Share

IQBAL POV

Author: Arrasyied99
last update Last Updated: 2021-05-01 17:30:44

Aku harap ini takkan menjadi lagu terakhir yang kaunyanyikan untukku.

.

.

.

Ahhhh,,, malam, kira-kira apa yang kalian bayangkan jika membayangkan kata malam. Apakah sunyi? berbintang, atau rembulan?

Wah, kau kuno sekali, pasti kau jarang Hang Out apalagi keluar malam, ya kan? 

Malam, malam disini akan gue definisikan dengan meriah, kilauan lampu warna-warni dan sorak sorai orang-orang yang meneriakkan nama-nama orang yang mereka kagumi. Ya, kalian bisa menyebutnya Fans. 

Konser?? Bisa dibilang agak serupa, tapi tetap saja berbeda. Disini kau tidak akan menemui artis-artis TOP papan atas sekelas oppa-oppa BTS/EXO. Jangan harap!

Lagipula gue laki-laki!!! Korea bukan pembahasan yang masuk dalam list favorit gue, meski dikit-dikit gue paham Blackpink sih..hehe. Ada Jennie, Lisa, Jisoo, Rose.

(itu mah apal Bambank)

Jadi, di sinilah gue berdiri. Gue ada di baris terdepan penonton, tempat paling nyaman dan jelas untuk menyaksikan acara Pensi sekolahan gue, Aseekkk.

Paling depan cooy, apakah gue se-spesial itu atau ngayuk banget alias PD tingkat dewa?? Hhmm, nggak juga sih. Gue adik dari seorang kakak yang bakal manggung dikit lagi, ditambah dengan GO Pro yang udah Stand By mode video daritadi, lu bolehlah kasih gue predikat adik berbakti sejagat raya, hahaha. 

CAMERA-ROLLING-ACTION. 

“Yaaaa, Welcome back with Iqbal Ramdani. Hari ini, disini, SMA Cahaya Harapan lagi ngadain Pensi buat memeriahkan acara Class Meeting Sekolah, Soobbb.”

“Banyak yang hadir dong, semua artis-artis SMA CAHAR yang kece badai, yang cantik kaya putri dan ganteng kaya pangeran, tapi yang pasti masih gantengan gue_ Weeee, AJE GILEEE.” 

Cerocos gue ke kamera yang padahal kagak nongolin muka gue sama sekali, sengaja emang. Supaya suasana kemeriahannya jelas terekam gue arahin kamera ke arah panggung gede nan megah udah kaya konser-konser tahun baruan di Ancol, nggak lupa gue juga ngerekam ke arah penonton. RAMEEE BROO!

Penonton-penonton ini terdiri dari siswa-siswi SMA CAHAR sendiri plus ortu ataupun Wali Murid ditambah tamu-tamu undangan yang entah siapa, karena jujur gue sendiri kagak kenal, hehe. Yang jelas sih mereka menjelaskan status mereka tanpa berkata-kata melainkan lewat fashion dan gaya.

Omong-omong soal gaya, diacara semegah dan se-woow ini gue sama sekali nggak bergaya. Masih lengkap setelan seragam basket gue, sempurna dengan keringat yang lengket karna belom mandi habis tanding ama pentolan SMA CAHAR. Untung menang, kalo nggak bonyok gue dikeroyok anak sesekolah!

Jeett...

Secara tiba-tiba lampu yang tadinya terang benderang mati tanpa aba-aba sama sekali. Menimbulkan beberapa pekikan kecil maupun besar yang agaknya mengganggu telinga gue. 

Nggak lama, sorot lampu menyala tepat ke arah panggung menyinari sosok lelaki tegap nan gagah yang nggak salah lagi adalah kakak gue. Soalnya sebelumnya si MC bilang penampilan kakak gue bakalan jadi yang pertama. Aslinya sih, gue asal tebak berhadiah aja. Hee...

Detik berikutnya, lapangan CAHAR dipenuhi teriakan-teriakan histeris yang manggil-manggil kakak gue udah kaya fans-fansnya artis K-pop. 

“Arya, aarrgggg. Aku padamu” 

“Gila, Arya ganteng banget!” 

“Ka Arya, pangeran hatiku” 

“Ya, Arya. Nikahi aku, pleasa!” 

Bussseett, nggak perlulah gue sebutin satu-satu. Takutnya malah berubah gendre jadi horror, ihhhh. Kalo dari gue sih, muka kaka gue emang biasa disebut-sebut mirip V BTS. 

Suasana yang awalnya ricuh kaya acara demo anak kuliahan perlahan hening gara-gara suara musik yang awalnya pelan lama-lama berubah jadi nge-bite. Ini baru intro, tapi pesona kakak gue emang gila abiss. Nggak ada mata yang meleng ke arah lain. Semua terhipnotis, terpesona, ngeliat kakak gue seakan-akan pangeran dari negeri dongeng.

"Aduh kak! Besok mah enak ya! Kalo mau nikah tinggal tunjuk aja mau milih yang mana" teriak gue keras-keras.

