Share

Akting

Author: Kiki Miki
last update Last Updated: 2025-03-13 12:47:47

Pandangan seluruh wartawan yang ada di sana kini tertuju pada Raya. Sebagian dari mereka ada yang menatap tak percaya, namun tidak sedikit yang melihatnya dengan tatap mengasihani.

Raya sendiri seperti biasa hanya diam, terlihat anggun dan kalem karena memang tampilan seperti itulah yang bisa dia tunjukkan di depan umum untuk menjaga nama baik suami dan mertuanya.

Meski dia tahu kalau suaminya sudah teramat muak kepadanya, tapi Raya tahu dengan pasti kalau kata-kata Kai yang baru saja diucapkannya itu tidak sungguh-sungguh ia katakan untuk memberi tahu para wartawan itu bagaimana situasi rumah tangga mereka yang sebenarnya.

Pasti Kai mengatakan itu dengan tujuan tertentu. Kai sudah punya skill pro dalam hal mengatasi para wartawan itu.

"Siapa di antara kalian yang merasa terpaksa?" desak wartawan itu lagi.

Kal melirik Raya dan mendapatkan cibiran dari mulut wanita itu.

"Sebenarnya ..."

Kai terdiam sejenak sehingga para wartawan itu semakin mendekatkan diri pada Kai agar dapat mendengar lebih jelas.

"Gaiirahku yang memaksa aku untuk cepat-cepat menikahi Raya. Hahaha! Gimana ya? Namanya sudah kebelet kawin ya mau nggak mau terpaksa nikah deh!" tawanya tergelak sambil terbahak-bahak.

Terdengar sorakan para wartawan yang merasa diprank oleh para wartawan itu. Sementara Raya dalam diam hanya menghembuskan napas lega.

“Hahaha ... lagian kalian sebenarnya dapat gosip seperti itu darimana saja sih? Segala-gala aku dituduh selingkuh. Apa kalian tidak memikirkan nasibku di rumah nanti? Meski bukan istri yang pemarah, tapi bisa-bisa istriku yang cantik ini sakit hatinya nanti dan menyuruhku tidur di luar. Di mana perasaan kalian, Bro!” kelakar Kai sambil kini tangannya merangkul erat pundak Raya.

Raya merespon itu dengabn tawa kecil sambil menatap Kai seolah candaan Kai itu benar-benar lucu. Bukan sekali dua kali mereka harus berakting sok mesra di depan para wartawan, tapi selalu, hampir setiap waktu.

“Lalu, apa yang kalian lakukan di dalam apartemen berdua saja dengan Vero? Kalau bukan karena ada affair lalu apa?” tanya wartawan lain yang tidak mudah dikecoh oleh candaan Kai itu.

“Astaga, kalian pikir memangnya apa? Seperti yang kalian tau, kalian juga yang bilang tadi, Vero itu lawan mainku di Sinetron Madu untuk Maudy, jadi wajar kalau aku mampir di apartemennya kan? Ada banyak hal tentang pekerjaan yang harus kami bahas. Lagipula siapa bilang kami hanya berdua?”

“Aku sengaja menelepon istriku biar dia datang. Karena memang ada juga beberapa rencana pekerjaan yang aku butuh persetujuan istriku sebelum tanda tangan kontrak. Kalau mau selingkuh buat apa aku panggil kamu, benar kan, Sayang?” tanya Kai meminta dukungan pada istrinya itu.

Kai kini menurunkan rangkulannya dari pundak ke pinggang Raya untuk menunjukkan pada semua yang ada di sana bahwa hubungannya dengan istrinya tak ada masalah dan mereka mesra-mesra saja seperti pasangan pada umumnya.

Sekilas namun tak ada yang memperhatikan, Raya memutar bola matanya malas. Dia bukan artis tapi kemampuannya berakting selalu dibutuhkan setiap waktu.

“Iya, saya datang ke sini karena ditelepon oleh Kai. Lagian aneh, kok bisa sih kalian punya pemikiran seperti itu? Saya sudah kenal lama dengan Vero, sudah seperti saudara juga. Lagipula memang ketemuan apa salahnya sih? Mereka perlu membangun chemistry biar sinetron yang mereka mainkan bagus. kok bisa sih teman-teman wartawan mikirnya jelek gitu? Nanti saya jadi over thinking beneran loh,” kekeh Raya.

“Tapi banyak loh, Ray, teman yang makan temannya sendiri. Di kalangan artis bahkan ada artis yang selingkuh dengan suami temannya sampai punya anak. Mbak Raya dengar kabar itu juga kan?” kata wartawan lain mengingatkan.

Raya mengangguk.

