Share

KODE

Penulis: Almah Kartika
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-09 16:03:39

Ulangan semester telah dilaksanakan dari dua hari yang lalu. Baru dua hari tapi Qiya sudah ingin muntah dengan kertas-kertas soal. Qiya rasa ia benar-benar salah masuk jurusan, ia selalu mendapat soal yang berisi angka-angka, serius Qiya tidak suka menghitung. Ilmu yang diajarkan oleh guru selama satu semester ini juga tidak banyak yang masuk ke otaknya yaa salah Qiya juga, soalnya kalo belajar suka gak pokus dan tidur.

Hari ini ulangan pelajaran Biologi dan dua pelajaran lain, lumayan gak ketemu angka, besok baru hitung-hitungan soalnya Matematika Minat, padahal tidak ada yang minat. Qiya bisa sedikit bernapas lega hari ini. Walaupun tetap bikin pusing saat liat soal, banyak bahasa latin di soal Biologi yang bacanya saja Qiya tidak bisa. Salah apa Qiya sampai bisa nyasar ke jurusan Ipa? Sulit sekali ya ampun.

"Ren, liat LJK lo dong" pinta Qiya setelah melihat pengawas keluar dari kelasnya, semoga perginya agak lama.

Rena menoleh, lalu menyerahkan LJK nya. "Tolong tandain yang gue belum kalo lo udah,"

"Boro-boro sayaangg" jawab Qiya. Sarah yang duduk di sebelah Qiya mendelik mendengar kata sayang yang keluar dari mulut Qiya.

"Lesbian lo! Najis" makinya.

"Serius amat Sar, suka gue sama lo baru serius!"

Sarah mendelik, "buru ah itu tulis dulu nanti gue nyalin dari punya lo."

Sebelum Qiya selesai menyalin jawaban Rena ke LJK nya, pengawas kelas Qiya sudah masuk lagi ke kelas, mana hari ini jadwalnya guru killer. Tapi bukan Qiya namanya kalo panik. Rena pun santai-santai saja padahal LJK nya masih di Qiya.

"Nih Sar, kasihin ke si Rena" suruh Qiya.

"Ada pengawas dodol! Sieun urang mah," ucap Sarah.

"Tunggu lengah aja," saran Qiya.

"Oke,"

Dasar otak kriminal, Sarah berhasil mengembalikan LJK Rena tanpa ketauan pengawas, memang cerdas kalo soal begini. Biasa otak murid pasti lebih lancar buat dipake mikir hal kaya gini. Iya kan? Ahh sepertinya itu hanya berlaku untuk Qiya dan teman satu kelasnya.

.......

Jam istirahat kali ini Qiya merasa bosan karena hanya diam di dalam kelas, Rena, Imel, Sarah dan Rissa tidak mau di ajak ke kantin, mereka lebih memilih belajar untuk ulangan pelajaran selanjutnya, padahal buat apa belajar ujung-ujungnya mereka kerja sama juga kan. Memang ada Ajeng yang bisa Qiya ajak ke kantin, tapi Ajeng bilang kalo gak barengan males gak rame. Ya ampun, soal perut pun masa iya harus rame, serius Qiya laper banget.

Entah peka atau bagaimana, tiba-tiba Irham menghampirinya dan mengajak Qiya untuk pergi ke kantin bersama, terbaik memang Irham. Kalo Qiya bisa mengatur hatinya, Qiya ingin sekali kembali menyukai cowok itu, seperti saat mereka kelas 1 SMP, sayangnya hati Qiya sulit sekali untuk melupakan Fatur. Yasudahlah, jalani saja perasaannya.

"Yuk, laper banget gue,"

Sampai di kantin, Qiya langsung di sambut oleh suara Bara yang memanggilnya, "QIYAAA!!"

