Acara resepsi pernikahan pun berjalan dengan sangat lancar dan penuh kebahagiaan.
Rumah mewah dan megah menanti kehadiran kedua pengantin baru tersebut.Di dalam perjalanan menuju rumah baru, Rani bertanya kepada Bagas."Mas hari ini kan aku sudah menjadi istrimu, apakah aku masih di perbolehkan untuk bekerja di kantor?"Pak Bagas merangkul mesra Rani dan mendekatkan wajahnya "jika itu tidak membuat mu lelah, tidak membuatmu kesusahan lakukan saja sayang, aku tidak akan memberhentikan mu bekerja jika kamu tidak ingin" jawab Bagas dengan sangat lembut."Benar ya mas hmmm, aku senang sekali mendengar nya, ku kira kamu akan memberhentikan aku untuk bekerja disana" jawab Rani dengan manja.Rani menyenderkan kepalanya di bahu sang CEO tampan.Tak terasa mereka pun sampai di depan rumah.Pak Joko supir mereka dengan sigap membuka pintu mobil untuk keduanya, dan segenap pembantu yang lain sudah siap siaga menurunkan barang dari bagasi mobil."Mas terimakasih banyak ya, aku benar-benar menjadi wanita beruntung, semua ini terlalu banyak kamu berikan untukku mas" Rani menggandeng tangan suaminya tersebut sambil memasuki rumah barunya.Bagas hanya tersenyum dan merangkul nya dengan lembut.Pak Bagas memanggil mba Pinem untuk menyiapkan makanan "sayang makan dulu yah sebelum ke kamar aku tau kamu pasti lapar lagi" kata Bagas."Aku diet sayang" jawab Rani."Untuk apa diet kalau kamu lapar ayo makan aku tidak mau kamu sakit, mba Pinem sudah menyiapkan makanan di ruang makan" pak Bagas tanpa basa basi menggandeng tangan istrinya itu menuju ruang makan, dan Rani menurut saja.Pak Bagas menarik kursi makan untuk Rani, pak Bagas sangat perhatian kepada Rani.Pak Bagas pun mengambilkan makanan untuk Rani dan menyuapi Rani. Rani pun menjadi sangat manja kepada pak Bagas."Permisi tuan, nyonya.. kamar sudah siap saya bersihkan, dan air hangat sudah saya siapkan" kata mba titi"Wah terimakasih ya mba" kata Rani."Sudah yuk mas makan nya aku lelah ingin mandi dan istirahat" ajak Rani beranjak dari ruang makan menuju kamarnya.Setelah sampai di kamar, Rani malah duduk lama di kasur.Pak Bagas yang mulai membuka bajunya untuk mandi keheranan melihat Rani yang dari tadi hanya diam memeluk bantal."Sayang katanya lelah mau mandi dan istirahat kenapa diam aja" tanya Bagas."Aku malu buka baju di hadapan kamu" dengan wajah yang memelas dan malu.Bagas menghampiri Rani, menatap Rani dengan mesra. Lalu Bagas tanpa basa-basi mencium bibir Rani dengan lembut. Tangan pak Bagas pun tak diam saja. Tangannya berjalan membukakan pakaian Rani.Rani yang memejamkan mata sedikit kikuk dan tangan Rani mencoba menutupi buah dadanya agar tak tersentuh tubuh pak Bagas yang sudah telanjang dada, tapi bibir pak Bagas tak mau lepas mencium bibir Rani.Setelah bajunya terlepas, pak Bagas membuka pakaian bagian bawah milik Rani, tapi Rani menahannya malu dan terhentak kaget melepas ciuman pak bagas. "Aku malu mas" Rani menundukkan kepalanya sambil menutup badannya dengan selimut.Pak Bagas yang memandang setengah tubuh Rani yang terbuka dengan expresi nafsu. Kulit Rani yang putih bersih dan mulus tanpa tertutup pakaian membuat pak Bagas sangat terlihat bergairah."Kulitmu sangat lembut dan mulus sayang" pak Bagas berbisik di telinga Rani.Ranipun tersipu malu.Pak Bagas tak henti mencium bagian kulit tubuh Rani, Rani yang juga menjadi gairah pun ikut terbawa suasana.Siapa yang tidak akan terlena dan terbuai di peluk dan di cium seorang suami yang sangat tampan."Mas aku belum mandi, geli mas" kata Rani menghentikan nafsu pak Bagas."Tapi kulitmu sangat wangi meski belum mandi sayang" pak Bagas tak menghiraukan tangan Rani yang berusaha mendorong lembut