Share

KABUR BARENG

Author: Almah Kartika
last update Last Updated: 2021-06-04 09:47:15

Tak terasa seminggu lagi ulangan semester dan seminggu setelahnya classmeeting. Qiya dan teman sekelasnya telat berdiskusi siapa yang akan ikut lomba mewakili kelas mereka.

Qiya tidak ada niat mengikuti lomba apapun, malas. Menurutnya mending nonton saja dan mendukung teman-temannya, terutama Rissa dan Rena yang mengikuti lomba cerdas cermat. Awalnya Rissa menolak mengikuti lomba itu, ia merasa tidak cukup ilmu untuk mengikuti lomba cerdas cermat, berbeda dengan Rena yang memang pintar.

"Belajar lo dua minggu lagi ngadu otak," suruh Qiya kepada Rissa.

Sekarang mereka sedang beristirahat di kantin, selesai menghabiskan makanannya mereka tidak berniat langsung kembali ke kelas, melainkan nongkrong dulu di kantin sambil bercanda.

"Lah? Lo juga belajar! Jangan rebahan terus mau ulangan semester jugaa," balas Rissa.

"Lah kan ulangan semester mah bisa nyontek ke si Rena, iya gak Ren?" Kata Qiya.

"Iya in aja" jawab Rena pasrah.

"Suka seenaknya emang ni anak, ampun gue" timpal Ajeng yang masih sibuk dengan makanannya. Tinggal Ajeng yang makanannya masih ada, dia emang suka paling banyak pesan makanan pas istirahat, beli minum saja harus dua.

Ajeng itu dekat dengan Qiya dan yang lain pas mereka sama-sama berniat kabur, tentu saja Ajeng ikut merayu Rena dan Imel yang murid teladan itu, susah sekali di ajak kaburnya. Sejak saat itu, Ajeng selalu ngantin bareng, pulang bareng, gibah bareng, bercanda bareng dengan Qiya dan yang lain. Akhirnya mereka satu perkumpulan.

"Lah,, lo juga mau kan contekan??" Tanya Imel. Ajeng cengengesan menatap Imel.

"Selama Rena berbaik hati mau memberi dengan ikhlas yaaaa sayang kalo di tolak" kata Ajeng dengan halus.

"Bacot lo Jeng, bisa aja" gumam Qiya yang masih bisa di dengar oleh Ajeng.

"Harusnya yang dipintain contekan si Qiya juga tuh," ucap Rena.

Qiya melotot mendengar kalimat itu, "mau berharap nyontek apa ke gue Ren? Strategi ngibulin guru biar bisa pulang jam 10?"

"Yaa.. diem-diem lo pinter tau Qiy, jawaban ngasal lo di kelas kalo pelajaran kimia bener terus. Ngisi LKS b.indo juga cepet. Aslinya pinter nih pasti, malesan aja," jelas Rena.

"Lo pada gak percaya sih kalo IQ gue hampir kena angka 200" sombong Qiya. Biasa manusia kalo di puji suka ngelunjak.

"Kegedean IQ suka jadi idiot, pantes si Qiya jadi gini modelannya" kata Rissa.

"Aahh diem lo, belajar aja sono!"

Qiya melirik ke arah meja Yasir dan teman-temannya, sejak tadi ia tidak melihat Fatur diantara mereka. Apa Fatur tidak masuk hari ini?

Tanpa sengaja, Qiya melihat Bara yang sedang tersenyum manis ke arahnya. Kebiasaan, niatnya nyari kak Fatur nemunya malah kak Bara, suka gak sesuai. Pikirnya.

"Gue mau bolos ahh.. males pelajaran Bu Widya, ngitung mulu" ucap Qiya.

"Ya ampuunn!! Jangan bolos lagi lah Qiyaaa!! Mau ulangan loh sebentar lagi, nanti dikasih kisi-kisi MTK sama Bu Widya, lumayan" rayu Rena agar temannya yang satu itu tidak jadi berbuat kriminal.

"Ya nanti minta aja dari kalian ya kan???"

"Gue ikut ah Qiy, hehe" kata Ajeng yang tergiur dengan niat buruk Qiya.

"Hayu!! Gaskeun ayeuna Jeng, guru-guruna sibuk keneh gibah di kantor," ajak Qiya, satu-satunya kesulitan dalam aksi kabur yaa Ruang Guru, dari kelas Qiya kalo mau kabur pasti harus lewatin ruang guru, gak ada jalan lain. Tapi sejauh ini, Qiya selalu lolos.

Sarah, Rissa, Rena dan Imel hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan dua temannya itu. Qiya sama Ajeng itu pas banget, cocok. Sama-sama suka kabur pelajaran dan bikin absen mereka jebol abis.

"Sar, ngikut gak lo? Biasanya lo kan diem-diem aja tapi ujungnya ikut juga," tawar Ajeng yang mulai melancarkan aksi rayu-merayu agar kaburnya gak berdua.

"Kuy lah!!"

Saat Qiya akan mengucapkan kalimat rayuan kepada Imel dan Rena, mereka berdua lebih dulu menyangkal Qiya beserta segala rayuannya.

