Short
Melepas Cintaku Demi Cintamu

Melepas Cintaku Demi Cintamu

By:  TanseraKumpleto
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
14Mga Kabanata
5views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

"Rena, aku akan selalu mencintaimu!" desah Jeremy tak tertahankan. Tepat saat dia hampir mencapai klimaks, ponselnya tiba-tiba bergetar. Dalam kondisi seperti itu, tentu saja dia mengabaikannya. Namun tak lama kemudian, layar ponselnya menyala. Begitu Jeremy melihat nama yang tertera, tubuhnya langsung menegang. Rena mendengarnya mengangkat telepon dan berkata, "Halo?" Di tengah sunyinya malam, suara dari ponsel terdengar sangat jelas, "Jeremy, kamu tahu nggak ... Nadia ...." Jeremy buru-buru memotongnya dengan suara rendah dalam bahasa asing, "Kecilkan suaramu, ini bukan waktu yang tepat." Lawan bicaranya langsung berganti bahasa, tetapi suaranya tetap terdengar keras, "Hasil pemeriksaan rumah sakit sudah keluar. Nadia kena kanker stadium akhir. Hidupnya tinggal sebulan! Dia ingin jadi istrimu. Kamu bisa nggak kabulkan keinginan terakhirnya sebelum dia pergi?" Ekspresi Jeremy langsung berubah drastis. "Apa?! Tunggu aku!" Setelah menutup telepon, dia menoleh ke Rena dan berkata dengan lembut, "Rena, aku ada urusan penting, harus keluar sebentar. Kamu istirahat saja dulu, nanti aku segera balik." Tanpa menunggu jawaban darinya, Jeremy buru-buru pergi untuk bersih-bersih dan mengganti pakaian. Dia meninggalkan rumah tanpa menoleh sedikit pun. Sesaat kemudian, layar ponsel Rena menyala. Ternyata pesan dari Nadia. [ Rena, kamu kalah. Dari dulu aku sudah bilang, Jeremy itu milikku. ] Tepat di bawahnya, ada pesan lain yang dikirim tiga hari lalu. [ Kalau aku kena kanker, menurutmu Jeremy bakal ninggalin kamu buat datang ke aku nggak? Aku yakin dia pasti datang. ] Tatapan Rena perlahan terangkat dari layar ponsel ke arah pintu kamar yang masih terbuka. Jeremy tidak tahu, dia sudah lama belajar bahasa asing itu. Seluruh percakapan tadi, didengar dan dipahaminya dengan jelas. Sejenak kemudian, wajah Rena menyunggingkan senyuman yang begitu pahit dan menyedihkan. "Iya ... aku memang kalah ...."

view more

Kabanata 1

Bab 1

Seiring dengan bisikan lembut itu, kenangan antara dirinya dan Jeremy satu per satu melintas di benaknya.

Jeremy adalah anak genius dari Keluarga Hardez, keluarga terkaya di Southville, sementara Rena hanyalah gadis desa dari pegunungan terpencil.

Di musim panas saat dia berusia 17 tahun, Rena bertemu dengan Jeremy yang terjatuh dari tebing. Rena belum pernah melihat pria setampan dan seanggun itu. Dia membawa Jeremy pulang ke rumah dan merawatnya dengan penuh perhatian.

Setelah sadar, Jeremy mengalami kebutaan dan amnesia. Dia tinggal di rumah Rena lebih dari setahun. Setelah ingatannya pulih, dia dibantu Rena untuk menghubungi keluarganya.

Waktu itu, Jeremy menyatakan cinta padanya. Dia memohon agar Rena ikut pulang ke Southville bersamanya dan berjanji akan bersamanya seumur hidup. Rena yang merasa tersentuh, tanpa ragu mengikuti Jeremy ke kota besar.

Namun kemudian, dia baru tahu bahwa insiden jatuh dari tebing itu bukan kecelakaan. Saat itu, Jeremy sedang melakukan pendakian alam bersama pacarnya, Nadia Widasari. Jeremy jatuh dari tebing karena berusaha menyelamatkan Nadia.

