"Seandainya kamu tahu sakitnya mencintai Tanpa bisa memiliki" Dunia Almira seketika hancur disaat ia harus menjalani pernikahan paksa dengan Adrian seorang laki-laki yang tidak sengaja ia tolong. Menjalani pernikahan tanpa cinta membuat Almira sangat membenci Adrian dan ingin berpisah dengannya, namun ketulusan Adrian mampu merubah semuanya, sampai akhirnya Almira pun jatuh cinta padanya. Namun, disaat cinta itu datang justru kebahagiaan Almira dan Adrian harus terusik kala kehadiran Naomi mantan kekasih Adrian. Bagaimana kelanjutan kisah Almira?
View More"Almira, kamu belum pulang?" Tanya Naswa wanita dengan hijab berwarna putihnya.
"Bapakku belum jemput, sepertinya dijalan macet." Jawab Almira. "Yasudah, aku pulang duluan yah, soalnya orang tuaku sudah menunggu." Ujar Naswa yang mulai menyalakan mesin motornya dan pergi meninggalkan Almira sembari melambaikan tangan dengan cepat karena hari sudah semakin gelap. Gemuruh suara petir semakin terdengar jelas, membuat Almira pun bergidik ketakutan dan mencoba menutup telinganya. Tidak lama hujan turun dengan derasnya, Almira langsung mencoba mencari tempat untuk berteduh, namun karena hujan yang tiba-tiba deras akhirnya , baju gamis diapun basah kuyup. "Ya ampun, bapak tumben sekali sih telat jemput, padahal aku sudah menunggu lama." Gerutu Almira. Bekerja ditoko kue sejak lulus sekolah menengah Atas, Almira terbiasa diantar jemput sang bapak, karena dia adalah anak semata wayang, orang tuanya tidak pernah mengizinkan dia untuk membawa kendaraan sendiri. Sehingga, beginilah Almira setiap harinya selalu menunggu jemputan orang tuanya. Dua jam berlalu hujan sudah mulai reda, Almira mencoba melihat ponselnya tidak disangka sudah pukul delapan malam, dan tiba-tiba saja ponselnya mati. "Ya ampun, aku lupa cas handphone nya lagi, bagaimana bapak bisa menghubungi." Ucap Almira sembari mengusap wajahnya penuh kebingungan. Almira perlahan meninggalkan toko, dia menyusuri jalanan pemukiman warga yang tidak biasanya sepi tanpa ada orang, mungkin karena hujan deras, membuat orang enggan keluar, Almira akhirnya memutuskan untuk mencari kendaraan umum agar bisa secepatnya sampai rumah. "Mati loh Adrian!" Suara teriakan menusuk dalam telinga Almira. Bughh..bugh...suara pukulan terdengar jelas. Almira menghela nafas sembari menutup mulutnya, ia tidak sengaja melihat seorang pria dikeroyok oleh para tiga laki-laki yang entah siapa, Almira perlahan mundur, mencoba bersembunyi dibalik tembok, karena Susana sepi sekali Almira tidak berani meminta tolong. Banyaknya kasus kekerasan yang terjadi membuat Almira sebagai seorang gadis selalu waspada kemanapun ia pergi. "Ya Allah lindungilah aku, aku belum menikah, belum Bahagiain ibu sama bapak, belum melanjutkan kuliah." Batin Almira yang terus berdo'a. Setelah tidak terdengar lagi suara, Almira memberanikan diri mengintip dibalik tembok untuk memastikan bahwa pria tadi tidak mati dihadapannya. Ternyata pria itu terkapar dan tidak ada satu orangpun disana, Almira bergegas berlari cepat menghampiri pria itu, dia pingsan tidak sadarkan diri, dan Almira pun seketika panik dan langsung , menepuk wajahnya yg penuh luka memar dan darah dihidungnya. "Mas, ayo bangun." Ucap Almira yang berusaha untuk membangunkan pria itu. Namun, pria itu tidak juga sadarkan diri, hingga akhirnya Almira pun mencoba kembali bangun untuk mencari pertolongan. Namun siapa sangka