POP-ROCK-MELLOW 

Sesuai dengan lagunya, pakaian kakak gue ya serba-serbi campuran antara 3 gendre lagu tadi. Celana jeans yang bolong lumayan gede di bagian dengkul, kaos putih ditambah hoodie kegedean bermotifnya abstrak. Juga nggak ketinggalan rambut yang bahkan dicat blonde bener-bener bikin kakak gue jadi idola semua wanita. Whahaha, kalo nggak gitu mah bukan Arya namanya. 

Lagu pun dimulai. 

(IKON_ I AM OK)

I ‘m ok, jangan menghiburku, tak perlu kasihan. 

Tak perlu tetap bersamaku, aku baik-baik saja. 

I ‘m ok, tak perlu khawatirkan aku, tak perlu memikirkan aku. 

Aku sudah terbiasa sendiri, I ‘m ok. 

Suara kakak gue yang berat pun membuatnya terkesan seksi walau dia nggak ngelepas bajunya sama sekali, dan gue bener bener berharap itu nggak akan terjadi soalnya gue takut kuping gue pengang kalo cewek-cewek disini pada histeris. 

Aku merasa semua orang telah berpaling dariku. 

Aku kasian pada diriku sendiri, aku merasa tak berdaya saat aku terjebak kesepian 

Kalau kau melihatku menangis, tolong tinggalkan aku saja 

“Gilee ya, kalo lu bukan cowok udah gue nikahin dari dulu” teriakan gue tanpa disaring dulu.

Aiissshh, nih ya, sebagai orang baik yang nggak pinter boong. Nggak bisa dipungkiri kalo gue pun tersihir auranya. Bahkan tanpa sadar gue udah sedari awal ngikutin lirik lagu walau dengan suara pas-pasan kaya bebek keselek linggis. 

Diam artinya bahagialah, menangis artinya aku sangat mencintaimu 

Aku tak akan mati hanya karna ia tinggalkan 

Jadi berhentilah menatapku seolah aku sedang sekarat 

Jawabanku akan selalu dengan senyuman saat orang bertanya kabarku 

Tinggalkan aku sendiri, jangan temui aku 

Aku tak ingin memulainya kalau tahu kau akan pergi 

Aahhhgggg,,,

PARAHHH,, nada tinggi gaes!! 

Tanpa diduga, ketika part nyayian balik ke reff, kakak gue sama sekali nggak ngeluarin suaranya. Dia malah ngarahin mic ke arah kita semua, yang artinya ngajak kita para penonton ikut bernyanyi. 

I ‘m ok, jangan menghiburku, tak perlu kasihan. 

Tak perlu tetap bersamaku, aku baik-baik saja 

I ‘m ok, tak perlu khawatirkan aku, tak perlu memikirkanku 

Aku sudah terbiasa sendiri, I ‘m ok.

Anjay, gue merinding. Beneran! coba kalo lu liat suatu hal yang kompak abis, gue yakin bulu kuduk lu bakal berdiri semua. Apalagi sekarang gue bukan cuma liat, gue disini, di tengah-tengah hiuk piuk yang ikut bernyanyi secara serentak tanpa ada kecacatan satu apa pun. Gilee bener!! 

Dan tanpa diduga, secara kompak pula para penonton dan hadirin yang hadir menjerit karna tiba-tiba kakak gue ambruk tanpa alasan yang jelas ditengah-tengah panggung. 

“ARRGGH, itu Arya kenapa??” 

Gue yang emang dasar ada di baris depan pun nggak pikir panjang langsung naik ke atas panggung setelah tadi kelabakan GIMANA CARANYA MATIIN CAMERA saking nge-blanknya otak gue.

Gue panik, udah pastilah! Gue khawatir, udah lu nggak usah tanya! Tindakan gue juga udah jelasin jawaban gue. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Matahari yang Ingin Terbenam   16. AUTHOR POV(Sesak)

    Jangan cintai aku, hal itu akan menyakitimu.... Di sebuah lorong kecil yang sepi dan gelap, sosok bernama Arya menjambak rambutnya sekuat tenaga. "ARRGGHHH" Ia mengeram dalam diam. Arya tak ingin keberadaanya diketahui hingga ia menahan suaranya. Tapi itu sulit, jangan lupakan bahwa sedari tadi ia terisak. Arya menyenderkan punggungnya di tembok lorong, merosot perlahan karna kakinya mulai lemas untuk berpijak. "Sadarr diri woooyy. Sadar!!" Kalimat itu terus saja berulang ditemani air mata yang mengalir deras di pipinya. Arya menangis padahal ia sudah terlalu lelah untuk menangis( lagi). Berandal tingkat dewa ini ternyata lemah jika di hadapan ibunya. Preman sekolah ini terlihat teramat lemah sekarang. "Arya nggak pantes pulang, mah" "Arya bukan anak yang pantes dibanggain!"