"BILA KAU BUTUH TELINGA TUK MENDENGAR"

"BAHU TUK BERSANDAR"

"RAGA TUK BERLINDUNG"

Terdengar suara Bara yang menyanyi dengan keras ditempatnya, Qiya menoleh menatap cowok itu yang duduk di kursi kantin dengan gitar di pangkuannya. Qiya dengan cueknya kembali melanjutkan langkahnya untuk memesan bakso dengan Irham.

"PASTI KAU TEMUKAN BARA DI GARIS TERDEPAN"

"BERTEPUK DENGAN SEBELAH TANGAN"

Lanjut teman-teman Bara yang mendukung Bara mengkode gadis itu. Sorakan riuh dari murid lain yang ada di kantin terdengar di telinga Qiya, ia mendengus dengan pelan mengabaikan segalanya.

"KAU MEMBUAT KU YAKIN," merasa di dukung oleh orang-orang di kantin Bara semakin semangat bernyanyi untuk Qiya.

"MALAIKAT TAK SELALU BERSAYAP"

"BIAR SAJA MENANTI"

"TANPA BATAS, TANPA BALAS"

"TETAP MENJELMA CAHAYA DI ANGKASA" sekarang Bara berdiri dari duduknya karena melihat Qiya yang duduk bersama Irham dengan jarak yang lumayan jauh dari posisinya.

"YANG SULIT TERTAMPIK DAN SUKAR TERGAPAI"

"QIYAAA!!!" Panggil Bara lagi ketika akan menyelesaikan nyanyiannya. Ini kantin udah rasa konser aja, Bara artisnya.

Qiya menoleh dengan muka yang sudah merah padam, tapi tetap tatapan matanya terlihat tajam ke arah Bara, ia seperti memprotes Bara karena tindakan ini.

"Ku mendambakanmu mendambakanku" suara Bara terdengar lembut di akhir nyanyiannya.

Tepuk tangan riuh terdengar setelah Bara membungkukan badannya di hadapan pengunjung kantin. Benar-benar seperti konser.

"Gaskeun Bar!!!" Sorak Aji yang duduk de sebelah Bara.

"Si Qiya gak luluh apa, kak Bara romantis banget mana ganteng lagi," pujian itu terlontar dari mulut anak kelas 1 ips yang Qiya tidak kenal namanya siapa.

Irham duduk santai di hadapan Qiya, mencoba cuek seperti Qiya, padahal hatinya memaki-mamaki Bara dengan kata-kata alay. Bilang saja Irham kalo kamu merasa tersaingi wkwk.

"Qiya, mau bawa baksonya ke kelas gak?" Tawar Irham, ia sangat beharap bahwa Qiya menyetujui tawarannya. Ia juga merasa bahwa Qiya sudah merasa tidak nyaman untuk mengisi perutnya di kantin.

"Males balikin mangkoknya nanti, udah lah sebentar doang makannya juga," tolak Qiya yang membuat Irham mendengus sebal.

"Yaudah."

......

"Mantap Bar!!! Gas terus si Qiya, jangan kasih enak si Irhaamm!!" Kompor teman-temannya saat mereka sudah memasuki ruang kelas untuk ulangan selanjutnya.

"Kalo si Acil tau, mampus maneh Bar!"

Yasir yang merasa ada yang tidak beres akhirnya bertanya. "Ngapain si Bara ke adik gue?"

"Aduh udah langsung peka aja," kata Riza.

"Aing tadi abis gombalin adik lo, Cil," ucap Bara mengaku.

"Anjing!! Mentang-mentang pelajaran MTK udah kemarin! Nyesel gue ngasih lo contekan!"

Teman-temannya termasuk Bara tertawa puas mendengar omelan Yasir.

....

Sedangkan Qiya, mukanya masih terlihat merah bahkan ketika ia sudah mulai mengerjakan ulangan bahasa indonesia. Sarah melihat perubahan wajah Qiya bertanya, "muka lo merah banget Qiy, kenapa? Sakit atau abis ketemu kak Fatur?"

