Prolog

Vindreya Sanjaya. Kata orang, gadis berumur 17 tahun itu sangat beruntung karena dianugerahi wajah cantik bak putri kerajaan. Tak hanya itu, dia juga memiliki kemampuan di mana dia bisa mengendalikan mimpinya. Tak ingin menyia-nyiakan kemampuannya itu, Vindreya mensetting mimpinya dengan menciptakan situasi di mana dia diperebutkan oleh kedua teman kelasnya yang masing-masing bernama Kenzo dan Elvano. 

Alasan paling kuat mengapa Vindreya mensetting mimpi seperti itu adalah karena di dunia nyatanya, dia tidak mampu meluluhkan hati Kenzo ataupun Elvano yang dijuluki sebagai pangeran kelas itu. Beribu-ribu cara telah dilakukan oleh Vindreya, tetapi tetap saja dua pangeran kelas itu sulit sekali untuk didekati. 

Indahnya mimpi yang disetting oleh Vindreya membuatnya terlena dan enggan kembali ke dunia nyata di mana dia telah berhari-hari menjadi putri tidur. Orang-orang mencemaskannya dan takut jika dia tidak akan pernah bangun lagi. Hingga pada akhirnya, muncul seorang gadis bernama Hansa dalam mimpi Vindreya yang akhirnya berhasil mengajak Vindreya kembali ke dunia nyatanya. Pada dasarnya, seindah apapun mimpi, dunia nyata tetap tidak boleh ditinggalkan. 

Di dunia nyata, Vindreya lagi-lagi harus berjuang mati-matian mendekati Kenzo dan Elvano. Gadis itu tak peduli dicap sebagai “gadis genit nan bobrok yang menyukai dua pria sekaligus”. Vindreya hanya belum sadar bahwa sebenarnya dia hanya mencintai satu di antara dua pangeran kelas itu. 

Momen demi momen terlalui hingga akhirnya muncul sebuah keajaiban di mana Kenzo dan Elvano sama-sama mencintai Vindreya. Bukannya menikmati perasaan bahagia, Vindreya justru terjebak dalam kisah cinta segitiga yang begitu rumit. Butuh banyak sekali pengorbanan dan air mata hingga pada akhirnya Vindreya berhasil bersatu dengan pangerannya yang sesungguhnya.