Share

6. Aku Pemiliknya

Auteur: CacaCici
last update Dernière mise à jour: 2025-05-28 06:30:53

Nindi mengerutkan kening, menatap berang bercampur kesal pada Zeeshan. Sepertinya memang benar jika Zeeshan gila-gila hormat, semua orang harus bersikap seperti yang dia mau dan semua orang harus memperlakukannya seperti raja. Gila! Sungguh Nindi tak menyangka jika dia pernah mencintai pria diktator, dingin, dan arogan ini. Sialnya, disaat dia tahu sifat asli pria dingin ini, dia telah menjadi istri Zeeshan.

Takdir memang gila!

Selanjutnya mereka makan malam dalam hening. Zeeshan tak berbicara sama sekali dan Nindi juga malas bersuara. Toh, dia tahu seperti apa Zeeshan. Sejak dulu, pria ini memang pendiam dan lebih suka hening.

Setelah makan, Nindi berniat kembali ke kamarnya. Namun, mengingat kopernya belum ada di kamar, Nindi memilih untuk mencarinya. Sayangnya dia tak menemukan dan para maid juga tak tahu menahu. Pada akhirnya Nindi menemui Zeeshan.

"Kam-- maksudku Mas Ze," panggil Nindi pelan, cukup kikuk dan canggung. Entah kenapa jantungnya berdetak kuat, padahal hanya memanggil mas pada Zeeshan.

Pria itu mendongak, menatap Nindi dengan intens. "Humm?"

"Kam-- Mas Ze melihat koperku?" tanya Nindi.

Zeeshan terdiam sejenak, mengamati Nindi dengan-- lagi-lagi sebuah tatapan yang aneh bagi Nindi. "Sudah kubuang," jawab Zeeshan kemudian, berkata santai dan tenang.

Mata Nindi melotot lebar. "Kenapa dibuang?! Di koper itu ada pakaianku."

"Kau tidak membutuhkan barang rongsokan," ucap Zeeshan, "aku sudah menyiapkan pakaian yang lebih bagus untukmu. Seperti yang kau kenakan sekarang."

'Jadi semua pakaian di lemari, itu untukku?' batin Nindi, terdiam dan batal protes pada Zeeshan. 'Apa dia yang menyiapkan, khusus untukku?'

"Oh." Pada akhirnya Nindi ber oh ria, lalu memilih cepat-cepat pergi dari sana.

Ini sangat canggung dan aneh!

***

Pagi sekali Nindi buru-buru pergi dari rumah mewah Zeeshan. Dia bahkan tidak sarapan demi menghindari Zeeshan.

"Dia pikir aku boneka pemuasnya?" gumam Nindi pelan, berjalan lesu menuju gedung kantor tempat ia bekerja. "Hanya karena satu kesalahan di malam itu, dan aku harus bertanggung jawab selamanya untuk melayaninya."

Nindi terus menggerutu, marah karena tadi malam Zeeshan kembali memaksanya untuk melayani hasrat pria itu.

"Dia bilang anak ini penting untuknya, tapi kalau setiap malam dia melakukan itu, anak ini …-" Ucapan Nindi seketika berhenti setelah melihat sosok pria tinggi tak jauh dari depannya.

Pria itu manager di perusahaan ini, tak lain adalah kekasihnya. Ah, bukan! Setelah malam itu, Nindi langsung memutuskan hubungannya dengan pria bajingan ini. Jadi sekarang pria ini bukan siapa-siapa untuk Nindi.

"Nindi, akhirnya kau datang," ucap Mohan Pablo, pacar Nindi.

Nindi menatap kesal bercampur marah pada Mohon. "Maaf, tolong jangan ganggu aku."

"Nindi, aku sangat merindukanmu. Kamu lama tidak bekerja dan kau juga menghilang," ucap pria itu dengan nada penuh kekhawatiran, meraih tangan Nindi akan tetapi dengan cepat Nindi menepisnya.

"Bisa-bisanya kamu muncul di hadapanku dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Kamu sinting yah?!" ketus Nindi, menatap marah pada Mohan, "ouh iya, kita juga sudah putus. Jadi kumohon kamu menjauh atau aku bisa melaporkanmu ke pihak berwajib."

