Share

Melawan Kehendak Dewa
Melawan Kehendak Dewa
Author: AgamYupi02

Transmigrasi

Author: AgamYupi02
last update Last Updated: 2023-12-23 18:58:20

Benua Yan.

Di satu tempat yang berada di gunung naga melonjak, terdapat sebuah makam terbengkalai dan terlihat tidak terurus.

Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan pemandangan ini, tetapi jika kalian melihat lebih dekat, kalian akan melihat seorang pemuda yang mengenakan seragam sekolah menengah tengah duduk di atas batu dengan ekspresi kebingungan.

Pemuda itu menatap sekeliling dengan ragu sebelum kemudian menampar diri nya sendiri.

_Plak!_

" Tenanglah Ling Yan, ini semua pasti mimpi. Aku harus menunggu dengan sabar sebelum bisa bangun dari mimpi ini dan pergi makan malam!" Ucap pemuda itu dengan cepat.

_Wosh.. Wosh.._

Angin dingin berhembus yang membuat pemuda bernama Ling Yan itu terkejut sekaligus merasa ketakutan.

" Ini mimpi?! Ini pasti mimpi?!" Teriak Ling Yan dengan panik.

_Grrr... Grrr..._

Suara geraman serigala terdengar dan membuat Ling Yan menjadi panik. Ia dengan cepat berlari dan tanpa sengaja memasuki bangunan kecil yang berdiri di tengah makam.

" Ini mimpi, ini mimpi, ini mimpi..." gumam Ling Yan pelan secara terus menerus.

_Ssshhh!!_

Ling Yan merasa ada sesuatu yang lewat melalui bagian belakang tubuh nya. Ia memberanikan diri untuk menengok namun tidak melihat siapapun di dalam ruangan sempit ini.

_Gulp.._

" Bangun?! Cepat bangun?! Jangan biarkan aku terus bermimpi buruk seperti ini?!" Teriak Ling Yan panik sambil mencubit ke dua sisi pipi nya.

" Eh?! Kenapa rasanya sakit?!" Ling Yan menyadari sesuatu dan kepanikan kembali melanda hati nya.

" Apakah ini bukan mimpi? Lalu bagaimana aku bisa muncul di tempat ini secara tiba - tiba? Ini sangat tidak masuk akal?!" Teriak Ling Yan dengan kesal di campur panik.

" Mungkinkah ini merupakan sebuah transmigrasi seperti dalam novel-novel yang pernah aku baca?" Gumam Ling Yan dengan nada curiga setelah ia berhasil sedikit menenangkan diri nya.

" Jika benar begitu, lalu mana sistem milikku?! Kenapa tidak ada yang muncul padahal aku sudah satu jam lebih berada di tempat hantu ini!?!" Lanjut Ling Yan dengan nada kesal.

" Jangan bilang jika aku tidak memiliki sistem..." gumam Ling Yan dengan nada curiga.

Ia menunduk dan terlihat sangat kesal saat ini.

" Tidak?! Siapapun yang telah mengirimku kemari, cepat kembalikan aku ke dunia ku?!" Teriak Ling Yan dengan keras.

_Gemuruh, Duar!!_

Petir menyambar di tempat yang tidak jauh dari bangunan sempit tempat Ling Yan berteduh. Ling Yan terkejut dan merasa sangat ketakutan.

Dia berdiam diri di sudut tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Penampilan nya saat ini seperti sedang melakukan cosplay menjadi batu.

Setelah sekian lama, Ling Yan mulai menangis sedih.

" Jangan bercanda sialan, aku baru saja diterima oleh bunga sekolah untuk menjadi pacar nya, tapi kenapa aku tiba - tiba di pindahkan ke dunia ini?!

Apa kalian para dewa sedang mempermainkanku?!" Teriak Ling Yan dengan nada kesal dan juga marah.

_Gemuruh... Gemuruh..._

Para dewa seperti nya mendengar ucapan Ling Yan dan merasa kesal karena nya.

Suara gemuruh petir terus terdengar dan menjadi lebih keras dari waktu ke waktu.

Tapi Ling Yan tidak merasa takut ataupun gentar karena nya. Ia malah semakin berani dengan keluar dari bangunan kecil itu sambil menatap langit dengan mata merah.

" Huh! Apa?! Serang aku jika kau berani?! Jangan hanya mengancam ku dengan menggunakan petirmu itu." Ucap Ling Yan dengan nada provokasi.

