"Saya dan Almira sudah lama saling mencintai." Jawab Adrian, membuat Almira melirik tajam kearahnya.
"Maksud kamu apa?, bukankah kita tidak saling mengenal?" Almira menatap Adrian berharap pria itu berkata jujur pada kedua orang tuanya. Karena sejak tadi di acara pernikahan mereka berdua banyak sekali orang, yang menuduh Almira memiliki hubungan dengan Adrian, padahal dia sama sekali tidak mengenal pria yang kini telah menjadi suaminya tersebut. "Maafkan saya pak, Saya memang tidak pernah berani untuk datang ke rumah ini karena Amira tidak pernah mengizinkan saya untuk bertemu dengan kedua orang tuanya sehingga kita berdua sering sekali bertemu di luar rumah. "Seru Adrian membuat Almira pun sangat marah dan kesal padanya. Dengan wajah memerah, dia menatap Putri semata wayangnya tersebut dengan amarah namun sang istri mencoba untuk menenangkannya karena dia tidak mau suaminya menyakiti hati Putri kandungnya sendiri. "Kamu memang Putri tidak tahu di untung Almira! Bapak susah payah mendidik kamu menjadi wanita terhormat namun ternyata kamu justru malah mencoreng nama baik keluarga kita. "Paper ustadz Kahfi menatap dengan tatapan tajam. "Pak, apabila bersumpah tidak pernah sedikitpun membantah setiap peraturan yang telah bapak buat padahal Almira sejak kecil, Almira sudah berkata jujur bahwa Almira tidak sama sekali mengenal pria ini." Protes Almira yang lagi-lagi mencoba untuk membuat bapaknya bisa memihak dia untuk kali ini. Tetapi, Almira sudah terlanjur membuat malu nama baik keluarganya sehingga, mau bagaimanapun dia mencoba untuk menjelaskan kepada sang bapak semuanya hanyalah sia-sia saja tidak ada satupun orang yang mempercayai ucapannya apalagi antrian korban sudah berkata yang tidak jujur pada ustaz Kafi. "Tapi saya minta maaf pak, Saya memang tidak terlalu mencintai putri bapak hanya dia selalu saja mengejar-ngejar saya dan memaksa saya untuk menikahinya, hingga akhirnya kejadian malam itu pun terjadi saya pun merasa dirugikan dan dijebak oleh Almira! "Seru Adrian yang justru menjatuhkan nama Almira di depan kedua orang tuanya, karena dia merasa kesal dengan wanita yang dia anggap sombong dan juga tidak memiliki rasa terima kasih karena telah diselamatkan hidupnya oleh Adrian dari amukan masa, walau pada akhirnya mereka harus ada dalam ikatan sebuah pernikahan yang tidak ada cinta di dalamnya. "Sudah pak, nasi sudah menjadi bubur yang terpenting adalah sekarang Putri kita sudah menikah dengan pria ini pria yang menjadi pilihan hatinya walau dengan cara yang tidak baik ibu hanya tidak mau bapak membenci Almira karena mau bagaimanapun kau mah Amira adalah Putri kita satu-satunya." Ujar wanita paruh baya yang sudah menjadi istri ustadz Kafi selama belasan tahun, hatinya pun seketika luluh karena dia tidak mau melihat istrinya bersedih. "Ini sudah terlalu malam tidak baik jika harus dibahas terus-menerus tentang kejadian yang sama sekali tidak bisa kita hindari tadi lebih baik kalian berdua sekarang istirahat, Adrian kamu sudah menjadi suami putriku aku hanya minta satu hal padamu jaga dia baik-baik Dan jadilah suami yang bertanggung jawab! "Papar tegas ustadz Kahfi pada menantu barunya itu. Adrian menarik nafas pendek, dia pun langsung melengos meninggalkan kedua menantunya tersebut memperhatikan tingkah Adrian yang sangat menyebalkan membuat dia pun merasa akan hidup sangat menderita dengan laki-laki yang tidak sama sekali dia cintai. "Ya ampun, kenapa bisa aku menikah dengan wanita kampung seperti kamu! "Gerutu Adrian yang terdengar jelas oleh Almira sang istri. "Apa yang kamu katakan tadi? Kamu yang sudah membuat kehidupanku hancur dan kamu