Home / Romansa / Membuatmu Menjadi Milikku / 5. Makan Malam Bersama

Share

5. Makan Malam Bersama

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2025-05-23 08:04:30

"Bayi lagi! Apa cuma itu yang kamu pikirkan?!" tanya Nindi dengan suara lemah, menatap sendu ke arah Zeeshan.

Dia tahu Zeeshan menikahinya karena bayi di perutnya. Tapi tidakkah Zeeshan memikirkannya sedikit saja?

"Hmm." Zeeshan berdehem singkat, "kau berharap apa?" lanjutnya dengan berkata datar.

Dia menarik Nindi kemudian mendudukkan perempuan itu di atas ranjang. "Beristirahat," lanjutnya, setelah itu keluar dari kamar.

Nindi duduk lesu di pinggir ranjang, memikirkan kembali ucapan Zeeshan sebelumnya. Ya, Zeeshan benar! Apa yang dia harapkan dari pria itu? Sejak dulu Zeeshan tidak menyukainya, pria itu menolaknya dengan cara yang jahat. Seharunya Nindi tak berharap apapun dari pernikahan ini, karena bukankah dia juga membenci Zeeshan?!

Pria itu jahat, dingin, dan bermulut pedas. Pria itu juga tak akan pernah peduli padanya karena sejak awal Zeeshan hanya peduli pada nama baiknya.

Nindi mengerjap beberapa kali, mengusahakan supaya air matanya tak jatuh. Setelah itu, dia memilih membaringkan tubuhnya di ranjang besar dan luas milik Zeeshan. Nindi menengadah, menatap langit-langit kamar dengan sendu.

Dulu–saat hight school, dengan lantang Nindi mengatakan pada teman-temannya kalau dia akan menjadi istri Zeeshan. Dia bangga pada hal itu. Namun, sekarang setelah ucapan naifnya terkabul, Nindi menyesalinya.

Jika Nindi tahu Zeeshan sejahat ini, demi Tuhan, Nindi tak akan pernah jatuh cinta padanya.

Nindi tertidur. Beberapa kali dia terjaga akan tetapi  karena Nindi merasa tubuhnya lemas, dia memilih lanjut untuk tidur.

Walaupun pernikahannya dengan Zeeshan tergolong sederhana, akan tetapi Nindi tetap kelelahan. Ditambah Zeeshan memaksanya untuk melayani pria itu, membuat Nindi semakin lelah.

Ketika Nindi bangun, dia mendapati dua maid yang berdiri di sisi ranjang. Maid tersebut langsung membungkuk hormat pada Nindi, ketika Nindi menatap mereka.

"Ada apa?" tanya Nindi setelah mengambil posisi duduk.

"Tuan Zeeshan meminta kami untuk membangunkan Nyonya. Tuan sudah di ruang makan, menunggu anda untuk makan malam bersama."

Mata Nindi seketika melebar, reflek menoleh ke arah gorden yang telah tertutup, menandakan jika hari sudah malam. Nindi kembali menoleh pada maid. "Ini sudah malam, Bu?"

Maid tersebut menganggukkan kepala.

Nindi meringis, memijat kening sambil menunduk. Dia tidur selama itu? Dari jam sebelah siang hingga jam setengah delapan malam. Wow!

Nindi kemudian mendongak pada maid. "Baiklah, aku akan segera ke bawah," ucapnya sembari turun dari ranjang, "katakan padanya-- maksudku pada Tuan Zeeshan, aku mandi dulu," lanjutnya.

"Baik, Nyonya." Maid tersebut membungkuk pada Nindi lalu setelahnya segera beranjak dari  kamar majikannya.

Nindi segera mandi, terkesan buru-buru karena tak ingin membuat Zeeshan menunggu. Bukan apa-apa, pria itu bermulut pedas dan Nindi tak mau terkena ucapan jahat Zeeshan.

Setelah mandi, Nindi masuk ke walk in closet dan betapa terkejutnya dia karena tak menemukan pakaiannya di dalam. Ada pakaian perempuan, tetapi itu bukan milik Nindi.