_Gemuruh... Gemuruh..._

Gemuruh petir menjadi lebih intens saat awan gelap di langit menjadi semakin hitam. Kekuatan tidak terlihat muncul dan menekan Ling Yan secara perlahan - lahan sampai ia jatuh terkapar di tanah.

_Bruak!_

Tubuh Ling Yan jatuh dengan suara yang cukup keras.

Ekspresi Ling Yan sedikit berubah namun ia masih bersikukuh untuk terus menatap langit dengan kemarahan yang luar biasa.

Petir merah keperakan muncul dan mulai terbentuk menjadi cukup besar di langit. Ling Yan masih terlihat tidak takut dan terus menatap langit dengan marah.

_Gemuruh, Duarrrr!!!_

Petir merah bergemuruh dan menembak ke arah Ling Yan dengan momentum yang luar biasa.

' Apa aku akan mati sekarang?' Gumam Ling Yan di saat - saat terakhir sebelum kemudian petir merah keperakan itu menyambar.

_Duarrrrr!!!_

Asap tebal muncul dan menutupi pemandangan. Setelah beberapa saat berlalu, Ling Yan muncul kembali dengan ekspresi tidak percaya tergambar di wajah nya.

" Aku selamat?" Gumam Ling Yan dengan nada tidak percaya sambil melihat ke dua tangan nya yang masih utuh dengan ekspresi luar biasa.

" Ini aku tidak sedang bermimpi kan? Aku selamat dari sambaran petir ganas yang tadi? Mungkinkah aku ini sebenarnya sudah memiliki kekuatan yang luar biasa?" Lanjut Ling Yan dengan ekspresi curiga.

_Ehem! Ehem!_

Dua kali batuk canggung terdengar dan ekspresi Ling Yan langsung berubah.

Dia menengok ke belakang seperti robot dan melihat ada seorang pria tua bertubuh transparan sedang menatap nya sambil tersenyum.

" Anak muda, aku akui keberanian mu yang berani menantang surga dan juga para dewa. Aku..."

_Heh... Bruak!!_

Sebelum pria tua itu menyelesaikan ucapan nya, mata Ling Yan sudah terlebih dahulu memutih dan ia jatuh pingsan di atas tanah dengan ekspresi kosong.

" Lah... Baru di puji keberanian nya karena berani menantang para dewa, tapi kok malah langsung pingsan saat melihat ku?" Ucap hantu pria tua itu dengan ekspresi heran.

" Hah, mau bagaimana lagi. Sepertinya aku harus menunggu nya sampai ia bangun sendiri." Lanjut hantu pria tua itu dengan ekspresi tanpa daya.

Hantu pria tua menatap ke arah langit dengan ekspresi aneh.

" Apa kalian merasa bosan sampai harus membawakan anak ini kepada ku? He he, terima kasih atas kemurahan hati nya. Akan aku pastikan untuk membayar kalian dengan baik melalui anak ini!" Ucap hantu pria tua itu dengan nada dingin.

Awan hitam mulai menghilang dan terlihat sebuah bayangan dari sosok raksasa yang muncul di atas langit.

Bayangan itu menatap hantu pria tua dengan tatapan provokasi seperti musuh lama yang sedang menantang satu sama lain.

Hantu pria tua itu kembali tersenyum, " Menarik, tunggu saja di singgasana mu. Aku yakin anak ini mampu untuk melengserkan kalian dari tahta dan memberikan kedamaian yang sesungguhnya kepada seluruh dunia." Ucap hantu pria tua itu pelan.

Banyangan raksasa di atas langit mulai menghilang secara perlahan.

Hantu pria tua itu tetap menatap ke arah langit meskipun bayangan raksasa itu telah menghilang.

" Um... Dimana ini..." Ling Yan terbangun dan bergumam dengan nada ragu.

" Akhirnya kamu bangun..." ucap hantu pria tua itu dengan nada lega.

Mata Ling Yan membelak kaget, ia menatap ke arah hantu pria tua itu dan langsung pingsan karena nya.

"...." Hantu pria tua itu kembali terdiam dan merasa ragu.

' Apa pemuda ini bisa diandalkan?' Pikir hantu pria tua dengan ekspresi curiga.

' Tidak, aku sudah bicara besar kepada orang itu. Aku harus membuat anak ini menjadi orang yang bisa di andalkan untuk mengalahkan para dewa yang jahat di tempat itu.