Akan tetapi, Nadia tidak memberi tahu siapa pun. Dia malah langsung pulang dan mengemas barang-barangnya, lalu pergi ke luar negeri.

Saat kembali ke Southville, Jeremy masih belum bisa melihat.

Keluarga Hardez bahkan sudah bersiap untuk menunjuk pewaris baru. Rena khawatir Jeremy tidak akan sanggup menghadapi kenyataan itu.

Namun, Jeremy justru menggenggam tangannya erat dan tersenyum saat berkata, "Selama aku punya kamu, itu sudah cukup."

Demi kalimat itu, Rena belajar mati-matian di universitas. Dia bahkan rela menjadi relawan uji coba obat demi menemukan pengobatan untuknya. Akhirnya, dia berhasil menyembuhkan penglihatan Jeremy.

Begitu Jeremy bisa melihat kembali, dia memeluk Rena dengan erat dan berkata bahwa dia takkan pernah mengecewakan Rena seumur hidupnya.

Setelah penglihatannya kembali, Jeremy pun diakui kembali sebagai pewaris Keluarga Hardez. Semua orang bilang, dengan statusnya yang luar biasa, tidak mungkin dia akan tetap bersama gadis desa yang bahkan cara bicaranya masih kental logat kampung.

Namun, Jeremy memperlakukan Rena seperti harta karun. Dia menjaga dan melindunginya dengan sepenuh hati. Siapa pun yang berani meremehkan Rena di hadapannya, akan langsung dimarahi tanpa ampun.

Dengan sikap dan tindakannya, dia menunjukkan pada dunia bahwa cinta sejati Jeremy dalam hidup ini adalah Rena. Lambat laun, semua orang pun percaya.

Rena pun sangat percaya pada semua itu.

Hingga tiga bulan yang lalu, Nadia kembali. Setelah menambah Rena sebagai teman di media sosial, Nadia sering mengirim pesan, menceritakan betapa baiknya Jeremy dulu padanya.

Rena tidak terlalu peduli.

Sebab, semua itu sudah berlalu dan sekarang Jeremy jauh lebih baik padanya. Namun malam ini, hanya karena satu panggilan telepon, Jeremy tanpa ragu meninggalkannya. Bahkan, dia tidak terpikir untuk menghubungi rumah sakit dan memverifikasi kebenaran penyakit kanker itu.

Padahal, tiga hari lalu Nadia mengirimkan pesan itu dan Rena sudah menunjukkan pesan tersebut pada Jeremy.

Saat itu, Jeremy hanya mengatakan bahwa Nadia sengaja ingin menarik perhatiannya dan menyuruh Rena untuk tidak terlalu memikirkannya. Rena juga memang tidak menganggapnya serius.

Namun, Jeremy?

Rena merangkak ke sudut kamar, meringkuk sambil memeluk lututnya erat, seolah sedang menanti vonis akhir. Entah sudah berapa lama waktu berlalu, ponselnya bergetar dua kali.

Sebuah pesan video dikirim dari nomor tak dikenal. Dengan tangan gemetar, Rena membuka video itu.

Suara Jeremy yang familier terdengar, sedikit bergetar, "Nadia ...."

Terlihat Nadia memeluknya, lalu mendongak untuk mencium bibirnya. "Jeremy, hidupku sudah nggak lama lagi .... Kumohon, jangan dorong aku pergi, ya?"

Jeremy memejamkan mata dan membiarkan ciuman itu terjadi. Gambar video pun berhenti, tetapi suara napas keduanya yang memburu masih terdengar jelas.

Suara Jeremy sudah membekas dengan jelas dalam ingatannya. Rena tidak mungkin salah dengar. Akhirnya, harapannya benar-benar hancur. Rena menutup mata, membiarkan air matanya mengalir.

Dia mengambil ponselnya dan mengirim sebuah pesan.

[ Pak, saya setuju ikut program studi keluar negeri bersama Anda. ]

Jeremy telah mengkhianati janji mereka.

Rena tidak menginginkannya lagi.
Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
14 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status