Beranda / Romansa / Membuatmu Menjadi Milikku / 21. Sang Penggoda Handal

Share

21. Sang Penggoda Handal

Penulis: CacaCici
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 23:03:47
Sudah tiga hari semenjak kejadian itu, Nindi belum menjalankan rencana yang dia buat. Akan tetapi, hari ini dia memantapkan diri untuk melancarkan aksi-aksinya.

Hari ini Nindi mengenakan dress berwarna pink, menggulung rambut ke atas lalu mengenakan parfum miliknya sebanyak mungkin. Dia berniat melancarkan rencana point pertama.

"Ekhem." Nindi berdehem, membuat seorang bodyguard yang berjaga di depn pintu ruangan suaminya menolah padanya.

"Ada yang bisa kami bantu, Nyonya?"

"Aku ingin bertemu dengan Mas Zeeshan," ucap Nindi dengan nada tegas.

Belum sempat menjawab, pintu ruangan Zeeshan sudah dibuka. Seorang perempuan keluar dari sana, langsung menatap datar serta malas ke arah Nindi.

Di mana perempuan itu, Nindi adalah perempuan malas yang tak punya pekerjaan. Tahunya hanya menyusahkan Zeeshan. Beban ingin Tuannya yang sudah banyak kesibukan serta pekerjaan.

"Ada apa, Nyonya Nindi?" tanya Alice, menatap datar ke arah Nindi.

"Aku ingin masuk dan bertemu dengan Mas Ze," j
CacaCici

Semoga suka dengan 2 bab kita hari ini, MyRe. Maaf yah, upnya kemalaman. Soalnya seharian ini mati lampu di tempat CaCi. Kebetulan sebelum tidur CaCi nggak ngecas HP, baterainya darurat dan nggak bisa nulis. Baru jam tujuh tadi lampu nya nyala. ಥ⁠‿⁠ಥ Dukung terus novel kita dengan cara Vote gems, Hadiah, dan Ulasan manis. Jumpa di up berikutnya, papai ...

| 26
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (14)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Wkwkwk ... Nindi mengira kalau dia bakalan berhasil, Kak. (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Hehehehe .... sampai suatu saat, Kak. (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)ಥ⁠‿⁠ಥ
goodnovel comment avatar
CacaCici
Huaaaa ... terima kasih, Kakku. Membaca komentar Kakak ini, CaCi jadi senang dan makin antusias buat lanjutin up bab berikut-berikutnya. Sekali lagi terima kasih, Kak. (⁠✿⁠ ⁠♡⁠‿⁠♡⁠)(⁠✿⁠^⁠‿⁠^⁠)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Membuatmu Menjadi Milikku    27. Ruang Rahasia

    Dasi itu adalah hadiah yang Nindi berikan pada suaminya. Wa-wait! Bukankah Zeeshan membenci hadiah pemberiannya? Tapi kenapa Zeeshan memakai hadiah pemberiannya. Apa memang benar pria ini sudah berubah? "Ada apa, Nin?" tanya Zeeshan lagi, menaikkan sebelah alis sambil menatap intens ke arah Nindi. Nindi mengulurkan tangan, menyentuh dasi suaminya pakai. Bukan hanya itu, penjepit dasi yang juga merupakan hadiah darinya, dipakai oleh pria ini. "Ka-kata Pak Oliver, dasi ini sudah Mas gunakan selama dua minggu," ucap Nindi, mendongak pada Zeeshan untuk menatap wajah tampan namun dingin milik suaminya. Suaminya memang tinggi dan dia merasa seperti toge yang kepedean tumbuh di samping tonggak listrik. Zeeshan memiliki tinggi 192 cm, sedangkan dia hanya 162 cm. Sebetulnya, Nindi cukup tinggi dan ideal di negara ini. Hanya saja, pria ini membuat tinggi badannya yang ideal bukan apa-apa. "Lalu?" Zeeshan menatap Nindi sekilas lalu langsung melayangkan tatapan tajam pada Oliver yang kebetu

  • Membuatmu Menjadi Milikku    26. Benda Keramat

    "Ada apa, Mas?" tanya Nindi setelah mereka berada di dalam kamar, di mana Zeeshan mendudukkannya di pinggir ranjang kemudian Zeeshan sendiri berdiri di depannya. Zeeshan bersedekap di dada, raut mukanya datar, dan tatapannya seperti biasa. Sebuah tatapan tajam yang sulit Nindi pahami–tatapan itu dalam, tetapi Nindi ketakutan melihatnya. "O-oh, mengenai masalah kehamilanku yang diketahui Mommy dan Daddy yah? Itu-- aku sama sekali tidak tahu kenapa mereka bisa sampai tahu. Intinya bukan aku yang memberitahu Mommy dan Daddy," jelas Nindi, saking takutnya dituduh atau dimarahi oleh Zeeshan. "Ck." Tiba-tiba pria itu berdecak pelan, "tak perlu kau jelaskan," jawab pria itu cuek dan terkesan ketus, tiba-tiba segera beranjak dari sana dengan ekspresi muka dingin dan menahan marah. Nindi menatap kepergian pria itu dengan tampang muka heran bercampur sedih. Apakah dia melakukan kesalahan sehingga Zeeshan berdecak kesal? "Ah, sudahlah. Terserah dia saja. Aku capek," gumam Nindi dengan n