"Tadi aku ketiduran dan belum sempat membawa koper ku ke sini. Apa koperku masih di bawah?" monolog Nindi sambil menatap baju di dalam lemari khusus pakaian perempuan tersebut.

Ada banyak pakaian untuk perempuan yang tersusun rapi di sini. Namun, semua pakaian ini bukan selera Nindi. Mereka semua terkesan feminim.

"Untuk siapa pakaian ini?" gumamnya lagi, bingung karena menemukan pakaian perempuan di lemari Zeeshan.

Zeeshan memiliki kakak perempuan. Namun, tidak mungkin pakaian kakak perempuan Zeeshan ada di kamar Zeeshan.

"Ini masih baru," ucap Nindi lagi, memeriksa pakain di sana dan ternyata semuanya masih baru.

Pada akhirnya karena tak punya pilihan, Nindi memakai salah satu pakaian di sana. Setelah mengenakan salah satu dress dengan panjang di bawah lutut, Nindi sejenak mengamati penampilannya di depan kaca.

Dia terdiam karena merasa de javu, seakan-akan melihat dirinya saat hight school dulu. Penampilannya terlihat anggun, manis, dan rapi–mirip seperti Nindi dahulu.

Tok tok tok.

Mendengar pintu kamar diketuk, Nindi segera beranjak dari depan kaca. Dia buru-buru keluar dari kamar, mendapati maid yang ternyata kembali datang untuk memanggilnya.

Nindi buru-buru menemui Zeeshan ke ruang makan, di mana saat dia memasuki ruang makan seseorang yang berada di dalam langsung menatapnya.

Tatapan Zeeshan terasa sangat aneh, membuat Nindi kurang nyaman dan canggung.

"Silahkan duduk," dingin Zeeshan, masih menatap Nindi dengan intens.

Nindi menghela napas, menganggukan kepala lalu menarik kursi untuk duduk.

"Duduk di sebelahku," peringat Zeeshan, suaranya sedikit menyentak–terkesan marah.

Perempuan itu duduk di ujung, berjarak sangat jauh darinya.

Nindi berdecak pelan, berdiri lalu pindah tempat ke sebelah Zeeshan.

"Kamu ini kenapa sih? Tidak ada siapa-siapa di sini, jadi seharusnya kita tidak perlu dekat," kesal Nindi.

"Berbicara yang sopan, panggil aku 'mas dan jangan pernah menyebutku dengan nama ataupun kata ganti 'kamu," datar Zeeshan, mengabaikan ucapan Nindi sebelumnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Marlien Cute
Kamar yang tidak boleh dibuka pasti semua hal mengenai Nindi,karena sebenarnya Zeeshan juga suka Nindi dari masih High School.
goodnovel comment avatar
CacaCici
.⁠·⁠´⁠¯⁠`⁠(⁠>⁠▂⁠<⁠)⁠´⁠¯⁠`⁠·⁠..⁠·⁠´⁠¯⁠`⁠(⁠>⁠▂⁠<⁠)⁠´⁠¯⁠`⁠·⁠..⁠·⁠´⁠¯⁠`⁠(⁠>⁠▂⁠<⁠)⁠´⁠¯⁠`⁠·⁠.ಥ⁠‿⁠ಥ CaCi pindah ke mars deh, mau menyendiri. (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)
goodnovel comment avatar
Poe3
ingat kata CaCi, pura2 lupa klu Zeeshan sudah suka sama Nindi... mari para pembaca kita amnesia bersama, wkwkwkwkwk.... Tp selalu seru cerita dari CaCi, walau alur awal ada kemiripan sama cerita Azam lain, tp tetep mendebarkan membaca ny...dtunggu terus karya ny Thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Membuatmu Menjadi Milikku   (PS 43) Alasan Rekan yang Pendiam

