Accueil / Romansa / Membuatmu Menjadi Milikku / 3. Menikah dengan CEO Dingin

Share

3. Menikah dengan CEO Dingin

Auteur: CacaCici
last update Dernière mise à jour: 2025-05-23 07:08:28

Setelah setuju untuk menikah dengan Zeeshan, hari itu juga Nindi membawa Zeeshan menemui orang tuanya. Nindi akan memperkenalkan Zeeshan sebagai kekasihnya supaya cepat dapat restu. Lumayan, masalah ini bisa  membuat Nindi bebas dari perjodohan yang telah diatur oleh ayahnya.

Siapa juga yang ingin menikah dengan pria yang tak dikenali dan tak jelas? Walau Zeeshan orang yang dia benci, setidaknya Nindi tahu sedikit tentang Zeeshan.

Mengenai kehamilannya, Nindi dan Zeeshan sepakat untuk menutupi. Untuk sekarang mereka akan merahasiakannya.

"Ayah, Mama, ini Kak Zeeshan, kekasihku, dan aku hanya bersedia menikah dengannya," ucap Nindi pada orang tuanya, di mana saat ini dia memberanikan diri pulang ke rumahnya untuk meminta restu menikah dengan Zeeshan.

Ayahnya terlihat menaikkan sebelah alis, terlihat heran dan bingung. Seingatnya pacar putrinya bukan ini, dan pria ini-- ah, sudahlah. Terpenting putrinya menikah dengan pria yang jelas.

Sebetulanya, dia menjodohkan putrinya karena Nindi perempuan yang suka kebebasan tanpa ada kekangan dari orang tua. Nindi ingin hidup mandiri tetapi berakhir menggembel dan melarat di luaran sana. Sudah sering dia membawa pulang putrinya ke rumah mewah ini, tetapi Nindi kabur dan memilih hidup layaknya orang susah. Selain tak bisa melihat putrinya hidup susah, dia juga tak merestui Nindi menikah dengan pacarnya. Pria itu licik, tetapi putrinya sulit disadarkan. Oleh sebab itu, dia memutuskan untuk menjodohkan Nindi. Suapaya Nindi punya suami yang setia melindungi dan memantaunya, sekaligus supaya Nindi putus dengan pacarnya yang jahat.

Ah iya. Nindi tak tahu kalau ayahnya mengenal pacarnya karena diam-diam ayahnya memantaunya. Mungkin saat ini, Nindi mengira bisa menipu ayahnya dengan cara mengenalkan Zeeshan sebagai kekasihnya. Padahal ayahnya tahu kalau Zeeshan bukan kekasih putrinya.

"Aku baru tahu kalau seorang Zeeshan Lavroy Azam memiliki hubungan dengan putriku."

Zeeshan menatap ayah Nindi dengan wajah tenang. "Hubungan kami penuh rahasia, Ayah," ucap Zeeshan dengan senyuman tipis, bersikap ramah dan enjoy.

Nindi menatap kaget pada Zeeshan. Hei, Zeeshan memanggil ayah pada ayahnya. Apa maksudnya?! Ingin mengambil hati supaya mereka direstui? Cih, kalau bukan karena terpaksa, demi Tuhan, Nindi ogah mengenalkan Zeeshan sebagai pacar pada ayahnya.

Zeeshan dan ayah Nindi berakhir mengobrol dengan serius. Lalu pada akhirnya ayahnya setuju jika Zeeshan menikah dengan Nindi. Yang membuat Nindi terkejut adalah Zeeshan berhasil membujuk ayahnya supaya mereka menikah secepatnya. Pria itu beralasan pekerjaan dan ayahnya percaya begitu saja.

***

Nindi dan Zeeshan resmi menjadi suami istri. Pernikahan mereka tertutup dan hanya dihadiri oleh keluarga serta orang-orang terpercaya dari masing-masing keluarga. Ayahnya sendiri yang menikahkannya dan itu momen paling menyedihkan bagi Nindi.

Sekarang dia bukan milik orang tuanya, akan tetapi milik pria yang sangat ia benci. Terpaksa! Karena dia terlanjur mengandung anak pria itu, dia tak bisa menolak atau nama baik keluarganya akan hancur.

Tidak! Nindi tak bisa membiarkan nama baik keluarganya dan terlebih nama baik ayahnya hancur.

Mengenai pernikahan ini, tak ada yang bisa Nindi harapkan. Toh, Zeeshan sendiri memilih merahasiakan pernikahan mereka. Itu berarti Zeeshan tak benar-benar menginginkan pernikahan ini. Mungkin Zeeshan hanya menginginkan anak dalam perut Nindi, dan suatu saat Zeeshan akan menceraikannya.

