Share

Bab 5

Author: Tansera
Tak lama setelah keluar dari rumah sakit, ponsel Rena kembali berdering. Jeremy meneleponnya. Dia tak menjawab, tetapi Jeremy terus menelepon berkali-kali.

Rena hanya tersenyum miris. Sepertinya Jeremy akhirnya mulai sadar, Rena takkan mengangkat teleponnya lagi. Tak lama kemudian, notifikasi pesan masuk.

[ Rena, aku nggak bermaksud meragukan gurumu. Tadi aku cuma terlalu panik, sampai salah bicara. Aku mau minta maaf sama Pak Claude, juga sama kamu. Tolong sampaikan permintaan maafku ke dia, ya? ]

Rena tetap tidak membalas.

Beberapa menit kemudian, pesan lain masuk lagi.

[ Aku sudah ajak Nadia periksa lagi. Hasilnya tetap sama, dia memang nggak punya banyak waktu. Rena, tolong jangan cemburu pada seorang gadis yang sedang menunggu kematian, ya? ]

[ Setelah dia pergi, seluruh hidupku cuma buat kamu. Aku bahkan sudah janji ke orang tuaku untuk ketemu sama mereka bulan depan. Setelah itu, kita tentukan tanggal nikah, rayakan dengan pesta, dan selamanya kita nggak akan pisah lagi. Ya? ]

Rena menutup ponselnya, lalu menjawab dalam hati, Nggak, Jeremy. Nggak akan ada 'kita' lagi.'

Di sisa hidupku yang panjang ini, kamu bukan bagian darinya.

Malam harinya, dia melihat pembaruan status dari Nadia di media sosial.

Sembilan kolase foto yang memperlihatkan Jeremy dengan segala sikap manisnya. Jeremy membungkuk untuk memakaikan sandal pada Nadia, Jeremy membenarkan topi dan syal di lehernya, Jeremy menyuapinya makan dan menyajikan sup hangat ....

Foto terakhir adalah mereka berdua bersandar mesra di sofa. Penuh kehangatan, seperti pasangan yang sedang jatuh cinta.

Rena memandangi postingan itu lama. Lalu, dia menekan tombol "Like" dengan tenang.

Keesokan harinya, Rena membeli tiket pulang kampung. Setelah beberapa kali transit, dia baru tiba di terminal kecil di daerah pegunungan saat hari sudah hampir gelap. Dari sana, dia menyewa mobil untuk naik ke desa.

Dulu, setelah Jeremy membawa Rena keluar dari pegunungan itu, dia sempat menyumbangkan dana untuk membangun jalan beton dari kota hingga langsung ke depan rumah Rena.

Berbekal jalan itu, Rena tiba dengan lebih mudah.

Selama beberapa hari berikutnya, dia membersihkan dan merapikan rumah lama yang sudah lama tak berpenghuni.

Beberapa tetangga yang tinggal di desa pun mengetahui bahwa Rena telah kembali. Mereka datang menyapanya dengan hangat dan membantu sebisa mereka.

Termasuk beberapa anak-anak kecil di desa, yang memanggilnya dan berlari-lari mengelilinginya dengan riang.

Kampung halaman Rena sangat miskin. Selain karena letaknya yang terpencil, tempat itu juga tidak memiliki sumber daya apa pun. Meski sudah ada jalan beton yang menghubungkan desa ke kota, tempat itu tetap saja termasuk miskin.

Melihat seorang gadis kecil dengan kulit yang kering dan pecah-pecah karena angin dan kedinginan, hati Rena tergerak. Dia memutuskan untuk melakukan sesuatu bagi kampung halamannya sebelum pergi.

Rena mulai menghubungi beberapa kenalan untuk meminta bantuan dana. Namun di daerah seperti itu, tidak ada satu pun lembaga amal yang beroperasi.

Rena pun harus memutar otak. Dia terus mengirimkan permohonan ke berbagai lembaga sosial, dengan berkali-kali menuliskan nama desa mereka, Desa Flora.

Begitu Jeremy tahu bahwa Rena sedang mengupayakan bantuan pendidikan untuk anak-anak perempuan di kampungnya, dia langsung mengirim pesan.

[ Rena, kamu butuh bantuanku nggak? Biar aku datang ke sana, ya? ]

Rena menatap pesan itu sekilas, lalu membuka ulang unggahan sembilan kolase foto Nadia di media sosial. Jeremy terlihat sedang mendekorasi kamar pengantin mereka.

Lampion dan pita menghiasi ruangan. Dari sekilas saja bisa dilihat bahwa foto itu adalah dari pasangan pengantin baru yang mapan.