    "Aku hamil," gumam Cyra sangat pelan, di mana saat ini dia sedang di meja kerjanya–tengah melamun karena masih tak menyangka kalau dia akan mengandung benih dari pria setengah monster itu. Cyra menghela napas pelan kemudian menatap sekitar, di mana pada rekannya sedang sibuk bekerja. "Hah, mereka semua mendadak cuek," gumam Cyra lagi, kembali menghela napas karena merasa bosan. Dia kembali melamun, efek bosan yang menghantuinya. Hingga tiba-tiba saja matanya melebar dan senyuman manis muncul di bibirnya. "Aku punya ide," gumam Cyra pelan, "bagaimana kalau aku kabur dari Tuan Kendrick? Wah, pasti seru. Ahaha … seluruh keluarga Azam akan memburuku karena aku lari membawa keturunan mereka yang ada di perutku. Dunia akan huru hara. Sedangkan aku-- hihihi, akan tinggal di pedesaan terpencil. Aku hidup tenang, senang, dan happy ending." Cyra bertopang dagu, membayangkan dirinya melarikan diri dalam keadaan hamil lalu dia menjadi buronan Kendrick. Rasanya mendebarkan dan tentunya meneg

  • Membuatmu Menjadi Milikku   (PS 42) Sang Pengantin Baru!

    "Kenapa Nenek Bestie harus pergi ke luar negeri?" ucap Cyra, di mana saat ini sedang berpelukan dengan sahabatnya yang akan berangkat ke luar negeri. Bandara. Saat dia dan Kendrick tiba di rumah, nenek dan kakek pria ini sudah menyiapkan keberangkatan ke luar negeri. Ternyata mereka sudah akan pergi, tinggal menunggu Kendrick dan dirinya pulang. Bukan hanya mereka saja yang akan mengantar kepergian sang kakek dan nenek, tetapi anak cucuk Reigha serta Ziea yang lainnya. "Kakekmu keukeuh membawa Nenek ke sana, Bulan manis," jawab Ziea sambil mengusap pipi Cyra penuh kasih sayang, "Kakekmu ingin menghabiskan waktu bersama Nenek di Paris. Rumah di sana, melukis cerita yang indah untuk Nenek dan Kakek," lanjutnya dengan berkata lembut dan penuh kasih sayang, sejenak menoleh pada cucunya lalu senyum manis kepada Kendrick. "Kalian baik-baik di sini yah, Bulan Manis," ucap Ziea lagi pada Cyra, "Ken, jaga istrimu dengan baik. Jangan menindasnya," ujarnya kemudian pada sang cucu. "Ten

  • Membuatmu Menjadi Milikku   (PS 41) Saran Yang Sebaiknya dipendam

    "Oke, aku dapat," ucap Cyra tiba-tiba, "ini pasti cocok buat kamu, Den, soalnya dia dewasa, keibuan, lebih tua dari kamu, janda, dan plus kaya raya." "Ra, lu kan kurang bergaul. Dapat kenalan janda di mana?" Devan menatap Cyra dengan mata memicing penuh kecurigaan. "Aku percaya padamu, Ra," sahut Denis sambil senyum manis dengan mata penuh binar, "cepat katakan siapa orangnya?" "Umm, tapi dia sudah punya anak dan anaknya cukup bandel. Memangnya kamu mau?" Cyra mencoba meyakinkan. "Tak masalah, asal dewasa dan keibuan. Soal anak bandel, aku akan menjadi ayah yang tegas dan baik dalam mendidik anak," jawab Denis mantap. "Namanya Bu." Cyra berkata santai. "Hah? Wanita mana yang namanya Bu?" Devan semakin curiga pada Cyra. "Mungkin itu nama panggilannya. Nama panjangnya, Ra?" Denis masih penuh harap. "Ya, itu nama lengkapnya. Bu." Cyra lagi-lagi berkata santai, akan tetapi ekspresi muka terlihat serius. Devan dan Denis saling bersitatap, "Namanya hanya Bu?" ujar ke

