Share

Bungkus Obat Tidur

Penulis: Ade Esriani
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-11 20:11:02

Pukul dua dini hari, aku terbangun dari tidurku, kepalaku terasa sakit dan pusing. Entah kenapa, sudah dua hari setiap bangun tidur kepalaku pasti sakit, ini tidak seperti biasanya.

Aku terkejut saat mendapati bahwa tubuh Mas Farid ternyata tidak ada di sampingku. Ini kan sudah tengah malam, kemana Mas Farid?

Kupaksakan untuk bangkit, demi mencarinya. Aku turun dari ranjang dengan pelan, tapi tiba-tiba tibuhku terjatuh ke lantai. Rasa sakit di kepalaku semakin menjadi. Aku tidak bisa melawan rasa sakit ini. Akhirnya kuputuskan untuk menunda niatku. 

Sudah dua malam ini kepalaku selalu sakit dan aku selalu tidur lebih awal. Tingkah Mas Farid juga semakin mencurigakan, setiap aku terbangun tengah malam, pasti Mas Farid tidak ada. Anehnya saat aku terbangun, Mas Farid sudah berada di atas ranjang, sedang terlelap. Jika kutanya, pasti Mas Farid mengatakan kalau aku hanya bermimpi. Padahal, aku yakin sekali bahwa apa yang kualami benar-benar nyata, bukan mimpi.

Aku yakin, pasti Mas Farid menyembunyikan sesuatu dariku. Pasti ada yang tidak beres. Biasanya aku tidak pernah tidur cepat. Jangan-jangan, Mas Farid mencampurkan sesuatu ke dalam jus buah itu, sehingga aku selalu tidur cepat. Baiklah, aku akan menyelidikinya!

***

Suara adzan subuh menggema di telinga, aku segera turun dari ranjang meskipun kepalaku masih sedikit pusing. 

Mas Farid masih terlelap, entah kapan ia kembali ke kamar ini. Aku masih mengingat dengan jelas bahwa semalam Mas Farid tidak berada di sini. Entah kemana ia semalam.

Kubiarkan Mas Farid yang sedang terlelap tanpa mau membangunkannya. Biarkan saja, nanti ia pasti bangun sendiri.

Aku kemudian bergegas ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhku. 

Saat melewati dapur, kudapati semuanya sudah rapi, tidak ada lagi sampah yang berserakan. Begitu juga dengan ruang tengah dan ruang tamu, sudah bersih dan rapi.

Aku tidak tahu siapa yang membersihkannya, karena semalam aku tidur terlalu cepat. Sehabis meminum jus yang dibuat oleh Mas Farid, aku langsung tertidur dan tidak tahu hal yang terjadi selanjutnya.

Setelah menyegarkan tubuhku dengan air, aku kemudian mengambil wudhu dan menunaikan sholat subuh.

Seperti biasa, setelah selesai melaksanakan sholat, aku akan merasa jauh lebih tenang. Pikiranku yang tadi sempat kemana-mana, sekarang sudah mulai tenang kembali.

***

Aku membuka kulkas untuk mengambil sayuran, kulihat stok buah yang kubeli beberapa hari yang lalu sudah ludes tak tersisa. Hanya ada sayuran, ikan dan ayam beku di dalamnya.

Pandanganku beralih pada lemari gantung yang terdapat di atas meja kompor. Aku biasa menyimpan mie instan dan juga cemilan di lemari tersebut. Saat kubuka, ternyata isinya juga sudah kosong.

Aku hanya bisa mengelus dada, pasti Rini yang telah menghabiskannya. Padahal, jika Rini lapar, ia bisa memasak ikan atau ayam yang sudah kusiapkan di kulkas, atau mengambil cemilan secukupnya tanpa perlu menghabiskannya. Wanita itu benar-benar membuatku jengkel!

Kuurungkan niatku untuk membuat sarapan pagi ini. Aku memilih untuk duduk di atas kursi meja makan. Merasa kesal dengan kelakuan Rini dan juga Mas Farid. Aku yang capek kerja siang malam, tapi wanita itu yang menikmatinya. Begitu juga dengan Mas Farid, ia juga sudah kelewat batas, sekarang ia lebih mementingkan wanita itu.

Hari ini aku tidak akan memasak dan juga tidak akan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Aku akan membeli sarapan di luar, Mas Farid juga akan sarapan di luar. Sedangkan Rini, ia kan sudah diberi uang pegangan oleh Mas Farid.

Saat hendak beranjak dari dapur, tanpa sengaja kakiku menginjak sesuatu. Aku mengambilnya dan mengamatinya. Seperti bungkus obat, tapi aku tidak tahu obat apa, soalnya belum pernah melihatnya sebelumnya. 

Aku duduk lagi sambil berpikir. Kuambil ponsel dan membuka geogle untuk mencari tahu.

Kuketik nama obat yang tertera di dalam bungkus tersebut, meskipun tulisannya kecil, tapi aku bisa membacanya dengan jelas.

Saat muncul informasi dari geogle, dahiku mengernyit karena bungkus obat yang sedang berada di tanganku itu adalah bungkus obat tidur.