Rena tidak merasa sedih lagi. Dengan tenang, dia menekan tombol "Like", lalu menyimpan ponselnya tanpa membalas pesan Jeremy. Dia memilih untuk tetap fokus pada apa yang ada di depan mata.

Setelah melalui proses panjang dengan mengurus dokumen dan menandatangani berbagai persetujuan, akhirnya usaha Rena membuahkan hasil. Dana bantuan untuk anak-anak perempuan di wilayah terpencil akhirnya bisa mencakup anak-anak dari Desa Flora.

Hari itu, Rena kembali menerima pesan dari Jeremy.

[ Rena, kapan kamu pulang? Kita belum pernah berpisah selama ini selama ini. Aku kangen banget. Aku sudah siapkan kejutan buat kamu, kamu pasti suka. Ayo cepat pulang. ]

Waktu keberangkatannya ke luar negeri bersama sang guru tinggal tiga hari lagi.

Rena tetap tidak membalas pesan itu. Dia hanya membeli tiket pesawat pulang ke Southville untuk keesokan sore. Dia sudah janji dengan teman-temannya untuk berkumpul sebelum dia pergi meninggalkan negeri.

Malam itu ....

Sebuah pesan muncul dari nomor asing.

[ Rena, kamu benar-benar murahan. Jeremy sudah nikah, tapi kamu masih ganggu dia? Kamu suka jadi pelakor, ya? Jangan sampai kamu nyesal. ]

Rena tak menggubris pesan itu sedikit pun.

Namun keesokan paginya, dia dikejutkan oleh panggilan telepon dari sahabatnya. "Rena! Jeremy mau bongkar makam nenekmu!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Melepas Cintaku Demi Cintamu   Bab 14

    "Aku boleh datang menemuimu? Kita bicara langsung bertatap muka," tanya Jeremy.Namun, Rena menolak, "Nggak perlu. Di mana pun tempatnya, jawabanku tetap sama."Jeremy belum menyerah. "Kalau begitu ... aku tunggu kamu pulang ke negara kita. Nanti aku akan mengejarmu lagi dari awal. Kali ini aku akan melakukannya dengan benar. Aku akan membuat seluruh kota ... nggak, seluruh negeri ini, bahkan seluruh dunia tahu kalau aku mencintaimu. Aku ingin ...."Rena menyela, "Maaf, Jeremy Hardez. Sekarang aku telah menemukan terlalu banyak hal bermakna dalam hidupku. Untuk sementara, aku nggak tertarik menjalin hubungan. Kita nggak perlu berhubungan lagi ke depannya."Begitu selesai mengucapkan kalimat itu, Rena langsung memutus sambungan telepon.Tanpa peduli Jeremy yang masih terus memanggil namanya di seberang sana. Di telinganya hanya tersisa suara tut ... tut ....Jeremy terdiam lama.Lalu tiba-tiba, dia memegangi dadanya dan akhirnya mengeluarkan jeritan pilu yang penuh derita. Rasa sakit it

  • Melepas Cintaku Demi Cintamu   Bab 13

    Meski perjalanan belajar ke luar negeri itu diprakarsai oleh sang guru, Claude sama sekali tidak menetapkan jadwal maupun rute tertentu. Ketika Claude menerima telepon darurat dari dalam negeri dan harus segera pulang, Rena masih ingin melanjutkan perjalanannya.Claude tidak menahannya, bahkan mendukung sepenuhnya.Sejak dulu, dia memang percaya bahwa seorang dokter harus banyak menemui pasien agar kemampuan medisnya semakin matang.Akhirnya, Rena pun tetap tinggal di luar negeri bersama dua rekan dokter lainnya yang juga memiliki bakat luar biasa. Mereka terus bepergian, mengobati lebih banyak pasien, sambil menikmati keindahan dunia yang luas dan beragam.Setelah menyaksikan luas dan agungnya alam semesta, serta betapa kecil dan berharganya kehidupan manusia, hati mereka perlahan menjadi semakin damai.Saat baru pergi ke luar negeri, meski sesekali memaksakan diri untuk tersenyum, ekspresi Rena tetap terlihat seperti sedang menangis. Sebagian besar waktu, dia hanya diam membisu.Namu