juga yang telah berbohong di hadapan bapak bahwa kita memiliki hubungan sebelumnya padahal aku sama sekali tidak pernah mengenalmu sedikitpun! "Jawab Almira pada pria bertubuh kekar itu. "Harusnya kamu berterima kasih pada aku karena kalau aku tidak mau menikahimu kita berdua akan di arah keliling kampung dan itu akan membuat kehidupan keluargamu semakin hancur lagi pula aku sih santai saja karena itu sudah menjadi makanan sehari-hariku. "Ujar Adrian. "Sebenarnya apa maumu, kita tidak pernah bertemu sebelumnya bahkan aku tidak pernah mengenal kamu tapi kenapa kamu bisa begitu bencinya sama aku? "Tanya Almira menatap Adrian. "Kita memang tidak saling mengenal satu sama lain namun hinaanmu tadi cukup membuatku sangat sakit hati karena kamu pikirkan aku ingin memiliki istri wanita kampung sepertimu! "Jawab Adrian menatap sinis ke arah Almira. "Ya sudah, kalau memang itu keinginanmu lebih baik kamu ceraikan saja aku biarkan aku hidup normal seperti dulu aku tidak peduli lagi dengan apapun yang diucapkan oleh warga yang sudah tahu tentang pernikahan kita. "Ancam Almira. "Tidak semudah itu aku tidak akan pernah melepas kamu!"jawab Adrian yang langsung pergi melangkah meninggalkan Almira.Tidak terasa waktu cepat berlalu Almira pun kondisinya semakin membaik dia sudah diizinkan untuk pulang bersama dengan baiknya. Raut senyum bahagia tentu saja masih terpancar pada wajah Almira, Karena kini dia menjadi seorang ibu yang akan merawat putranya ditambah lagi dia akan menjadi seorang istri dari ustadz Ali laki-laki yang sudah melamar ya dan menunggu serta mencintainya secara diam-diam sejak lama.Tiga bulan berlalu, segala persiapan pernikahan ustad Ali dan Almira sudah dipersiapkan dengan baik tentu saja hal itu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh ustad Ali karena sebentar lagi dia akan memperistri wanita yang selama ini dia cintai."Masya Allah kamu cantik sekali Almira sebentar lagi kamu akan menjadi istri dari ustad Ali hal yang paling membuatmu bahagia. "Ucap nila yang terus memuji sahabatnya di ruang pengantin.Seketika Amira pun langsung memeluk wanita berjilbab panjang itu karena nila adalah satu-satunya orang yang selalu ada dalam hidupnya dikala sedih maupun sen
Adrian. "Ucap Fitri yang tentu saja terkejut dengan kehadiran dari mantan besannya yaitu tuan mahrez."Ibu, maafkan papaku baru saja tiba dari Bandung. "Jawab Adrian dengan sedikit gugup tentu saja dia takut jika Fitri berprasangka tidak baik padanya apalagi memang sang papa yang terus bersikeras untuk merebut cucunya dari Almira."Apa kabar Tuan Mahrez?"tanya Fitri."Saya tidak mau basa-basi dengan anda, saya datang ke sini hanya ingin menemui cucuku." Jawab Tuan mahrez dengan ketus."Maaf ya Tuan tapi sepertinya Anda tidak pantas untuk menyebut cucu saya sebagai cucu Anda, jika ada masih menyombongkan diri anda di depan saya dan juga Putri semalam yang saya Almira apa aja tidak sadar apa yang sudah anda lakukan pada Putri saya?" Tanya Fitri dengan mata berbinar, tentu saja hal itu membuat Adrian pun semakin terluka karena baru saja dia mendapatkan maaf dari mantan Ibu mertuanya itu seketika kehadiran sang papah membuat suasana semakin tidak nyaman."Kamu pikir kamu itu siapa? Saya a