"Nindi, apa maksudmu putus denganku? Aku tidak setuju! Tidak ada kata putus dan kau masih pacarku. Dan melaporkanku ke pihak berwajib? Cih, memangnya kau bisa melaporkanku? Kau itu hanya gadis miskin dan laporanmu tak akan diterima. Lagipula aku bisa menyuap pihak berwajib, bahkan bisa memutar balikkan fakta," ucap Mohan dengan bangga, tersenyum sinis pada Nindi.

Benar! Mohan tidak tahu jika Nindi berasal dari keluarga konglomerat dan salah satu keluarga yang ditakuti di negara ini. Selama ini, Nindi memang menyembunyikan identitasnya pada Mohan dan orang sekitarnya. Nindi melakukan itu untuk belajar hidup mandiri dan mencari sosok yang tulus padanya.

Awalnya dia kira Mohan pria yang baik karena Mohan mau berpacaran dengannya yang berpenampilan jelek. Sebelumnya pria ini juga tak pernah bersikap buruk padanya, dia mencerminkan sikap pria baik. Selama berpacaran, pria ini bahkan tak pernah macam-macam padanya.

Namun ternyata, Mohan tak sebaik itu. Di hari ulang tahun pria ini, dia menjebak Nindi. Dari yang Nindi dengar saat itu–ketika Nindi dipaksa minum dan teman-teman pria ini mulai menghinanya, saat itu teman pria ini sempat membahas kalau Mohan ingin menjual Nindi.

"Lagipula, memangnya siapa pria yang mau dengan perempuan jelek, dekil, dan miskin sepertimu?" ucap Mohan lagi, mendorong pundak Nindi cukup kuat, "hanya aku yang bersedia memacari perempuan sepertimu. Jadi tahu dirilah. Kau ini jelek."

Nindi langsung mengamati penampilannya. Hari ini dia kembali berpenampilan kurang menarik. Sebelum ke kantor, dia memang ke apartemennya untuk berganti pakaian. Seperti biasa, dia mengenakan baju kaos, dipadu dengan blazer. Celana-- dia memakai jeans dan sepatu sebagai alas kaki. Rambutnya aut-autan seperti tak disisir beberapa hari, dia memakai kaca mata karena seharian dia akan berada di depan komputer.

Sebetulnya, Nindi datang bukan untuk bekerja akan tetapi mengundurkan diri. Mungkin juga kedatangannya untuk menerima surat pemecatan karena beberapa minggu menghilang dan tak bekerja. 

"Pokoknya kita sudah putus. Aku tidak butuh pacar dengan sikap minus sepertimu," ucap Nindi.

"Putus? Sebenarnya aku tidak rugi putus dengan mu, Nindi. Tapi-- kasihan kau. Percayalah, tak ada satupun pria yang mau dengan perempuan sepertimu. Tak akan ada!" dingin Mohan, kembali mendorong Nindi.

Bug'

Nindi kehilangan keseimbangan akibat pundaknya didorong oleh Mohan. Dia kira dia akan terjatuh karena didorong oleh Mohan, namun ternyata tidak. Seseorang dari belakangnya menangkap dan menahan tubuhnya.

"Aku," sahut seseorang yang berada tepat di belakang Nindi. Suara bariton yang mengalun tersebut terkesan dingin dan mengerikan, membuat bulu kuduk Nindi meremang kala mendengarnya.

Di sisi lain, Mohan melebarkan mata karena terkejut dan panik.

"Aku suaminya dan aku sangat menginginkannya."