disaat Almira mulai beranjak tiba-tiba saja , pria itu meraih tangannya. Almira yang tidak bisa menjaga keseimbangan seketika jatuh dalam pelukan pria berhidung mancung tersebut hingga membuat bajunya basah kuyup. "Lepaskan Aku!" Berontak Almira yang mencoba untuk bangun. Namun, dalam keadaan tidak sadar pria itu malah semakin kuat memeluk Almira. "Naomi jangan tinggalkan aku." Ucap pria asing itu. "Mas, lepaskan aku! Aku bukan Naumi dasar laki-laki gila!" Almira terus memaki pria itu namun, tak juga digubris. Hingga akhirnya, cahaya senter mengarah ke Almira, dua orang pria, langsung berlari kearahnya, Almira tersenyum lega karena ia pikir akan mendapat pertolongan. "Dasar anak muda, bukannya kerja yang bener malah berbuat mesum disini!" Sentak salah satu satpam tersebut seketika membuat Almira pun terbelalak dan mencoba bangun. "Maksud bapak apa? Saya tidak berbuat apapun dengan pria ini, saya tidak mengenalnya." Protes Almira. "Neng Almira kan? Karyawan toko kue, disebrang jalan sana, putri dari ustad kafi, kampung sebelah?" Tanya kembali satpam satunya yang mengarahkan senter ke wajah Almira, hujan petir membuat pemukiman ini menjadi gelap gulita karena pemadaman listrik. "Iya pak itu saya, saya mohon percaya saya tidak melakukan apapun." Jawab Almira yang terus mengelak. "Sayang jangan tinggalin aku." Ucap laki-laki seketika membuat Almira semakin geram. "Nah kan, ketauan sekarang ternyata dia kekasih kamu, ayo ikut bapak!" Kedua pria itu langsung menarik tangan Arumi dan juga pria mabuk yang baru saja Almira tolong. Niat hati ingin membantu, dia justru malah terkena masalah besar. Almira dan juga pria setengah sadar itupun dibawa ke pos warga, disana sudah banyak sekali orang. Kedua orangtua Almira adalah orang yang terpandang walau bukan orang kaya, tetapi karna bapaknya adalah ustadz dan sang ibu penjual roti yang hobi bersedekah , membuat siapapun mengenal baik kedua orang tuanya. "MasyaAllah neng Almira, kenapa kamu melakukan tindak asusila ditempat umum, kebelet nikah neng?" Tanya seorang wanita dengan jilbab panjangnya yaitu Bu Ranti yang ternyata teman sekolah sang ibu. "Bu, pak, ini salah paham aku tidak mengenal pria ini, lihat saja dia mabuk." Jawab Almira. "Halah, alasan sudah ketangkap basah masih saja cari pembelaan!" Seru pria paruh baya dengan kumis tebalnya yang menemukan pertama kali Almira dengan laki-laki tersebut. "Sumpah pak, aku tidak mengenalnya." Seru kembali Almira yang terus meyakinkan warga tersebut. "Sayang, jangan tinggalin aku yah." Lagi-lagi pria itu selalu saja menyebut Almira dengan panggilan sayang, membuat semua mata menatap tajam kearah Almira, mereka mengira Almira berbohong. "Tuh kan, Bu saya bilang juga apa, Almira bohong, mereka ini pacaran, mengotori kampung kita saja!" Seru para warga membuat Almira pun tertunduk dan menitikan air mata. "Cukup! Jangan main hakim sendiri, kita panggil orang tua Almira, dan juga buat laki-laki ini sadar." Ucap Bu Ranti. Selang beberapa lama akhirnya orang tua Almira pun datang ke pos satpam kampung sebelah, ustadz kafi langsung memeluk putrinya yang sudah basah kuyup tersebut. "Astaghfirullah nak, ada apa ini? Bapak dapat kabar kamu ada disini." Ucap laki-laki paruh baya itu dengan helm yang masih ia kenakan, karena terlalu panik sampai lupa untuk mencopotnya. "Ustadz kafi tenang dulu yah, saya akan jelaskan apa yang terjadi." Jawab Bu