Share

Membawa Lari Anak Duke
Membawa Lari Anak Duke
Penulis: Winter Bride

Awal

Pagi-pagi sekali Irina sudah bangun dan bersiap-siap untuk pergi kunjungan ke salah satu Panti asuhan yang berada di sudut Kota. Sejak ia bangun ia tidak berhenti bersumpah serapah karena tidur pagi nya yang terganggu.

Ketika ia tengah bercermin untuk memoles lipstik di bibir nya, ia melirik sejenak ke arah pintu kamarnya yang terbuka dan menampilkan sosok ibunya yang sudah bersedekap dada sambil menatapnya.

"Irina, ibu harap kau tau apa yang harus kau lakukan sampai disana, jangan sampai kau semakin mengacau dan membuat citra mu semakin buruk di depan publik." ujar sang ibu, Edith.

Irina menghentikan kegiatannya kemudian berbalik menghadap sang ibu dengan raut muka masamnya

"Ibu really? Anak-anak? Tidak bisakah ibu menyuruh ku ke tempat yang lain? Misalkan panti jompo? Tidak apa-apa aku harus bertemu dengan tempat yang penuh dengan lansia bau tanah, yang penting jangan pertemukan aku dengan sekumpulan anak-anak yang nakal dan menyebalkan. Ibu tau aku tidak suka." ucap Irina dengan penuh kekesalannya.

"Kau juga sama nakal dan menyebalkan nya Irina, panti asuhan adalah tempat yang tepat untuk mengembalikan citra mu, yah mungkin tidak sekaligus, namun mereka sedikit demi sedikit akan tersentuh dengan apa yang kau lakukan,"

Edith menghela nafas sejenak,"Ingat! orang-orang cepat bersimpati jika bersangkutan dengan anak-anak. Ini sudah menjadi keputusan final ayah dan ibu juga. Sudah jangan menggerutu lagi! Cepat turun dan pergi ke panti, supir sudah menunggumu di bawah." Edith pun keluar dari kamar Irina, meninggalkan Irina yang masih kesal dengan keputusan kedua orang tua nya.

"Skandal sialan! Jika si bodoh Marcus itu tidak menjejalkan aku begitu banyak alkohol, aku tidak akan pulang dalam keadaan mabuk dan melantur yang tidak-tidak di tengah jalan. Dan aku pun tidak akan berurusan dengan hal yang merepotkan seperti ini."

Irina adalah putri seorang Menteri Kesehatan di London, selain itu Irina juga seorang model profesional yang terkenal akan kecantikan dan kepiawaian nya dalam runway

hingga banyak sekali rumah mode yang menjadikannya sebagai brand ambassador. Terlebih ia sering digosipkan kedekatan nya dengan sang Royal Prince, jadi tidak heran jika kehidupan pribadi nya kerap kali disoroti.

Malam itu ia tengah berpesta dengan rekan-rekan nya setelah digelarnya Fashion Week, mereka minum dan berdansa sesuai dengan irama.

Menikmati malam yang begitu menyenangkan. Irina pun sama, ia menikmati minumannya, bukan semata-mata hanya meminum nya namun ia lakukan untuk menghilangkan pening yang melandanya dikarenakan The Royal Prince, Prince Hendrik ingin mengajukan lamaran kepadanya

Ayolah Irina adalah tipe wanita yang gemar dekat dengan laki-laki tampan dan berkuasa namun jika ia harus terlibat dan menjadi bagian dari anggota kerajaan ia tidak mau!. Ia tidak ingin hidup di kekang dengan setumpuk aturan yang akan membuat kepalanya mendidih.

Ia tengah berfikir bagaimana caranya menolak lamaran dari seorang pangeran yang berpengaruh di negaranya, salah trik saja bisa-bisa karir ayahnya lah yang akan melayang, karena sebelumnya Hendrik pernah mengancamnya jika ia menolak lamarannya maka ia akan membuat ayahnya di pecat dari jabatannya sebagai mentri.

Irina tidak ingin hal itu terjadi, maka dari itu ia tengah berpikir keras mencari jalan keluarnya untuk menolak Hendrik tanpa harus membuat ayahnya dipecat. Irina dan keluarga nya tidak akan jatuh miskin jika ayahnya dipecat karena mereka memang berasal dari keluarga kaya raya akan tetapi, Irina tidak ingin membuat perjuangan dan kerja keras ayahnya sampai menjadi seorang menteri akan berakhir dengan sia-sia.

