Melepas Surga Yang Aku Dambakan

Melepas Surga Yang Aku Dambakan

last updateLast Updated : 2025-04-07
By:  Opiprihandayani Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
124Chapters
1.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Seandainya kamu tahu sakitnya mencintai Tanpa bisa memiliki" Dunia Almira seketika hancur disaat ia harus menjalani pernikahan paksa dengan Adrian seorang laki-laki yang tidak sengaja ia tolong. Menjalani pernikahan tanpa cinta membuat Almira sangat membenci Adrian dan ingin berpisah dengannya, namun ketulusan Adrian mampu merubah semuanya, sampai akhirnya Almira pun jatuh cinta padanya. Namun, disaat cinta itu datang justru kebahagiaan Almira dan Adrian harus terusik kala kehadiran Naomi mantan kekasih Adrian. Bagaimana kelanjutan kisah Almira?

View More

Chapter 1

1. Malam Mencekam

"Almira, kamu belum pulang?" Tanya Naswa wanita dengan hijab berwarna putihnya.

"Bapakku belum jemput, sepertinya dijalan macet." Jawab Almira.

"Yasudah, aku pulang duluan yah, soalnya orang tuaku sudah menunggu." Ujar Naswa yang mulai menyalakan mesin motornya dan pergi meninggalkan Almira sembari melambaikan tangan dengan cepat karena hari sudah semakin gelap.

Gemuruh suara petir semakin terdengar jelas, membuat Almira pun bergidik ketakutan dan mencoba menutup telinganya. Tidak lama hujan turun dengan derasnya, Almira langsung mencoba mencari tempat untuk berteduh, namun karena hujan yang tiba-tiba deras akhirnya , baju gamis diapun basah kuyup.

"Ya ampun, bapak tumben sekali sih telat jemput, padahal aku sudah menunggu lama." Gerutu Almira.

Bekerja ditoko kue sejak lulus sekolah menengah Atas, Almira terbiasa diantar jemput sang bapak, karena dia adalah anak semata wayang, orang tuanya tidak pernah mengizinkan dia untuk membawa kendaraan sendiri. Sehingga, beginilah Almira setiap harinya selalu menunggu jemputan orang tuanya.

Dua jam berlalu hujan sudah mulai reda, Almira mencoba melihat ponselnya tidak disangka sudah pukul delapan malam, dan tiba-tiba saja ponselnya mati.

"Ya ampun, aku lupa cas handphone nya lagi, bagaimana bapak bisa menghubungi." Ucap Almira sembari mengusap wajahnya penuh kebingungan.

Almira perlahan meninggalkan toko, dia menyusuri jalanan pemukiman warga yang tidak biasanya sepi tanpa ada orang, mungkin karena hujan deras, membuat orang enggan keluar, Almira akhirnya memutuskan untuk mencari kendaraan umum agar bisa secepatnya sampai rumah.

"Mati loh Adrian!" Suara teriakan menusuk dalam telinga Almira.

Bughh..bugh...suara pukulan terdengar jelas. Almira menghela nafas sembari menutup mulutnya, ia tidak sengaja melihat seorang pria dikeroyok oleh para tiga laki-laki yang entah siapa, Almira perlahan mundur, mencoba bersembunyi dibalik tembok, karena Susana sepi sekali Almira tidak berani meminta tolong. Banyaknya kasus kekerasan yang terjadi membuat Almira sebagai seorang gadis selalu waspada kemanapun ia pergi. 

"Ya Allah lindungilah aku, aku belum menikah, belum Bahagiain ibu sama bapak, belum melanjutkan kuliah." Batin Almira yang terus berdo'a.

Setelah tidak terdengar lagi suara, Almira memberanikan diri mengintip dibalik tembok untuk memastikan bahwa pria tadi tidak mati dihadapannya.

Ternyata pria itu terkapar dan tidak ada satu orangpun disana, Almira bergegas berlari cepat menghampiri pria itu, dia pingsan tidak sadarkan diri, dan Almira pun seketika panik dan langsung , menepuk wajahnya yg penuh luka memar dan darah dihidungnya.

"Mas, ayo bangun." Ucap Almira yang berusaha untuk membangunkan pria itu.

Namun, pria itu tidak juga sadarkan diri, hingga akhirnya Almira pun mencoba kembali bangun untuk mencari pertolongan. Namun siapa sangka disaat Almira mulai beranjak tiba-tiba saja , pria itu meraih tangannya. Almira yang tidak bisa menjaga keseimbangan seketika jatuh dalam pelukan pria berhidung mancung tersebut hingga membuat bajunya basah kuyup. 