“Iya, tapi orang kan beda-beda, Mbak. Saya yakin dan percaya kalau suami saya dan Vero nggak mungkin kayak gitu? Iya kan, Sayang?” kata Raya sambil bergelayut mesra di lengan Kai.

“Ya, nggak dong! Punya istri satu aja, cantiknya kayak gini nggak habis-habis. Buat apa selingkuh?” balas Kai sambil memeluk Raya dan mengacak-acak rambutnya dari belakang.

“Gombal deh!” sahut Raya sambil mencubit pelan perut Kai.

“Awww!! Sakit, Ayang!!”

Dengan akting senatural itu, siapa yang tidak terkecoh? Di mata orang lain gestur Kai dan Raya, bagaimana mereka saling memperlakukan pasti terlihat manis.

“Lalu, bagaimana soal foto kamu yang lagi ciuman dengan Vero di kolam renang itu, Kai?” celutuk seorang wartawan lagi mengingatkan tentang salah satu foto skandalnya yang beredar di jagad maya beberapa bulan yang lalu.

“Editan itu. Sudah dibilangin juga. Vero juga sudah konfirmasi kan kalau foto yang beredar itu sebenarnya foto dia dengan pacarnya yang diambil dari jarak jauh oelh orang tidak bertanggungjawab? Yang jelas bukan aku. Bukan ya! Sekali lagi bukan, jangan ngadi-ngadi! Kita mau pamit dulu. Soalnya masih ada urusan lain!” kata Kai sambil mengatupkan kedua telapak tangannya memohon untuk undur diri.

Kai segera menuntun Raya untuk segera pergi dari sana.

“Kai, Kai!! Raya!!! Satu pertanyaan lagi! Gimana dengan momongan? Kalian berdua apa belum ada niat punya momongan?” tanya wartawan lain sambil mengikuti langkah mereka ke arah parkiran mobil.

“Ada. Ada niat, cuma belum di kasih saja sama yang di atas. Mohon doanya, ya Mas, Mbak biar disegerakan! Kita pamit dulu. Istri saya sudah capek soalnya!” jawab Kai dengan harapan para wartawan itu mundur dan membiarkan mereka pergi.

***

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Membuatmu Takluk Padaku   Demi Sebuah Misi

    Mereka telah melakukan hal yang panas itu lebih dari setengah jam yang lalu, namun keduanya belum beranjak dari tempat tidur Kai. Rasanya sangat canggung. Terutama bagi Raya, namun tak terkecuali juga bagi Kai. Padahal saat melakukan hal itu tadi keduanya sampai menggebu-gebu sampai tak peduli hal apapun. Bahkan Vero saja tidak menjadi gangguan dalam percintaan mereka.Kini mereka berada di bawah selimut coklat milik Kai dan tidak melakukan apa-apa sedari tadi. Mau langsung tidur pun rasanya akan janggal, karena bahkan saat itu belum tengah hari. “Baiklah, aku rasa aku akan ke kamarku dulu,” dehem Raya.Ia berusaha melilitkan selimut itu ke tubuhnya agar ia bisa dengan leluasa memungut bajunya yang berserakan di lantai.Namun Kai yang juga berada di bawah naungan selimut itu, menahan selimut coklat itu hingga Raya gagal menutupi semua tubuhnya.“Kai …” protes Raya kesal karena Kai terlihat seperti sengaja menghalang-halanginya. “Aku sudah bilang kalau mulai sekarang kita akan tingg

  • Membuatmu Takluk Padaku   Bermain Gila Di Belakang Vero

    Barangkali Raya sudah gila membiarkan Kai kini menyingkap bajunya dan tangan itu kini telah menangkup payuudaranya yang berukuran bulat sempurna dan bertekstur fluffy itu. Kai menelusupkan jari jemarinya ke dalam bra berwarna putih itu dan mencari-cari sesuatu yang menjadi puncak di gunung kemmbar itu. “Ray, aku mau nen, boleh?” bisiknya nakal.Sungguh, demi apa Raya harus mendengar kata-kata menggelikan itu. Sungguh Raya sangat yakin itu hanya kata basa-basi saja, karena beberapa detik setelahnya Kai sudah menurunkan kepalanya dan melakukan apa yang dia inginkan itu.Kini posisi mereka saling berhadapan di sofa itu, tak lagi Kai menindih tubuh Raya. Namun tak ada lagi pemberontakan dari Raya, karena kini Raya sedang melihat seorang bayi tua yang sedang asyik ‘menyusu’ padanya.Raya barangkali sudah gila, separuh otaknya mengutuk dirinya yang diam saja diperlakukan seenak hati oleh Kai. Tapi saat-saat seperti ini, Raya merasa tersanjung dan seperti ada perasaan dibutuhkan kan.Sadar

  • Membuatmu Takluk Padaku   Boleh Aku Lanjut?