CacaCici

Holla, MyRe. Jumpa lagi dengan CacaCici di novel baru kita. Semoga kalian suka dengan kisah Mas Ze dan Nindi. Yuk, MyRe, dukung novel kita dengan cara memberikan ULASAN manis di kolom review agar pembaca lain tahu tentang novel kita dan bintang di novel Cacan menyala. Jika MyRe suka banget, yuk kasih gems dan hadiah untuk novel kita. Sehat selalu untuk kalian semua dan semangat!! IG:@deasta18

| 25
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (23)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Halo, Kak. Maksudnya tidak bisa dibuka seperti apa yah, Kak? Apakah Babnya tidak bisa lanjut ke bab lain atau Babnya kosong, atau ada kendala lain, Kak?(⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)
goodnovel comment avatar
Trima Priatin
kenapa ini ko nggak bisa di buka ,ka
goodnovel comment avatar
n0na_Ria
iya itu Mohan Mohan di asrama gen z ci hehe
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Membuatmu Menjadi Milikku    7. Bibir Manis

    "Tu-Tuan Zeeshan," ucap Mohan dengan suara gemetar dan takut. Dia reflek membungkuk lalu setelahnya hanya menunduk karena tak berani bersitatap dengan pria itu. Nindi mendongak pada Zeeshan, memperhatikan wajah tampan Zeeshan dengan ekspresi terkesima. Pria ini tiba-tiba datang dan menolongnya. Bahkan, pria ini dengan lantang mengakui Nindi sebagai istrinya di hadapan Mohan. Perlakuan Zeeshan yang seperti ini membuat Nindi tersentuh. Apa Zeeshan peduli padanya? "Undurkan dirimu dari pekerjaanmu atau kau ku jebloskan dalam penjara," ucap Zeeshan dengan nada dingin, setelah mengatakan itu dia beranjak dari sana–membawa Nindi bersamanya. ***"Penampilan busukmu hampir mencoreng nama baikku." Suara dingin Zeeshan mengalun, tatapan tajam menghunus ke arah Nindi. Nindi menyilangkan tangan di depan dada, menatap Zeeshan dengan sorot mata berkaca-kaca karena sakit hati pada ucapan Zeeshan. Pria ini membawanya pulang ke rumah. Zeeshan memandikannya secara paksa lalu sekarang pria ini sed

  • Membuatmu Menjadi Milikku    6. Aku Pemiliknya

    Nindi mengerutkan kening, menatap berang bercampur kesal pada Zeeshan. Sepertinya memang benar jika Zeeshan gila-gila hormat, semua orang harus bersikap seperti yang dia mau dan semua orang harus memperlakukannya seperti raja. Gila! Sungguh Nindi tak menyangka jika dia pernah mencintai pria diktator, dingin, dan arogan ini. Sialnya, disaat dia tahu sifat asli pria dingin ini, dia telah menjadi istri Zeeshan. Takdir memang gila! Selanjutnya mereka makan malam dalam hening. Zeeshan tak berbicara sama sekali dan Nindi juga malas bersuara. Toh, dia tahu seperti apa Zeeshan. Sejak dulu, pria ini memang pendiam dan lebih suka hening. Setelah makan, Nindi berniat kembali ke kamarnya. Namun, mengingat kopernya belum ada di kamar, Nindi memilih untuk mencarinya. Sayangnya dia tak menemukan dan para maid juga tak tahu menahu. Pada akhirnya Nindi menemui Zeeshan. "Kam-- maksudku Mas Ze," panggil Nindi pelan, cukup kikuk dan canggung. Entah kenapa jantungnya berdetak kuat, padahal hanya me

  • Membuatmu Menjadi Milikku    5. Makan Malam Bersama

    "Bayi lagi! Apa cuma itu yang kamu pikirkan?!" tanya Nindi dengan suara lemah, menatap sendu ke arah Zeeshan. Dia tahu Zeeshan menikahinya karena bayi di perutnya. Tapi tidakkah Zeeshan memikirkannya sedikit saja? "Hmm." Zeeshan berdehem singkat, "kau berharap apa?" lanjutnya dengan berkata datar. Dia menarik Nindi kemudian mendudukkan perempuan itu di atas ranjang. "Beristirahat," lanjutnya, setelah itu keluar dari kamar. Nindi duduk lesu di pinggir ranjang, memikirkan kembali ucapan Zeeshan sebelumnya. Ya, Zeeshan benar! Apa yang dia harapkan dari pria itu? Sejak dulu Zeeshan tidak menyukainya, pria itu menolaknya dengan cara yang jahat. Seharunya Nindi tak berharap apapun dari pernikahan ini, karena bukankah dia juga membenci Zeeshan?! Pria itu jahat, dingin, dan bermulut pedas. Pria itu juga tak akan pernah peduli padanya karena sejak awal Zeeshan hanya peduli pada nama baiknya. Nindi mengerjap beberapa kali, mengusahakan supaya air matanya tak jatuh. Setelah itu, dia memili

