Share

Melawan Kehendak Dewa
Melawan Kehendak Dewa
Penulis: AgamYupi02

Transmigrasi

Benua Yan.

Di satu tempat yang berada di gunung naga melonjak, terdapat sebuah makam terbengkalai dan terlihat tidak terurus.

Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan pemandangan ini, tetapi jika kalian melihat lebih dekat, kalian akan melihat seorang pemuda yang mengenakan seragam sekolah menengah tengah duduk di atas batu dengan ekspresi kebingungan.

Pemuda itu menatap sekeliling dengan ragu sebelum kemudian menampar diri nya sendiri.

_Plak!_

" Tenanglah Ling Yan, ini semua pasti mimpi. Aku harus menunggu dengan sabar sebelum bisa bangun dari mimpi ini dan pergi makan malam!" Ucap pemuda itu dengan cepat.

_Wosh.. Wosh.._

Angin dingin berhembus yang membuat pemuda bernama Ling Yan itu terkejut sekaligus merasa ketakutan.

" Ini mimpi?! Ini pasti mimpi?!" Teriak Ling Yan dengan panik.

_Grrr... Grrr..._

Suara geraman serigala terdengar dan membuat Ling Yan menjadi panik. Ia dengan cepat berlari dan tanpa sengaja memasuki bangunan kecil yang berdiri di tengah makam.

" Ini mimpi, ini mimpi, ini mimpi..." gumam Ling Yan pelan secara terus menerus.

_Ssshhh!!_

Ling Yan merasa ada sesuatu yang lewat melalui bagian belakang tubuh nya. Ia memberanikan diri untuk menengok namun tidak melihat siapapun di dalam ruangan sempit ini.

_Gulp.._

" Bangun?! Cepat bangun?! Jangan biarkan aku terus bermimpi buruk seperti ini?!" Teriak Ling Yan panik sambil mencubit ke dua sisi pipi nya.

" Eh?! Kenapa rasanya sakit?!" Ling Yan menyadari sesuatu dan kepanikan kembali melanda hati nya.

" Apakah ini bukan mimpi? Lalu bagaimana aku bisa muncul di tempat ini secara tiba - tiba? Ini sangat tidak masuk akal?!" Teriak Ling Yan dengan kesal di campur panik.

" Mungkinkah ini merupakan sebuah transmigrasi seperti dalam novel-novel yang pernah aku baca?" Gumam Ling Yan dengan nada curiga setelah ia berhasil sedikit menenangkan diri nya.

" Jika benar begitu, lalu mana sistem milikku?! Kenapa tidak ada yang muncul padahal aku sudah satu jam lebih berada di tempat hantu ini!?!" Lanjut Ling Yan dengan nada kesal.

" Jangan bilang jika aku tidak memiliki sistem..." gumam Ling Yan dengan nada curiga.

Ia menunduk dan terlihat sangat kesal saat ini.

" Tidak?! Siapapun yang telah mengirimku kemari, cepat kembalikan aku ke dunia ku?!" Teriak Ling Yan dengan keras.

_Gemuruh, Duar!!_

Petir menyambar di tempat yang tidak jauh dari bangunan sempit tempat Ling Yan berteduh. Ling Yan terkejut dan merasa sangat ketakutan.

Dia berdiam diri di sudut tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Penampilan nya saat ini seperti sedang melakukan cosplay menjadi batu.

Setelah sekian lama, Ling Yan mulai menangis sedih.

" Jangan bercanda sialan, aku baru saja diterima oleh bunga sekolah untuk menjadi pacar nya, tapi kenapa aku tiba - tiba di pindahkan ke dunia ini?!

Apa kalian para dewa sedang mempermainkanku?!" Teriak Ling Yan dengan nada kesal dan juga marah.

_Gemuruh... Gemuruh..._

Para dewa seperti nya mendengar ucapan Ling Yan dan merasa kesal karena nya.

Suara gemuruh petir terus terdengar dan menjadi lebih keras dari waktu ke waktu.

Tapi Ling Yan tidak merasa takut ataupun gentar karena nya. Ia malah semakin berani dengan keluar dari bangunan kecil itu sambil menatap langit dengan mata merah.

" Huh! Apa?! Serang aku jika kau berani?! Jangan hanya mengancam ku dengan menggunakan petirmu itu." Ucap Ling Yan dengan nada provokasi.

_Gemuruh... Gemuruh..._

Gemuruh petir menjadi lebih intens saat awan gelap di langit menjadi semakin hitam. Kekuatan tidak terlihat muncul dan menekan Ling Yan secara perlahan - lahan sampai ia jatuh terkapar di tanah.

_Bruak!_

Tubuh Ling Yan jatuh dengan suara yang cukup keras.

Ekspresi Ling Yan sedikit berubah namun ia masih bersikukuh untuk terus menatap langit dengan kemarahan yang luar biasa.

Petir merah keperakan muncul dan mulai terbentuk menjadi cukup besar di langit. Ling Yan masih terlihat tidak takut dan terus menatap langit dengan marah.

