Share

Bab 39. Jangan Macam-Macam

Yang diucapkan aku anggap hanya sekadar bercandaan saja. Mana ada dua ancaman yang harusnya berlawanan, tetapi bermuara di satu tujuan, pernikahan. Memang benar kata Mas Sakti, dia duda yang membahayakan.

Dari pada berasumsi yang tidak-tidak, lebih baik aku fokus dengan pekerjaanku tang terbengkelai ini.

Rancangan untuk proyek ini menuntut kami untuk lembur dan membuat penat pikiran. Kalau ditrawang, mungkin di atas kepala kami mulai mengeluarkan asap. Untuk otak tidak diberi kaki, sehingga tidak bisa melarikan diri. Proyek ini benar-benar memaksa mengeluarkan semua tenaga dan pikiran.

Sesekali Pak Mahendra datang melihat perkembangan pekerjaan ini. Kami menjaga sikap profesional saat bekerja, dan bersikap hubungan kami sekedar bos dan anak buah. Dari ungkapan dan raut wajahnya kelihatan dia puas, dan berakhir tos dengan Mas Sakti setelah dia pergi.

Aku tersenyum menatap meja gambarku. Terpuaskan semua keinginanku akan karyaku ini. Rancangan yang sarat dengan arti dan memuaskan mata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status