Siapa yang menggunakan obat tidur di rumah ini? Apa jangan-jangan, bungkus obat ini ada kaitannya denganku yang sudah dua malam ini tidur cepat setelah meminum jus buatan Mas Farid? Aku harus menyelidikinya.

Setelah Rini tinggal di rumah ini, banyak sekali kejanggalan-kejanggalan yang kudapati. 

Kumasukkan bungkus obat tersebut ke dalam kantong gamis yang kukenakan untuk menyelidikinya lebih lanjut.

Aku menarik nafas dalam, dan menghembuskannya perlahan. Kuulangi lagi beberapa kali sambil beristighfar agar hatiku bisa tenang kembali.

Sepertinya, aku butuh udara segar. Lebih baik aku menyiram bunga di halaman depan agar bisa lebih tenang.

Saat hendak mengambil ember kecil, aku berpapasan dengan Rini di depan kamar mandi. Rini hanya mengenakan handuk di atas lutut, padahal aku sudah mengingatkannya agar tidak memperlihatkan auratnya meskipun berada di dalam rumah.

Lagi-lagi aku kesal dibuatnya, ia mengenakan handuk yang hanya menutupi tubuh bagian atas sampai lutut. Apa seperti itu kelakuannya saat hanya berdua di rumah ini dengan Mas Farid? 

"Pagi, Mbak," sapanya dengan sopan.

Aku tidak menjawabnya, mataku tertuju pada lehernya. Ada tanda merah di sana. Persis seperti tanda yang sering diberikan oleh Mas Farid padaku. Siapa yang tidak curiga saat melihat tanda seperti itu di leher seorang janda. Atau jangan-jangan kecurigaanku memang benar?

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Repih Hati
wkwkwkwk vw gak jengkel sama si adel tapi gw jengkel sama othornya .............
goodnovel comment avatar
for you
elah thor jangan di bikin goblok dong bini
goodnovel comment avatar
syamsinar 70
ya elaaa bego dipiara
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Membongkar Pengkhianatan Suamiku   68. Ending

    Bab 68"Mbak Adel," tangan Rini bergerak, mengisyaratkan agar aku mendekat. Aku pun menurutinya, mendekat ke arah Rini."Mbak, maafin Rini, ya! Rini telah merusak rumah tangga Mbak Adel dengan Mas Farid. Mas Farid tidak bersalah, Mbak. Rini lah yang sudah menjebak dan memaksa Mas Farid. Ini semua adalah kesalahan Rini. Rini mohon, berikan kesempatan kedua buat Mas Farid, Mbak. Mas Farid sangat menyayangimu, Mbak."Rini kemudian menceritakan kisah masa lalunya. Mulai dari penolakannya saat dilamar oleh Mas Farid, sampai akhirnya ia nekat menyusul Mas Farid ke kota. Di stasiun seorang preman menawarkan bantuan, dan preman itulah yang menjebaknya dan merenggut kesuciannya. Rini juga menceritakan semua kisah pilunya saat dijual oleh preman tersebut hingga akhirnya ia terjebak, menjadi wanita penghibur di tempat prostitusi.Rini juga bercerita saat ia menjebak Mas Farid, hingga ia hamil dan tidak tahu anak siapa. Karena Rini tidak hanya berhubungan dengan Mas Farid, ia juga melakukan hubun

  • Membongkar Pengkhianatan Suamiku   67. Di Rumah Sakit

    Bab 67Aku, Mas Farid, Ibu dan juga Mama, kini berada di rumah sakit umum, di ruang rawatnya Rini.Entah apa yang terjadi pada Rini sehingga kondisinya kritis seperti itu. Rini berbaring lemah tak berdaya di atas kasur yang hanya berukuran untuk satu orang itu. Di hidungnya dipasang selang pernapasan, sedangkan di punggung tangannya terdapat selang infus.Mas Farid tertunduk lesu melihat kondisi istrinya itu, sementara ibu mertua, entahlah. Aku tidak bisa menerka-nerka bagaimana perasaannya saat ini.Tak lama kemudian, seorang anggota kepolisian datang menghampiri kami. Beliau kemudian menjelaskan kondisi Rini kepada kami."Selamat pagi, Pak, Bu. Tadi, pasien sempat siuman, dia meminta agar kami menghubungi saudari Adel. Katanya ada hal penting yang ingin ia katakan pada saudari Adel," ucapnya sambil memandangi tubuh Rini yang kini sedang berbaring lemah tak berdaya."Sebenarnya, apa yang terjadi pada Rini, Pak?" tanya Mama penasaran. Ternyata Mama sama denganku, aku juga ingin menany

  • Membongkar Pengkhianatan Suamiku   66. Ada Apa Dengan Rini?