_Gemuruh, Duarrrr!!!_

Petir merah bergemuruh dan menembak ke arah Ling Yan dengan momentum yang luar biasa.

' Apa aku akan mati sekarang?' Gumam Ling Yan di saat - saat terakhir sebelum kemudian petir merah keperakan itu menyambar.

_Duarrrrr!!!_

Asap tebal muncul dan menutupi pemandangan. Setelah beberapa saat berlalu, Ling Yan muncul kembali dengan ekspresi tidak percaya tergambar di wajah nya.

" Aku selamat?" Gumam Ling Yan dengan nada tidak percaya sambil melihat ke dua tangan nya yang masih utuh dengan ekspresi luar biasa.

" Ini aku tidak sedang bermimpi kan? Aku selamat dari sambaran petir ganas yang tadi? Mungkinkah aku ini sebenarnya sudah memiliki kekuatan yang luar biasa?" Lanjut Ling Yan dengan ekspresi curiga.

_Ehem! Ehem!_

Dua kali batuk canggung terdengar dan ekspresi Ling Yan langsung berubah.

Dia menengok ke belakang seperti robot dan melihat ada seorang pria tua bertubuh transparan sedang menatap nya sambil tersenyum.

" Anak muda, aku akui keberanian mu yang berani menantang surga dan juga para dewa. Aku..."

_Heh... Bruak!!_

Sebelum pria tua itu menyelesaikan ucapan nya, mata Ling Yan sudah terlebih dahulu memutih dan ia jatuh pingsan di atas tanah dengan ekspresi kosong.

" Lah... Baru di puji keberanian nya karena berani menantang para dewa, tapi kok malah langsung pingsan saat melihat ku?" Ucap hantu pria tua itu dengan ekspresi heran.

" Hah, mau bagaimana lagi. Sepertinya aku harus menunggu nya sampai ia bangun sendiri." Lanjut hantu pria tua itu dengan ekspresi tanpa daya.

Hantu pria tua menatap ke arah langit dengan ekspresi aneh.

" Apa kalian merasa bosan sampai harus membawakan anak ini kepada ku? He he, terima kasih atas kemurahan hati nya. Akan aku pastikan untuk membayar kalian dengan baik melalui anak ini!" Ucap hantu pria tua itu dengan nada dingin.

Awan hitam mulai menghilang dan terlihat sebuah bayangan dari sosok raksasa yang muncul di atas langit.

Bayangan itu menatap hantu pria tua dengan tatapan provokasi seperti musuh lama yang sedang menantang satu sama lain.

Hantu pria tua itu kembali tersenyum, " Menarik, tunggu saja di singgasana mu. Aku yakin anak ini mampu untuk melengserkan kalian dari tahta dan memberikan kedamaian yang sesungguhnya kepada seluruh dunia." Ucap hantu pria tua itu pelan.

Banyangan raksasa di atas langit mulai menghilang secara perlahan.

Hantu pria tua itu tetap menatap ke arah langit meskipun bayangan raksasa itu telah menghilang.

" Um... Dimana ini..." Ling Yan terbangun dan bergumam dengan nada ragu.

" Akhirnya kamu bangun..." ucap hantu pria tua itu dengan nada lega.

Mata Ling Yan membelak kaget, ia menatap ke arah hantu pria tua itu dan langsung pingsan karena nya.

"...." Hantu pria tua itu kembali terdiam dan merasa ragu.

' Apa pemuda ini bisa diandalkan?' Pikir hantu pria tua dengan ekspresi curiga.

' Tidak, aku sudah bicara besar kepada orang itu. Aku harus membuat anak ini menjadi orang yang bisa di andalkan untuk mengalahkan para dewa yang jahat di tempat itu.

Ya, ingat Yao Di Wang! Kamu adalah kultivator terkuat?! Jangan sampai halangan kecil ini membuat mu minder dan menyerah untuk menghentikan kejahatan mereka!!' Yao Di Wang lanjut bergumam untuk memberi diri nya semangat.

Kemudian Yao Di Wang kembali menunggu Ling Yan bangun.

Kali ini ia menunggu cukup lama. Sekitar lima belas menit berlalu dan Ling Yan tiba - tiba terbangun dari pingsan nya dengan posisi terduduk.

Ling Yan mengamati sekeliling dengan waspada sebelum kemudian berakhir saat melihat pada sosok Yao Di Wang.

" Ha... Ha... Hantu?!" Teriak Ling Yan dengan suara keras.

" Bocah sialan, jangan pingsan lagi?!"

_Wosh_

Yao Di Wang balas berteriak kesal. Ia mengambil batang kayu yang berada di dekat nya dan memukulkan batang kayu itu ke arah kepala Ling Yan.

_Duak!!_

Mata Ling Yan meledak sampai terlihat seperti mau keluar dari tempat nya saat batang kayu yang di pukulkan Yao Di Wang mengenai kepala nya.

" Waduh?! Sakit?!!!" Teriak Ling Yan sebelum kemudian berguling - guling di atas tanah sambil memegangi kepala nya dengan ekspresi kesakitan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status