  • Matahari yang Ingin Terbenam   15. AUTHOR POV( Rindu)

    Bahagia bukan Untuknya . . . SMA CAHAYA HARAPAN Seperti biasa Arya selalu membolos pelajaran sesuka hatinya. Meninggalkan materi sekolah dan bahkan tak pernah ada niatan untuk mengerjakan PR nya di rumah. Arya sudah sangat biasa seperti itu, tapi anehnya hal itu sama sekali tak mempengaruhi prestasinya di sekolah. Apalagi setelah tragedi menyeramkan di kantin sekolah tadi. Arya kehilangan kendali dan lagi-lagi melukai orang-orang di sekitarnya, bukan masalah besar jika orang itu adalah perawat atau dokter yang menangani kesehatan psikis nya seperti dulu saat dirinya masih direhabilitasi. Masalahnya orang yang ia pukuli kali ini adalah Iqbal. Bagaimana bisa Ia tak mengenali Adiknya sendiri? Arya bahkan sempat merusak cermin di kamar mandi sekolahnya. Meninjunya sekuat tenaga sampai kaca itu retak dan berubah menjadi k

  • Matahari yang Ingin Terbenam   14. IQBAL POV( Menunggu)

    Seandainya gue bisa membaca pikiran lu, andai saja. . . . . . Parkiran SMA Cahaya Harapan Jam 5 sore. Langit mulai berubah jingga, sebenernya sudah jam pulang sekolah dari tadi dan harusnya gue udah di apartement gue dari tadi. Sayangnya kakak gue yang udah gue tungguin selama setengah jam masih aja kagak nongol-nongol. Mana acara mendung lagi! Ke mana, Woi? Kenapa-napa atau gimana? Dengan segala kegelisahan yang rajin banget mampir ke hati. Gue pelototin lagi arloji di tangan gue. "Masih betah nungguin Arya?" tanya Siti ke gue pakai nada kelewat judesnya. "Iya sayang" jawab gue kesel karena dia udah nanya pertanyaan tadi lebih dari 10 kali. "Ball! Palingan juga dianya udah pulang duluan!" Ini juga ucapan Siti yang udah keluar lebih dari 10 kali dari bibir klinis

  • Matahari yang Ingin Terbenam   13. ARYA POV (sosok misterius)

    Siapa yang menyuruhmu untuk mencintai kehidupan?...Di Kantin SMA Cahaya Harapan"Ih Awas... Monster mau lewat!""Minggir lu, jangan macam-macam. Nanti lu dibegal Arya""Gila banget ini sekolah bisa- bisanya nerima preman""Parrahhh, ada yang bilang dia enggak bakal segan-segan membunuh lu kalau dia marah. Dia itu pembunuh""Anjay!!"Gue bisa dengar suara obrolan anak-anak lain yang anehnya bisa sampai ke kuping gua meski kelihatannya mereka lagi bisik-bisik, entah sengaja atau nggak. Tapi itu udah biasa. Selalu begini kalau gue lewat di koridor sekolah, lapangan, perpus, ata

  • Matahari yang Ingin Terbenam   MANDA POV_ Cemburu

    #Fizya, si anak baru Teettt... Teettt... Teettt Suara bel masuk pelajaran berbunyi dan anak-anak yang awalnya ada di luar mulai masuk secara teratur. Bu Ika pun masuk setelahnya, tapi kali ini ada anak cewek semanis malaikat di belakang beliau. Mengikutinya malu-malu dan penuh sopan santun. Tebakan gue dia anak baru. Kata Anak Baru memang selalu menarik untuk diperhatikan, bahkan sebelum kata itu terucap sekali pun. Dia cuma diam berdiri sambil tersenyum aja langsung menyihir seisi kelas jadi sunyi sesunyi kuburan, padahal biasanya rame kaya di pasar. Dia cantik, cantik alami tanpa polesan Make Up neko-neko. Rambut hitam lurusnya bikin gue iri barang sebentar, bisa dibilang dia imut (pake banget). Bahkan gue sebagai cewek mengakuinya apalagi cowok-cowok di kelas ini, di sebelah gue Iqbal melongo parah. Kaya liat apaan ini anak!!!

  • Matahari yang Ingin Terbenam   AMANDA POV

    # Kisah Cinta Amanda LAPANGAN SMA CAHAYA HARAPAN Masih di hari yang sama pelaksanaan MOS, Siang harinya perut gue sakit, gue punya maag dan akhirnya kambuh hari itu. Sebenernya gue udah bilang ke panitia, tapi kayaknya mereka nggak percaya dan anggep gue pura-pura. Ya sudahlah, istirahat juga sebentar lagi, kayaknya maaih kuat kalo gue tahan. Awalnya gue mikirnya begitu, tapi teenyata permainan selanjutnya adalah lari estafet. 1 kelompok 5 anak dan ditentukan lewat kocokan, peraturannya pelari terakhir haruslah perempuan, kalo nggak ada perempuan harus tuker anggota sama kelompok lain. Sialnya kelompok gue, cuma gue yang cewek. Mana kuat gue lari kalo perut sakit begini, terakhir pula! Dan yang kalah nggak ada jam istirahat juga dapet hukuman bersih-bersih toilet. AHHHH, pengen teriak rasanya. Matahari makin terik dan perut gue makin melilit, sakit! Tapi kita udah Stan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status