    Bab 66Kembali? Berarti Mas Farid telah salah mengira. Ia pikir dengan aku memaafkannya, aku akan bersedia kembali lagi padanya. Aku memang sudah memaafkannya, tapi tidak untuk kembali lagi padanya."Tidak, Mas. Aku memang sudah memaafkanmu. Tapi untuk kembali, maaf aku tidak bisa," ucapku dengan tegas."Itu berarti, kamu belum ikhlas maafin Mas, Dek. Mas harus meyakinkanmu dengan cara apa lagi? Biar kamu tahu betapa Mas sangat mencintaimu?" Mas Farid terlihat frustasi, hingga ia menjambak rambutnya sendiri."Apa karena kaki Mas sudah cacat? Makanya kamu tidak bersedia lagi menerima Mas? Jawab, Dek." Mas Farid terus mendesakku agar menjawab pertanyaannya."Sejujurnya, bukan karena kondisi fisikmu yang membuatku tidak mau lagi bersama denganmu, Mas. Tetapi karena kebohongan dan juga pengkhianatanmu itulah yang membuatku enggan untuk kembali lagi bersamamu," tegasku lagi agar Mas Farid bisa mengerti.Andai saja Mas Farid tidak mengkhianatiku, mungkin saat ini aku masih setia mendampingi

  • Membongkar Pengkhianatan Suamiku   65. Minta Balikan

    Bab 65. POV AdeliaSyukurlah, akhirnya Rini ditangkap polisi. Kini tidak ada lagi yang mengusik ketenanganku. Sekarang, Rini sudah mendekam di dalam penjara, ia pantas menerima balasan atas apa yang telah ia lakukan terhadapku.Mas Farid juga sudah siuman dan kini kondisinya sudah semakin membaik. Mas Farid telah keluar dari rumah sakit dan kini ia tinggal di kontrakan bersama ibunya. Sedangkan Mas Rudi, memilih untuk kembali lebih dulu ke kampung karena tidak bisa berlama-lama meninggalkan anak dan istrinya.Sejak Rini ditangkap polisi, aku tidak pernah lagi menjenguk Mas Farid. walaupun Ibu dan Mas Rudi berulang-kali menelponku dan memintaku untuk datang, tapi aku tidak bisa memenuhi permintaan mereka.Ibu bilang, Mas Farid ingin sekali bertemu denganku, dan ia juga ingin meminta maaf padaku.Aku tidak berniat lagi untuk menemui Mas Farid. Bagiku, ia bukan siapa-siapa lagi, meskipun kami belum resmi bercerai. Tapi sekarang, proses perceraian kami sedang diproses dan sebentar lagi ka

  • Membongkar Pengkhianatan Suamiku   64. Inikah Takdirku?

    Bab 64Semenjak Mbak Adel ninggalin rumah, Mas Farid selalu murung, apalagi setelah kami pindah ke kontrakan karena rumah tersebut sudah disita.Aku sudah mencoba menghiburnya, melakukan apapun agar bisa menarik perhatiannya dan membuatnya jatuh cinta padaku. Tapi sekeras apa pun usahaku, tetap saja tidak berhasil.Hingga pada suatu hari, Mas Farid nekat menemui Mbak Adel di butiknya. Aku tahu, pasti Mas Farid ingin membujuk Mbak Adel agar mau balikan padanya.Usaha Mas Farid gagal total karena aku berusaha memanas-manasi Mbak Adel dengan cara meminta harta gono-gini. Aku sudah tahu bahwa butik itu milik Mbak Adel, aku sengaja melakukannya agar Mbak Adel semakin kesal.Mas Farid terlihat kesal saat seorang ibu-ibu datang bersama seorang lelaki yang mengaku sebagai calon suaminya Mbak Adel.Mas Farid tidak terima, bahkan sampai adu jotos dengan lelaki itu.Aku dan Mbak Adel berusaha untuk melerai mereka, karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan.Mbak Adel memilih untuk pergi meni

  • Membongkar Pengkhianatan Suamiku   63. Nasib Tak Beruntung

    Bab 63Akhirnya, aku nekat mendatangi rumah Mas Farid. Aku ingin tinggal bersama Mas Farid dan istrinya. Awalnya Mas Farid menolak, tapi akhirnya ia setuju setelah aku kembali mengancamnya. Saat Mbak Adel mendapati bahwa aku telah berada di rumahnya, ia terlihat tidak suka dan sepertinya menaruh curiga. Tapi aku beralasan bahwa aku adalah sepupunya Mas Farid dan suamiku sudah meninggal. Dengan berat hati, Mbak Adel mengizinkanku tinggal di rumah mereka. Rumah yang akan menjadi milikku juga.Hidup satu atap bersama Mas Farid dan istrinya membuatku tidak nyaman. Aku ingin, Mas Farid menjadi milikku satu-satunya. Aku tidak ingin berbagi.Aku sengaja berlagak seperti tuan putri di rumah itu agar Mbak Adel merasa tidak tenang dan akhirnya pergi meninggalkan Mas Farid. Aku sengaja membuat Rumah berantakan seperti kapal pecah, dengan begitu aku berharap agar mereka bertengkar dan akhirnya berpisah.Aku juga sering meminta sesuatu yang tidak wajar. Seperti AC misalnya. Agar Mbak Adel cembur

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status