Permaisuri mengirimkan dua peti hadiah berukuran besar pada Ruyan. Hadiah itu diberikan pada Ruyan sebagai tanda terima kasih. Ruyan merasa ini semua terlalu berlebihan.
Ruyan membuka salah satu peti yang dikirimkan oleh permaisuri. Ternyata isinya adalah perhiasan. Ruyan membuka peti satunya lagi dan ternyata isinya adalah pakaian.Ruyan mengambil salah satu pakaian yang ada di peti itu lalu melihatnya. Ini adalah pakaian dengan ikatan di dada. Itu artinya, ini adalah pakaian yang bisa Ruyan gunakan selama masa kehamilan. Ruyan berpikir bahwa ternyata permaisuri cukup pengertian."Oh, dari mana barang-barang itu?" tanya Shengli yang baru saja masuk ke dalam kamar Ruyan.Ruyan berbalik lalu membungkuk pada Shengli. "Salam pada Yang Mulia Kaisar," kata Ruyan."Kau belum menjawab pertanyaanku," kata Shengli."Ini adalah pemberian Yang Mulia Permaisuri," kata Ruyan."Ah, sepertinya dia sedang menyindirku," kata ShengPermaisuri mengirimkan dua peti hadiah berukuran besar pada Ruyan. Hadiah itu diberikan pada Ruyan sebagai tanda terima kasih. Ruyan merasa ini semua terlalu berlebihan. Ruyan membuka salah satu peti yang dikirimkan oleh permaisuri. Ternyata isinya adalah perhiasan. Ruyan membuka peti satunya lagi dan ternyata isinya adalah pakaian. Ruyan mengambil salah satu pakaian yang ada di peti itu lalu melihatnya. Ini adalah pakaian dengan ikatan di dada. Itu artinya, ini adalah pakaian yang bisa Ruyan gunakan selama masa kehamilan. Ruyan berpikir bahwa ternyata permaisuri cukup pengertian. "Oh, dari mana barang-barang itu?" tanya Shengli yang baru saja masuk ke dalam kamar Ruyan. Ruyan berbalik lalu membungkuk pada Shengli. "Salam pada Yang Mulia Kaisar," kata Ruyan. "Kau belum menjawab pertanyaanku," kata Shengli. "Ini adalah pemberian Yang Mulia Permaisuri," kata Ruyan. "Ah, sepertinya dia sedang menyindirku," kata Sheng
Ruyan terbangun dari tidur cantiknya karena Ruyan merasa bahwa ada seseorang yang mencolek pipinya. Ruyan membuka matanya dan mencari tahu siapakah itu. Ternyata orang yang membangunkannya adalah Wenyuan. "Apa yang kau lakukan di sini, Pangeran?" tanya Ruyan. "Ayah menyuruh saya untuk datang ke sini dan membangunkan Anda," kata Wenyuan. Ruyan tertawa kecil sambil membayangkan Shengli menyuruh Wenyuan untuk datang ke sini. "Kau tidak perlu berbicara dengan formal padaku," kata Ruyan. Ruyan duduk dari posisi berbaringnya. Setelah itu, Ruyan memberi isyarat pada Wenyuan untuk duduk di sebelahnya di atas tempat tidur. "Apa Yang Mulia Kaisar menitipkan pesan untukku?" tanya Ruyan."Ayah bilang, Selir Xi harus lihat Ibuku," kata Wenyuan. "Sekarang?" tanya Ruyan. Wenyuan mengangguk menanggapi pertanyaan Ruyan. "Baiklah, aku akan ganti baju dulu," kata Ruyan. Ruyan segera memanggil Mei untuk membantunya