Ya, ingat Yao Di Wang! Kamu adalah kultivator terkuat?! Jangan sampai halangan kecil ini membuat mu minder dan menyerah untuk menghentikan kejahatan mereka!!' Yao Di Wang lanjut bergumam untuk memberi diri nya semangat.

Kemudian Yao Di Wang kembali menunggu Ling Yan bangun.

Kali ini ia menunggu cukup lama. Sekitar lima belas menit berlalu dan Ling Yan tiba - tiba terbangun dari pingsan nya dengan posisi terduduk.

Ling Yan mengamati sekeliling dengan waspada sebelum kemudian berakhir saat melihat pada sosok Yao Di Wang.

" Ha... Ha... Hantu?!" Teriak Ling Yan dengan suara keras.

" Bocah sialan, jangan pingsan lagi?!"

_Wosh_

Yao Di Wang balas berteriak kesal. Ia mengambil batang kayu yang berada di dekat nya dan memukulkan batang kayu itu ke arah kepala Ling Yan.

_Duak!!_

Mata Ling Yan meledak sampai terlihat seperti mau keluar dari tempat nya saat batang kayu yang di pukulkan Yao Di Wang mengenai kepala nya.

" Waduh?! Sakit?!!!" Teriak Ling Yan sebelum kemudian berguling - guling di atas tanah sambil memegangi kepala nya dengan ekspresi kesakitan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Melawan Kehendak Dewa   Reaksi Yoju 2

    Tiga hari berlalu sejak insiden Miao Yu, Ling Yan kini tengah fokus melatih kedua muridnya, Wan Liyi dan Xun Er. Mereka telah tumbuh banyak dibandingkan awal kemunculannya, Wan Liyi telah mencapai puncak Pembukaan Vena, sekarang ia membutuhkan sedikit dorongan untuk menerobos ranah Pemurnian Qi.Ranah Pemurnian Qi merupakan ranah beberapa tetua. Misalkan Wan Liyi berhasil menerobos, maka ia akan memiliki kekuatan yang setara dengan tetua peringkat rendah.Wan Liyi cukup termotivasi untuk mencari peluang terobosan, berita tentang situasi kritis terobosannya menyebar luas di sekte, menyebabkan gelombang yang menarik untuk dilihat.Ada banyak murid pria yang datang menemuinya dan menyatakan cinta kepada Wan Liyi. Mereka berlagak seperti seorang pangeran, padahal tujuan mereka sebenarnya adalah keuntungan dari melakukan budidaya ganda dengan Wan Liyi.Misalnya Wan Liyi melakukan budidaya ganda dengan seseorang dan berhasil menerobos ranah besar, maka pasangan budidaya gandanya akan meneri

  • Melawan Kehendak Dewa   Reaksi Yoju

    "Aku mengerti, jadi begitu ceritanya," ucap Ling Yan halus tanpa reaksi berlebihan."Hanya itu? Setelah mendengar keseluruhan cerita dan kamu hanya bereaksi seperti itu?" Mu Yingxin segera mengungkapkan ketidakpuasannya secara terang-terangan.Ling Yan mengangkat bahu dan berkata, "Kalau begitu aku harus bagaimana?""Aku tidak tahu, pikir saja sendiri!"Ling Yan menggeleng tanpa daya, Hua Yun tersenyum dan menahan tawa."Tetua Ling, apakah kamu yang baru saja melakukan terobosan?" Hua Yun bertanya ragu dan penasaran.Ling Yan tersenyum tipis dan mengangguk penuh percaya diri. "Siapa lagi kalau bukan aku?""Seperti yang diharapkan dari Tetua Ling, bakatmu membuat orang lain merasa iri dan rendah diri." Hua Yun memuji dan merendah."Aku tidak sehebat seperti yang dibayangkan Tetua Hua." Ling Yan menanggapi ringan dan tanpa daya.Hua Yun terpaku dan tersenyum bunga. "Tetua Ling terlalu merendah, aku tahu bahwa bakatmu adalah yang terbaik di sini."Ling Yan berhenti berhenti menyangkal p