Sampai sekarang Nindi masih merasa kalau pernikahan ini seperti mimpi. Ada perasaan takut, sedih tanpa sebab, dan cemas yang menyelimuti Nindi. Namun, mau tak mau, Nindi harus menjalaninya.

Pernikahan sudah selesai dan saat ini Nindi berada di sebuah kamar. Sedangkan Zeeshan masih di luar, entah sedang apa.

"Aku harus membuat perjanjian pernikahan supaya dia tidak semena-mena padaku," gumam Nindi. Kebetulan dia menemukan kertas dan pulpen, membuatnya kepikiran untuk menulis surat perjanjian secara manual.

Setelah menulis surat perjanjian, Nindi menunggu Zeeshan untuk menyerahkan surat tersebut pada pria itu. Untungnya, tak lama Zeeshan datang.

Wajah pria itu terlihat datar, tatapan matanya tajam seperti biasa. Namun, dia masih sangat tampan dengan balutan jas pernikahan yang elegan.

Ugh! Sebenarnya visual tampan Zeeshan adalah type Nindi banget. Pria itu memiliki tinggi 190 cm, wajah rupawan, tubuh atletis dan hot, serta tak lupa tangannya yang kekar.

'Sayang, kamu pria menyebalkan dengan mulut jahanam ultra pro max!' batin Nindi, menatap julid ke arah Zeeshan. Saat melihat Zeeshan akan masuk ke kamar mandi, Nindi segera memanggil.

"Oik, kemari bentar," panggilnya tanpa embel-embel, tak sopan sama sekali. Masa bodo! Nindi tak suka pada Zeeshan, jadi kenapa dia harus bersikap baik padanya?!

Zeeshan berhenti melangkah lalu menoleh ke arah Nindi. Dia berjalan  mendekati Nindi kemudian  bersedekap angkuh, menatap tajam pada perempuan yang telah menjadi istrinya.

"Coba ulangi memanggilku seperti yang kau lakukan tadi!" Zeeshan berkata dengan nada marah, melangkah perlahan untuk mengikis jarak antara dia dan Nindi.

Nindi reflek mundur, mendongak dan menatap grogi pada Zeeshan.

"Aku suamimu! Sopan!" peringat Zeeshan selanjutnya.

"Kita menikah karena terpaksa. So-- kenapa aku harus jaga sikap padamu?!" ketus Nindi. Sebenarnya takut pada Zeeshan, akan tetapi dia tidak ingin memperlihatkannya.

"Kau telah menjadi bagian dari keluarga Azam. Jadi jaga sopan santun mu dan jangan mempermalukan ku dengan melakukan hal seperti tadi." Zeeshan kembali memperingati, "lagipula kau perempuan yang dibesarkan dari keluarga terhormat. Jangan karena sikapmu yang seperti tadi, orang-orang memandang buruk pada keluargamu," lanjutnya, menekan setiap kata yang ia lontarkan.

Nindi tertampar mendengar ucapan terakhir Zeeshan. Itu sangat menohok hati. Sial! Bahkan mata Nindi sudah berembun.

"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Zeeshan lanjutnya, setelah hampir membuat Nindi menangis karena habis-habisan dimarahi dengan kata-kata yang menohok hati.

"Ini." Nindi langsung menyerahkan kertas yang telah ia isi dengan sebuah perjanjian. Ekspresinya murung dan matanya memerah serta berair, sakit hati pada perkataan Zeeshan yang menohok.

Dari dulu, pria ini memang punya mulut yang pedas. Kalimat yang dikeluarkan selalu menohok hati.

Zeeshan meraih kertas itu, mengerutkan kening dengan menunjukkan ekspresi tak senang.

Dalam surat itu tertara hal-hal yang membuatnya kesal. Pertama, dia harus menceraikan Nindi setelah perempuan ini melahirkan. Kedua, dia tidak boleh menyentuh perempuan ini. Ketiga, mereka tidak boleh mencampuri urusan satu sama lain. Ke empat, Nindi tak akan tinggal dengan Zeeshan. Dan yang terakhir, Nindi tak wajib melayani Zeeshan layaknya istri sungguhan.

Srek'

Zeeshan langsung merobek kertas tersebut kemudian melemparnya sembarang arah.

"A-apa yang kamu lakukan, Zeeshan?!" Nindi melototkan mata, menatap tak percaya saat Zeeshan merobek surat perjanjian yang ia buat.

"Zeeshan? Kau memanggilku tanpa embel-embel?" ulang Zeeshan, bersedekap di dada sambil menatap penuh peringatan pada Nindi. "Panggil aku mas' karena kau telah menjadi istriku. Kau harus hormat dan terlihat mencintaiku. Biasakan, supaya kau tak membuat keluargaku bertanya-tanya padamu."

"Kamu gila-gila hormat yah?!" Nindi semakin tak habis pikir.