"Diem lo!! Jangan rayu gue sama Imel. Gak akan kegoda sekarang mah, hayu ahh ke kelas bentar lagi bel" kata Rena yang membuat Qiya mengerucutkan bibirnya sebal.

Saat mereka mulai beranjak, ternyata Bara dan teman-temannya juga sedang jalan meninggalkan area kantin. Langkah Bara dan teman-temannya terhalang oleh Qiya dan teman-temannya. Bukannya kesal, hal itu mahal membuat Bara senang, soalnya bisa modusin Qiya.

Belum juga beraksi, Yasir sudah lebih dulu menahan dirinya yang berniat mendekat ke arah Qiya. "Teu nempo ieu urang kakakna didieu?" (Gak liat ini gue kakaknya disini?) tanya Yasir yang paham Bara akan mendekati Qiya.

"Ngajakin pulang bareng doang Cil, serius" ucap Bara memohon.

"Gak!"

......

Saat sampai di kelas, Qiya melihat Irham yang diam di dekat pintu kelas dengan tas yang sudah digendong di punggungnya. Qiya tebak, pasti Irham juga akan kabur dan menunggu waktu yang pas.

"Mau kemana Ham? Gue bilangin nih ke Bu Widya" ancam Imel.

"Ulah atuh Mel. Jahat banget sih"

"Mau kabur Ham? Bareng lahh" kata Qiya.

"Kuy,"

Akhirnya Ajeng, Qiya, Sarah, Irham dan Rendi kabur berlima. Dengan wajah tanpa dosanya mereka berjalan santai menyusuri lorong sampai ke parkiran sekolah. Tidak ada raut wajah waspada pada ekspresi mereka, kalau begitu malah akan nambah kesan curiga jika ada guru yang melihat. Kalau jalannya santai kan gampang ngeles kalo di gep guru, pokonya jangan kelihat panik.

Saat melewati kelas Bara, Qiya menoleh mengintip dari jendela mencari Fatur, tidak ada juga. Kayaknya beneran gak masuk.

"Kenapa sih Qiy liatin kelas si Bara terus?" Tanya Irham tidak suka.

"Kepo!"

"Nyari si Bara lo? Ngapain gajelas" sinis Irham.

"Cemburu bilang boss!!" Kata Ajeng.

Tiba-tiba Qiya merasa ada yang menepuk bahunya dari arah belakang, "Qiyaa,, mau kemana?" Tanya Bara.

Qiya berbalik, melihat Bara yang berdiri di sana. "Kepo!" Setelah itu ia kembali berjalan meninggalkan Bara di depan kelasnya.

"Kalo mau kabur gue anterin sampe rumah!!!" Teriak Bara.

"Ihhh berisik kak Bara! Nanti di denger guru" protes Qiya karena suara Bara yang begitu keras.

Bara cengengesan dan meminta maaf secara singkat. "Bentar gue ambil tas dulu" Bara langsung berlari ke dalam kelas mengambil tasnya. Saat kembali ke luar, ia sudah tidak melihat Qiya disana.

"Anjaaayy.. gagal deui aing, kalah mulu ih sama si Irham asuuu,"

Merasa tanggung sudah menenteng tas, akhirnya Bara memutuskan pergi juga ke warung belakang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Me and Seniors   MEMULAI YANG BARU

    Belum lama putus, Qiya sudah terlihat bersemangat lagi. Sudah kembali menjadi Qiya yang biasanya. Hal itu memang terdengar positif untuk Qiya. Tapi tidak dengan penglihatan orang sekitarnya. Terutama Arumi, entah sejak kapan kabar Qiya putus dengan Irham sudah menyebar ke seantero sekolah. Oh hampir saja lupa, ini semua karena ulah Rendi tempo hari. Qiya mendengus kesal saat berjalan melewati Arumi ketika akan pergi ke kantin. Qiya cukup menyesal menolak tawaran Rena yang ingin menemaninya ke toilet sebelum menyusul teman-temannya yang lain."Emang dasar jalang sih ya... baru aja putus udah bisa ketawa ketiwi lagi. Parahnya sih udah ada cowo baru? Kesian deh cowo barunya."Sindiran itu membuat langkah Qiya terhenti. Dia bilang apa? Jalang? Ya ampun kasar sekali. Sebelumnya Qiya tidak mau meladeni, tapi kata Jalang yang keluar dari mulut Arumi sangat mengganggu harga dirinya."Jalangan siapa ya? Sama cewek yang mepet-mepetin pacar orang?