  • Melawan Kehendak Dewa   Salah Paham

    Mu Yingxin, Hua Yun dan tetua sekte lainnya sedang bersiaga di sekitar area sekte. Mereka mewaspadai setiap gerakan yang terjadi di sekitar sekte."Di mana Ling Yan?" Mu Yingxin bertanya kepada Hua Yun.Hua Yun menggeleng dan berkata, "Aku tidak tahu, aku pikir Tetua Ling bersama dengan Ketua Sekte."Mu Yingxin menyipitkan mata dan menatap dengan curiga. 'Hua Yun tidak berbohong, lantas ke mana Ling Yan?'Mu Yingxin memiliki alasan untuk mencurigai Hua Yun, sebenarnya dia sudah tahu dengan perasaan Hua Yun kepada Ling Yan. Mu Yingxin berpikir tadi mereka menghabiskan waktu bersama, tetapi ternyata kecurigaannya salah.Duar!Tiba-tiba suara ledakan yang memekakkan telinga terdengar menggelegar dan mengejutkan semua orang yang ada di Sekte He Huan. Murid yang sedang beristirahat terbangun kemudian pergi keluar dengan tergesa-gesa."Apa yang terjadi?!""Serangan?! Apakah kita di serang?!""Siapa yang berani mengganggu waktuku! Sini biar aku potong lehermu!"Ribuan murid sekte keluar samb

  • Melawan Kehendak Dewa   Terobosan

    Pertempuran Ling Yan melawan Miao Yu berlangsung sengit. Karena perbedaan kekuatan di antara mereka terlalu besar, Ling Yan mulai mengalami kesulitan menghadapi Miao Yu.Miao Yu semakin menggila dan menyerang dengan membabi buta. "Ha ha ha ha! Mati! Matilah anak kurang ajar!"Duar! Duar! Duar!Mereka beradu serangan yang sangat kuat sehingga menimbulkan kehancuran yang semakin meluas seiring berlalunya waktu."Kahk!" Ling Yan muntah darah setelah mengalami pertarungan panjang dan terus ditekan oleh Miao Yu."Ha ha ha ha! Mati! Mati! Mati!" Miao Yu kian menggila dan serangannya tidak bisa dihentikan.'Aku tidak boleh kalah! Wanita ini tidak boleh pergi ke Sekte He Huan!'Dump!Ling Yan tiba-tiba memasuki keadaan aneh. Meskipun suara bising memenuhi area sekitar, tiba-tiba keheningan yang mematikan menutupi indera pendengarannya.'Apa yang terjadi? Aku tidak bisa mendengar apa-apa, mungkinkah sekarang aku tuli?' Ling Yan menjadi linglung memikirkan keadaan misterius yang dia rasakan.Du

  • Melawan Kehendak Dewa   Pengakuan 2

    Wosh!Ling Yan melesat seperti meteor menebus kegelapan langit malam. "Di mana dia?" Ling Yan berhenti mendadak kemudian mengamati sekeliling dengan ragu."Pria tampan, apakah kamu sedang mencariku?" terdengar suara magnetis seorang wanita dari arah depan.Ling Yan menoleh dan melihat seorang wanita cantik berpakaian seksi sedang menatapnya dengan pupil bersinar merah muda. "Siapa kamu?""Namaku Miao Yu, aku dulunya master sekte dari Sekte He Huan." Miao Yu mengenalkan diri dan membungkuk di depan Ling Yan."!" Ling Yan tertegun melihat belahan dada yang sepertinya sengaja diperlihatkan oleh Miao Yu. 'Wanita ini berbahaya! Aku yakin sekali!' Ling Yan bergerak mundur tanpa sadar."Ahhh~ kenapa kamu berjalan mundur? Apakah aku kurang baik untukmu?" Miao Yu berbicara dengan centil."Kamu bukan hanya kurang baik, tetapi kamu tampak sangat mengerikan di mataku." Ling Yan dengan berani menyinggung Miao Yu.Miao Yu terpaku dan wajahnya berubah gelap. "Apa katamu? Kau cari mati ya?""..." Lin

  • Melawan Kehendak Dewa   Pengakuan

    Dug! Dug! Dug!Ling Yan berdebar-debar melihat penampilan Hua Yun. 'Reaksi ini, apa mungkin dia tertarik padaku?'"Kalau boleh jujur aku mulai tertarik kepadamu, Tetua Ling." Hua Yun menjawab dengan malu-malu.Ling Yan terpaku dengan ekspresi kesulitan."Apa menurutmu aku tidak pantas?""Bukan begitu, aku yakin di luar sana ada banyak pria yang mau menjadi pendamping dao Tetua Hua. Lalu kenapa malah memilihku?""Aku hanya terpesona kepadamu, tidak ada pria lain yang mampu membuatku terpesona seperti ini." Hua Yun dengan tegas menjawab keraguan Ling Yan."Terpesona karena penampilan?""Penampilan juga termasuk tapi yang lebih penting adalah kemampuan, kekuatan, dan kebaikan hati. Tetua Ling adalah satu-satunya yang mampu membuatku terpesona di semua aspek.""...""Aku tidak bisa menjawabnya sekarang, tolong berikan waktu.""Aku mengerti, sambil menunggu jawaban dari Tetua Ling, aku akan secara aktif mendekati Tetua Ling. Tolong persiapkan diri karena pengejaran dari seorang wanita yang

