Pagi hari berita mengenai perceraian Sean Hill dan Elvaretta Granee sudah memenuhi laman dari berbagai media masa, secara Sean adalah pengusaha tampan yang sedang digandrungi oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Banyak yang menyayangkan keputusan yang diambil oleh keduanya. Namun banyak juga yang menyalahkan El selaku istri yang mengkhianati orang sesempurna Sean. meski demikian tidak sedikit pula yang membela El, apalagi saat video El yang diamuk masa tersebar di mana mana. Banyak yang mengecam Tindakan Sean yang memanggil masa hanya untuk mempermalukan istrinya.
“ What the h**l! berita apa ini? Baru kemarin aku bertemu El dan Sean dan sepertinya mereka baik baik saja, tapi Kenapa jadi seperti ini? Sean, kamu akan menyesal telah membuang orang secantik dan sepintar El. Aku percaya pada El” ucap Daren sahabat El sekaligus kakak angkat El.“ Ya Tuhan! apa yang terjadi pada El, Kenapa dia jadi seperti itu” ucap Daren saat melihat adik angkatnya dengan pakaian yang sobek-sobek dan juga wajah sudah tidak terlihat baik baik saja.Daren langsung mengambil ponselnya dan langsung menghubungi El, namun hanya berdering tidak ada yang mengangkatnya.Sementara itu, Sean merasa sebal saat mendengar suara dering telephone yang tidak ada henti hentinya. Seingatnya semalam ponselnya sudah dimatikan sebelum tidur.“ Jam berapa ini? Dan siapa yang sedang menelpon di pagi pagi buta seperti ini” ucap Sean yang belum menyadari jika mentari hangat sudah menyapa begitu tinggi.Dengan kesadaran yang masih setengah, Sean mencari ponsel miliknya dan langsung menempelkan di telinganya.“ Halo….Drrreettt!“ Sial! Bukan ponselku yang bunyi” umpat Sean saat menyadari jika bukan ponsel miliknya.Ia langsung mengucek matanya mengunakan tangannya kemudian mencari bunyi ponsel yang sepertinya berasal dari meja rias milik istrinya. Dan betul saja ponsel itu memang ponsel istrinya yang ketinggalan atau memang sengaja ditinggal.“ Halo” suara serak Sean menyapa sang penelpon di seberang sana.“ Sean? Ponsel El kamu bawa, apakah karena kamu yang membelikan makanya kamu sita semua yang dia punya? Kamu membiarkan dia pergi tanpa membawa apa apa? Dan kamu tega Sean membuat El dihajar masa hanya karena tuduhan selingkuh yang belum tentu benar. Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi aku sangat percaya sama El. Kamu benar benar jahat Sean! kalau memang sudah tidak mencintai El bisa pisah dengan cara baik baik dan kembalikan dia pada kita” ucap Daren dengan kesal.“ Breng**k kau! Tidak perlu ikut campur dengan rumah tangga orang lain, lagi pula aku tidak melarang dia membawa ponsel ini. Dia saja yang ceroboh sehingga meninggalkan ponselnya” ucap Sean tidak kalah sewot dengan Daren.“ Kau yang bren***k, apa begitu caramu mengakhiri sebuah hubungan? Kamu usir dia, kamu suruh orang orang untuk menghajar El, ingat Sean kamu akan menyesal karena telah membuat El menderita” ucap Daren langsung mematikan ponselnya.“ Sial Dareen! Beraninya dia mematikan telephonenya” umpat Sean dengan geram.‘ Lagian Kenapa juga ini ponsel ditinggal mengganggu orang tidur saja, dan juga bagaimana Daren tahu jika aku telah menceraikan El dan mengusirnya tadi malam’ batin Sean sambil mengotak atik ponsel milik El, ia curiga El memberitahukan pada Daren. Namun Sean tidak menemukan apa yang dicari, bahkan dia tidak menemukan kecurigaan pesan El dengan laki laki yang ia duga sebagai selingkuhannya.“ Apa dia mengunakan ponsel lain untuk berhubungan, biar aku tidak tahu! Dan apakah ponsel ini sengaja ditinggalkan, karena memang ini ponsel yang aku belikan saat baru louncing” monolog Sean kemudian melemparkan ponsel itu ke atas meja dengan kasar.“ Sial! Ternyata ini sudah siang” ucap Sean saat melihat jam sudah menunjukan jam setengah delapan pagi. Ia kemudian buru buru mandi dan Bersiap siap pergi ke kantor.