  • Membuatmu Menjadi Milikku    25. Kebohongan Yang Bagus

    "Pantas saja Mommy perhatikan kamu makin cantik, ternyata-- kamu hamil yah?" Mata Nindi membulat saat mendengar ucapan mama mertuanya, wajahnya langsung menegang dan pucat. Ke-kenapa mertuanya tahu kalau dia sedang hamil? "Kenapa tidak memberitahu Daddy dan Mommy kalau kau sedang hamil? Papa dan Mamamu juga belum tahu bukan? Apa Zeeshan yang melarangmu merahasiakan kehamilanmu?" ucap ayah mertuanya, semakin membuat Nindi tegang dan panik, "tidak perlu panik, Daddy tak sedang marah," tambah sang ayah mertua. "Iya, Nindi. Mommy dan Daddy tidak marah. Kami sangat senang malah," ujar Kina, ibu mertuanya, sambil tersenyum manis padanya, "tapi kenapa kehamilannya dirahasiakan? Padahal ini kabar yang sangat baik. Mommy yakin, bukan kami saja yang senang, Mama dan Papa kamu juga pasti senang." "Aku …-" Nindi meremas dress, menahan gugup dan rasa panik yang menyelimuti dirinya. Apa yang harus Nindi katakan? Dia tidak mempersiapkan apapun untuk menghadapi situasi ini. "Sepertinya m

  • Membuatmu Menjadi Milikku    24. Nindi Ketahuan

    "Sorry …," ucap Nindi pelan, menutup wajah dengan tangan akan tetapi jemarinya ia renggangkan agar bisa melihat ABS alias perut suaminya yang dihias oleh roti sobek. Zeeshan menatap Nindi yang sedang menutup wajah dengan tangan. Alisnya terangkat sebelas. "Lihat saja, tidak apa-apa," ucap Zeeshan, memperhatikan Nindi yang masih menutup wajah dengan kedua tangan. Aneh! Sadar Zeeshan memergokinya, Nindi memilih membelakangi pria itu–reflek meletakkan tangan di atas dada, merasakan debaran jantungnya yang menggila. 'Padahal sudah pernah lihat lebih dari itu, tapi kenapa yah jantungku tetap berdebar-debar nggak karuan? Aaaa … pipiku panas banget,' batin Nindi, kini meletakkan tangan di pipi. "A-ada hadiah untuk Mas Ze di dalam koper. Aku datang ke sini ingin mengatakan itu," ucap Nindi cepat, setelah itu segera keluar dari dalam walk in closet. Namun, tiba-tiba saja Zeeshan mencekal pergelangan tangannya lalu menariknya dengan sekali sentakan, membuat Nindi berakhir menabrak dada

  • Membuatmu Menjadi Milikku    23. Salah Paham Yang Unik

    Zeeshan menoleh ke arah pergelangan tangannya, mengamati arloji mahal yang melingkar di sana. Ekspresinya masih datar dan tatapannya tetap tenang, namun itu membuat Nindi jauh lebih gugup. "Ini jam baru," jawab Zeeshan enteng. Alih alih merasa tenang, Nindi semakin gugup. Ja-jadi Zeeshan mengetahui jamnya ditukar? Tapi kenapa dia tidak pernah menyinggungnya pada Nindi? "Maaf sekali lagi, Tuan, jam tangan lama anda di mana? Bukankah itu jam tangan yang sangat spesial bagi anda, dan anda sangat menyukainya?" tanya Alice kembali. Mendengar ucapan Alice, Nindi kembali deg degkan. Sudah ia duga kalau jam tangan itu jam kesayangan Zeeshan. Tapi kenapa Zeeshan tak marah saat jamnya diganti oleh Nindi? Anehnya, pria ini bersikap layaknya tak terjadi apa-apa, menggunakan jam pemberian Nindi tanpa mempermasalahkan apapun pada Nindi. "Jam tangan ini bagus," jawab Zeeshan tenang, menoleh sejenak ke arah jam di pergelangan tangannya, "aku menyukainya," lanjutnya, tiba-tiba menatap ke

  • Membuatmu Menjadi Milikku    22. Senyumanmu

    Cup' Nindi dengan cepat mencium bibir Zeeshan, dia berharap pria itu merasa jijik dengan apa yang ia lakukan kemudian setelah ini Zeeshan memakinya. Ciuman itu hanya sekilas, setelah itu dia bengong sambil menunggu Zeeshan memarahinya. Tiba-tiba saja alis Zeeshan menekuk tajam, sorot mata pria itu berubah gelap–mengerikan, dan melihat itu nyali Nindi menciut. Akan tetapi dia tetap menunggu pria ini memarahinya. Semakin pria ini sering marah, semakin bagus. Zeeshan muak padanya lalu setuju bercerai setelah Nindi melahirkan. "Jangan menggodaku, Nin. Kau baru pulih," peringat Zeeshan dengan nada dingin. Nindi meneguk saliva secara kasar, menatap gugup bercampur grogi pada suaminya. Menggoda? Baru pulih? Kenapa ke-kesannya Zeeshan terpancing ke arah sana? Hei, seharunya pria ini terpancing kemarahan! Jauh sekali melencengnya. "Aku tidak menggoda. Ini keinginan bayi," jawab Nindi cepat, kembali menghadap depan–memilih menatap laptop suaminya dengan ekspresi bengong. 'Apaan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status