  • Melepas Cintaku Demi Cintamu   Bab 12

    Jeremy bekerja tanpa henti sepanjang hari, tidak makan ataupun tidur untuk menyelesaikan semua urusan pekerjaannya lalu segera menaiki pesawat.Namun setelah melewati berbagai rintangan dan akhirnya tiba di rumah sakit tempat Rena berada, dia malah tidak menemukan Rena.Bagai disambar petir, Jeremy menggeleng dengan kuat. "Nggak mungkin .... Rena nggak mungkin sudah meninggal! Nggak mungkin!" Dia mencengkeram orang di hadapannya dengan kekuatan yang luar biasa. "Ke mana dia?!"Orang itu menjelaskan, "Dokter Rena memang sedari awal hanya datang untuk membantu. Dia bukan bagian dari organisasi Dokter Lintas Batas. Dia pergi bersama gurunya, Pak Claude. Mereka bilang ingin lanjut ke tempat lain untuk mengobati pasien."Mendengar hal itu, Jeremy sempat menghela napas lega, tapi justru merasa semakin tegang. "Kamu tahu ke mana mereka pergi?"Orang itu menggeleng. Tidak tahu. Namun yang penting, Rena tidak mengalami kecelakaan. Dia masih hidup.Selama dia masih hidup, Jeremy tidak takut apa

  • Melepas Cintaku Demi Cintamu   Bab 11

    Setelah menghabiskan banyak uang dan melewati berbagai rintangan, akhirnya Jeremy berhasil mendapatkan kembali foto Rena.Dalam foto itu, Rena berada di sebuah rumah sakit dengan fasilitas seadanya. Dia mengenakan jas dokter berwarna putih, rambut panjangnya sudah dipotong menjadi sebahu. Penampilannya tampak bersih dan rapi, dengan sorot mata yang jernih dan tenang.Jeremy menatap wajah yang selalu dia rindukan itu dengan penuh kerinduan.Sejak kepergian Rena, hampir setiap malam dia bermimpi tentang wanita itu.Namun, mimpi itu selalu berulang pada hari di tempat pemakaman. Abu jenazah nenek Rena dihempaskan ke tanah oleh Nadia, dan dia malah memilih untuk berpihak pada Nadia.Tatapan mata Rena saat itu ....Tatapan itu terus menghantui Jeremy, membuatnya terbangun dari mimpi dengan jantung berdegup kencang. Karena dalam tatapan mata Rena saat itu, begitu jelas tergambar bahwa Rena sudah sepenuhnya kehilangan harapan terhadap dirinya.Setiap kali dia terbangun dari mimpi buruk itu, h

  • Melepas Cintaku Demi Cintamu   Bab 10

    Jeremy tahu, jika saat ini dia bisa segera memperbaiki semua kesalahannya, menggunakan ketulusan hati untuk menebus luka yang dia berikan pada Rena, membuat gadis itu melihat kesungguhan dan niat baiknya, maka masih ada kemungkinan Rena akan kembali padanya.Namun, jika anak yang dikandung Nadia sampai lahir ... kesempatannya akan hilang selamanya.Jeremy pun menyatakan sikapnya pada kedua orang tuanya, "Aku nggak menginginkan anak dari Nadia. Aku masih muda. Kalau ingin punya anak, kapan saja bisa."Namun, orang tuanya tidak semudah itu diyakinkan. "Kamu ingin Rena kembali, 'kan? Kamu hanya mau anak yang lahir dari dia. Tapi, gimana kalau hubungan kalian sudah nggak mungkin diperbaiki? Kalau dia nggak pernah kembali padamu, lalu bagaimana? Keluarga Hardez akan kehilangan penerus?"Ucapan "Rena tidak akan pernah kembali" itu seperti menghantam dada Jeremy dengan keras. Wajahnya langsung menunjukkan rasa sakit yang mendalam.Dia terdiam cukup lama. Lantaran tidak ingin lagi menutupi apa

  • Melepas Cintaku Demi Cintamu   Bab 9

    Di sisi lain, Rena bergabung dengan organisasi Dokter Lintas Batas bersama dosennya dan langsung menuju negara yang sedang dilanda perang. Di sana, peperangan terjadi di mana-mana dan korban luka berserakan di setiap sudut.Rumah sakit setempat sangat sederhana. Kekurangan tenaga medis dan obat-obatan sudah menjadi hal yang biasa.Ketika mereka tiba di rumah sakit, kebetulan baru saja terjadi kecelakaan beruntun akibat serangan bom. Ambulans terus berdatangan, membawa para korban yang harus segera diselamatkan. Karena jumlah ambulans tidak mencukupi, warga setempat bahkan menggotong korban di atas tandu seadanya menuju rumah sakit.Rena tidak sempat berpikir panjang. Dia langsung ikut bergabung dalam tim medis untuk menangani para pasien.Satu per satu nyawa mereka selamatkan. Ketika Rena akhirnya keluar dari ruang operasi dalam kondisi nyaris ambruk, sudah lebih dari sepuluh jam berlalu sejak kedatangannya.Kakinya terasa lemas dan nyaris gemetar. Lengannya begitu pegal hingga seperti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status