  • Me and Seniors   QIYA SUDAH YAKIN

    Terlentang di atas kasur empuk favoritenya. Qiya menatap langit-langit kamar dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah keputusannya baik atau tidak, yang pasti sekarang Qiya kembali merasakan ragu.Ia merutuki kelabilannya lagi kali ini. Rasanya baru kemarin Qiya bertekad tidak akan bersama Irham ataupun Bara walaupun hatinya ada diantara dua cowok itu.Qiya tidak ingin menyakiti atau memberi harapan kepada salah satu dari mereka.Ya.. itulah yang Qiya pikirkan sebelum berbincang dengan Bara di kantin berdua.Entah apa yang Qiya pikirkan saat itu hingga bisa-bisanya mulut manisnya berkata "oke, kita jalanin dulu."Qiya mendengus kala otaknya mengingat jawabannya itu. Ia menarik salah satu bantalnya kemudian menutup kepalanya dengan bantal itu. "Aaaaarrrggghhh Zelqiya lo labil banget!!!"Qiya berguling-guling gelisah di atas kasur. Pusing memikirkan apa yang akan terjadi dengan hubungannya.Eh tapi, kalau Qiya

  • Me and Seniors   CAT LAPANGAN

    "Qiyaa.. lo sama Irham gak balikan?" Tanya Bara hati-hati.Qiya menoleh sebentar lalu tersenyum. Kakinya terus melangkah ke arah kantin berdampingan dengan langkah Bara."Balikan ya??" Tanya Bara lagi karena tidak mendapat jawaban."Nggaa.. kenapa? Mau pepet gue lagi?" Qiya tersenyum jail ke arah Bara."Iyalahh... target udah jomblo masa gak di gas."Qiya tertawa. "Jangan kak.. kita gini aja, gue gak mau kelabilan hati gue buat lo ngerasain apa yang di rasain Irham. Sekarang gue, lo bahkan Irham temenan aja. Oke?""Gue sebenernya gak bisa. Tapi mau gak kalo kita jalanin dulu? Gue gak maksa. Gimana nyamannya lo aja. Walaupun gue maunya kita ada status, kalo lo gak mau gue gak papa."Qiya berpikir sampai mereka tiba di kantin. Memesan es cekek untuk mereka berdua dan teman-teman Bara di lapang. Mereka duduk tak jauh dari penjual es. Duduk berhadapan dengan mata yang saling menatap."Oke, kita jalanin dulu."Mata Bara

  • Me and Seniors   KE KANTIN BERDUA

    Pukul 12 malam, Yasir baru pulang kerumah setelah puas bermain di rumah Fatur. Sebelum masuk ke kamarnya, Yasir menoleh ke arah meja makan karena tak sengaja melihat seseorang yang terduduk sambil memainkan ponselnya.Yasir mendekat dan melihat Qiya sedang memakan mie instan sembari menonton drama korea kecintaannya. Yasir meraih gelas lalu menuangkan air untuk ia minum.Yasir duduk di hadapan Qiya, menyimpan gelasnya di meja dan mengambil toples biskuit disana."Halal gak yaa kalo jual adek kaya lo?"Qiya mendongak kaget dengan pertanyaan Yasir. Ia menatap sinis ke arah sang kakak. "Menurut lo?!""Menurut gue mah halal.. daripada bikin pusing. Mending jual.""Apaan sih?"Yasir mendengus. Lalu memakan lagi biskuitnya. "Lo balikan sama si Irham?""Mana ada."Yasir mengerutkan

  • Me and Seniors   BARA PATAH LAGI

    Istirahat kedua, Bara berjalan ke arah kelas Qiya dengan senyum lebarnya. Hatinya berbunga-bunga walaupun otaknya hampir depresi karena mikirin cara buat pepet Qiya sedikit lagi. Tapi depresi terlalu hiperbola buat penggambaran keadaan otak Bara.Tangannya menggenggam satu kotak susu kesukaan Qiya. Biarlah ia dikatakan mengambil kesempatan disaat Qiya baru saja putus, bahkan putusnya pun karena Bara.Sampai di depan pintu kelas Qiya, Bara menarik nafas dulu sebelum masuk. Entah karena rasa bahagianya sedang membuncah karena Qiya atau memang Bara saja yang sedang lebay. Pokoknya saat ini Bara degdeggan berat.Setelah dirasa siap, Bara membuka pintu kelas itu lalu mengedarkan pandangannya mencari kekasih hatinya. Bara hanya melihat beberapa cewek teman kelas Qiya sedang merebahkan kepalanya juga ada Rendi yang sibuk dengan ponsel serta telinga memakai earphone.Bara menghampiri cewek yang

  • Me and Seniors   NGOBROL

    Irham menghentikan motornya di parkiran kedai dekat SMP mereka dulu. Tempat yang pernah mereka datangi saat masih berpacaran. Rasanya Qiya ingin menangis melihat tempat ini. Satu memori indah bersama Irham berputar lagi.Irham mengajak Qiya masuk ke dalam. Sepi. Pengunjung kedai memang anak sekolah. Berhubung sekarang masih jam masuk jadi kedai pasti sepi.Mereka duduk di pojok kedai, tempat yang dulu mereka tempati juga. Tempat ini sangat cocok untuk mengobrol."Ada apa?" Tanya Qiya langsung.Jujur saja, Qiya canggung sekarang. Entah harus bersikap bagaimana. Qiya tidak bisa bersikap sebagai teman seperti sebelum mereka balikan. Rasanya masih aneh."Tegang amat.." ucap Irham santai.Tapi Qiya tau, Irham juga sama canggungnya. Sorot mata Irham membuktikan kecanggungan. Namun, sepertinya Qiya juga harus santai untuk menghargai usaha Irham menyembu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status