--Beberapa jam kemudian ia sudah berada di kantor miliknya, namun moodnya semakin hancur. Semua orang di kantornya menjadi sasaran kemarahan Sean. kesalahan kecil dari setiap staffnya akan menjadi besar di tangan Sean. maka dari itu banyak para staf yang takut mengajukan laporan mereka saat ini, dengan berbagai cara mereka menghindari bos mereka yang saat ini dalam mode senggol bacok.Tok … tok..Ceklek!Sang asisten yang juga salah satu sahabatnya masuk kedalam ruangan yang hawanya sudah sangat dingin, efek aura dari Sean.“ Bos, aku sudah menemukan di mana Juan saat ini bersembunyi dan siapa saja yang sudah bersekongkol dalam pengelapan dana perusahaan” ucap Joe sambil memberikan dokumen pada Sean. Joe sebenarnya sangat kasian dengan Bos sekaligus sahabatnya yang kini punya masalah sangat menumpuk. Masalah pengelapan dana perusahaan saja belum kelar kini ia dihadapkan dengan masalah dengan isrtinya. Meskipun Sean sudah mengurus perceraiannya, bahkan tanpa pertimbangan. Joe sangat tahu apa yang sedang dirasakan oleh Sean saat ini, yang pasti sangat kehilangan dan merasa dikhianati. Meskipun Joe sendiri tidak begitu yakin jika El tega melakukan itu pada Sean.Tidak ada waktu untuk menyelidiki, Sean percaya karena bukti itu terlalu kuat, apa lagi kesaksian Vio yang merupakan sahabat El. Selama ini tidak ada masalah diantara mereka. Vio sendiri juga adalah Wanita baik dan lembut rasanya tidak mungkin jika dia berkata bohong. Sean dan juga sahabat lainnya juga berteman baik dengan Vio, kecuali Daren yang entah Kenapa dia selalu membenci Vio. Bahkan kerap sekali Daren berselisih paham dengan Vio dan itu membuat mereka sangat tidak nyaman karena keduanya adalah teman baik.“ Kamu atur anak buah untuk menangkap mereka semua dan jangan biarkan lolos begitu saja. Bawa ke markas, sebelum kita serahkan pada polisi” ucap Sean dengan tegas dan dingin.“ Baik Boss…..Brak!Bugh!Pintu terbuka dengan kasar terlihat Daren masuk dengan kasar dan menuju Sean yang sedang duduk di kursi kebesarannya, tanpa banyak kata Daren langsung memberikan tinjunya ke wajah Sean.“ Bang**t!Bugh!Bagh!Joe terkejut saat melihat kedua sahabatnya saling memberikan bogem ke wajah mereka, sebelumnya tidak pernah terlibat pertengkaran sseperti ini. Sean dan Dareen sangat dekat karena mereka mengenal sejak masih kecil beda dengan Joe yang mengenal Sean saat sekolah menengah pertama.“ Daren! Sean! Cukup! Apa yang kalian lakukan” teriak Joe sambil melerai mereka berdua yang membuatnya juga kena tinju mereka berdua.“ Minggir Joe, orang seperti dia memang pantas mendapatkan ini setelah mempermalukan El, dasar pengecut kau, Sean! mulai hari ini kita juga bukan sahabat. Berani menghancurkan adik angkatku makan putus persahabatan kita” ucap Daren dengan penuh amarah.“ Aku tidak pernah mempermalukan dia, dan kau masih saja membela dia hanya karena dia sudah diangkatboleh keluargamu, dia yang mengkhianati aku?, selama ini dia telah selingkuh di belakangku, bahkan dia meminta Vio untuk merahasiakan dari aku” sahut Sean tak kalah sengit.“ Pengecut! Kau lebih percaya dengan jalang murahan itu dibandingkan istri yang sudah menemani kamu selama ini, bahkan saat kamu hampir sekarat, El masih bertahan di sisi kau, dan sekarang kamu bilang dia selingkuh? Kamu kira El sebodoh apa? Jika dia mau selingkuh harusnya dulu saat kau jatuh miskin, bukan sekarang yang kamu bergelimang harta” Ucap Daren dengan penuh kebencian.Deg!Sean sedikit merasa, ada benarnya apa yang di ucapkan oleh Daren, harusnya El sejak dulu meninggalkan dirinya. Namun apa yang dikatakan oleh Vio sangat masuk akal, ditambah lagi dengan bukti yang sangat nyata. Membuat Sean tidak mampu percaya pada El.‘ Sean, ternyata El selama ini mengunakan KB supaya tidak mengandung anak kamu? Kalian menikah sudah hampir dua tahun namun dia belum juga mengandung anak kamu’Ucapan Vio Bagai mantra bagi Sean, semuanya sangat masuk akal setelah Sean hubung hubungkan.