Ranti. "Bapak, Almira difitnah." Tangis Almira yang terus menggenggam tangan sang bapak. "Difitnah gimana sih neng, jelas kamu itu sudah berbuat zina ditempat umum, bahkan laki-laki yang bersamamu adalah pacarnya neng Almira." Seru salah satu dari satpam itu yang membuat suasana semakin panas. "Astaghfirullah Almira, bapak tidak pernah mengajarkan kamu untuk menjadi wanita seperti itu!" Ustadz kafi tersulut emosi, matanya memerah menatap tajam putri semata wayangnya yang sudah mencoreng nama baiknya. "bapak percaya sama Almira, Almira hanya ingin menolong laki-laki itu." "Lihat saja wajahnya babak belur seperti itu." Seru kembali Almira mencoba mencari pembelaan. "Sudahlah pak nikahkan saja mereka berdua agar tidak ada fitnah, toh sudah suka sama suka." Seru Bu Ranti. "Tidak! Aku tidak mau menikah dengan laki-laki tidak jelas." Jawab tegas Almira. "Yasudah kalau kamu tidak mau, kamu akan bawa kamu keliling kampung diarak, beramai-ramai, karena neng Almira sudah mengotori kampung kita!" Kedua satpam itu ngotot menekan Almira , membuat gadis berhidung mancung itupun semakin tertekan.Tidak terasa waktu cepat berlalu Almira pun kondisinya semakin membaik dia sudah diizinkan untuk pulang bersama dengan baiknya. Raut senyum bahagia tentu saja masih terpancar pada wajah Almira, Karena kini dia menjadi seorang ibu yang akan merawat putranya ditambah lagi dia akan menjadi seorang istri dari ustadz Ali laki-laki yang sudah melamar ya dan menunggu serta mencintainya secara diam-diam sejak lama.Tiga bulan berlalu, segala persiapan pernikahan ustad Ali dan Almira sudah dipersiapkan dengan baik tentu saja hal itu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh ustad Ali karena sebentar lagi dia akan memperistri wanita yang selama ini dia cintai."Masya Allah kamu cantik sekali Almira sebentar lagi kamu akan menjadi istri dari ustad Ali hal yang paling membuatmu bahagia. "Ucap nila yang terus memuji sahabatnya di ruang pengantin.Seketika Amira pun langsung memeluk wanita berjilbab panjang itu karena nila adalah satu-satunya orang yang selalu ada dalam hidupnya dikala sedih maupun sen
Adrian. "Ucap Fitri yang tentu saja terkejut dengan kehadiran dari mantan besannya yaitu tuan mahrez."Ibu, maafkan papaku baru saja tiba dari Bandung. "Jawab Adrian dengan sedikit gugup tentu saja dia takut jika Fitri berprasangka tidak baik padanya apalagi memang sang papa yang terus bersikeras untuk merebut cucunya dari Almira."Apa kabar Tuan Mahrez?"tanya Fitri."Saya tidak mau basa-basi dengan anda, saya datang ke sini hanya ingin menemui cucuku." Jawab Tuan mahrez dengan ketus."Maaf ya Tuan tapi sepertinya Anda tidak pantas untuk menyebut cucu saya sebagai cucu Anda, jika ada masih menyombongkan diri anda di depan saya dan juga Putri semalam yang saya Almira apa aja tidak sadar apa yang sudah anda lakukan pada Putri saya?" Tanya Fitri dengan mata berbinar, tentu saja hal itu membuat Adrian pun semakin terluka karena baru saja dia mendapatkan maaf dari mantan Ibu mertuanya itu seketika kehadiran sang papah membuat suasana semakin tidak nyaman."Kamu pikir kamu itu siapa? Saya a
