Share

Bab 16. Sakit (2)

Suhu tubuh Aeri mencapai 38,3 derajat Celcius. Arvan mengganti kompres di dahi Aeri.

"Halo paksu, apakah kamu tidak marah lagi dengan istrimu?" Dalam keadaan demam, Aeri masih sempat berbicara.

Seolah tak merasakan sakit, wanita itu malah tersenyum padanya.

"Bisa diam, tidak." Arvan belum sepenuhnya memaafkan Aeri atas kejadian kemarin. Dia juga tidak akan mau menjaga Aeri jika bukan karena dia harus.

Aeri tiba-tiba tertawa, dia menyentuh wajah Arvan yang tangannya langsung disingkirkan, dia tidak menyerah, dia mengulangi perbuatannya hingga Arvan kesal.

"Aeri, kamu tidak mendengar apa yang aku katakan padamu."

Aeri mengernyit sesaat mendengar jepretan Arvan.

"Tapi aku suka menyentuh Arvan, wajah Arvan dingin, tidak seperti wajahku, panas." Dia menyentuh wajahnya.

“Jangan aneh-aneh, Ri.”

Tiba-tiba Airi menangis. "Kenapa Arvan seperti itu, dia jahat sekali pada Aeri."

Arvan tidak tahu harus bagaimana menanggapi Aeri.

Ia bahkan heran dengan tingkah Aeri yang tidak biasa.

"Ae
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status