Share

BAB 6. Malam Pertama Menjadi Istri CEO

Acara resepsi pernikahan pun berjalan dengan sangat lancar dan penuh kebahagiaan.

Rumah mewah dan megah menanti kehadiran kedua pengantin baru tersebut.

Di dalam perjalanan menuju rumah baru, Rani bertanya kepada Bagas.

"Mas hari ini kan aku sudah menjadi istrimu, apakah aku masih di perbolehkan untuk bekerja di kantor?"

Pak Bagas merangkul mesra Rani dan mendekatkan wajahnya "jika itu tidak membuat mu lelah, tidak membuatmu kesusahan lakukan saja sayang, aku tidak akan memberhentikan mu bekerja jika kamu tidak ingin" jawab Bagas dengan sangat lembut.

"Benar ya mas hmmm, aku senang sekali mendengar nya, ku kira kamu akan memberhentikan aku untuk bekerja disana" jawab Rani dengan manja.

Rani menyenderkan kepalanya di bahu sang CEO tampan.

Tak terasa mereka pun sampai di depan rumah.

Pak Joko supir mereka dengan sigap membuka pintu mobil untuk keduanya, dan segenap pembantu yang lain sudah siap siaga menurunkan barang dari bagasi mobil.

"Mas terimakasih banyak ya, aku benar-benar menjadi wanita beruntung, semua ini terlalu banyak kamu berikan untukku mas" Rani menggandeng tangan suaminya tersebut sambil memasuki rumah barunya.

Bagas hanya tersenyum dan merangkul nya dengan lembut.

Pak Bagas memanggil mba Pinem untuk menyiapkan makanan "sayang makan dulu yah sebelum ke kamar aku tau kamu pasti lapar lagi" kata Bagas.

"Aku diet sayang" jawab Rani.

"Untuk apa diet kalau kamu lapar ayo makan aku tidak mau kamu sakit, mba Pinem sudah menyiapkan makanan di ruang makan" pak Bagas tanpa basa basi menggandeng tangan istrinya itu menuju ruang makan, dan Rani menurut saja.

Pak Bagas menarik kursi makan untuk Rani, pak Bagas sangat perhatian kepada Rani.

Pak Bagas pun mengambilkan makanan untuk Rani dan menyuapi Rani. Rani pun menjadi sangat manja kepada pak Bagas.

"Permisi tuan, nyonya.. kamar sudah siap saya bersihkan, dan air hangat sudah saya siapkan" kata mba titi

"Wah terimakasih ya mba" kata Rani.

"Sudah yuk mas makan nya aku lelah ingin mandi dan istirahat" ajak Rani beranjak dari ruang makan menuju kamarnya.

Setelah sampai di kamar, Rani malah duduk lama di kasur.

Pak Bagas yang mulai membuka bajunya untuk mandi keheranan melihat Rani yang dari tadi hanya diam memeluk bantal.

"Sayang katanya lelah mau mandi dan istirahat kenapa diam aja" tanya Bagas.

"Aku malu buka baju di hadapan kamu" dengan wajah yang memelas dan malu.

Bagas menghampiri Rani, menatap Rani dengan mesra. Lalu Bagas tanpa basa-basi mencium bibir Rani dengan lembut. Tangan pak Bagas pun tak diam saja. Tangannya berjalan membukakan pakaian Rani.

Rani yang memejamkan mata sedikit kikuk dan tangan Rani mencoba menutupi buah dadanya agar tak tersentuh tubuh pak Bagas yang sudah telanjang dada, tapi bibir pak Bagas tak mau lepas mencium bibir Rani.

Setelah bajunya terlepas, pak Bagas membuka pakaian bagian bawah milik Rani, tapi Rani menahannya malu dan terhentak kaget melepas ciuman pak bagas. "Aku malu mas" Rani menundukkan kepalanya sambil menutup badannya dengan selimut.

Pak Bagas yang memandang setengah tubuh Rani yang terbuka dengan expresi nafsu. Kulit Rani yang putih bersih dan mulus tanpa tertutup pakaian membuat pak Bagas sangat terlihat bergairah.

"Kulitmu sangat lembut dan mulus sayang" pak Bagas berbisik di telinga Rani.

Ranipun tersipu malu.

Pak Bagas tak henti mencium bagian kulit tubuh Rani, Rani yang juga menjadi gairah pun ikut terbawa suasana.