    Kai kembali menghela napas mengingat semua yang terjadi di masa lalu. Mungkin Raya tidak tahu bahwa Kai sendirilah yang meminta kepada ayahnya untuk menikahi dirinya. Wanita itu mungkin berpikir bahwa itu semata-mata adalah permintaan, ayahnya. Kai sendiri sebenarnya memutuskan untuk bersedia menikahi Raya, tidak lain dan tidak bukan adalah hanya demi kesehatan ayahnya yang mengkhawatirkan kala itu. Selain itu Kai tidak mau sang Mama ikut-ikutan menjadi drop karena melihat suami yang dikasihinya jatuh sakit.Meski di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, dia masih menyimpan sedikit perasaan kepada wanita itu yang berulang kali selalu dia tepis, namun Kai tidak pernah benar-benar ingin Raya menjadi pendamping hidupnya.Alasannya sederhana saja. Dia tidak ingin ayahnya merasa bahagia, hanya itu. Ayahnya tidak pantas selalu mendapatkan kebahagiaan yang diinginkannya padahal sejatinya pria itu berkhianat di belakang orang yang dia cintai.Sedang ia melamunkan hal-hal yang terjadi di ma

  • Membuatmu Takluk Padaku   Izinkan Aku Menikahi Raya

    Hidup Kai berubah sejak saat itu. Sikap dan pandangan hidupnya pun berubah. Ia tidak lagi menjadi anak baik yang penurut seperti sedia kala. Setelah mengetahui rahasia terbesar sang ayah, Kai tidak mengatakan hal itu kepada sang Mama. Ia tidak sampai hati menghancurkan hati ibunya itu. Dia yang hanya merupakan anak saja merasa sakit hati atas penghianatan ayahnya kepada, bagaimana dengan ibunya nanti? Tentunya ibunya tidak akan melewati itu dengan mudah. Sebab Kai sangat tahu kalau sang mama sangat mencintai ayahnya. Hidup dan matinya telah didedikasikan sepenuhnya kepada suaminya. Maka tak akan terbayangkan oleh Kai betapa patah hatinya sang Mama kalau suatu saat dia tahu kalau suaminya tercinta telah mengkhianatinya.Itu semua yang menjadi alasan bagi Kai untuk tetap bungkam dan tidak mengatakan apapun mengenai perselingkuhan ayahnya. Namun sejak saat itu Kai bukan lagi anak yang patuh, ia menjadi anak yang apatis dan pembangkang khususnya terhadap apa pun kehendak ayahnya.Pun me

  • Membuatmu Takluk Padaku   Sangat Mengenalnya.

    Kai menatap punggung Raya yang sedang naik tangga dan kemudian belok kiri hingga menghilang di balik pintu kamarnya. Pria berusia dua puluh tujuh tahunan itu menghela nafas dan menghempaskan dirinya sendiri di tempat yang tadi diduduki oleh Raya. Pikiran pria itu melayang-layang ke waktu tiga belas tahun silam. Ke masa di mana Kai dan Raya baru saja lulus SD. Waktu yang terlalu dini bagi seorang anak untuk tahu cinta-cintaan, persis seperti yang dikatakan Raya tadi. Tapi Kai tidak berbohong, di antara teman-teman sekelasnya di bangku SD, Raya adalah teman perempuan yang paling menarik perhatiannya. Usianya satu tahun di atas Raya, tidak ada yang aneh. Kai dimasukkan SD oleh orang tuanya di saat usianya 7 tahun, sementara Raya sendiri di usia 6 tahun. Di umurnya yang menginjak masa remaja, bukan hal yang mengherankan bukan jika dia mulai menyukai lawan jenis? Raya adalah teman perempuan yang paling dia suka. Bukan hanya karena paras yang cantik, Raya juga cerdas dan tentu

  • Membuatmu Takluk Padaku   Justru Karena Aku Setia

    “Kamu nanya kenapa aku marah?” Raya mengulang pertanyaan Kai itu sambil geleng-geleng kepala.“Iya. Memangnya kamu kenapa marah?”Raya mendengus. Rasanya percuma ia mengatakan apa pun saat ini. Kai si manusia tanpa hati itu mana mungkin sadar kalau dia telah menyakiti hati seseorang.“Nggak. Nggak kok. Aku nggak marah. Aku cuma pengen sendiri tapi kamu sama sekali tidak memberiku ruang untuk itu,” jawab Raya masih sedikit kesal.“Iya, tapi untuk apa sendiri kalau nyatanya saat ini kita sedang berdua. Bukankah berdua lebih baik?” Kai masih saja ngeyel sembari bermain mata pada Kai.Kali ini Kai ganti turun ke anak tangga di bawah anak tangga tempat Raya berdiri. Ia menghalangi jalan Raya yang ingin turun ke bawah.“Selama ini kamu kemana aja? Bukannya memang selama ini kita sendiri- sendiri. Sudah sana minggir!!” kata Raya kesal.Ia lantas menabrak Kai begitu saja hingga Kai sampai berpegangan agar tidak jatuh.Raya tidak peduli. Ia lantas menuju ruang televisi dan memilih untuk menont

  • Membuatmu Takluk Padaku   Eneg Apa Enak?