tubuh pak Bagas. Pak Bagas terus melancarkan aksinya.Pak Bagas mengendong tubuh Rani yang setengah sudah tidak berpakaian itu menuju kamar mandi."Mas hati-hati jatuh" Rani mendekap kan tubuhnya ke tubuh Bagas. Terasa hangat di antara keduanya, payudara Rani yang masih kencang dan cukup besar menempel di dada pak Bagas.Pak Bagas menurunkan Rani di depan sebuah bathtub dan membukakan celana Rani, pak Bagas juga membuka celana yang di pakainya. Mereka masuk dalam satu bathtub dengan air yang hangat dan busa yang melimpah...Pak Bagas menyetel alunan musik klasik dan romantis. Harum aroma terapi di dalam air Bathtub menambah suasana menjadi sangat intim.Busa yang melimpah menutupi tubuh keduanya, membuat Rani sedikit tidak malu untuk beraksi. Rani memeluk tubuh pak Bagas di dalam bathtub.Pak Bagas mengangkat tubuh dari ke atas tubuhnya di dalam bathtub "ah mas" Rani meraung karena tersentuh kelamin pak Bagas yang tegak berdiri.Rani benar-benar merasa geli karena malam ini malam pertama Rani menyentuh barang laki-laki."aaarrggh tubuh mu indah sekali sayang, aku tidak tahan" pak Bagas meraung sambil menciumi buah dada milik Rani. "Auuu aaah mas geli mas aku ah ah mas geli" kata Rani.Mereka saling bercumbu di atas bathtub dan melanjutkan untuk membersihkan diri.Setelah mereka membersihkan diri. pak Bagas memakaikan handuk ke tubuh Rani, memeluk Rani dan menggendong Rani ke atas tempat tidur.Lalu mereka Melanjutkan aksi yang sesungguhnya.Bagas menidurkan Rani di atas ranjang. Dengan bringas Bagas membuka handuk dan langsung menciumi bagian dada Rani."aaarrrghh mas aaah au mas geli mas aaaah " seru Rani meracau.kelamin Bagas yang sudah berdiri langsung di tancapkan nya ke kemaluan Rani yang masih rapat, tanda masih perawan."Au sempit sekali sayangku" seru Bagas."Aduh mas sakit mas" Rani menahan sakit karena baru pertama kali di setubuhi.Rani menggit bibirnya sangat keras menahan kemaluan nya. Tangannya mencengkram bantal di belakang kepalanya."Au mas ah ah mas pelan pelan" seru Rani lagi."Aaaahhh rapat sekali sayang arrrgghh" Bagas meracau dan menjadi-jadi.Nafsu Bagas memuncak karena kelaminnya sudah menancap sempurna di kemaluan Rani."Aaah aah nikmat sekali au ah ah" seru Bagas tak henti menggenjot Rani di bawahnya.Rani pun terlihat sangat menikmati aksi Bagas di atas tubuhnya. Semakin Bagas bringas semakin tak karuan Rani meracau.Harum dari tubuh sang CEO pun membuat Rani makin meleleh di buatnya.Kecupan bibir tak henti di lakukan, tanpa melepas kemaluan keduanya.Bagas dan Rani sangat menikmati malam pertamanya."aaaargggghh" keduanya bersamaan meracau, tanda sudah keluar syahwat mereka bersamaan.Bagas merasa lemas, begitu pula dengan Rani.Rani langsung memejamkan matanya, dan memiringkan kepalanya ke arah kanan.Bagas yang masih berada di atasnya masih saja menciumi wajah dan dada Rani.Rani mulai tak berdaya, dan mengantuk.Bagas mengelap wajah Rani yang penuh keringat, dan menutupi tubuh Rani dengan selimut.Mereka terlelap tidur di dalam satu selimut, tanpa sehelai pakaian.Malam ini menjadi malam yang tak akan terlupakan untuk Rani, begitu pula untuk Bagas.Hal yang tidak pernah Rani perbuat sebelum nya. keperawanan nya yang di jaga selama ini, ternyata terlabuh pada seorang CEO yang tampan dan mapan. Rani menatap wajah Bagas yang tertidur pulas di sampingnya. Dengan tatapan yang sendu, tangan Rani mencoba mengelus pipi suaminya yang sedang tidur."Tampan sekali suamiku, hidungnya yang mancung, bibirnya yang merah merona, dengan brewok tipis yang menggoda, oh tidak!!" "Hmmm.. bulu matanya lentik sekali, alisnya pun tebal. Hihihi aku baru pertama kali melihatnya dengan seksama begini! ternyata lebih indah ya, kalau di perhatikan begini." Rani bergumam sendirian.Selama ini, Rani yang jual mahal memang jarang menatap Bagas berlama-lama. Jangankan berlama-lama, menatap nya sebentar saja Rani sudah meleleh.Rani malah mencubit hidung suaminya agak keras karena gemas."Au" Bagas terbangun kaget.Rani pun ikut kaget. "Eh kebangun!" kata Rani"Kenapa kamu