"Syuutt!! Diem ah males gue!" Jawab Qiya.

"Kenapa sih?" Tanya Sarah. Mereka berdua tengah berbisik karena takut suaranya terdengar oleh pengawas killer itu.

"Iihh gue degdeggan, lo gak tau sih tadi di kantin kenapa! Gue malu anjay!!"

"Oohh emang ada apa sih? Gue cuma denger gosipan anak-anak sekilas"

"Malu gue ceritainnya juga!"

"Baper ya lo sama kak Bara?" Tuduh Sarah.

"Sembarangan lo! Buruan tuh kerjain ulangan!" Suruh Qiya kepada Sarah, ia ingin menghindari pertanyaan Sarah yang menuduhnya baper kepada Bara.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Me and Seniors   MEMULAI YANG BARU

    Belum lama putus, Qiya sudah terlihat bersemangat lagi. Sudah kembali menjadi Qiya yang biasanya. Hal itu memang terdengar positif untuk Qiya. Tapi tidak dengan penglihatan orang sekitarnya. Terutama Arumi, entah sejak kapan kabar Qiya putus dengan Irham sudah menyebar ke seantero sekolah. Oh hampir saja lupa, ini semua karena ulah Rendi tempo hari. Qiya mendengus kesal saat berjalan melewati Arumi ketika akan pergi ke kantin. Qiya cukup menyesal menolak tawaran Rena yang ingin menemaninya ke toilet sebelum menyusul teman-temannya yang lain."Emang dasar jalang sih ya... baru aja putus udah bisa ketawa ketiwi lagi. Parahnya sih udah ada cowo baru? Kesian deh cowo barunya."Sindiran itu membuat langkah Qiya terhenti. Dia bilang apa? Jalang? Ya ampun kasar sekali. Sebelumnya Qiya tidak mau meladeni, tapi kata Jalang yang keluar dari mulut Arumi sangat mengganggu harga dirinya."Jalangan siapa ya? Sama cewek yang mepet-mepetin pacar orang?

  • Me and Seniors   QIYA SUDAH YAKIN

    Terlentang di atas kasur empuk favoritenya. Qiya menatap langit-langit kamar dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah keputusannya baik atau tidak, yang pasti sekarang Qiya kembali merasakan ragu.Ia merutuki kelabilannya lagi kali ini. Rasanya baru kemarin Qiya bertekad tidak akan bersama Irham ataupun Bara walaupun hatinya ada diantara dua cowok itu.Qiya tidak ingin menyakiti atau memberi harapan kepada salah satu dari mereka.Ya.. itulah yang Qiya pikirkan sebelum berbincang dengan Bara di kantin berdua.Entah apa yang Qiya pikirkan saat itu hingga bisa-bisanya mulut manisnya berkata "oke, kita jalanin dulu."Qiya mendengus kala otaknya mengingat jawabannya itu. Ia menarik salah satu bantalnya kemudian menutup kepalanya dengan bantal itu. "Aaaaarrrggghhh Zelqiya lo labil banget!!!"Qiya berguling-guling gelisah di atas kasur. Pusing memikirkan apa yang akan terjadi dengan hubungannya.Eh tapi, kalau Qiya

  • Me and Seniors   CAT LAPANGAN

    "Qiyaa.. lo sama Irham gak balikan?" Tanya Bara hati-hati.Qiya menoleh sebentar lalu tersenyum. Kakinya terus melangkah ke arah kantin berdampingan dengan langkah Bara."Balikan ya??" Tanya Bara lagi karena tidak mendapat jawaban."Nggaa.. kenapa? Mau pepet gue lagi?" Qiya tersenyum jail ke arah Bara."Iyalahh... target udah jomblo masa gak di gas."Qiya tertawa. "Jangan kak.. kita gini aja, gue gak mau kelabilan hati gue buat lo ngerasain apa yang di rasain Irham. Sekarang gue, lo bahkan Irham temenan aja. Oke?""Gue sebenernya gak bisa. Tapi mau gak kalo kita jalanin dulu? Gue gak maksa. Gimana nyamannya lo aja. Walaupun gue maunya kita ada status, kalo lo gak mau gue gak papa."Qiya berpikir sampai mereka tiba di kantin. Memesan es cekek untuk mereka berdua dan teman-teman Bara di lapang. Mereka duduk tak jauh dari penjual es. Duduk berhadapan dengan mata yang saling menatap."Oke, kita jalanin dulu."Mata Bara