    “Kok diam? Lupa? Apa perlu kuingatkan lagi?” ejek Kai pada Raya yang tiba-tiba diam terpekur. Raya bukannya tidak ingat moment itu. Moment di mana Kai menciumnya waktu itu. Ia sempat kaget, terpekik dan mundur beberapa langkah ke belakang. “Itu bukti kalau kita pacaran.” Raya Masih sempat mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Kai, namun dirinya sudah berbalik badan dan berlari menuju tempat di mana ia meninggalkan rombongan pengantar keluarga Hartono terakhir kali. “Eh, Raya. Kok kamu baliknya sendiri? Tadi Kai nyariin kamu loh karena kamu kelamaan balik dari toilet,” kata Bu Sari mana kala putrinya itu kembali dari toilet sambil berlari.Perhatian yang lain pun tertuju pada Raya. “Kai mana?” tanya Bu Irma.Raya tidak menjawab melainkan melihat ke arah toilet dari mana dia datang tadi. Terlihat Kai sedang berjalan menuju mereka. Raya cepat-cepat menyembunyikan dirinya di belakang tubuh sang ibu. Susah ia jelaskan bagaimana malunya dia saat ini. Kai menciumnya, gila! Raya me

  • Membuatmu Takluk Padaku   Bukti Kita Pacaran

    “Kok belum siap-siap?” tanya Aswin pada putrinya, Raya.“Ayah sama ibu aja deh yang pergi. Raya di rumah saja,” tolak Raya dengan wajah cemberut.Aswin mengernyitkan kening melihat sikap putrinya. Lalu pria itu pun menghela napas dan duduk di samping Raya yang sedang membaca komik kesayangannya. “Yakin? Setelah ini kamu mungkin akan lama lagi loh bisa ketemu Kai,” kata Aswin dengan nada membujuk. “Biarin aja,” jawab Raya singkat.“Tapi kan kalian sahabat?” “Siapa bilang? Kai itu menyebalkan kok aslinya. Biar aja dia pindah ke Singapura. Nggak ketemu selamanya juga nggak apa-apa,” jawab Raya jutek.Asmin lagi-lagi hanya bisa mengernyitkan kening, namun dia memilih untuk membiarkan saja apa yang diinginkan oleh putrinya itu. “Ya sudah kalau begitu. Kalau kamu nggak mau ikut, ya kamu jaga rumah aja kalau gitu,” kata Aswin.Ucapannya hanya dibalas dengusan oleh Raya. Aswin tidak berniat memaksa Raya. Ia pun segera memanggil istrinya ke kamar. Sebagai orang yang telah mengabdi lama pa

  • Membuatmu Takluk Padaku   Kalian Cocok Tau ...

    “Raya!! Kamu sudah lihat belum hasil ujian nasional? Kamu dapat nilai terbaik di seluruh SD tingkat kota loh! Selamat ya!!” ucap Agnes.Kala itu Raya masih berusia 12 jalan 13 tahun. “Oh, ya? Aku belum lihat juga tuh. Kamu tahu dari mana?” tanya Raya.“Aku tadi nggak sengaja dengar pas lewat ruang guru. Pas ku cek di papan pengumuman ternyata nilai kamu memang setinggi itu. Selamat sekali lagi ya, Ray! Aku iri deh,” ucap Agnes lagi.Raya dengan tak sabar segera menuju mading sekolahnya untuk melihat kebenaran kabar yang disampaikan oleh Agnes.Tak hanya dirinya, ternyata teman-temannya juga telah banyak berkumpul di situ. “Wah, ini inih bintangnya. Membuat bangga nama sekolah kita. Raya, habis ini kamu mau lanjut di SMP mana?” tanya Fauzi.“Emm, masih belum pasti. Tapi ayah bilang kalau bisa aku masuk di SMP 1 saja,” jawab Raya jujur.“SMP favorit, sudah pasti masuklah. Raya kita memang nggak kaleng-kaleng. Pasti masuk, yakiiin!!” kata Fauzi didukung oleh teman-temannya yang lain.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status