"Adrian." Panggil seorang pria dengan jas berwarna hitamnya yang tidak lain adalah tuan mahrez ayah Adrian."Papa, ngapain papa ada di sini dan kenapa papa bisa tahu bahwa Adrian sedang berada di rumah sakit? "Tanya Adrian menatap tajam ke arah sang papaku karena selama dia di Bandung dia memang tidak pernah sedikit mencerita pada Tuan mahrez tentang apa yang terjadi pada hidupnya termasuk kehamilan Almira."Aku yang beritahu semua pada Tuan Mahrez." Sahut Lusi yang tiba-tiba saja ada di belakang papanya."Kamu kenapa sih? Selalu saja ikut campur urusanku dengan Almira apalagi kamu sampai beritahu papaku tentang apa yang terjadi pada Almira. "Jawab Adrian menatap tajam ke arah Lusi wanita dengan hijab berwarna putih yaitu tentu saja selalu membuat Adrian merasa kesal."Cukup Adrian! Kenapa kamu tidak pernah berbicara sedikitpun pada papa bahwa selama ini Almira hamil anakmu Dan ternyata kamu memiliki keturunan darinya. "Ucap sang papa dengan raut wajah yang memerah menandakan kekesala
Waktu terus berlalu, kehamilan Almira semakin membesar dan kini kehamilannya menginjak 9 bulan, tinggal menghitung hari Almira dan Adrian akan menjadi orang tua dari seorang anak yang akan lahir dari rahim perempuan berhidung mancung dan berparas cantik itu.Adrian dan ustaz Ali pun sudah siap siaga untunglah Adrian mendapat kesempatan untuk bisa mendampingi Almira namun dibantu juga oleh Fitri sang Ibu, karena memang sudah tidak ada lagi ikatan di antara Almira dan juga Adrian sehingga wanita berjilbab panjang itu tidak mau jika membuat calon suaminya ustadz Ali merasa cemburu.Sudah sejak pagi, Almira memang sudah dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya karena dia selalu mengalami kontraksi palsu sehingga langkah tepat diambil oleh Fitri sang Ibu agar putrinya bisa melahirkan dengan tenang di rumah sakit. tentu saja itu juga dibantu oleh Andrian dan juga ustad Ali."Almira, aku akan selalu ada di samping kamu dan selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu dan juga jangan baikmu Aku har
Mendengar ucapan Almira, nila pun hanya terdiam dia tidak mungkin mencintai laki-laki yang pernah ada dalam hidup sahabatnya apalagi, dia dan Adrian juga baru saja saling mengenal."Almira, bagaimana rencana pernikahanmu dengan ustadz Ali? "Tanya nila penasaran."Alhamdulillah nila, hari ini aku bertemu dengan kedua orang tua dari mas Ali ternyata mereka setuju dengan pernikahan kami nanti, dan yang paling membahagiakan untukku adalah bahwa ternyata orang tua mas Ali adalah orang yang pernah aku tolong dulu. "Jawab Almira dengan senyuman."Masya Allah, ternyata memang Allah selalu melindungi kamu ya Almira dan selalu dipertemukan dengan orang-orang yang baik aku yakin ustaz Ali adalah laki-laki yang tepat untuk kamu nanti. "Ucap nila yang tentu saja merasakan kebahagiaan yang sama seperti apa yang Almira rasakan, karena akhirnya sahabatnya itu akan menjalani kehidupan baru bersama dengan laki-laki yang pernah dia cintai."Tapi ada satu hal, yang membuat perasaanku tidak enak. "Ucap Al
Adrian danila pun akhirnya sampai di rumah Almira, Namun ternyata justru mereka juga berpapasan dengan mobil ustad Ali yang baru saja pulang dari rumah sakit."Kenapa harus bertemu dia lagi sih, padahal aku pikir tidak akan pernah lagi bertemu dengannya. "Keluh Adrian."Ingat ya Mas, Ustadz Ali itu adalah calon suami Almira wajah saja jika dia sering datang ke rumah mungkin dia khawatir dengan kondisi Almira. "Ucap Nila membuat Adrian hanya diam saja."Aku tahu nih lah, tapi mereka kan hanya baru calon belum bisa menjadi suami istri seharusnya ustad Ali tidak datang ke rumah Almira. "Jawab Adrian yang seperti menahan kesal di hatinya.Nila pun langsung bergegas keluar dari mobil Adrian, tentu saja hal itu mengejutkan Almira dan juga Ustadz ali Bagaimana bisa mereka satu mobil berdua padahal Almira tahu bahwa nila tidak menyukai Adrian."Mas Adrian, Nila kalian kenapa bisa berdua datang ke sini? "Tanya Almira yang tentu saja penasaran, karena Nila pun belum berbicara banyak tentang Adr