"Adrian." Panggil seorang pria dengan jas berwarna hitamnya yang tidak lain adalah tuan mahrez ayah Adrian."Papa, ngapain papa ada di sini dan kenapa papa bisa tahu bahwa Adrian sedang berada di rumah sakit? "Tanya Adrian menatap tajam ke arah sang papaku karena selama dia di Bandung dia memang tidak pernah sedikit mencerita pada Tuan mahrez tentang apa yang terjadi pada hidupnya termasuk kehamilan Almira."Aku yang beritahu semua pada Tuan Mahrez." Sahut Lusi yang tiba-tiba saja ada di belakang papanya."Kamu kenapa sih? Selalu saja ikut campur urusanku dengan Almira apalagi kamu sampai beritahu papaku tentang apa yang terjadi pada Almira. "Jawab Adrian menatap tajam ke arah Lusi wanita dengan hijab berwarna putih yaitu tentu saja selalu membuat Adrian merasa kesal."Cukup Adrian! Kenapa kamu tidak pernah berbicara sedikitpun pada papa bahwa selama ini Almira hamil anakmu Dan ternyata kamu memiliki keturunan darinya. "Ucap sang papa dengan raut wajah yang memerah menandakan kekesala
Waktu terus berlalu, kehamilan Almira semakin membesar dan kini kehamilannya menginjak 9 bulan, tinggal menghitung hari Almira dan Adrian akan menjadi orang tua dari seorang anak yang akan lahir dari rahim perempuan berhidung mancung dan berparas cantik itu.Adrian dan ustaz Ali pun sudah siap siaga untunglah Adrian mendapat kesempatan untuk bisa mendampingi Almira namun dibantu juga oleh Fitri sang Ibu, karena memang sudah tidak ada lagi ikatan di antara Almira dan juga Adrian sehingga wanita berjilbab panjang itu tidak mau jika membuat calon suaminya ustadz Ali merasa cemburu.Sudah sejak pagi, Almira memang sudah dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya karena dia selalu mengalami kontraksi palsu sehingga langkah tepat diambil oleh Fitri sang Ibu agar putrinya bisa melahirkan dengan tenang di rumah sakit. tentu saja itu juga dibantu oleh Andrian dan juga ustad Ali."Almira, aku akan selalu ada di samping kamu dan selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu dan juga jangan baikmu Aku har
Mendengar ucapan Almira, nila pun hanya terdiam dia tidak mungkin mencintai laki-laki yang pernah ada dalam hidup sahabatnya apalagi, dia dan Adrian juga baru saja saling mengenal."Almira, bagaimana rencana pernikahanmu dengan ustadz Ali? "Tanya nila penasaran."Alhamdulillah nila, hari ini aku bertemu dengan kedua orang tua dari mas Ali ternyata mereka setuju dengan pernikahan kami nanti, dan yang paling membahagiakan untukku adalah bahwa ternyata orang tua mas Ali adalah orang yang pernah aku tolong dulu. "Jawab Almira dengan senyuman."Masya Allah, ternyata memang Allah selalu melindungi kamu ya Almira dan selalu dipertemukan dengan orang-orang yang baik aku yakin ustaz Ali adalah laki-laki yang tepat untuk kamu nanti. "Ucap nila yang tentu saja merasakan kebahagiaan yang sama seperti apa yang Almira rasakan, karena akhirnya sahabatnya itu akan menjalani kehidupan baru bersama dengan laki-laki yang pernah dia cintai."Tapi ada satu hal, yang membuat perasaanku tidak enak. "Ucap Al
Adrian danila pun akhirnya sampai di rumah Almira, Namun ternyata justru mereka juga berpapasan dengan mobil ustad Ali yang baru saja pulang dari rumah sakit."Kenapa harus bertemu dia lagi sih, padahal aku pikir tidak akan pernah lagi bertemu dengannya. "Keluh Adrian."Ingat ya Mas, Ustadz Ali itu adalah calon suami Almira wajah saja jika dia sering datang ke rumah mungkin dia khawatir dengan kondisi Almira. "Ucap Nila membuat Adrian hanya diam saja."Aku tahu nih lah, tapi mereka kan hanya baru calon belum bisa menjadi suami istri seharusnya ustad Ali tidak datang ke rumah Almira. "Jawab Adrian yang seperti menahan kesal di hatinya.Nila pun langsung bergegas keluar dari mobil Adrian, tentu saja hal itu mengejutkan Almira dan juga Ustadz ali Bagaimana bisa mereka satu mobil berdua padahal Almira tahu bahwa nila tidak menyukai Adrian."Mas Adrian, Nila kalian kenapa bisa berdua datang ke sini? "Tanya Almira yang tentu saja penasaran, karena Nila pun belum berbicara banyak tentang Adr