"Nindi Xaviera!" Zeeshan memperingati, di mana sekarang pria itu telah duduk di pinggir ranjang. Masih bersedekap di dada dan menatap arogan pada Nindi.

'Sumpah yah, nih orang nyebelin banget.' batin Nindi, mulai tertekan karena sikap Zeeshan yang menurutnya terlalu arogan dan gila.

"Baik, Kakanda Zeeshan yang tercinta ulala trulala my honey sweety bunny." Nindi sengaja, saking muaknya pada pria ini.

"Mas!" Zeeshan langsung melayangkan tatapan tajam pada Nindi.

"Iya deh iya. Mas." Nindi memutar bola mata jengah, "sekarang Mas coba jelaskan pada Adek-" gigi Nindi bergemelutuk saat menyebut kata 'adek, dia melakukannya dengan nada tertekan, "kenapa Mas merobek surat perjanjian Adek, Mas?" lanjutnya, lagi-lagi menekan kata 'adek.

"Di keluargaku, perceraian hal yang dilarang. Terlebih aku pewaris dan aku hanya boleh menikah sekali," jawab Zeeshan datar, "dan point-point lain yang kau sebut, sama sekali tidak layak."

"Apa maksudnya tak layak?" Nindi berucap tak terima.

"Bagaimana bisa kau melarangku menyentuhmu setelah kau merampas perjakaku, Nindi?"

Mata Nindi melotot syok mendengar itu.

"Kau membangunkannya, jadi selanjutnya kau harus bertanggung jawab! Kau harus bersedia melayaniku," ucap Zeeshan dengan nada serius, setelah itu dia tiba-tiba berdiri dan mendekat pada Nindi, "dan kebetulan malam ini adalah malam pertama kita, Nin."

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Membuatmu Menjadi Milikku    7. Bibir Manis

    "Tu-Tuan Zeeshan," ucap Mohan dengan suara gemetar dan takut. Dia reflek membungkuk lalu setelahnya hanya menunduk karena tak berani bersitatap dengan pria itu. Nindi mendongak pada Zeeshan, memperhatikan wajah tampan Zeeshan dengan ekspresi terkesima. Pria ini tiba-tiba datang dan menolongnya. Bahkan, pria ini dengan lantang mengakui Nindi sebagai istrinya di hadapan Mohan. Perlakuan Zeeshan yang seperti ini membuat Nindi tersentuh. Apa Zeeshan peduli padanya? "Undurkan dirimu dari pekerjaanmu atau kau ku jebloskan dalam penjara," ucap Zeeshan dengan nada dingin, setelah mengatakan itu dia beranjak dari sana–membawa Nindi bersamanya. ***"Penampilan busukmu hampir mencoreng nama baikku." Suara dingin Zeeshan mengalun, tatapan tajam menghunus ke arah Nindi. Nindi menyilangkan tangan di depan dada, menatap Zeeshan dengan sorot mata berkaca-kaca karena sakit hati pada ucapan Zeeshan. Pria ini membawanya pulang ke rumah. Zeeshan memandikannya secara paksa lalu sekarang pria ini sed

  • Membuatmu Menjadi Milikku    6. Aku Pemiliknya

    Nindi mengerutkan kening, menatap berang bercampur kesal pada Zeeshan. Sepertinya memang benar jika Zeeshan gila-gila hormat, semua orang harus bersikap seperti yang dia mau dan semua orang harus memperlakukannya seperti raja. Gila! Sungguh Nindi tak menyangka jika dia pernah mencintai pria diktator, dingin, dan arogan ini. Sialnya, disaat dia tahu sifat asli pria dingin ini, dia telah menjadi istri Zeeshan. Takdir memang gila! Selanjutnya mereka makan malam dalam hening. Zeeshan tak berbicara sama sekali dan Nindi juga malas bersuara. Toh, dia tahu seperti apa Zeeshan. Sejak dulu, pria ini memang pendiam dan lebih suka hening. Setelah makan, Nindi berniat kembali ke kamarnya. Namun, mengingat kopernya belum ada di kamar, Nindi memilih untuk mencarinya. Sayangnya dia tak menemukan dan para maid juga tak tahu menahu. Pada akhirnya Nindi menemui Zeeshan. "Kam-- maksudku Mas Ze," panggil Nindi pelan, cukup kikuk dan canggung. Entah kenapa jantungnya berdetak kuat, padahal hanya me

