Share

9. Sebuah Getaran

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2025-05-30 10:08:44
"Selamat datang, Tuan Zeeshan," ucap kepala maid dengan sopan, setelah dia dan maid lainnya membungkuk hormat pada Zeeshan yang memasuki rumah.

Nindi yang berada di tengah para maid dan di depan Zeeshan, cukup syok melihat hal ini. 'Apa setiap hari para maid melakukan ini untuk menyambut Si Es Bon Cabe ini? Nggak sekalian ajah ngundang anggota nasyid untuk menyambut kedatangannya? Ya, biar meriah dikit. Biar muka flatnya ada variasi rasa kasidah.' batin Nindi, awalnya jengah pada Zeeshan yang harus disambut bak raja oleh semua orang, lalu mendadak menegang kaku saat sadar jika pria itu sudah tepat di depannya.

Zeeshan berhenti melangkah tepat di depan istrinya. Dia diam cukup lama, mengamati penampilan Nindi yang terkesan manis dan anggun. Senyuman yang sangat tipis muncul di bibirnya. Sayangnya, tak ada siapapun yang menyadari senyuman tersebut. Saking tipisnya!

"Kau sedang apa di sini?" tanya Zeeshan dengan nada datar, akan tetapi terkesan dingin dan mencekam bagi Nindi.

Nind
CacaCici

Semoga suka dengan 2 bab kita hari ini, MyRe. Oh iya, ada nggak nih di antara MyRe yang kesemsem sama senyuman tipis Cacan? Hehehe … jangan baper dulu yah, MyRe, kata Cacan belum saatnya untuk baper. ಥ⁠‿⁠ಥ(⁠≧⁠▽⁠≦⁠) Terus dukung novel kita dengan cara vote gems, hadiah dan ULASAN MANIS DI KOLOM REVIEW. Sehat selalu untuk semua MyRe dan semangat! IG:@deasta18 (Follow untuk mendapatkan informasi terbaru seputar novel kita)

| 38
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (17)
goodnovel comment avatar
Mom's Kafi Fairuz
disuruh jangan makan dulu ternyata....... khawatir istri tercinta hipertensi wkwkwwk
goodnovel comment avatar
CacaCici
Huaaa ... nggak boleh baper pkoknya. Jangan jadi korban Cacan yah, Kak. Huhuhu ....⁠·⁠´⁠¯⁠`⁠(⁠>⁠▂⁠<⁠)⁠´⁠¯⁠`⁠·⁠.
goodnovel comment avatar
CacaCici
Huhuhu ... harap dipertimbangkan, Kak. Cacan kita masih penuh tipu muslihat loh. (⁠〒⁠﹏⁠〒⁠)
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Membuatmu Menjadi Milikku    92. Salah Tingkah yang Menembus Angkasa

    "Sepertinya ini memang gara-gara udang," ucap Nindi pelan, memilih mencuci muka supaya agar lebih segar–berharap pusing di kepalanya sedikit berkurang. Saat Nindi akan keluar dari toilet, tiba-tiba saja pintu toilet terbuka–memperlihatkan Zeeshan dengan ekspresi tegang yang kentara khawatir. "Sweetheart, kau tidak apa-apa?" Zeeshan mendekat Nindi, langsung meletakkan tangan di pipi lalu beralih meletakkan tangan di kening istrinya. Suhu tubuh istrinya normal akan tetapi wajah Nindi memang terlihat pucat. "Aku tidak apa-apa, Mas Ze," jawab Nindi dengan nada pelan, senyum tipis pada Zeeshan agar meyakinkan suaminya tersebut. "Ayo, keluar." Nindi menarik suaminya pergi dari toilet. Zeeshan hanya diam saat Nindi menariknya dari sana. Mereka berdua kembali bergabung dengan keluarga, makan malam bersama yang dibalut dengan kehangatan. Namun, karena takut muntah lagi, Nindi tidak makan lagi. Dia mengindari makanan berat dan hanya memakan buah yang disediakan. Zeeshan memperhat

  • Membuatmu Menjadi Milikku    91. Cinta dan Dingin

    "Zeeshan apa?" dingin Zeeshan kembali. Nindi tak berani menjawab, menggaruk tengkuk sambil menampilkan wajah muram dan murung. 'Kenapa galaknya balik lagi? Mentang-mentang udah nggak bulan madu, skin Bon Cabenya dipake lagi.' batin Nindi. Zeeshan tiba-tiba menarik lengan Nindi, memaksa perempuan itu supaya ikut dengannya ke kamar mandi. "Ikut aku!" marah Zeeshan. "A-ampun, Mas," gugup Nindi, sedikit memberontak karena mendadak takut saat Zeeshan menariknya ke arah kamar mandi. Apa yang akan pria ini lakukan padanya? Apakah dia akan ditenggelamkan dalam buth up, seperti ibu tiri kejam yang marah pada anak tirinya? Atau dia akan disuruh menyikat lantai kamar mandi? Namun, semua tebakan Nindi tersebut salah. Pria itu malah …. adegan 21 plus-plus. Untung Nindi menikmati-- ah, maksud Nindi, untung sudah halal jadi adegan tersebut tak masuk dalam kategori adegan berbahaya. Setelah selesai dengan ritual manja dan manis tersebut, juga selesai mandi, Nindi buru-buru keluar dar

  • Membuatmu Menjadi Milikku    90. Ampun Mas!

