Satu bulan berlalu..
Bagas tak membiarkan satu hari pun terlewati tanpa pembuktian cinta pada Rani.Hari demi hari dia jadikan kesempatan besar untuk meluluhkan pujaan hatinya tersebut.Waktu pernikahan sudah tinggal 2 hari lagi.Keseriusan cinta pak bagas untuk mendapatkan hati Rani seperti nya tidak sia-sia.Semakin hari Rani semakin mulai terbiasa dan mulai mau menerima takdir yang terlalu mendadak ini.Rani yang awalnya keras dan selalu cemberut kepada pak Bagas kian hari mulai memberi senyum.Rani pun masih tak menyangka mengapa seorang CEO yang tampan dan mapan bisa jatuh cinta pada dirinya."Tinggal 2 hari lagi, sungguh aku masih tidak menyangka! Tapi wajah tampannya selalu membuat aku terlena dan tak berkutik" Rani bergumam di depan laptopnya.Rani yang profesional kerja tidak mau ambil cuti atau sesuka hati untuk bolos kerja. Rani ingin membuktikan bahwa dia mempunyai kemampuan bekerja di luar cinta pak bagas.Tok.. tok.. suara pintu ruangan Rani di ketuk."Iya, silahkan masuk" jawab Rani.Ternyata pak Bagas yang datang."Eh bapak... Silahkan duduk pak" kata Rani. Seperti biasa pak Bagas duduk tepat di depan meja Rani."Ini sudah jam pulang Rani, apa kamu tidak lapar? Kita cari makan yuk tutup saja laptop mu" pak Bagas yang sudah hafal jam lapar perut Rani.Rani termasuk perempuan yang makan apa saja alias suka makan.Rani yang masih dalam menyelesaikan pekerjaannya hanya menoleh dan menggeleng manja."Memangnya masih berapa lama lagi pekerjaan mu?" Tanya pak Bagas dengan suara lirih."Tanggung sedikit lagi selesai kok pak, ini juga sudah jam pulang kan, 5 menit lagi""Ini untukmu" pak Bagas menyodorkan sebuah coklat di atas meja kerja Rani."Kalau bisa jangan panggil bapak dong, 2 hari lagi kan kamu akan jadi istri ku" kata pak Bagas sambil duduk menyender di kursi.Rani hanya melirik dan tersenyum sedikit.Cara pak Bagas menyatakan cintanya setiap hari memang selalu tidak terduga. Terlalu banyak hal yang membuat Rani harus berpikir berkali-kali jika ingin menolak cintanya pak Bagas.Seorang CEO tampan dan kaya yang menjadi idola para wanita di sebuah perusahaan besar PT. Graha abadi, ternyata hatinya terpikat kepada seorang karyawan baru yang cantik dan pintar.Rani mulai berfikir dan berbicara dalam hati "iya juga ya, tidak ada salahnya aku panggil pak Bagas dengan sebutan mas. Terlalu tua sekali sebutan bapak untuk calon suamiku yang tampan itu" sambil senyum-senyum sendiri.Tak berapa lama, sambil menutup laptopnya."Mas, sudah nih, yuk kita pulang" kata Ranimengagetkan pak Bagas yang sedang memainkan handphone nya.Pak Bagas terkejut dan langsung menoleh dengan senyum dan mata yang berbinar, karena Rani sudah tidak lagi memanggil nya bapak.Pak Bagas dengan sigap beranjak berdiri membukakan pintu dan membawakan tas ransel isi laptop milik Rani "silahkan tuan putri" sambil mengayunkan tangannya layaknya pengawal kerjaan.Rani merasa tersipu dengan cara pak Bagas yang tak malu-malu memperlakukan Rani bagai ratu setiap hari di kantor nya.Sedikit mengganggu sih menurut Rani karena pak Bagas dalam 1 hari bisa 2 sampai 3 kali datang ke ruangan Rani. Tapi dengan cara begitu rani pun luluh....Hari yang di tunggu-tunggu itu tiba.Acara sakral akad nikah pun akan segera di mulai.Pak Bagas yang sudah siap duduk di depan penghulu dan calon mertuanya, serta di kelilingi orang-orang penting untuk menjadi saksi.Berkas, dan segenap mahar telah tertata rapi di atas meja.Dengan di iringi alunan musik yang