  • Membuatmu Menjadi Milikku   (PS 40) Makan Siang

    Padahal biasanya mereka semua asyik, apalagi saat mendekati jam makan siang. Pasti suasana ruangan akan lebih berisik. Hingga tibalah waktunya untuk makan siang, di mana Cyra dengan antusias mengeluarkan bekalnya karena tidak sabar mencicipi bekal yang disiapkan oleh sahabatnya. "Wah …." Mata Cyra berbinar terang saat melihat isi bekal dari nenek suaminya, sangat cantik dan rapi. Cyra buru-buru mengambil foto lalu segera mengirim foto tersebut pada bestie-nya. [Bekal dari Bestie sangat cantik. Terima kasih, My Bestie Unyu-unyu. Makin love-love deh ke Bestie.] Pesan yang Cyra kirim pada sang sahabat. Tanpa menunggu balasan pesan dari sahabatnya, Cyra mulai menikmati bekalnya. Tiba-tiba saja dia mencium aroma ayam kalasan yang wangi dan khas, membuat Cyra buru-buru menoleh ke arah sebelahnya. Mata Cyra menatap ayan yang digoreng dengan bumbu kalasan tersebut dengan sorot tertarik ataupun tergiur. Akan tetapi Cyra canggung untuk meminta. 'Ah, tunggu saja deh. Biasanya kan M

  • Membuatmu Menjadi Milikku   (PS 39) Kembali Bekerja

    "Ini bekal makan siangmu, Bulan Manis," ucap Ziea sambil menyerahkan kotak bekal makan siang pada Cyra. Hari ini Cyra akan kembali ke kantor dan alangkah terkejutnya dia karena nenek suaminya membuatkan kotak bekal makan siang. Ya, Cyra memang dekat dan bersahabat dengan Ziea, akan tetapi tetap saja dia terharu. Mungkin ini faktor karena sudah lama tak merasakan kehangatan keluarga. Cyra senyum lebar pada Ziea, "terima kasih, Nenek," jawabnya secara antusias dan bersemangat. "Sama-sama, Bulan manisku," jawab Ziea, tak kalah antusias karena mengimbangi sang sahabat. Setelah itu, dia menyerahkan kotak bekal pada cucunya, "ini untukmu, Ken. Ingat! Jaga dan perlakukan istrimu dengan baik di kantor. Jangan menindas Bulan manis Grandma." "Ya, Grandma." Kendrick menganggukkan kepala. Dia dan Cyra pamit pada Reigha dan Ziea kemudian setelah itu segera berangkat ke kantor. Sepanjang perjalanan Cyra terus tersenyum sambil memeluk kotak bekal pemberian sahabatnya. Hal tersebut ta

  • Membuatmu Menjadi Milikku   (PS 38) Pindah

    Cyra berdiri sambil menatap was-was pada Kendrick yang mendekat ke arahnya. Wajahnya tegang karena sedikit takut melihat raut marah Kendrick. Sebetulnya, Cyra tak tahu kenapa Kendrick terlihat marah, yang jelas dia perlu waspada pada Kendrick. "Kenapa telingamu terluka, Cyra Satiya Azam?!" tanya Kendrick kembali, mengulurkan tangan untuk menyentuh daun telinga Cyra yang diperban. "Ada insiden," jawab Cyra sambil bergerak mundur karena tak nyaman pada Kendrick yang terus mendekat serta mengikis jarak. "Insiden apa?" tanya Kendrick lagi. "Pokoknya insiden." Cyra mencoba mengelak dan tak ingin membahas masalah tadi, "tapi masalahnya sudah selesai. Nama Tuan Mas tidak akan terseret, jadi tenang saja," jelasnya karena takut alasan Kendrick marah sebab cemas Cyra mencoreng nama keluarga Azam. "Kenapa kau tidak menghubungiku, Hum?" Kendrick duduk di sofa kemudian menarik Cyra agar duduk di pangkuannya. "Untuk?" Cyra menaikkan kedua alis sambil menatap ragu pada Kendrick. Sejujurn

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status