"Ada apa dengan Permaisuri?" tanya Shengli pada tabib yang memeriksa permaisuri. Permaisuri terbaring di atas tempat tidurnya dengan wajah yang terlihat pucat. "Yang Mulia Kaisar, Yang Mulia Permaisuri hanya terkena demam biasa. Sepertinya Yang Mulia Permaisuri terlalu memaksakan diri untuk tetap bekerja hingga akhirnya pingsan," kata sang tabib."Apa Permaisuri akan baik-baik saja?" tanya Shengli. "Yang Mulia Permaisuri akan baik-baik saja setelah beristirahat. Saya akan membuatkan obat penurun demam," kata sang tabib. "Baiklah, pergilah," kata Shengli. Tabib itu membungkuk pada Shengli lalu segera bergegas untuk pergi. Setelah itu, Shengli memberi isyarat pada semua orang di kamar ini untuk keluar. Ruyan dan yang lainnya membungkuk pada Shengli lalu keluar meninggalkan Shengli dan Wanyin berdua di kamar ini. Begitu Ruyan baru saja melangkahkan kakinya keluar dari kamar Wanyin, ada sesosok anak kecil yang menabraknya. Ruyan
Saat ini masih tengah hari. Namun Ruyan sedang tertidur pulas di dalam kamarnya. Akhir-akhir ini Ruyan memang sering tidur tanpa mengenal waktu. Shengli datang ke kediaman Ruyan di Paviliun Embun Pagi. Begitu melihat kedatangan Shengli, Mei langsung menyambutnya."Salam pada Yang Mulia Kaisar," kata Mei sambil membungkuk. "Di mana Selir Xi?" tanya Shengli. "Selir Xi sedang tertidur di dalam kamar," kata Mei. "Tidur? Di tengah hari seperti ini?" kata Shengli tidak percaya. "Iya, Yang Mulia. Akhir-akhir ini Selir Xi banyak tidur," kata Mei. Shengli mengangkat satu alisnya. Shengli penasaran kenapa Ruyan jadi banyak tidur seperti itu. Rasa penasaran Shengli berubah menjadi rasa khawatir. Apakah Ruyan sedang sakit?Shengli bergegas masuk ke dalam kamar Ruyan. Matanya langsung tertuju pada Ruyan yang tertidur lelap di atas tempat tidurnya. Shengli duduk di atas tempat tidur Ruyan lalu menggoyangkan bahu Ruyan perlahan untuk membangunkannya. "Ruyan, bangunlah," kata Shengli. Ruyan m
Hari ini, tiba-tiba Ruyan mendapatkan tamu yang tidak terduga. Orang itu adalah Selir Tingkat Tiga Meng Qinghe. Ruyan sangat bertanya-tanya kenapa Qinghe datang mengunjunginya.Qinghe membungkuk pada Ruyan dan berkata, "Salam pada Selir Xi.""Bangunlah," kata Ruyan.Qinghe pun kembali berdiri dengan tegak. Ruyan memberi isyarat pada Qinghe untuk duduk hadapannya."Ada perlu apa datang kemari Selir Meng?" tanya Ruyan penasaran."Saya hanya ingin berbincang santai dengan Anda, Selir Xi," kata Qinghe."Oh baiklah," kata Ruyan sambil mengangkat satu alisnya.Qinghe memberi isyarat pada pelayanannya untuk mendekat. Qinghe membuka keranjang yang dibawa pelayannya lalu mengambil isi dari keranjang itu. Ternyata isi dari keranjang itu adalah sepiring kue. Qinghe menyajikan piring itu di atas meja."Selir Meng, apa maksudnya ini?" tanya Ruyan."Saya hanya membawakan camilan untuk An
Ibu suri, permaisuri, dan para selir lainnya berada di halaman tempat pohon-pohon plum diletakkan. Mereka menunggu para pelayan untuk membuka kain hitam yang yang menutupi semua pohon-pohon plum itu. Begitu kain itu terbuka, mereka semua terlihat sangat terkejut saat melihat keadaan pohon-pohon itu. Daun-daun dan buah-buah yang ada di pohon-pohon itu berguguran. Dan yang lebih mengejutkannya lagi, ada seekor anjing yang bermain-main di antara pohon-pohon itu. Anjing itu adalah anjing milik Xueqing. Xueqing tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Xueqing bertanya-tanya bagaimana anjingnya bisa berada di sana. Sementara itu, Yuyan ternganga saat melihat hal tersebut. Yuyan sama sekali tidak menyangka bahwa hal itu akan terjadi. "Selir Yin, apa-apaan maksudnya ini?" tanya Yuhe pada Xueqing dengan nada marah. Xueqing segera berlutut di hadapan Yuhe begitu mendengar amarah Yuhe. Tidak pernah terpikir di kepala Xueqing bahwa rencana justru menyeran