syahdu.Pengantin wanita pun datang dengan di gandeng oleh Bridesmaids nya.Betapa pak Bagas sangat terpukau melihat kecantikan Rani dengan makeup yang membuat nya pangling.Gaun putih yang menjuntai memanjang membuat nya semakin anggun bak bidadari."Bagaikan bidadari yang jatuh dari kayangan" gumam Bagas dalam hati menatap Rani yang berjalan di atas karpet merah bertabur bunga.Saat hampir sampai di meja penghulu, pak Bagas menghampiri Rani dan menggandeng tangan calon istri nya tersebut.Dengan senyum yang sangat bahagia dan suasana yang khidmat, pernikahan pun di mulai."Saya nikahkan engkau dan saya kawinkan engkau dengan putri pertama saya Naomi Maharani binti Soni sutmajaya dengan mas 100 gram logam mulia dan satu set perhiasan berlian, satu buah sertifikat rumah mewah, satu buah mobil mercy, dan uang sejumlah 10 milyar rupiah di bayar tunai" kata pak Soni."Saya terima nikah dan kawinnya Naomi Maharani binti Soni sutmajaya dengan mahar tersebut Tunai" Bagas menjawab dengan cepat dan gagah."Sah""Sah""Alhamdulillah"Hiruk pikuk suasana pernikahan semakin kental.Bagas menggenggam tangan Rani dan menatap Rani sangat dalam dengan mata yang berbinar penuh kebahagiaan."Kamu bagaikan bidadari sayang dan sekarang kamu sudah menjadi istriku" seru Bagas.Bagas mencium kening Rani, dan memeluknya dengan lembut untuk pertama kali.Rani tersipu dan tersenyum lalu mencium tangan Bagas suaminya.Tak segan pak Bagas pun mencium bibir Rani di hadapan orang banyak. Tak terduga ranipun membalas ciuman tersebut.Tamu undangan pun ikut terbawa suasana.Senyum, tawa, bahagia, dan haru menjadi satu.Betapa hari ini menjadi hari yang paling bahagia untuk Rani dan Bagas.Gemuruh tepuk tangan para tamu undangan menambah indah suasana acara tersebut."Selamat ya pak atas kemenangan bapak mendapatkan Rani, saya turut bahagia akhirnya bapak melepas masa lajang yang terlalu lama haha" pak Riko memberikan selamat kepada pak Bagas."Saya juga banyak-banyak terima kasih kepada kamu Riko, karena sudah banyak membantu saya" pak Bagas memeluk pak Riko secara laki-laki."Selamat juga untuk kamu Rani, semoga kalian menjadi keluarga yang bahagia" ucap pak Riko menjabatkan tangannya kepada Rani."Saya juga banyak terimakasih ya pak, atas kerjasama bapak dan mas Bagas, membuat jantung saya berdegup kencang selama 1 bulan ini hehe" Rani meledek pak Riko, dan mereka tertawa bersama lalu melakukan sesi pemotretan.Acara resepsi pernikahan pun berjalan dengan sangat lancar dan penuh kebahagiaan.Rumah mewah dan megah menanti kehadiran kedua pengantin baru tersebut.Di dalam perjalanan menuju rumah baru, Rani bertanya kepada Bagas."Mas hari ini kan aku sudah menjadi istrimu, apakah aku masih di perbolehkan untuk bekerja di kantor?"Pak Bagas merangkul mesra Rani dan mendekatkan wajahnya "jika itu tidak membuat mu lelah, tidak membuatmu kesusahan lakukan saja sayang, aku tidak akan memberhentikan mu bekerja jika kamu tidak ingin" jawab Bagas dengan sangat lembut."Benar ya mas hmmm, aku senang sekali mendengar nya, ku kira kamu akan memberhentikan aku untuk bekerja disana" jawab Rani dengan manja.Rani menyenderkan kepalanya di bahu sang CEO tampan.Tak terasa mereka pun sampai di depan rumah.Pak Joko supir mereka dengan sigap membuka pintu mobil untuk keduanya, dan segenap pembantu yang lain sudah siap siaga menurunkan barang dari bagasi mobil."Mas terimakasih banyak ya, aku benar-benar menjadi