"Lepaskan Aku!" Berontak Almira yang mencoba untuk bangun.

Namun, dalam keadaan tidak sadar pria itu malah semakin kuat memeluk Almira.

"Naomi jangan tinggalkan aku." Ucap pria asing itu.

"Mas, lepaskan aku! Aku bukan Naumi dasar laki-laki gila!" Almira terus memaki pria itu namun, tak juga digubris. Hingga akhirnya, cahaya senter mengarah ke Almira, dua orang pria, langsung berlari kearahnya, Almira tersenyum lega karena ia pikir akan mendapat pertolongan.

"Dasar anak muda, bukannya kerja yang bener malah berbuat mesum disini!" Sentak salah satu satpam tersebut seketika membuat Almira pun terbelalak dan mencoba bangun.

"Maksud bapak apa? Saya tidak berbuat apapun dengan pria ini, saya tidak mengenalnya." Protes Almira.

"Neng Almira kan? Karyawan toko kue, disebrang jalan sana, putri dari ustad kafi, kampung sebelah?" Tanya kembali satpam satunya yang mengarahkan senter ke wajah Almira, hujan petir membuat pemukiman ini menjadi gelap gulita karena pemadaman listrik.

"Iya pak itu saya, saya mohon percaya saya tidak melakukan apapun." Jawab Almira yang terus mengelak.

"Sayang jangan tinggalin aku." Ucap laki-laki seketika membuat Almira semakin geram.

"Nah kan, ketauan sekarang ternyata dia kekasih kamu, ayo ikut bapak!" Kedua pria itu langsung menarik tangan Arumi dan juga pria mabuk yang baru saja Almira tolong. 

Niat hati ingin membantu, dia justru malah terkena masalah besar. Almira dan juga pria setengah sadar itupun dibawa ke pos warga, disana sudah banyak sekali orang. Kedua orangtua Almira adalah orang yang terpandang walau bukan orang kaya, tetapi karna bapaknya adalah ustadz dan sang ibu penjual roti yang hobi bersedekah , membuat siapapun mengenal baik kedua orang tuanya.

"MasyaAllah neng Almira, kenapa kamu melakukan tindak asusila ditempat umum, kebelet nikah neng?" Tanya seorang wanita dengan jilbab panjangnya yaitu Bu Ranti yang ternyata teman sekolah sang ibu.

"Bu, pak, ini salah paham aku tidak mengenal pria ini, lihat saja dia mabuk." Jawab Almira.

"Halah, alasan sudah ketangkap basah masih saja cari pembelaan!" Seru pria paruh baya dengan kumis tebalnya yang menemukan pertama kali Almira dengan laki-laki tersebut.

"Sumpah pak, aku tidak mengenalnya." Seru kembali Almira yang terus meyakinkan warga tersebut.

"Sayang, jangan tinggalin aku yah." Lagi-lagi pria itu selalu saja menyebut Almira dengan panggilan sayang, membuat semua mata menatap tajam kearah Almira, mereka mengira Almira berbohong.

"Tuh kan, Bu saya bilang juga apa, Almira bohong, mereka ini pacaran, mengotori kampung kita saja!" Seru para warga membuat Almira pun tertunduk dan menitikan air mata.

"Cukup! Jangan main hakim sendiri, kita panggil orang tua Almira, dan juga buat laki-laki ini sadar." Ucap Bu Ranti.

Selang beberapa lama akhirnya orang tua Almira pun datang ke pos satpam kampung sebelah,  ustadz kafi langsung memeluk putrinya yang sudah basah kuyup tersebut.

"Astaghfirullah nak, ada apa ini? Bapak dapat kabar kamu ada disini." Ucap laki-laki paruh baya itu dengan helm yang masih ia kenakan, karena terlalu panik sampai lupa untuk mencopotnya.

"Ustadz kafi tenang dulu yah, saya akan jelaskan apa yang terjadi." Jawab Bu Ranti.

"Bapak, Almira difitnah." Tangis Almira yang terus menggenggam tangan sang bapak.

"Difitnah gimana sih neng, jelas kamu itu sudah berbuat zina ditempat umum, bahkan laki-laki yang bersamamu adalah pacarnya neng Almira." Seru salah satu dari satpam itu yang membuat suasana semakin panas.

