LOGINSeharusnya setelah melakukan hubungan badan berjam-jam lamanya pasti dia merasa lelah, anehnya Renaldi malah merasa semakin kuat. Bahkan ketika memandang wajahnya di cermin dalam kamar Vira tampaknya dia terlihat dua sampai empat tahun lebih muda dari usianya.Vira memeluknya dari belakang sambil tersenyum."Ada apa?" Tanya Vira padanya."Entahlah, tubuhku rasanya sangat kuat, aku nggak lelah meski sudah klimaks berulangkali, setiap kita melakukan hubungan badan yang ada di benakku hanya ingin terus menyetubuhimu lagi dan lagi, nggak dulu nggak sekarang, Vir," ungkapnya jujur.Vira meraba batang kejantanan Renaldi dan mendapati batang pria itu sudah mengeras."Sudah hampir pagi, kita tidur saja Re," ujarnya seraya mengukir senyum pada bibirnya. Vira melepaskan sentuhan tangannya lalu melepaskan pelukan dari pinggang Renaldi.Renaldi merasa tidak senang dengan jawaban Vira dia langsung memutar badan dan mengangkat tubuh Vira ke atas ranjang lalu mengurungnya menggunakan kedua lengannya
"Vira? Sayang, kamu kenapa?" Tanyanya pada Vira dengan wajah cemas. Renaldi menyentuh perut Vira yang sakit dan tiba-tiba rasa sakit yang dirasakan Vira langsung lenyap secara ajaib. Vira tampak lega lalu langsung memeluk Renaldi dengan pelukan erat."Re, entahlah, perutku tadi sakit sekali rasanya seperti dipukuli dari dalam, anak di dalam perutku marah, aku tidak tahu alasannya, tapi setelah kamu sentuh aku merasa lebih baik, sepertinya kalau kamu di sini bayiku baru mau tenang, dia ingin kamu di sini, aku nggak bohong, Re!" tuturnya dengan wajah sungguh-sungguh.Renaldi tahu Vira tidak berpura-pura, dia melihat wajah Vira yang pucat sudah membuat hatinya sedih.Melihat penampilannya malam ini entah kenapa Renaldi tiba-tiba merasa ingin melakukan hubungan intim, dia tanpa ragu sedikitpun langsung mengusap organ intim Vira."Mungkin bayimu menginginkan aku datang untuk melakukan hubungan intim," bisiknya sambil mengusap vagina Vira dengan sangat lembut.Vira menganggukkan kepalanya.
Meskipun menolak saran dari Renaldi, Ambarwati tidak menunjukkan ekspresi wajahnya di depan Renaldi. Selama menjaga Melati di rumah sakit Ambarwati berusaha menunjukkan sikap yang baik untuk mengambil hatinya namun Renaldi tetap tidak tertarik atau merasa harus bersikap baik terhadap Ambar.Saat larut malam dan Melati sudah pulas dalam tidurnya, Ambarwati mendekati Renaldi yang sedang duduk di kursi koridor. Pria itu duduk bersandar dengan mata terpejam sambil melipat kedua tangannya.Mendengar kursi di sebelahnya berderit Renaldi spontan membuka matanya."Tidurlah di sofa dalam ruangan, kenapa kamu menyusulku ke sini?" Tanyanya dengan dengusan napas. Sikap yang ditunjukkan Renaldi jelas sekali tidak menginginkan kehadiran Ambarwati di sampingnya. Ambarwati menyentuh tangannya dan Renaldi langsung menghindar dengan mengangkat tangannya menjauh dari sentuhan Ambarwati."Mas Re, aku datang ke sini hanya ingin menemanimu, aku tidak bermaksud membuatmu merasa tidak nyaman." Ambarwati men
Beberapa menit kemudian bibi yang bekerja di kediaman Vira masuk ke dalam kamar Vira. Dilihatnya Vira sedang duduk menghadap cermin meja rias sambil menyisir rambut panjangnya. Vira baru saja selesai mandi, hari sudah hampir senja."Neng, Aden bilang dia akan pergi ke rumah sakit," ucapnya pada Vira."Ya," jawab Vira. Hanya sepatah kata itu yang Vira ucapkan pada bibi pelayan.Bibi tua segera keluar dan hendak mengatakan jawabn Vira namun saat melihat ke ruang tamu ternyata Renaldi sudah pergi meninggalkan halaman rumah Vira bersama mobilnya.Bibi pelayan mulai merasa cemas, dia pikir akan terjadi hal buruk lagi setelah kejadian pagi ini.Bibi tua menutup pintu lalu masuk ke dalam.Dia tidak melaporkan kepergian Renaldi pada Vira.Vira sendiri sudah tahu dan dia juga sudah mendengar suara mobil Renaldi meninggalkan kediamannya.***Dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, Renaldi terus memikirkan semua kejadian yang dia alami di rumah Vira tadi."Kenapa aku jadi takut begini? Tapi apa
***Di kediaman Vira, hari sudah sore. Vira berada di dapur, bibi pelayan sudah pulang dan mereka menyiapkan makan malam bersama."Syukurlah Neng Vira nggak apa-apa, tadi Bibi khawatir kalau sampai mereka menyakiti Eneng," ujarnya sambil tersenyum lega.Vira tidak mengatakan apa-apa karena dia sendiri juga tidak melakukan apapun untuk membuat para pria bertubuh besar itu pergi dari kediamannya.Vira hanya menaikkan kedua alisnya lalu memikirkan semua yang terjadi pada pagi ini."Mungkin keajaiban yang dibicarakan orang-orang memang benar ada," gumam Vira pada dirinya sendiri.Beberapa menit kemudian Vira mendengar suara Renaldi keluar dari pintu kamar mandi. Pria itu baru saja selesai membersihkan tubuhnya."Re, makanlah dulu sebelum pergi, aku sudah memasak untukmu," ucapnya dari arah ruang makan.Renaldi bergegas melihat ke ruang makan, Vira memang sudah menyiapkan makan malam untuk dimakan bersama-sama.Renaldi segera duduk dan menikmatinya. Vira duduk di sebelahnya menemani Renal
Vira menatap Ambar yang kini terbaring tidak jauh dari posisinya, dia melihat Renaldi bergegas menghampiri dan duduk berjongkok di samping Ambar.Renaldi tidak mengatakan apa-apa padanya dan langsung menggendong Ambarwati membawanya ke dalam mobil.Vira tidak ingin melihatnya lebih lanjut, dia juga hanya sekilas menatap ke arah Adinda.Perkataan Adinda tadi sudah cukup untuk didengarnya, Vira tidak marah tapi juga enggan mengatakan sesuatu untuk membela diri. Dia rasa penjelasan tentang dirinya tidak dibutuhkan lagi.Vira berjalan pelan masuk ke dalam rumah, Renaldi baru saja menutup pintu mobilnya dan melihat Vira pergi begitu saja bergegas mengejar dan begitu menyusul masuk ke dalam dia langsung menyambar tangannya hingga tubuh kurus Vira terjatuh ke dalam pelukannya."Kamu urus istrimu Re, aku baik-baik saja di sini." Kalimat tersebut terdengar seolah-olah Vira sedang mengusirnya pergi dan tidak membutuhkan Renaldi lagi.Renaldi meraih tengkuknya lalu melumat bibirnya. Vira memeja