  • Melawan Kehendak Dewa   Miao Yu 2

    Ling Yan kini tengah fokus membuat pil dengan bantuan Hua Yun. Setelah insiden Mogu, Mu Yingxin memutuskan untuk meningkatkan kekuatan sekte secara keseluruhan agar tidak terlalu bergantung pada Ling Yan.Ling Yan dengan senang hati menuruti permintaan dari sang kekasih. Dia menawarkan diri untuk membantu membuat pil yang kemudian akan dibagikan kepada tetua sekte.Perdagangan dengan Shen Yue terus berlanjut. Setiap tiga hari sekali akan ada utusan Sekte He Huan yang menyerahkan pil kepada Shen Yue dan membeli bahan mentah untuk digunakan dalam pembuatan pil baru. Transaksi jual beli terjadi secara rutin dan tidak pernah mengalami masalah.Konsumen yang membeli pil dari Sekte He Huan sangat puas dengan khasiat pil dan sering datang lagi untuk membelinya. Shen Yue berhasil meraup banyak keuntungan dari setiap transaksi yang dilakukan dengan Sekte He Huan. Namun setelah semua yang terjadi, Shen Yue merasa ada yang kurang setelah lama tidak bertemu dengan Ling Yan. Shen Yue sampai berpe

  • Melawan Kehendak Dewa   Miao Yu

    Benua Yan merupakan tempat yang dipenuhi misteri. Sebagian besar wilayah benua ini belum pernah dijelajahi karena bahaya yang tersembunyi di dalamnya.Ada banyak tempat terlarang di Benua Yan, salah satu yang paling terkenal adalah Samudra Hitam, Lembah Anker, dan Wilayah Pesisir. Di antara tiga tempat larangan yang paling terkenal, Wilayah Pesisir merupakan wilayah yang telah banyak dijelajahi.Di tempat ini berdiri markas besar pembudidaya jalan iblis. Mereka sengaja memilih tempat yang belum dijelajahi oleh pembudidaya lain untuk dijadikan sebagai markas utama mereka.Di ruang latihan markas utama pembudidaya jalan iblis, terdapat kolam darah raksasa dengan seorang pria tua sedang berkultivasi dengan serius.Permukaan kolam darah bergejolak setiap kali pria tua menarik napas yang dalam dan mengeluarkannya perlahan.Membuka...Duar!Tiba-tiba pria tua membuka mata dan meledakkan kolam darah menjadi lebih kacau dari sebelumnya. "Mogu mati??? Siapa yang membunuhnya!"Duar!Momentum pr

  • Melawan Kehendak Dewa   Melawan Mogu 2

    "Sialan!"Bang!Terdengar teriakan marah yang disertai oleh ledakan gundukan tanah setinggi sepuluh meter. Mogu muncul dengan pakaian acak-acakan dan lusuh dikarenakan serangan tadi."Ha ha ha! Mogu, sepertinya era mu akan segera berakhir karena kau tidak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup." Ling Yan muncul dan berkata dengan nada mengejek."Sial! Jangan sombong kau anak muda!" Mogu meledakkan amarahnya dikarenakan sangat emosi mendengar sarkasme Ling Yan.Ling Yan menyipitkan mata merasa ada yang salah dengan perubahan yang terjadi pada Mogu. 'Perasaanku tidak salah? Sekarang dia setara dengan pembudidaya ranah Jiwa Baru Lahir!' Ling Yan mau tidak mau harus menjadi sedikit waspada.Pasalnya perbedaan antara dua ranah besar bukanlah sesuatu yang bisa ditutupi dengan mudah. Meski begitu dia masih memiliki keyakinan untuk menang mutlak melawan Mogu."Anak sialan! Inilah kekuatanku yang sebenarnya!" Mogu berteriak menyombongkan diri dengan kekuatan barunya."Oh? Aku yakin kau pasti m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status