Ditengah pusing yang melandanya, Marcus salah satu rekannya menghampiri nya dan memberikannya terus menerus minuman sambil menemaninya berbicara hingga ia sudah berbicara melantur kesana kemari

Di tengah-tengah sisa kesadaran nya ketika ia ingin pulang, Marcus sempat menawarkan diri untuk mengantarnya pulang, namun ia menolak dengan alasan ia tidak sepenuhnya mabuk. Padahal, ketika ia beranjak keluar beberapa kali ia menabrak pengunjung yang lain hingga tidak sedikit orang mengumpatinya.

Saat memasuki mobilnya dan mulai mengendara, di tengah-tengah perjalanan mendadak kepalanya begitu sakit hingga ia memutuskan untuk menepi, perutnya terasa mual hingga Irina pun keluar dari mobilnya dan muntah.

Saat Irina tengah mengeluarkan seluruh isi perutnya tiba-tiba pasangan suami istri yang kebetulan lewat menghampiri nya dan menolongnya namun, ketika mereka akan memapah Irina ke mobilnya, Irina tiba-tiba melantur tidak jelas mengucapkan sumpah serapah dengan berteriak dan sesekali mengumpati Hendrik.

Teriakannya pun mengundang orang-orang yang lewat bahkan yang berkendaraan pun menghentikan kendaraannya dikarenakan mereka mendengar suara yang familiar di telinga mereka. Ternyata benar, seorang model terkenal tengah berteriak layaknya orang gila dalam keadaan kacau, tak sedikit orang yang mengabadikan momen itu dengan memotret bahkan mengambil video

Sebelum kegilaan Irina semakin menjadi, beruntung para ajudan yang memang ditugaskan untuk mengawal Irina datang tepat waktu, mereka mendapat perintah dari sang atasan untuk menjemput Irina yang kebetulan saat Irina keluar dari Club, Marcus sempat menghubungi telpon rumah Irina dan memberitahu kan keadaan Irina yang mengendara dalam keadaan mabuk saat pulang. Ponsel Irina masih aktif sehingga memudahkan mereka untuk menemukan keberadaan Irina.

Irina pun dibawa pulang, dan keesokannya banyak berita miring yang tersebar akan ulahnya semalam, membuat ayah dan ibunya pening melihat kelakuan anak perempuan satu-satunya itu.

"Oh Tuhan, Irina apa lagi ini?" ucap Fredrik sang ayah sembari menatap putrinya yang baru saja bangun dari tidur nya sehabis mabuk semalam.

"Jangan memandangku seolah aku sering membuat onar ayah!. Semalam hanya kelepasan! Media juga terlalu melebih-lebihkan,"

Cukup sudah ia mengingat kejadian tempo hari yang membuat nya kesal setengah mati! Irina pun kembali melihat ke cermin dan memastikan penampilan nya sudah baik dan Serapi mungkin untuk pergi ke panti asuhan,setelah ia merasa sudah cukup ia pun turun untuk pergi bersama supir dan beberapa pengawalnya.

Selama perjalanan Irina hanya menghabiskan waktu dengan tidur sambil mendengarkan musik,ketika ia mendengar suara ketukan di jendela ia pun terbangun

"Nona kita sudah sampai."

Saat Irina memfokuskan pandangannya dan melihat ke depan ia pun terdiam,tubuhnya terasa kaku ketika ia melihat begitu banyak anak-anak yang tengah bermain dan berlarian di depan panti asuhan . Lama Irina terdiam hingga suara sang pengawal pun kembali membangun kannya

"Nona, apakah anda tidak ingin turun?"

Irina pun menghela nafas, dan keluar dari mobil ketika sang pengawal membukakannya pintu. Merapikan sedikit pakaiannya dengan tetap memfokuskan arah pandangnya ke arah panti

"Welcome to the hell" ucapnya sembari matanya menatap kearah panti.

**********************

"Anak-anak kemari, segera berkumpul di aula! Kita kedatangan tamu terhormat!." Intrupsi sang Ibu panti bernama, Rona.

Mendengar hal itu anak-anak pun berkumpul dengan berbaris rapi seperti sudah terlatih jika mereka harus melakukan hal tersebut ketika orang-orang mengunjungi tempat ini. Irina pun hanya bisa menyunggingkan sedikit senyum paksaannya menanggapi.

"Maaf kami tidak tau jika anda akan berkunjung ke sini Nona Irina, sehingga kami tidak mengadakan sambutan yang layak bagi anda, kami benar-benar mendapat kabar mendadak, maafkan kami." ucap Rona

"Tidak apa-apa, tidak perlu ada sambutan, seperti ini sudah cukup. Aku tidak akan lama juga disini." jawab Irina

Irina pun menoleh ke belakang pada pengawalnya untuk cepat membagikan barang-barang yang mereka bawa.