"Astaghfirullah Almira, bapak tidak pernah mengajarkan kamu untuk menjadi wanita seperti itu!" Ustadz kafi tersulut emosi, matanya memerah menatap tajam putri semata wayangnya yang sudah mencoreng nama baiknya.

"bapak percaya sama Almira, Almira hanya ingin menolong laki-laki itu."

"Lihat saja wajahnya babak belur seperti itu." Seru kembali Almira mencoba mencari pembelaan.

"Sudahlah pak nikahkan saja mereka berdua agar tidak ada fitnah, toh sudah suka sama suka." Seru Bu Ranti.

"Tidak! Aku tidak mau menikah dengan laki-laki tidak jelas." Jawab tegas Almira.

"Yasudah kalau kamu tidak mau, kamu akan bawa kamu keliling kampung diarak, beramai-ramai, karena neng Almira sudah mengotori kampung kita!" Kedua satpam itu ngotot menekan Almira , membuat gadis berhidung mancung itupun semakin tertekan.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
124 Chapters
1. Malam Mencekam
"Almira, kamu belum pulang?" Tanya Naswa wanita dengan hijab berwarna putihnya."Bapakku belum jemput, sepertinya dijalan macet." Jawab Almira."Yasudah, aku pulang duluan yah, soalnya orang tuaku sudah menunggu." Ujar Naswa yang mulai menyalakan mesin motornya dan pergi meninggalkan Almira sembari melambaikan tangan dengan cepat karena hari sudah semakin gelap.Gemuruh suara petir semakin terdengar jelas, membuat Almira pun bergidik ketakutan dan mencoba menutup telinganya. Tidak lama hujan turun dengan derasnya, Almira langsung mencoba mencari tempat untuk berteduh, namun karena hujan yang tiba-tiba deras akhirnya , baju gamis diapun basah kuyup."Ya ampun, bapak tumben sekali sih telat jemput, padahal aku sudah menunggu lama." Gerutu Almira.Bekerja ditoko kue sejak lulus sekolah menengah Atas, Almira terbiasa diantar jemput sang bapak, karena dia adalah anak semata wayang, orang tuanya tidak pernah mengizinkan dia untuk membawa kendaraan sendiri. Sehingga, beginilah Almira setiap
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more
2. Dipaksa Menikah
"Bapak benar-benar kecewa sama kamu Almira! "Seru ustadz Kafi menatap tajam dengan mata yang merah seolah rasa kecewa terhadap putrinya Almira gadis yang dia jaga dan dia rawat sejak kecil seketika hancur dalam satu malam."Pak, Almira tidak melakukan hal apapun yang dituduhkan mereka semuanya itu semuanya salah paham. "Jawab kembali Almira yang berharap untuk kali ini bapaknya akan mendengarkan penjelasannya."Sudahlah ustadz Kafi, lebih baik nikahkan saja Almira dan pemuda itu lagi pula setelah mereka menikah Bapak juga merasa lega kan Almira sudah ada yang menjaga daripada dia harus berbuat yang tidak-tidak di kampung orang. "Lagi-lagi ucapan itu mempengaruhi ustadz kafi membuat Almira pun tidak bisa berkata-kata lagi di depan sang bapak. "Nikahkan saja putriku sekarang, aku akan menjadi walinya! "Tegas ustadz Kahfi seketika membuat Almira pun terbelalak, Bagaimana bisa dia menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal bahkan pria itu juga meminum minuman keras. "Alha
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more
3. Ikatan Tanpa Cinta
Almira hanya bisa tertunduk lesu, gamis yang lusuh dan kotor akan dia kenakan diacara ijab qobul pernikahannya, hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bagaimana bisa dia ada dalam situasi memalukan seperti ini dengan pria asing."Ayo nak, duduk samping putriku." Ajak ustadz kafi pada pria asing yang akan menjadi menantu dadakannya itu.Pria itu berjalan perlahan , menduduki kursi yang sudah disediakan oleh para warga. Tangis Almira semakin pecah, kala harus bersanding dengan pria yang sudah membuat mimpinya hancur dalam semalam."Ya Allah, apakah ini jalan takdirku dalam mendapatkan jodoh?" Batin Almira lirih."Namamu siapa?" Tanya ustadz Kafi."Adrian Mahrez Wiguna." Jawab tegas pria bertubuh kekar dengan hidung mancungnya itu."Baik, skarang kamu ikuti ulang ucapanku, sebagai wali nikah sekaligus bapak dari Almira kekasihmu." Ucapan sang bapak kembali membuat Almira hancur, dia tidak pernah sedikitpun melanggar aturan keluarganya dalam pergaulan dengan yang bukan mahrom. Sel