    "Nindi, aku datang untuk meminta maaf," ucap Maura, di mana Andrea menganggukkan kepala karena dia juga ingin meminta maaf pada Nindi. "Oh, yaudah," ucap Nindi santai, akan tetapi menatap ke dua orang tersebut dengan tampang muka tak suka. Katakan Nindi jahat, akan tetapi dia tidak akan semudah itu berdamai dengan kedua orang ini. Maura mempermalukannya di hadapan teman-temannya dan Adrea mempermalukannya di hadapan orang tuanya. Nindi mengatakan iya karena dia tak ingin memperpanjang masalah. "Nindi, kita bisa jadi teman kan?" ucap Andrea, senyum manis pada Nindi. "Masalah kemarin, maaf yah … aku hanya salah paham. Aku benar-benar tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan kamu. Maafin aku yah," tambah Adrea. "Iya," jawab Nindi, menganggukkan kepala. "Nindi, kita juga teman kan?" ucap Maura, menatap gugup pada Nindi sambil senyum kaku. Nindi ingin menjawab, akan tetapi tiba-tiba saja Danish datang. Pria itu menarik Nindi lalu mendorong Nindi supaya masuk ke dalam. "J

  • Membuatmu Menjadi Milikku    89. Sebuah Bakat

    Nindi dan Zeeshan akhrinya kembali ke tanah air, di mana kepulangannya di sambut oleh keluarga besar Adam dan keluarga Azam. Kakek dan nenek Nindi datang, begitu juga dengan kakek nenek suaminya. Mereka semua sama-sama menunjukkan rasa khawatir dan perhatian pada Nindi. Tak lupa sahabatnya, Clara, yang juga datang menjenguk dan menangisinya. Perempuan itu sangat khawatir padanya sehingga tak menangisi Nindi. Akan tetapi sekarang Clara sudah tak menangis, mendadak lupa cara menangis sebab adanya keberadaan Kaze yang sudah Clara klaim sebagai brondong love. "Aduh, Adinda yang cantik ini tidak bisa membuka bungkus coklat ini," ucap Clara, sengaja tak bisa membuka bungkus coklat untuk mencari perhatian pada Kaze, "adakah pangeran yang bersedia membuka bungkus coklatku?" tambah Clara dengan nada lemah, bersikap layaknya perempuan yang tak berdaya. Saat ini dia, Nindi, Kaze dan Danish, berada di halaman samping rumah. Di dalam ada banyak orang, baik keluarga Azam maupun keluarga besar

  • Membuatmu Menjadi Milikku    88. Masalah Serius 4 Makhluk

    Gisella menganggukkan kepala, selanjutnya mengatakan semua kelakuan Andrian. Termasuk memaksanya mengenakan topeng silikon berbentuk wajah Nindi–saat dia dan pria itu bercinta. Dia juga merencanakan secara detail tentang penculikan Nindi, termasuk bagian Nindi pura-pura senang diculik dan bersedia menikah dengan Andrian, padahal diam-diam perempuan itu merencanakan pelarian. Dia juga menceritakan bagian Andrian berjanji menikahinya lebih dulu barulah menikahi Nindi, akan tetapi Andrian berkhianat. Hanya ada satu gaun dan itu untuk Nindi. Dari sana lah dia menemui Nindi, awalnya dia ingin membunuh Nindi karena merebut Andrian darinya. Tetapi Nindi berhasil menyakinkannya bahwa Nindi tidak sudi menikah dengan Andrian, itu hanya taktik supaya Andrian tidak melakukan hal-hal tidak baik padanya. Akhirnya dia sepakat membantu Nindi, bertukar posisi–dia menjadi pengantin untuk Andrian, lalu Nindi melarikan diri ke hutan. "Saat Andrian tahu akulah perempuan yang dia nikahi, dia sangat marah

  • Membuatmu Menjadi Milikku    87. Tuan Muda Azam

    "Tuan Da-Danzel." Devson terbata-bata saat menyebut nama itu. Pemilik nama ini pernah dua kali hampir membunuhnya. Pertama, saat dia mencoba merebut istri pria ini. Yang kedua, saat putra angkatnya–Andrian, kedapatan menggunakan kamar putri pria ini sebagai tempat bercinta. Dulu, mereka sempat berbaikan. Namun, karena kejadian yang diperbuat oleh Andrian, pertemanan antara dia dan Danzel kembali rusak. Bahkan karena hal itu, Devson tak berani datang ke negara pria ini–saking takutnya dengan ancaman dari pria ini. Devson mencoba menenangkan diri lalu berbicara pada Danzel. "Tuan Danzel, tolong jangan halangi saya. Meskipun dia menantumu tetapi tidak seharusnya anda melindunginya. Dia telah melenyapkan putraku." "Dan kau tahu kenapa menantuku melenyapkan putra angkatmu yang brengsek itu?" Danzel mendekat ke arah Devson, di mana pak tua bernama Devson tersebut langsung mundur saat Danzel mendekat padanya. "Sa-saya tidak terlalu tahu. Tetapi yang saya tahu putraku telah tiada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status