  • Membuatmu Menjadi Milikku    5. Makan Malam Bersama

    "Bayi lagi! Apa cuma itu yang kamu pikirkan?!" tanya Nindi dengan suara lemah, menatap sendu ke arah Zeeshan. Dia tahu Zeeshan menikahinya karena bayi di perutnya. Tapi tidakkah Zeeshan memikirkannya sedikit saja? "Hmm." Zeeshan berdehem singkat, "kau berharap apa?" lanjutnya dengan berkata datar. Dia menarik Nindi kemudian mendudukkan perempuan itu di atas ranjang. "Beristirahat," lanjutnya, setelah itu keluar dari kamar. Nindi duduk lesu di pinggir ranjang, memikirkan kembali ucapan Zeeshan sebelumnya. Ya, Zeeshan benar! Apa yang dia harapkan dari pria itu? Sejak dulu Zeeshan tidak menyukainya, pria itu menolaknya dengan cara yang jahat. Seharunya Nindi tak berharap apapun dari pernikahan ini, karena bukankah dia juga membenci Zeeshan?! Pria itu jahat, dingin, dan bermulut pedas. Pria itu juga tak akan pernah peduli padanya karena sejak awal Zeeshan hanya peduli pada nama baiknya. Nindi mengerjap beberapa kali, mengusahakan supaya air matanya tak jatuh. Setelah itu, dia memili

  • Membuatmu Menjadi Milikku    4. Satu Kamar

    "Dan kebetulan malam ini adalah malam pertama kita, Nin." Nindi menjauh dari Zeeshan, reflek menyilangkan tangan di depan dada. Tubuhnya tiba-tiba menggigil, bulu kuduk di tengkuk berdiri, dan wajah pucat pasi karena melihat tatapan Zeeshan yang terasa aneh. Pria itu menatapnya dalam dan ada maksud tertentu. "Ja-jangan macam-macam yah!" peringat Nindi, terus menjauh sedangkan Zeeshan terus melangkah mendekat padanya. "Aku memperingatimu! Argkk …." Nindi berakhir menjerit karena Zeeshan tiba-tiba meraih pinggangnya, menariknya sehingga dia berakhir menabrak dada bidang pria ini. Saat Nindi mencoba lepas, Zeeshan langsung menyentak pinggangnya, pria itu melingkarkan tangan di pinggang Nindi dengan erat–menekannya sehingga tubuh Nindi benar-benar merapat pada badan Zeeshan. "Memperingati apa, Heh? Aku suamimu dan aku berhak menyentuhmu," ucap Zeeshan santai, menyunggingkan smirk tipis sambil melayangkan tatapan dingin pada Nindi. "Jangan lupa, kita menikah karena terpaksa," kes

  • Membuatmu Menjadi Milikku    3. Menikah dengan CEO Dingin

    Setelah setuju untuk menikah dengan Zeeshan, hari itu juga Nindi membawa Zeeshan menemui orang tuanya. Nindi akan memperkenalkan Zeeshan sebagai kekasihnya supaya cepat dapat restu. Lumayan, masalah ini bisa membuat Nindi bebas dari perjodohan yang telah diatur oleh ayahnya. Siapa juga yang ingin menikah dengan pria yang tak dikenali dan tak jelas? Walau Zeeshan orang yang dia benci, setidaknya Nindi tahu sedikit tentang Zeeshan. Mengenai kehamilannya, Nindi dan Zeeshan sepakat untuk menutupi. Untuk sekarang mereka akan merahasiakannya. "Ayah, Mama, ini Kak Zeeshan, kekasihku, dan aku hanya bersedia menikah dengannya," ucap Nindi pada orang tuanya, di mana saat ini dia memberanikan diri pulang ke rumahnya untuk meminta restu menikah dengan Zeeshan. Ayahnya terlihat menaikkan sebelah alis, terlihat heran dan bingung. Seingatnya pacar putrinya bukan ini, dan pria ini-- ah, sudahlah. Terpenting putrinya menikah dengan pria yang jelas. Sebetulanya, dia menjodohkan putrinya karena Ni

  • Membuatmu Menjadi Milikku    2. Ketahuan Hamil

    "Ya Tuhan, bagaimana sekarang?!" ucap Nindi pelan dengan nada panik dan cemas. Setelah kejadian itu, di mana dia melakukan one night stand dengan pria yang ia benci, Nindi memilih bersembunyi–baik dari keluarganya maupun pria itu. Nindi mematikan handphone supaya tak ada siapapun yang bisa menghubunginya dan supaya tak diteror oleh nomor tak dikenal yang pernah mengirim pesan padanya. Sejujurnya itu terus berlanjut selama beberapa hari dan Nindi curiga jika pelakunya adalah Zeeshan. Sekarang sudah dua minggu setelah kejadian itu. Sejauh ini Nindi merasa aman di persembunyiannya, akan tetapi masalah kembali datang padanya. Saat ini Nindi berada di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Akhir-akhir ini Nindi sering mutah, pusing, dan tak enak badan. Jadi dia melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisinya. Ternyata hal yang dia takutkan terjadi padanya. Nindi hamil! "Kenapa aku bisa hamil? Ya, memang, saat itu aku lagi di masa subur. Tapi kan hanya sekali

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status