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more
4. Sebuah Kebohongan
"Saya dan Almira sudah lama saling mencintai." Jawab Adrian, membuat Almira melirik tajam kearahnya."Maksud kamu apa?, bukankah kita tidak saling mengenal?" Almira menatap Adrian berharap pria itu berkata jujur pada kedua orang tuanya. Karena sejak tadi di acara pernikahan mereka berdua banyak sekali orang, yang menuduh Almira memiliki hubungan dengan Adrian, padahal dia sama sekali tidak mengenal pria yang kini telah menjadi suaminya tersebut."Maafkan saya pak, Saya memang tidak pernah berani untuk datang ke rumah ini karena Amira tidak pernah mengizinkan saya untuk bertemu dengan kedua orang tuanya sehingga kita berdua sering sekali bertemu di luar rumah. "Seru Adrian membuat Almira pun sangat marah dan kesal padanya.Dengan wajah memerah, dia menatap Putri semata wayangnya tersebut dengan amarah namun sang istri mencoba untuk menenangkannya karena dia tidak mau suaminya menyakiti hati Putri kandungnya sendiri."Kamu memang Putri tidak tahu di untung Almira! Bapak susah payah men
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more
5. Status Baru Almira
"Mana kamarku?" Tanya Adrian sembari melirik beberapa ruangan dirumah Almira, rumah yang sangat sederhana bahkan jauh dari kesan mewah."Disini hanya ada dua kamar, kamar bapak dan ibu serta kamarku, jadi kamu tidur saja diluar!" Jawab Almira."Enak saja , bukankah aku sekarang suamimu? Aku juga menantu dirumah ini, jadi perlakukan aku sebaik mungkin." Ujar Adrian."Kamu sadar gak sih, tuan adrian semua ini terjadi, karena ulahmu, Aku adalah wanita yang dijebak." Jawab Almira dengan mata berbinar.Gadis 21 tahun itu telah menyesal menolong laki-laki yang hampir saja terbunuh padahal andai saja waktu itu dia tidak menolong Adrian mungkin kini kehidupannya akan tetapi baik-baik saja bahkan hubungan dia dengan Sang Bapak akan harmonis seperti biasanya Mama kini semuanya telah terjadi apapun yang almira katakan semuanya akan tetap sia-sia saja."Ya sudah, aku mau ucapkan terima kasih untuk kamu Almira tapi ini sudah terlalu malam aku mau istirahat dan aku sudah sangat lelah dengan semua d
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more
6. Luka Seorang Ayah
"Aku kan hanya bertanya lagi pula kenapa kalian tidak mau beli rumah baru. "Ucap Adrian dengan mudahnya membuat Almira pun merasa kesel dengan pria itu."Kamu pikir membeli rumah sama seperti membeli sebuah kue, bagi kami rumah bukan tentang seberapa mewah namun melainkan seberapa hangat kebersamaan yang terjadi di dalamnya. "Jawab Almira berharap Adrian akan bisa mengerti dan menghargai keluarga barunya."Sudahlah Almira , aku sangat lelah bangunkan aku jika aku sudah mulai lapar. "Ujar Adrian yang langsung kembali ke atas sofanya, dan mulai memejamkan mata.***Adzan subuh berkumandang dengan begitu merdunya, membuat perlahan Almira membuka matanya. Gadis itu memang sudah terbiasa bangun sebelum subuh namun kali ini dia merasa telat karena kejadian semalam membuat dirinya merasa lelah.Almira melirik sofa di samping tempat tidurnya ternyata suaminya Adrian masih tertidur dengan lelap dia sama sekali tidak mendengar kumandang adzan yang sangat jelas padahal rumah almira memang tidak
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more
7. Hinaan Para Tetangga