Rani tercengang melihat berbagai makanan di atas meja."Apa! ini sarapan atau acara hajatan mas?""Yaa, aku sengaja menyuruh bi Pinem menyiapkan semuanya. Agar kamu bisa dengan mudah memilih atau boleh menghabiskan semua." jelas Bagas yang hanya mengambil satu buah Roti di atas piringnya."Besok-besok ngga perlu seperti ini mas, aku manusia normal kok! segini banyak nya untuk apa? mubazir buang-buang makanan!"Sambil mengoceh Rani mengambil piring dengan nasi yang cukup banyak dan berbagai lauk pauk bervariasi.Tak lupa juga dia membuka toples kerupuk kulit kesukaannya."Wah ada kerupuk kulit juga mas, kok tau sih" tanya Rani sambil memakan kerupuk kulit itu."Kamu kira selama ini, aku tidak memperhatikan apa saja yang kamu makan? menu semua ini, ya yang biasa kamu pesan kan?" Rani terlihat sangat senang menyantap hidangan di hadapannya.....Pak Riko tiba-tiba datang membawa sebuah amplop.Bagas dan pak Riko terlihat sedang duduk berdua di ruang tamu, ntah apa yang mereka bicarakan.
Memandang pantai saat sunset memang dapat meningkatkan kekaguman.Mengalihkan sejenak, hiruk pikuk suasana ibu kota Jakarta yang tak lepas dari suatu pekerjaan yang melelahkan.Hari berganti malam, Mereka berdua memutuskan untuk dinner di sebuah Restoran lain, yang tak jauh dari penginapan nya.Kemanapun berjalan, Bagas terus menggandeng tangan Rani, seperti layaknya pengantin baru pada umumnya, yang sedang di mabuk asmara. Bagaimana dunia milik berdua.Lampu yang berkelap-kelip melingkari tiap sudut dinding atas restoran, membuat indah mata memandang.Tiap sudut ruang pun juga terdapat patung-patung khas Bali. Bagas memesan menu-menu yang mahal.Beberapa minuman manis dan air mineral sudah di hidang kan lebih dulu.Tak lama, pelayan pun mengantarkan pesanan nya.Ada Caviar Almas, dua piring daging kobe Wagyu, Bluefin Tuna atau di sebut tuna sirip biru, Jamur matsutake dan lobster. Mereka menyantapnya dengan lahap.Ada yang bergetar dari dalam tas Rani.Seketika, Rani merogoh ponsel
"Memang nya, kamu ngapain dia mas?" dengan tatapan tajam."Kamu keroyok?" tanya nya lagi."Bukan Bagas namanya kalau main keroyokan, satu lawan satu lah" jelas Bagas dengan ketus.Tidak di pungkiri, jika mengungkit kejadian itu, pasti benar-benar membuat Bagas marah dan kecewa lagi kalau mengingat nya.Terlihat wajahnya yang berubah menjadi merah padam, alisnya saling bertabrakan terlihat tegang.Di matanya penuh amarah dan kekecewaan."Waktu itu, sekitar 3 atau 4 tahun lalu.. Saat aku meminta nya untuk jujur, Namira bilang, kalau dia juga pernah menggugurkan kehamilan nya dengan laki-laki bajingan itu di belakang ku! itu benar-benar di batas dugaan ku.""Apa?! sampai hamil??" Rani membelalakkan matanya."Iya.. Kehidupan ku benar-benar hancur waktu itu, Karena aku berniat meminang nya pada minggu itu. Hampir 3 tahun aku bersamanya, tidak mungkin aku tidak memikirkan masa depanku dengan dia. Padahal, semua yang dia pinta selalu aku turuti. Tapi ternyata dia wanita jalang. Brengsek!"Ran