Hari yang dinanti semua orang akhirnya tiba. Hari ini diadakan pesta tahun baru dan pesta ulang tahun ibu suri. Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, pesta ini hanya akan dirayakan oleh anggota keluarga kekaisaran yang tinggal di istana.Pesta ini dilakukan di salah satu aula terbuka di halaman istana. Pesta ini juga akan segera dimulai saat jam makan siang yang artinya pesta sudah hampir dimulai. Para selir kaisar mulai berdatangan satu persatu ke tempat pesta.Ruyan sudah datang sejak beberapa menit yang lalu dan duduk dengan tenang di tempat duduknya. Tak lama kemudian, Yuyan datang lalu duduk di di tempat duduk yang berhadapan dengan Ruyan. Walaupun mereka berhadapan, meja mereka memiliki jarak sekitar dua meter.Yuyan menatap Ruyan dengan Ruyan dengan tatapan penuh kemenangan. Tentu saja, Yuyan sangat tidak sabar melihat Ruyan akan dihukum."Kenapa Anda menatapku seperti itu, Selir He? Apa Anda terpukau dengan kecantikan
Tinggal satu hari sebelum pesta tahun baru dan pesta ulang tahun ibu suri dimulai. Pagi ini Ruyan keluar dari kamarnya lalu berjalan ke halaman belakang paviliunnya untuk mengecek pohon-pohon buah plum yang dipercayakan oleh ibu suri. Betapa terkejutnya Ruyan saat melihat pohon-pohon itu sekarat. Daun-daunnya menguning dan berguguran. Tentu saja buah-buah yang ada di pohon itu telah berjatuhan. "Yang Mulia, ini ...." Mei sangat tercengang saat melihat keadaan pohon-pohon itu. Mei merasa sangat bersalah karena dia telah lalai dalam melakukan pekerjaannya. Mei bersujud di hadapan Ruyan lalu berkata, "Saya pantas dihukum, Yang Mulia."Ruyan menghela napas panjang dan menatap kosong pada pohon-pohon itu. Ruyan berpikir dirinya pasti dihukum sangat berat oleh ibu suri jika dirinya mengecewakan kepercayaan ibu suri."Bangunlah. Sebaiknya kau bantu aku untuk mengambil buah-buah yang berjatuhan," kata Ruyan. Ruyan memunguti yang telah berjatuhan. Tentu saja dia memilih buah-buah yang masi
Ruyan baru saja bangun dari tidur siangnya. Dia masih bermalas-malasan di atas tempat tidur. Dan tiba-tiba, Mei masuk ke dalam kamar Ruyan. "Yang Mulia, Yang Mulia Ibu Suri memanggil Anda," kata Mei. "Astaga ...," kata Ruyan sambil menguap. "Anda sangat banyak tidur akhir-akhir ini, Yang Mulia," kata Mei. Ruyan segera bangkit dari tempat tidur. Mei segera membantu Ruyan untuk berganti pakaian. Ruyan menguap lagi dan berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya. Ruyan mengedipkan mata beberapa kali lalu mengusap matanya. Rasa kantuknya sangat luar biasa saat ini. Ruyan hanya pasrah saat Mei mendandaninya. Ruyan mempercayakan semuanya pada Mei karena dia terlalu mengantuk untuk peduli dengan penampilannya. "Sudah siap, Yang Mulia," kata Mei. Ruyan pun berjalan keluar dari kamarnya untuk pergi ke kediaman ibu suri di Paviliun Giok Agung. Ruyan masih mengantuk selama perjalanan dan tidak terlalu fokus memperhatikan jalannya. Ruyan hampir ditabrak oleh seekor anjing yang berlari namun