Setelah selesai melaksanakan salat subuh Almira seperti biasa selalu membantu sang ibu untuk menyiapkan sarapan pagi sebelum Almira berangkat bekerja."Almira, bapakmu itu pasti masih sangat marah jadi Ibu minta sama kamu harus tetap bersabar untuk kembali mengambil hatinya, tapi Ibu yakin di dalam hati Bapak tetap Kamu adalah Putri kesayangannya. "Ucap Fitri memberikan pengertian pada Almira agar gadis itu bisa sedikit bersabar untuk meyakinkan kembali Sang Bapak agar mau percaya padanya."Almira janji Bu, Almira akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa kembali mendapatkan kepercayaan dari bapak. "Jawab Almira dengan senyuman.Sejak kemarin, Almira rasanya sulit sekali untuk bisa tersenyum di hadapan orang tuanya karena dia selalu merasakan rasa sakit yang teramat dalam dengan sebuah pernikahan yang sama sekali tidak dia inginkan.***"Eh, tahu tidak anaknya ustad kafi, si Almira semalam itu ketangkap biasa dengan kekasihnya sehingga dia langsung dinikahkan oleh penghulu dan warga
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more
8. Mencoba Ikhlas
Adrian hanya terdiam, dia tahu bahwa apa yang dia lakukan terhadap Amira memang salah dia sudah membuat Gadis itu berada dalam kehidupannya dengan cara yang tidak baik Namun ada satu hal yang tidak bisa Adrian katakan pada siapapun tentang siapa dirinya dan apa sebenarnya hal yang akan dia lakukan di keluarga Almira."Astagfirullah, maafkan bapak, tadi selesai salat subuh bapaknya terbawa emosi karena banyak sekali para tetangga yang menghina Almira rasanya kuping Bapak panas sekali jika ada seseorang yang menyakiti hati Putri kandung bapak satu-satunya. "Papar ustadz Kafi dengan menitipkan air mata di hadapan istri serta putrinya tersebut."Maafin Almira ya Pak, semua yang telah Bapak Terima hari ini hinaan yang mereka utarakan untuk bapak semuanya karena kesalahan Almira. "Seru Almira dengan mata berbinar."Sudahlah Almira, semuanya sudah terjadi Bapak tidak bisa memberikan pengertian pada mereka yang terpenting sekarang kamu bisa menerima takdirmu menjadi istri Adrian. ""Dan saya
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more
9. Penawaran Istimewa
"Almira tunggu. "Panggil Adrian seketika menghentikan langkah Almira."Aku antarkan kamu ke tempat kerja tapi ini hanya sebagai permintaan maafku karena sudah menuduhmu yang tidak-tidak. "Jawab Adrian pada Almira."Adrian, pakai saja motor bapak lagi pula bapak sudah tidak bekerja lagi setiap harinya bapaknya mengantar jemput Almira. "Seru ustadz Kafi menghampiri Adrian dan juga Almira.Adrian terkejut melihat ustad Kafi yang mulai bersikap baik padanya, padahal dia adalah orang yang sangat membenci Adrian sejak Adrian menikahi Putri semata wayang itu namun kini sikapnya mulai bisa sedikit lembut terhadap Adrian."Ini kunci motornya, sekarang kamu adalah suami dari putriku dan aku minta jaga baik-baik Almira. "Pinta ustadz Kafi pada Adrian."Tapi pak, Almira bisa berangkat sendiri Almira tidak mau banyak orang yang akan menghina Almira jika melihat Mas Adrian." Seru Almira yang tidak ingin diantar bekerja oleh Adrian, karena dia tahu pasti semua orang akan semakin menghinanya atas apa
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more
10. Janji Adrian
"ada satu hal yang aku inginkan darimu Almira, aku tahu keluargamu sangatlah baik padaku termasuk juga bapakmu ustadz Kahfi aku tidak mau menyakiti hatinya."ujar Adrian membuat Almira tersentuh, Karena dia pikir Adrian adalah laki-laki yang sombong dan tidak pernah memikirkan perasaan orang lain karena dia sendiri sudah berbohong pada kedua orang tua Almira tentang hubungan mereka yang sebenarnya tidak saling mengenal."Bapak adalah laki-laki yang sangat baik aku sudah menyakiti hati dan perasaannya karena kesalahanku malam itu andai saja mungkin aku tidak menolongmu mas aku tidak akan terjebak dalam pernikahan ini! "jawab tegas Almira dengan mata berbinar."Aku berjanji tidak akan menyakiti kamu dan keluargamu Almira tapi aku minta satu hal aku akan menjadi suamimu selama 3 bulan setelah itu aku minta sama kamu kita pergi dari rumah dan melanjutkan kehidupan baru secara masing-masing tanpa kedua orang kamu tahu. "Papar Adrian yang memberikan sebuah perjanjian pada Almira membuat gadi
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status