Share

8. Janji Bertemu Nanti

Setelah Lili menyuapinya sepotong tempe, bagi Ridwan dunia seolah melambat.

“Gimana? Enak banget khan?”

ucap Lili.

Lili lalu mendapati Ridwan sedang melamun memandanginya. Lili lalu melambaikan telapak tangannya di depan wajah Ridwan.

“Halo? Halo halo? Hai? Halo halo hai hai? Mas! Mas bangun mas!”

ucap Lili.

Ridwan lalu tersentak dari lamunannya. Ia tersenyum miring meringis karena merasa malu sudah dipergoki seperti itu.

“Hahaha.. Kayaknya di dalam tempe ini ga pakai bumbu ganja deh. Kok bisa .. itu.. kamu seperti tadi tuh.. Bengong begitu?”

ucap Lili.

“Ya.. Enak banget. Enak banget kok tempenya,”

ucap Ridwan.

“Oh iya. Di dekat simpang lapangan tembak ada restoran baru loh. Menu-menu makanan di sana enak-enak banget. Kamu suka seafood ga?”

ucap Ridwan.

“Iyaa... Suka bangeeeet! Cumi, cuminya diasam-pedas. Emmm.. Yummy!”

ucap Lili bernada manja.

“Ya sudah. Lain waktu aku ajak kamu ke sana ya? Di sana ada macam-macam olahan seafood. Bumbunya apalagi! Bahkan ada rempah yang dia dari impor gitu. Lupa apa nama rempahnya,”

ucap Ridwan antusias.

“Iya. Mau! Mau!”

ucap Lili.

“Yes! Doi mau jalan sama gua!”

ucap Ridwan membatin.

“By the way.. Kapan kamu dan Ronco akan berangkat survey ke Pahawang?”

tanya Lili.

“Besok. Besok pagi,”

ucap Ridwan.

“Untuk kelengkapan dokumen, surat perijinan dan lain-lain gimana? Udah siap kan?”

ucap Lili.

“Iya. Sudah. Eh! Aku lupa! Peta lokasi! Aku ga paham-paham banget ngakses dan d******d data citra. Ya ampun, aku baru ingat,”

ucap Ridwan khawatir.

“Oh. Sini biar aku bantu,”

ucap Lili. Ia kemudian mengambil ponselnya dan menyalakan aplikasi g****e earth. Ridwan kemudian duduk mendekat. Ia memperhatikan apa yang sedang Lili lakukan.

“Ponselku ini sudah sering terhubung ke ArchGIS mobile. Jadi gampang. Tuh G****e earthnya ada tambahan iconnya. Tinggal klik ini, terus ini.. Nah, kalau tertutup awan seperti ini, kita harus menghilangkan distorsi pakai rekayasa RGB. Nah seperti ini,”

ucap Lili.

Ridwan mengangguk-ngangguk mendengarkan Lili. Namun, sebenarnya ia tidak paham dengan apa yang Lili jelaskan.

“Selesaaai!”

ucap Lili riang.

“Wah, kamu jago banget pemetaan ya?”

ucap Ridwan kagum.

“Mungkin karena sudah terbiasa aja kali ya. Kalau dibilang jago, enggak juga sih. Cuma kebetulan apa yang aku tahu bisa buat bantuin urusan kita ini,”

ucap Lili merendah.

Ridwan terus memandangi Lili bicara sambil ia tersenyum kepada Lili. Sebenarnya kadang Ridwan tidak menyimak ucapan Lili. Dia hanya kagum dengan paras, tutur kata dan skill Lili yang baru saja dia lihat tadi.

“Ridwan?”

tanya Lili.

Ridwan lalu tersentak dari lamunannya lagi. Lili lalu tersenyum geli melihat Ridwan.

“Ya sudah lah. Kita habiskan dulu makanan ini,”

ucap Lili mengalihkan pembicaraan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status