Siapa yang tidak akan terlena dan terbuai di peluk dan di cium seorang suami yang sangat tampan.

"Mas aku belum mandi, geli mas" kata Rani menghentikan nafsu pak Bagas.

"Tapi kulitmu sangat wangi meski belum mandi sayang" pak Bagas tak menghiraukan tangan Rani yang berusaha mendorong lembut tubuh pak Bagas. Pak Bagas terus melancarkan aksinya.

Pak Bagas mengendong tubuh Rani yang setengah sudah tidak berpakaian itu menuju kamar mandi.

"Mas hati-hati jatuh" Rani mendekap kan tubuhnya ke tubuh Bagas. Terasa hangat di antara keduanya, payudara Rani yang masih kencang dan cukup besar menempel di dada pak Bagas.

Pak Bagas menurunkan Rani di depan sebuah bathtub dan membukakan celana Rani, pak Bagas juga membuka celana yang di pakainya. Mereka masuk dalam satu bathtub dengan air yang hangat dan busa yang melimpah...

Pak Bagas menyetel alunan musik klasik dan romantis. Harum aroma terapi di dalam air Bathtub menambah suasana menjadi sangat intim.

Busa yang melimpah menutupi tubuh keduanya, membuat Rani sedikit tidak malu untuk beraksi. Rani memeluk tubuh pak Bagas di dalam bathtub.

Pak Bagas mengangkat tubuh dari ke atas tubuhnya di dalam bathtub "ah mas" Rani meraung karena tersentuh kelamin pak Bagas yang tegak berdiri.

Rani benar-benar merasa geli karena malam ini malam pertama Rani menyentuh barang laki-laki.

"aaarrggh tubuh mu indah sekali sayang, aku tidak tahan" pak Bagas meraung sambil menciumi buah dada milik Rani. "Auuu aaah mas geli mas aku ah ah mas geli" kata Rani.

Mereka saling bercumbu di atas bathtub dan melanjutkan untuk membersihkan diri.

Setelah mereka membersihkan diri. pak Bagas memakaikan handuk ke tubuh Rani, memeluk Rani dan menggendong Rani ke atas tempat tidur.

Lalu mereka Melanjutkan aksi yang sesungguhnya.

Bagas menidurkan Rani di atas ranjang. Dengan bringas Bagas membuka handuk dan langsung menciumi bagian dada Rani.

"aaarrrghh mas aaah au mas geli mas aaaah " seru Rani meracau.

kelamin Bagas yang sudah berdiri langsung di tancapkan nya ke kemaluan Rani yang masih rapat, tanda masih perawan.

"Au sempit sekali sayangku" seru Bagas.

"Aduh mas sakit mas" Rani menahan sakit karena baru pertama kali di setubuhi.

Rani menggit bibirnya sangat keras menahan kemaluan nya. Tangannya mencengkram bantal di belakang kepalanya.

"Au mas ah ah mas pelan pelan" seru Rani lagi.

"Aaaahhh rapat sekali sayang arrrgghh" Bagas meracau dan menjadi-jadi.

Nafsu Bagas memuncak karena kelaminnya sudah menancap sempurna di kemaluan Rani.

"Aaah aah nikmat sekali au ah ah" seru Bagas tak henti menggenjot Rani di bawahnya.

Rani pun terlihat sangat menikmati aksi Bagas di atas tubuhnya. Semakin Bagas bringas semakin tak karuan Rani meracau.

Harum dari tubuh sang CEO pun membuat Rani makin meleleh di buatnya.

Kecupan bibir tak henti di lakukan, tanpa melepas kemaluan keduanya.

Bagas dan Rani sangat menikmati malam pertamanya.

"aaaargggghh" keduanya bersamaan meracau, tanda sudah keluar syahwat mereka bersamaan.

Bagas merasa lemas, begitu pula dengan Rani.

Rani langsung memejamkan matanya, dan memiringkan kepalanya ke arah kanan.

Bagas yang masih berada di atasnya masih saja menciumi wajah dan dada Rani.

Rani mulai tak berdaya, dan mengantuk.

Bagas mengelap wajah Rani yang penuh keringat, dan menutupi tubuh Rani dengan selimut.

Mereka terlelap tidur di dalam satu selimut, tanpa sehelai pakaian.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status