“ Kau yang sudah buta dengan El, dia bukan lagi El adik kebanggaan kau, Dia itu jalang murahan!” teriak Sean tepat di muka Dareen.Bugh!Lagi lagi Dareen memberikan tinju ke wajah Sean. “ An***g! mulai sekarang kamu bukan sahabatku lagi, Aku bersumpah akan membuktikan jika El tidak pernah mengkhianati kau. Dan aku pastikan kamu akan menyesal seumur hidupmu” ucap Daren kemudian meninggalkan ruangan Sean.“ Joe, apa aku salah? aku juga merasa sakit saat teringat apa yang El lakukan padaku. Kamu tahu bagaimana aku mencintai dia selama ini” ucap Sean setelah kepergian Daren.“ Aku tidak tahu Sean, semuanya tampak sangat nyata, tapi mungkin yang dimaksud Daren juga ada benarnya, tidak seharusnya kau mempermalukan El hingga menjadi seperti seorang pendosa. Daren adalah keluarga yang dimiliki El, seharusnya kamu kembalikan pada dia” ucap Joe berani mengungkapkan pendapatnya.Sejujurnya Joe juga tidak setuju dengan tindakan Sean yang memanggil media untuk menyerang El seperti itu. Apalagi Joe belum mengumumkan perceraian mereka karena baru hari ini surat cerai itu keluar.“ Joe, aku memang menceraikan El tapi aku tidak pernah memeprmalukan dia. Kalau aku usir dia itu membuat El malu, Kenapa dia berani berselingkuh kalau tidak mau diusir” ucap Sean dengan egois.“ Kamu belum melihat berita hari ini” ucap Sean.“ Berita apa?Joe langsung memberikan tabletnya pada Sean.“ ini Kenapa bisa terjadi seperti ini?” Ucap Sean binggung melihat berita yang sedang tranding, apalagi ia melihat El yang benar benar hancur.Sean langsung lemas saat melihat kondisi El saat ini, meskipun ia membenci El namun ia juga tidak menampik jika cinta itu masih ada di dalam hatinya.' Siapa yang telah melakukan semua ini, aku tidak pernah mengatakan pada siapapun kecuali orang terdekat saja' batin Sean.Xaquil masuk ke dalam mobil, di dalam sudah ada Daren yang duduk di kursi kemudi. " Paman kita mau kemana, menemui klien atau yang lain" ucap Xaquil begitu masuk ke dalam mobil. " Hum, kita ketemu orang, paman juga belum tahu bentukannya seperti apa. Ini hanya mengikuti apa kata Mama. Tapi hari ini kamu memanggil Paman Ayah jangan paman" ucap Daren langsung membuat Xaquil menoleh, lalu memincing pada pamannya. Xaquil terlihat sedang berpikir. Seolah olah bertanya apa yang terjadi pada Pamannya. " Terdengar sangat mencurigakan" gumam Xaquil, kemudian memasang seatbelt. Daren hanya tertawa renyah saat mendengar keponakannya mengerutu. Dia kemudian menjalankan mobilnya membelah kota. Hari libur, membuat jalanan terasa kosong. Biasanya sangat padat kini dia bisa melaju dengan bebas hambatan. Dan tidak beberapa lama akhirnya Daren menghentikan mobilnya di depan sebuah cafe mewah yang ada di pusat kota. " Kita turun Boy" ucap Daren mengajak Xaquil turun, Xaquil hanyalah bisa patuh. Ap
Setelah kondisi membaik, El dan Baby nya di bawa pulang ke kediaman Hill. Kini bayi itu sedang anteng berada di pangkuan Tuan besar Hill. Bahkan Sean dan El tidak kebagian waktu untuk bersama anaknya. Para tetua yang menguasai bayi itu, entah dalam sehari sudah berapa kali pindah tangan. " Kak Xaquil, adik belum diberi nama lho? Kemarin adik sudah setuju jika kakak yang memberikan namanya" ucap Xhaqella membuntuti kakaknya yang hari ini berdandan rapi. " Kakak mau kemana, apakah aku boleh ikut" lanjut Xhaqella, penasaran setelah umur mereka tujuh tahun, kakaknya berubah semakin dingin dan dewasa. Tapi tetap sayang padanya. Xaquil menoleh pada adiknya, apakah adiknya sedang bermimpi. " Apakah adik bayi sudah bisa bicara?" Tanya Xaquil sambil tersenyum tipis. " Dia memberi kita tanda, cobalah kita dekati dan lihatlah langsung, adik kita seperti anak ajaib" ucap adiknya semakin heboh. Dia menuntun kakaknya menuju ruangan Bayi dan menghampiri kakek buyutnya. " Lihatlah adik bayi masih