Malam ini menjadi malam yang tak akan terlupakan untuk Rani, begitu pula untuk Bagas.Hal yang tidak pernah Rani perbuat sebelum nya. keperawanan nya yang di jaga selama ini, ternyata terlabuh pada seorang CEO yang tampan dan mapan. Rani menatap wajah Bagas yang tertidur pulas di sampingnya. Dengan tatapan yang sendu, tangan Rani mencoba mengelus pipi suaminya yang sedang tidur."Tampan sekali suamiku, hidungnya yang mancung, bibirnya yang merah merona, dengan brewok tipis yang menggoda, oh tidak!!" "Hmmm.. bulu matanya lentik sekali, alisnya pun tebal. Hihihi aku baru pertama kali melihatnya dengan seksama begini! ternyata lebih indah ya, kalau di perhatikan begini." Rani bergumam sendirian.Selama ini, Rani yang jual mahal memang jarang menatap Bagas berlama-lama. Jangankan berlama-lama, menatap nya sebentar saja Rani sudah meleleh.Rani malah mencubit hidung suaminya agak keras karena gemas."Au" Bagas terbangun kaget.Rani pun ikut kaget. "Eh kebangun!" kata Rani"Kenapa kamu
Rani tercengang melihat berbagai makanan di atas meja."Apa! ini sarapan atau acara hajatan mas?""Yaa, aku sengaja menyuruh bi Pinem menyiapkan semuanya. Agar kamu bisa dengan mudah memilih atau boleh menghabiskan semua." jelas Bagas yang hanya mengambil satu buah Roti di atas piringnya."Besok-besok ngga perlu seperti ini mas, aku manusia normal kok! segini banyak nya untuk apa? mubazir buang-buang makanan!"Sambil mengoceh Rani mengambil piring dengan nasi yang cukup banyak dan berbagai lauk pauk bervariasi.Tak lupa juga dia membuka toples kerupuk kulit kesukaannya."Wah ada kerupuk kulit juga mas, kok tau sih" tanya Rani sambil memakan kerupuk kulit itu."Kamu kira selama ini, aku tidak memperhatikan apa saja yang kamu makan? menu semua ini, ya yang biasa kamu pesan kan?" Rani terlihat sangat senang menyantap hidangan di hadapannya.....Pak Riko tiba-tiba datang membawa sebuah amplop.Bagas dan pak Riko terlihat sedang duduk berdua di ruang tamu, ntah apa yang mereka bicarakan.
Memandang pantai saat sunset memang dapat meningkatkan kekaguman.Mengalihkan sejenak, hiruk pikuk suasana ibu kota Jakarta yang tak lepas dari suatu pekerjaan yang melelahkan.Hari berganti malam, Mereka berdua memutuskan untuk dinner di sebuah Restoran lain, yang tak jauh dari penginapan nya.Kemanapun berjalan, Bagas terus menggandeng tangan Rani, seperti layaknya pengantin baru pada umumnya, yang sedang di mabuk asmara. Bagaimana dunia milik berdua.Lampu yang berkelap-kelip melingkari tiap sudut dinding atas restoran, membuat indah mata memandang.Tiap sudut ruang pun juga terdapat patung-patung khas Bali. Bagas memesan menu-menu yang mahal.Beberapa minuman manis dan air mineral sudah di hidang kan lebih dulu.Tak lama, pelayan pun mengantarkan pesanan nya.Ada Caviar Almas, dua piring daging kobe Wagyu, Bluefin Tuna atau di sebut tuna sirip biru, Jamur matsutake dan lobster. Mereka menyantapnya dengan lahap.Ada yang bergetar dari dalam tas Rani.Seketika, Rani merogoh ponsel
"Memang nya, kamu ngapain dia mas?" dengan tatapan tajam."Kamu keroyok?" tanya nya lagi."Bukan Bagas namanya kalau main keroyokan, satu lawan satu lah" jelas Bagas dengan ketus.Tidak di pungkiri, jika mengungkit kejadian itu, pasti benar-benar membuat Bagas marah dan kecewa lagi kalau mengingat nya.Terlihat wajahnya yang berubah menjadi merah padam, alisnya saling bertabrakan terlihat tegang.Di matanya penuh amarah dan kekecewaan."Waktu itu, sekitar 3 atau 4 tahun lalu.. Saat aku meminta nya untuk jujur, Namira bilang, kalau dia juga pernah menggugurkan kehamilan nya dengan laki-laki bajingan itu di belakang ku! itu benar-benar di batas dugaan ku.""Apa?! sampai hamil??" Rani membelalakkan matanya."Iya.. Kehidupan ku benar-benar hancur waktu itu, Karena aku berniat meminang nya pada minggu itu. Hampir 3 tahun aku bersamanya, tidak mungkin aku tidak memikirkan masa depanku dengan dia. Padahal, semua yang dia pinta selalu aku turuti. Tapi ternyata dia wanita jalang. Brengsek!"Ran