"Aku membawa beberapa bahan makanan, pakaian dan kebutuhan lainnya, ku harap ini berguna bagi kalian. Aku sudah memastikan semua barang-barang ini adalah yang terbaik dan layak digunakan."

"Terimakasih Nona Irina, kami sangat menghargai pemberian anda. Kalau begitu silahkan nikmati waktu anda sementara aku akan membantu mereka." Tanpa menunggu jawaban Irina, Rona pun meninggalkan nya untuk menyusul mereka yang tengah membagikan dan menata barang-barang yang mereka bawa.

Irina pun hanya mendengkus melihatnya, padahal tadi ia sengaja ingin berbicara panjang lebar dengan pengurus panti itu agar ia terhindar dari anak-anak yang sedari tadi mencuri curi pandang ke arahnya seolah mereka ingin menghampiri Irina.

Betul saja, tak lama Rona meninggalkan nya sekumpulan anak-anak menghampiri nya dan mengerubunginya. Dimulai ada yang menarik mantelnya, memainkan rambutnya bahkan ada yang langsung melompat ke pangkuannya yang membuat Irina kesal, ingin sekali ia mendorong anak itu hingga ia tersungkur. Namun ia haru menelan kekesalannya itu, jika tidak hancur sudah tujuannya untuk datang kesini.

"Oh tidak! Aku benci anak-anak." umpatnya

Mendengar hal itu pun, anak kecil yang berada di pangkuan Irina pun menoleh, Irina yang dilihat pun hanya bisa menaikan alisnya

"Kata ibu panti mengumpat itu dosa loh, olang yang seling mengumpat katanya akan dikutuk mempunyai hidung sepelti babi" ucapnya polos.

Mendengar itu pun Irina melotot tak percaya, what the fuck! apa-apaan itu? dikutuk mempunyai hidung seperti babi? Irina merasa ibu panti ini tidak waras mengajar anak kecil seperti itu.

"Dengar bocah! Ibu panti mu itu berbohong, jadi apapun yang dia katakan jangan percaya! Kau sungguh terkontaminasi virus bodoh."

"Aku tidak bodoh bibi!!"

Sekali lagi Irina terkejut dengan ucapan bocah perempuan yang dipangkuan nya itu setelah babi sekarang ia di panggil bibi?

Terlebih anak yang sedari tadi memainkan rambutnya itu mulai menarik-narik rambutnya yang membuat beberapa helai rambutnya putus, sungguh itu perih tau!

Irina yang tak tahan dengan keadaan itu pun bangkit dan menurunkan anak perempuan yang berada di pangkuan nya itu kemudian pergi meninggalkan mereka menuju pengawal nya.

"Ayo kita pulang, aku tiba-tiba merasa tidak enak badan." Alibi nya pada sang pengawal

Setelah mereka berpamitan dan pergi menuju mobil untuk bergegas pulang tiba- tiba salah satu anak kecil berlari menghampiri nya dan menarik mantelnya, merasakan hal itu pun Irina melihat kebawah dan ternyata pelakunya tak lain adalah bocah yang memanggil nya bibi tadi

"Ada apa bocah?" Tanya Irina

Anak itu pun memberika bunga Krisan emas yang ia bawa kepada Irina sambil tersenyum.

"Bawalah bunga ini, aku memetiknya untuk mu."

"Bunga Krisan?. Bukan kah ini bunga Keberuntungan?" Ucap Irina sambil menatap bocah itu

Yang ditatap pun hanya tersenyum dan pergi meninggalkan Irina dan kembali ke panti. Melihat hal itu pun Irina hanya mengedikan bahunya dan berjalan kembali menuju mobilnya sembari menggenggam bunga Krisan emas tersebut

Saat perjalanan pulang, dengan Irina yang senantiasa menghadap jendela untuk melihat pemandangan di luar sembari menggenggam bunga Krisan tersebut, tiba-tiba mobil yang dikendarai supirnya oleng dan menghantam pembatas jalan dengan begitu keras hingga mobil tersebut berguling dan hancur.

Seketika kerumunan mulai menghampiri mobil tersebut untuk melihat keadaan korban. Irina yang tengah terjepit dengan tubuh yang terasa luar biasa sakit, seakan akan ia merasa tubuhnya remuk dan hancur berkeping-keping pun samar-samar mendengar suara teriakan dan gaduh diluar sana.

Dengan nafas yang tersengal-sengal di detik nafas terakhir nya ia melihat sebuah cahaya yang menariknya sehingga ia merasakan tubuhnya dibawa melayang oleh sesuatu dan ia pun perlahan menutup mata nya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status