  • Membuatmu Menjadi Milikku    4. Satu Kamar

    "Dan kebetulan malam ini adalah malam pertama kita, Nin." Nindi menjauh dari Zeeshan, reflek menyilangkan tangan di depan dada. Tubuhnya tiba-tiba menggigil, bulu kuduk di tengkuk berdiri, dan wajah pucat pasi karena melihat tatapan Zeeshan yang terasa aneh. Pria itu menatapnya dalam dan ada maksud tertentu. "Ja-jangan macam-macam yah!" peringat Nindi, terus menjauh sedangkan Zeeshan terus melangkah mendekat padanya. "Aku memperingatimu! Argkk …." Nindi berakhir menjerit karena Zeeshan tiba-tiba meraih pinggangnya, menariknya sehingga dia berakhir menabrak dada bidang pria ini. Saat Nindi mencoba lepas, Zeeshan langsung menyentak pinggangnya, pria itu melingkarkan tangan di pinggang Nindi dengan erat–menekannya sehingga tubuh Nindi benar-benar merapat pada badan Zeeshan. "Memperingati apa, Heh? Aku suamimu dan aku berhak menyentuhmu," ucap Zeeshan santai, menyunggingkan smirk tipis sambil melayangkan tatapan dingin pada Nindi. "Jangan lupa, kita menikah karena terpaksa," kes

  • Membuatmu Menjadi Milikku    3. Menikah dengan CEO Dingin

    Setelah setuju untuk menikah dengan Zeeshan, hari itu juga Nindi membawa Zeeshan menemui orang tuanya. Nindi akan memperkenalkan Zeeshan sebagai kekasihnya supaya cepat dapat restu. Lumayan, masalah ini bisa membuat Nindi bebas dari perjodohan yang telah diatur oleh ayahnya. Siapa juga yang ingin menikah dengan pria yang tak dikenali dan tak jelas? Walau Zeeshan orang yang dia benci, setidaknya Nindi tahu sedikit tentang Zeeshan. Mengenai kehamilannya, Nindi dan Zeeshan sepakat untuk menutupi. Untuk sekarang mereka akan merahasiakannya. "Ayah, Mama, ini Kak Zeeshan, kekasihku, dan aku hanya bersedia menikah dengannya," ucap Nindi pada orang tuanya, di mana saat ini dia memberanikan diri pulang ke rumahnya untuk meminta restu menikah dengan Zeeshan. Ayahnya terlihat menaikkan sebelah alis, terlihat heran dan bingung. Seingatnya pacar putrinya bukan ini, dan pria ini-- ah, sudahlah. Terpenting putrinya menikah dengan pria yang jelas. Sebetulanya, dia menjodohkan putrinya karena Ni

  • Membuatmu Menjadi Milikku    2. Ketahuan Hamil

    "Ya Tuhan, bagaimana sekarang?!" ucap Nindi pelan dengan nada panik dan cemas. Setelah kejadian itu, di mana dia melakukan one night stand dengan pria yang ia benci, Nindi memilih bersembunyi–baik dari keluarganya maupun pria itu. Nindi mematikan handphone supaya tak ada siapapun yang bisa menghubunginya dan supaya tak diteror oleh nomor tak dikenal yang pernah mengirim pesan padanya. Sejujurnya itu terus berlanjut selama beberapa hari dan Nindi curiga jika pelakunya adalah Zeeshan. Sekarang sudah dua minggu setelah kejadian itu. Sejauh ini Nindi merasa aman di persembunyiannya, akan tetapi masalah kembali datang padanya. Saat ini Nindi berada di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Akhir-akhir ini Nindi sering mutah, pusing, dan tak enak badan. Jadi dia melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisinya. Ternyata hal yang dia takutkan terjadi padanya. Nindi hamil! "Kenapa aku bisa hamil? Ya, memang, saat itu aku lagi di masa subur. Tapi kan hanya sekali

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status