Share

Kedatangan Tara

"Carilah wanita yang masih lajang, Sat. Masa depanmu masih panjang."

"Masa depanku kamu dan Aluna, Mbak."

Hening, kami tenggelam dalam rasa canggung. Hingga diam adalah jalan terbaik dari masalah ini.

"Ayo turun, Mbak!"

Aku mengangguk lalu turun. Kami berjalan beriringan menuju rumah makan dengan menu selat Solo yang terkenal itu.

"Mbak mau makan apa?" tanyanya.

"Selat Solo saja, Sat."

Satriya segera memesan dua selat dan minumannya. Tak berapa lama pesanan kami datang. Segera kami menikmati makanan khas Kota Solo ini.

"Mbak."

"Hem!" Aku melanjutkan makan selat tanpa menoleh ke arah Satriya.

"Kalau orang ngomong dilihat, Mbak."

Meletakkan sendok, kutatap lelaki yang kini duduk di hadapanku itu.

"Kenapa sih, Sat?"

"Mbak tahu masa lalu Imelda?" Aku mengangkat bahu.

"Yang Mbak tahu sebentar lagi dia akan menjadi kakak iparmu." Satriya mencebikkan bibir.

"Aku serius lho, Mbak," ucapnya kesal.

"Mbak gak tahu, Sat, dan gak mau tahu!" ucapku kesal.

Sedang enak-enak menikmati selat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status