  • Me and Seniors   KE KANTIN BERDUA

    Pukul 12 malam, Yasir baru pulang kerumah setelah puas bermain di rumah Fatur. Sebelum masuk ke kamarnya, Yasir menoleh ke arah meja makan karena tak sengaja melihat seseorang yang terduduk sambil memainkan ponselnya.Yasir mendekat dan melihat Qiya sedang memakan mie instan sembari menonton drama korea kecintaannya. Yasir meraih gelas lalu menuangkan air untuk ia minum.Yasir duduk di hadapan Qiya, menyimpan gelasnya di meja dan mengambil toples biskuit disana."Halal gak yaa kalo jual adek kaya lo?"Qiya mendongak kaget dengan pertanyaan Yasir. Ia menatap sinis ke arah sang kakak. "Menurut lo?!""Menurut gue mah halal.. daripada bikin pusing. Mending jual.""Apaan sih?"Yasir mendengus. Lalu memakan lagi biskuitnya. "Lo balikan sama si Irham?""Mana ada."Yasir mengerutkan

  • Me and Seniors   BARA PATAH LAGI

    Istirahat kedua, Bara berjalan ke arah kelas Qiya dengan senyum lebarnya. Hatinya berbunga-bunga walaupun otaknya hampir depresi karena mikirin cara buat pepet Qiya sedikit lagi. Tapi depresi terlalu hiperbola buat penggambaran keadaan otak Bara.Tangannya menggenggam satu kotak susu kesukaan Qiya. Biarlah ia dikatakan mengambil kesempatan disaat Qiya baru saja putus, bahkan putusnya pun karena Bara.Sampai di depan pintu kelas Qiya, Bara menarik nafas dulu sebelum masuk. Entah karena rasa bahagianya sedang membuncah karena Qiya atau memang Bara saja yang sedang lebay. Pokoknya saat ini Bara degdeggan berat.Setelah dirasa siap, Bara membuka pintu kelas itu lalu mengedarkan pandangannya mencari kekasih hatinya. Bara hanya melihat beberapa cewek teman kelas Qiya sedang merebahkan kepalanya juga ada Rendi yang sibuk dengan ponsel serta telinga memakai earphone.Bara menghampiri cewek yang

  • Me and Seniors   NGOBROL

    Irham menghentikan motornya di parkiran kedai dekat SMP mereka dulu. Tempat yang pernah mereka datangi saat masih berpacaran. Rasanya Qiya ingin menangis melihat tempat ini. Satu memori indah bersama Irham berputar lagi.Irham mengajak Qiya masuk ke dalam. Sepi. Pengunjung kedai memang anak sekolah. Berhubung sekarang masih jam masuk jadi kedai pasti sepi.Mereka duduk di pojok kedai, tempat yang dulu mereka tempati juga. Tempat ini sangat cocok untuk mengobrol."Ada apa?" Tanya Qiya langsung.Jujur saja, Qiya canggung sekarang. Entah harus bersikap bagaimana. Qiya tidak bisa bersikap sebagai teman seperti sebelum mereka balikan. Rasanya masih aneh."Tegang amat.." ucap Irham santai.Tapi Qiya tau, Irham juga sama canggungnya. Sorot mata Irham membuktikan kecanggungan. Namun, sepertinya Qiya juga harus santai untuk menghargai usaha Irham menyembu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status