir cemberutnya.

Sebenernya jelas banget kalo Ara itu kangen berat, tapi cara dia menyampaikannya kurang tepat. Bikin si Arya makin gemas dan makin berat untuk perpisahan yang padahal bakal bisa ketemu lagi di kemudian hari.

"Nungguin Ara nikah sama Raka, nanti kakak kondangan deh ke sini."

Bluusss, pipi Ara langsung memerah kaya kepiting rebus, Raka itu cinta rahasianya si Ara, tapi berhubung cuma Arya satu-satunya kakak yang dia percaya, ya karna emang cuma satu kakaknya dia. Jadinya Arya tahu tentang si Raka itu.

Dasar Cinta Monyet

Raka tuh anak kelas empat SD yang katanya pernah nolongin Ara waktu jatuh dari sepeda, ngajarin Juz Amma karna tingkatan hapalannya lebih tinggi dari Ara, nyelametin kucing yang jatuh ke selokan, dan 1001 kebaikan-kebaikan lainnya yang hampir setiap hari masuk ke kuping Arya waktu dia masih serumah sama adiknya itu.

Aahhhh nyesel banget tuh si Ara nanya-nanya!!

"Sanalahhh kakak pergi aja!! nggak usah balik sekalian" Tak mau terus-terusan dibully oleh Sang kakak, Ara pun bergegas masuk dengan langkah besar-besar karna dia emang bener-bener salting sekarang.

"Kalo Ara kangen, panggil Kakak 1000×, nanti Kakak dateng, tenang aja!!!"

"NGGAKKK, Ara nggak kangen, dan Ara nggak akan kangen" teriak Ara nyaring dari rumah berlantai dua itu.

Setelah perpisahan yang jauh dari kata manis itu, secara perlahan senyuman yang merekah sedari tadi layu dan merenggut segala keceriaan dari wajah seorang Raditya Arya Permana. Helaan nafas panjang lolos dari bibirnya seakan tadi adalah perpisahan yang teramat berat untuknya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status