Matahari sudah mulai condong ke arah barat. Seorang pria mengunakan jas putih, berdiri menghadap ke bukit. Dia masih ingat saat setiap sore seperti ini, orang yang dia panggil Mama sering duduk di sana dengan segudang penyesalan. Tapi dia bersyukur pemandangan itu tidak terlihat lagi olehnya di saat ini. " Kevin apa yang kamu lamunkan? Apakah kamu tidak bahagia?" Tanya Keenan sang adik yang kini mengikuti dirinya ke negara ini. " Tentu saja aku bahagia, hanya saja aku teringat Mama, setiap sore seperti ini dia selalu ada di bukit sana dengan sebuah penyesalan yang dalam. Dia meyesal telah kehilangan kamu dan Jaden saat itu, dia akan kembali bila malam menjelang, terkadang harus aku jemput. Aku hanya berharap Mama sudah sembuh" ucap Kevin, sebenarnya dia juga merindukan mamanya itu. Termasuk ibu dan ayah kandungnya. " Tente Erni sudah bahagia, barusan bos Joe mengirimi aku foto, Ibunya yang mengendong anaknya Tuan Sean dan Nyonya Elvaretta. Mereka meminta kita pulang ke sana. Apaka
El membuka matanya ketika mendengar suara yang sangat ramai, dia tersenyum melihat keluarganya yang sedang berebut bayi. Dan sesekali terkekeh kecil melihat Sean di omelin dan di salahkan. Tidak jauh dari sana, dia melihat anak sulungnya masih tertidur dengan alas jaket. ' Ya Tuhan, anak aku kasihan sekali, pasti dia lelah. Maafkan Ibu Nak, karena selalu menyusahkan kamu terus' batin El dengan berkaca kaca. " El kamu kenapa, apakah kamu merasa tidak nyaman" ucap Aland, saat melihat cucu menantunya berkaca kaca. " Aku baik baik saja Opa, hanya saja Bolehkah minta tolong sama salah satu dari kalian, pindahkan Xaquil ke sini, aku ingin memeluknya" ucap El. " Sean paham apa yang dirasakan oleh El, dia kemudian mengangkat Xaquil dan meletakan di ranjang milik El. " Maafkan Ayah Ya Nak, maafkan Aku Sayang" lanjut Sean mencium kening Xaquil dan juga El. " Terima kasih El, kamu sudah berjuang, tapi kamu tenang saja, Biarkan Ibu yang mengurus anak kamu, supaya Ibu juga merasakan bagaiman
Badai di luar mulai berhenti secara berlahan, tepat jam tiga dini hari bersamaan terdengar suara teriakan dari dalam ruangan. " Paman kenapa di dalam ada suara teriakan kesakitan, apakah Ibu baik baik saja" ucap Xaquil, dia khawatir dengan keadaan ibunya. " Ternyata melahirkan anak ke dunia sangatlah menyakitkan. Untuk itu, cukup kali ini Ibu punya anak lagi, aku tidak mau punya adik lagi" lanjut Xaquil tegas." Itu karena Ayah kamu yang terlalu genit pada ibumu" ucap Daren dia keceplosan bicara, tidak seharusnya Xaquil mendengar hal seperti ini. " Setelah ini Ayah tidak boleh menguasai Ibu lagi, tadi saja kalau tidak aku siram dia tidak bangun, beruntungnya juga tadi aku merasa khawatir dengan ibu dan langsung berkunjung ke kamar ibu" ucap Xaquil dia memang anak yang sangat perhitungan. " Jadi tadi Ayahmu tidak tahu ibumu mau melahirkan" ucap Daren. Xaquil mengangguk dengan cepat. " aku yang menemukan ibu kesakitan di lantai, semen
Petir menyambar langit malam, disertai dengan hujan yang turun dengan deras. Menguyur seluruh kota, kini kota menjadi sepi. Tidak ada orang yang berlalu lalang lagi. Semua orang sepertinya menikmati malam dengan bergelung selimut tebal. Wwooosh! Wooosh! Angin juga bertiup membawa hawa dingin yang menusuk ke dalam tulang. Aaarrrggghhh! Suara rintihan lirih terdengar disela sela badai malam ini, suaranya semakin jelas karena terbawa oleh angin. Aaarrrr!" Sean bangunlah.... Sean!" Ucap El sambil mengoyangkan tubuh suaminya. Namun sang suami tidak kunjung bangun, untuk itu El berusaha bangkit sambil memegangi perutnya yang sudah membesar. Dia tahu hari ini, bayi dalam kandungannya sudah akan keluar. El meraih ponselnya kemudian memanggil Daren, dia berharap Daren terjaga, tidak mematikan ponselnya. Dia tidak kuat meminta bantuan yang lainnya. " Daren tidak diangkat juga, pastinya dia juga sudah tidur, apalagi ini sudah jam dua dini hari, hujan pula kondisinya" gumam El sambil