Rani membuka ponselnya, ada notifikasi masuk."Hai beb! aku mau ngajarin kalau aku di terima kerja di kantor suami kamu loh! besok hari pertama mu kerja.. cepat balik ya dan bawa oleh-oleh!" Pesan singkat dari Linda. Rani dengan mata yang berbinar senang, kedua sudut bibir menarik ke atas. "Wah beb! selamat ya!! aku jadi tidak sabar untuk pulang, sampai jumpa senin depan. love you!" jawab Rani.Rani dan Linda sudah bersahabat dari dia duduk di kelas 2 SMP.Dulu rumah Linda hanya beda blok dengan Rani, tapi setelah dia lulus SMK dia pindah ke kota Bandung.Tapi mereka bersatu kembali di perguruan tinggi saat kuliah.Kabar gembira itu membuat pagi Rani menjadi lebih semangat.Rani yang baru saja selesai di make up menjadi sangat narsis.Hari ini, Bagas dan Rani akan melakukan pemotretan di pinggir pantai.Bagas menghampiri Rani yang sedang asyik Selfie. Memberinya segelas susu hangat dan sepotong Roti kukus dengan selai kacang."Di makan dulu dong rotinya, dari tadi di diemin aja nan
Hari berlalu begitu cepat.Sepasang pengantin baru itu akhirnya akan kembali pada rutinitas sehari-hari, yaitu masuk kantor seperti biasa.Rani sudah bangun lebih dulu, mandi dan berdandan.Tapi, Bagas masih tertidur pulas di atas ranjang."Mas, mas.. sudah mau jam 6 loh. Bangun mas.."Rani mengusap usap lembut dada Bagas yang di biar kan nya terbuka. Terlihat dada yang bidang dan berbulu.Sesekali Rani mencium pipi suaminya itu, dan menutupi dadanya dengan selimut."Mas.. bangun yuk.. nanti telat.. " Masih belum ada respon.Rani beranjak dari tempat tidur, tapi tiba-tiba Bagas menarik tangannya hingga dia terjauh di atas dadanya."Aduh...." Rani membelalakkan matanya, melihat mata Bagas yang terbuka lebar."Ih udah bangun juga, tapi ga respon!" "Hehe, peluk dulu dong" Bagas membentangkan tangannya, dan mendekap Rani yang berada di sisinya."Udah cantik yaa.. semangat banget mau kerja.." Bagas menggoda."Iya dong! aku ga sabar mau ketemu Linda.""Oh, Linda.. pantas aja semangat bange
"Eh, Omong- omong gimana Ran, kok bisa kamu secepat itu luluh sama pak Bagas?" tanya Linda."Ya, kamu tau kan.. bagaimana selama sebulan itu dia kasih kejutan, dan cara dia yang tiba-tiba sudah kenal duluan sama orang tua ku.. ya kan? perempuan mana sih yang ngga klepek -klepek. ""Nah, jadi saat rasa ini aku sadari sudah mulai ada itu, sejak sehari setelah resepsi kemarin Lin. Waktu masih pagi - pagi banget ya! Mas Bagas dapat pesan dari mantannya, namanya Namira.." Lanjut Rani dengan wajahnya yang sedikit judes menyebut nama Namira."Hah? mantan? terus terus..." Linda kembali duduk di atas meja kerja Rani, terlihat seru dan penasaran." Iya, jadi pagi itu, aku habis buat kopi kan. aku tuh mulai terbuai sejak malam pertama Lin seperti nya. Ya, kamu ngerti lah namanya udah di telanjangi.. ngga mungkin aku ngga ada rasa.""Aaaaaaau" tiba-tiba Linda teriak begitu kaget, sampai Rani menutup mulut Linda."Ih, jangan teriak juga Linda!!" "Eh iya, maaf maaf. aku syok banget!! jadi kamu se
Rani membuka pintu ruangannya, menenteng kantong belanja berisi tas mini barunya.Tapi tak tampak kegembiraan pada wajah Rani.Dia masuk dengan wajah yang di tekuk, sambil memijat keningnya menaruh kantong belanja itu di atas meja."Kenapa kamu dateng -dateng mukanya di tekuk begitu" tanya Linda.Rani menunjuk dengan bibirnya ke arah kantong belanja berwarna merah muda motif bunga -bunga.Linda yang penasaran beranjak ke arah meja Rani, dan membuka kantong belanja tersebut."Wah, tas baru nih" Linda mengeluarkan tas mini berwarna cream tersebut.Sambil menimang -nimang tas baru itu Linda berkata "Dari pak Bagas ya? tapi kenapa kamu cemberut dapat tas baru? aneh nya!" Rani hanya bergeming, tangan kirinya memijat kening, dan tangan kanan membuka laptop.Linda yang bingung dengan Rani, kembali pada meja kerjanya.Linda terus memperhatikan Rani yang sesekali menundukkan kepalanya itu."Rani? denger aku tanya gak sih?"Rani mengangkat kepalanya, "iya aku dengar, ini aku pusing deh. Mas Ba