Rani membuka ponselnya, ada notifikasi masuk."Hai beb! aku mau ngajarin kalau aku di terima kerja di kantor suami kamu loh! besok hari pertama mu kerja.. cepat balik ya dan bawa oleh-oleh!" Pesan singkat dari Linda. Rani dengan mata yang berbinar senang, kedua sudut bibir menarik ke atas. "Wah beb! selamat ya!! aku jadi tidak sabar untuk pulang, sampai jumpa senin depan. love you!" jawab Rani.Rani dan Linda sudah bersahabat dari dia duduk di kelas 2 SMP.Dulu rumah Linda hanya beda blok dengan Rani, tapi setelah dia lulus SMK dia pindah ke kota Bandung.Tapi mereka bersatu kembali di perguruan tinggi saat kuliah.Kabar gembira itu membuat pagi Rani menjadi lebih semangat.Rani yang baru saja selesai di make up menjadi sangat narsis.Hari ini, Bagas dan Rani akan melakukan pemotretan di pinggir pantai.Bagas menghampiri Rani yang sedang asyik Selfie. Memberinya segelas susu hangat dan sepotong Roti kukus dengan selai kacang."Di makan dulu dong rotinya, dari tadi di diemin aja nan
Hari berlalu begitu cepat.Sepasang pengantin baru itu akhirnya akan kembali pada rutinitas sehari-hari, yaitu masuk kantor seperti biasa.Rani sudah bangun lebih dulu, mandi dan berdandan.Tapi, Bagas masih tertidur pulas di atas ranjang."Mas, mas.. sudah mau jam 6 loh. Bangun mas.."Rani mengusap usap lembut dada Bagas yang di biar kan nya terbuka. Terlihat dada yang bidang dan berbulu.Sesekali Rani mencium pipi suaminya itu, dan menutupi dadanya dengan selimut."Mas.. bangun yuk.. nanti telat.. " Masih belum ada respon.Rani beranjak dari tempat tidur, tapi tiba-tiba Bagas menarik tangannya hingga dia terjauh di atas dadanya."Aduh...." Rani membelalakkan matanya, melihat mata Bagas yang terbuka lebar."Ih udah bangun juga, tapi ga respon!" "Hehe, peluk dulu dong" Bagas membentangkan tangannya, dan mendekap Rani yang berada di sisinya."Udah cantik yaa.. semangat banget mau kerja.." Bagas menggoda."Iya dong! aku ga sabar mau ketemu Linda.""Oh, Linda.. pantas aja semangat bange
"Eh, Omong- omong gimana Ran, kok bisa kamu secepat itu luluh sama pak Bagas?" tanya Linda."Ya, kamu tau kan.. bagaimana selama sebulan itu dia kasih kejutan, dan cara dia yang tiba-tiba sudah kenal duluan sama orang tua ku.. ya kan? perempuan mana sih yang ngga klepek -klepek. ""Nah, jadi saat rasa ini aku sadari sudah mulai ada itu, sejak sehari setelah resepsi kemarin Lin. Waktu masih pagi - pagi banget ya! Mas Bagas dapat pesan dari mantannya, namanya Namira.." Lanjut Rani dengan wajahnya yang sedikit judes menyebut nama Namira."Hah? mantan? terus terus..." Linda kembali duduk di atas meja kerja Rani, terlihat seru dan penasaran." Iya, jadi pagi itu, aku habis buat kopi kan. aku tuh mulai terbuai sejak malam pertama Lin seperti nya. Ya, kamu ngerti lah namanya udah di telanjangi.. ngga mungkin aku ngga ada rasa.""Aaaaaaau" tiba-tiba Linda teriak begitu kaget, sampai Rani menutup mulut Linda."Ih, jangan teriak juga Linda!!" "Eh iya, maaf maaf. aku syok banget!! jadi kamu se