"Nila, kamu bawa barang sebanyak ini mau pergi ke mana?" Tanya Adrian menghentikan langkah wanita berjilbab panjang itu."Mau ke rumah Almira, karena besok hari libur jadi aku mau menginap suatu hari di rumahnya. "Jawab nila dengan senyuman.Dia sudah bisa berteman baik dengan Adrian, walaupun masih ada kekesalan dalam dirinya atas sikap yang telah Adrian lakukan pada sahabatnya itu, namun nila memang tidak berhak ikut campur mengenai urusan rumah tangga antara Almira dan juga Adrian, dia menghargai Adrian kini sebagai temannya di pesantren."Aku boleh ikut tidak? "Tanya Adrian membuat Nila pun terdiam, karena itu artinya dia harus minta izin dulu pada Almira jika tiba-tiba saja nilai datang langsung membawa Adrian pasti Almira akan marah."Mas Adrian, lebih baik Mas Adrian pergi sendiri saja ya jangan sampai pergi di sama aku." Jawab nila yang menolak halus permintaan Adrian."Apa kamu lupa? Aku itu ayah dari anak yang dikandung oleh Almira, apa aku tidak berhak untuk menemui anakku
"maafkan aku Mas, kalau memang kehadiranku mengganggu acara Mas Ali dan juga Almira, lebih baik sekarang aku pamit saja pulang. "Sahut lusi yang memutuskan untuk keluar dari ruang rawat ibunya Ali.Almira pun perlahan menghampiri calon mertuanya itu, dia mencium punggung tangan wanita yang sedang terbaring lemah tersebut."Jadi kamu, wanita yang bernama Almira yang dicintai mati-matian oleh putraku Ali? "Tanya sang Ibu menatap sinis ke arah Almira."Iya Bu, namaku Almira Putri semata wayang dari Ustadz Kafi guru agama dari ustad Ali. "Jawab Almira dengan nada yang sangat lembut, walaupun awal pertemuan dia dengan ibunda Ali Almira sama sekali tidak mendapat perlakuan baik."Assalamualaikum. "Ucap sang ayah yang baru saja tiba di rumah sakit, membuat Ustadz Ali pun bernafas lega karena pasti kehadiran ayahnya bisa mencairkan suasana yang sangat dingin di antara calon istrinya dan juga ibunya itu."Almira, ternyata kamu wanita yang dicintai oleh putraku? "Tanya sang ayah mengejutkan Ali
Almira berdiri di depan cermin kamarnya. memandang perut buncitnya yang mulai terlihat usia kandungan yang sudah hampir masuk 6 bulan membuat dia pun sangat bahagia kini Almira sudah bisa menerima dengan ikhlas kehamilannya walaupun saat awal dia mengetahui bahwa dia tengah mengandung iya masih belum bisa terima semua ini tetapi untuk saat ini ia bisa menjalani hari-harinya sebagai calon ibu yang bahagia."Almira, Ayo makan kasihan anakmu. "Panggil Fitri dengan senyuman, kalau melihat putri semata wayang yaitu mulai tersenyum bahagia."Katanya Mas Ali mau jemput aku bu, Soalnya hari ini kan kita mau bertemu dengan ibunya di rumah sakit. "Jawab Almira yang mencoba merapikan gamis berwarna merah yang dia kenakan.Apapun yang Amira pakai memang selalu terlihat cantik, wanita berkulit putih dan berhidung mancung itu selalu tampil mempesona walau sedang hamil dia tidak terlihat lusuh, mungkin aura kecantikannya saat dia hamil semakin terlihat sehingga membuat siapapun pasti sangat menyukai
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments