Share

Kilas Balik 3

"Maafkan aku, Verona. Maaf." lirih Alexander masih dengan Verona yang berada di pelukannya.

"Kau jahat Alex! Aku baru saja melahirkan putra putri kita, aku baru saja kehilangan ayah ku dan sekarang? Kau menabur garam diatas luka ku Alex, kau sungguh pria yang kejam!"

Verona pun melepaskan diri nya dari Alexander dan berlari meninggalkan Alexander menuju kamar nya. Menyisakan Alexander yang menatapnya dengan rasa bersalah nya.

Setelah kejadian, itu hari demi hari bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun, Alexander dan Verona seperti orang asing yang berada di dalam satu atap.

Mereka jarang berbicara, bahkan hampir tidak berbicara. Itupun mereka berbicara karena pertengkaran yang terjadi antara mereka berdua. Banyak hal telah berubah terutama dari diri Verona.

Tidak ada Verona yang lemah lembut, tidak ada Verona yang peduli dengan sekitarnya, tidak ada Verona yang selalu ceria dan tersenyum. Sekarang hanya menyisakan Verona yang pemarah, gemar memukul anak-anak nya, berteriak dan merendahkan orang lain. Semuanya lenyap ketika kejadian lima tahun yang lalu melahap habis seorang Verona Van Helsing, sang Duchess cantik nan bijaksana.

Tahun-tahun yang Verona jalani tidaklah mudah, dimulai dengan kepergian ayahnya, lalu penghianatan suaminya, meninggal nya sang ibu karena penyakitnya, tersebar berita jika selama ini ayahnya melakukan korupsi hingga ia menjadi bualan-bualan banyak orang dengan mengatainya anak seorang koruptor.

Lihatlah betapa kejamnya orang-orang yang membenci ayahnya itu, bahkan ayahnya yang sudah berada di dalam tanah masih saja mereka fitnah. Puncaknya ketika ia melihat hubungan antara Alexander dengan Rosella yang semakin dekat membuat nya hancur berkeping-keping.

Verona telah kehilangan segalanya, ia kehilangan orang-orang yang ia cintai. Ia selalu merasa sendirian di dunia ini sekarang, anak yang ia harapkan dapat mengikat Alexander agar selalu berada disisinya ternyata tidak berguna sama sekali. Kasih sayang yang Verona rasakan kepada anak-anaknya seolah lenyap dalam sekejap.

Saat melahirkan mereka, tujuan awalnya tidak pernah terpikirkan sekali pun, ia murni mencintai anak-anak nya namun, banyak hal yang membuat dunia nya terguncang membuat nya berubah.

Mulai sejak itu Verona selalu melimpahkan kekesalan nya kepada anak-anaknya, tak jarang ia kerap memukuli anak-anak nya yang masih berusia lima tahun.

Jika sudah seperti itu Alexander akan langsung menghampiri nya dan memarahi nya, setelah itu kembali pergi meninggalkan nya tanpa menanyakan keadaan nya yang terluka secara mental.

Alexander bahkan hanya sok memarahi nya padahal ia sendiri jarang meluangkan waktu untuk anak-anak mereka, yang ia perhatikan hanya anaknya dari Rosella.

Siklus nya selalu sama seperti itu,Verona akan membuat onar jika tidak, ia akan mengorbankan anak-anak mereka demi mendapatkan perhatian Alexander walaupun ia akan datang hanya untuk memarahinya saja.

Tak sedikit rakyat Lexton yang menyuruh Alexander untuk menceraikan Verona dan membuat Rosella yang naik sebagai Duchess karena Verona sudah mengabaikan tugas-tugasnya dan Rosella sendiri yang sering menggantikannya. Namun Alexander menolaknya mentah-mentah dan mengatakan Verona akan tetap menjadi istrinya.

Tetapi, kala itu mungkin Alexander sudah lelah dengan kelakuan nya, dan desakan dari beberapa petinggi yang menyuruh nya untuk menceraikan Verona. Alexander pun menyetujui nya dan akan menceraikan Verona,Verona yang mengetahui hal itu pun berlari keluar dari rumah dan menangis sejadi-jadinya.

Ia tidak ingin diceraikan oleh Alexander, ia tidak memiliki siapa-siapa lagi di dunia ini. Hanya Alexander yang ia miliki dan bisa melindunginya dari dunia yang kejam ini, tidak cukupkah jika ia sudah membagi Alexander? Tolong jangan pisahkan dirinya dengan cintanya.

Tak sadar jika ia sudah berlari terlalu jauh sampai memasuki hutan dan di depannya terdapat sungai yang airnya tengah mengalir deras, Verona pun ketakutan melihat nya karena ia membayangkan bagaimana jika ia jatuh ke sungai sedangkan ia tidak bisa berenang, pasti ia akan mati hanyut disana.

Saat ia akan berbalik tiba-tiba ia merasakan tubuhnya didorong dan ia pun terjatuh ke dalam sungai. Ia pun berteriak meminta tolong, Verona pun melihat disana ada Rosella yang tertawa melihatnya tenggelam, ternyata iblis jalang itu yang telah mendorong nya. Sudah ia duga wanita itu hanya membawa petaka bagi hidupnya dan Alexander.

Verona pun berusaha menarik apapun yang dapat ia jangkau, namun arus sungai terlalu deras sehingga ia pun terseret dan tenggelam.

Di tengah nafasnya yang tersengal karena air yang terus memasuki tubuhnya, ia memikirkan anak-anak, bagaimana nasib anak-anak nanti jika ia mati? Siapa yang akan mengurusnya? Siapa yang akan melindungi mereka? Bagaimana jika ayahnya tidak memperhatikan mereka? Bagaimana jika jalang itu menyiksa anak-anaknya? Bagaimana jika jalang itu juga berniat membunuh anak-anak nya? Tidak! Ia tidak ingin anak-anaknya menderita lagi.

Verona sudah tidak bisa bertahan lagi, ia sudah pasrah jika ia harus meregang nyawa seperti ini, namun ia berdoa di akhir hayatnya, ia meminta jika anak-anak nya dapat hidup dengan bahagia tanpa merasakan

kuranganya kasih sayang, ia ingin anak-anaknya hidup bahagia.

Bagaimanapum mereka tidak bersalah, mereka hanya korban dari keegoisan orang tua mereka.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status