PoV Sumi
Sudah 5 tahun lamanya aku dan Mas Virza menjalin hubungan, sedari awal hubungan kita baik-baik saja. Akan tetapi semua berubah semenjak Mas Virza bekerja pada perusahaan di kota, dia berjanji akan menikahi ku setelah bekerja disana. Aku menanti kedatangan mas Virza untuk datang melamar tapi dia tak kunjung datang. 2 tahun pertama dia masih sering mengabari ku, hingga dia berubah setelah 2 tahun itu. mas Virza bahkan tak ada kabar saat itu, dia memblokir semua sosial media dan nomor telfonku. Itulah yang membuat aku nekat menemuinya di kota. Mas Virza sempat memberiku alamat kosnya, bermodal alamat itu aku mencari keberadaan kekasihku. **(Flashback 7 bulan yang lalu)Aku tiba pada alamat kosan itu, aku celingak celinguk karena memang bingung ingin bertanya pada siapa. "Mbak cari siapa?" pria dengan perawakan yang tinggi dan tampan menepuk bahuku. "Cari pacar saya Mas, dia bilang ngekos disini," jawabku, mana tahu pria ini bisa membantuku atau mengenal Mas Virza. "Namanya siapa?" tanya pria itu. "Virza namanya Mas, ini fotonya," aku mengeluarkan ponsel dan memperlihatkan foto Mas Virza. Pria itu manggut-manggut saat melihat foto Mas Virza, yang aku tunjukkan. "Gimana Mas, kamu kenal?" tanyaku penasaran karena dia belum mengatakan apapun."Kenal! Dia teman sekantor saya. Sebelumnya memang dia ngekos disini tapi sekarang sudah pindah," jawab pria itu."Pindah kemana mas?" "Kerumah istrinya!" Deghh....! Aku terkejut saat mendengar jawabannya, kerumah istri? Mas Virza apakah dia, gak mungkin dia mengkhianati ku."Dia kan belum menikah, saya calon istri nya!" teriakku pada pria itu."Dia udah menikah dengan wanita yang bernama Della," jelas pria itu kembali. "Gak! Anterin saya untuk menemui calon suami saya, Mas!" aku memohon pria itu menolongku untuk menemui Virza. "Gimana ya," sahut pria itu ragu."Tolong Mas, saya mohon," pintaku."Oke deh, siapa namamu?" tanya pria itu, menanyakan namaku. Karena kami belum berkenalan sejak tadi."Ina," aku memperkenalkan diri, ya nama lengkapku "Suminah" tapi aku mengenalkan namaku Ina pada orang baru. "Saya, Dani!" sahut pria itu. Jadi namanya Dani, tampan juga sih di banding Mas Virza. Mas Dani mengajakku untuk sementara menginap di kosnya, karena kebetulan kos itu campur jadi bebas untuk membawa seseorang ikut menginap. "Apa yang mau kamu lakukan setelah bertemu Virza?" tanya Mas Dani di malam aku menginap. "Tentu saja aku minta di nikahi seperti janjinya dulu!" Mas Virza dulu berjanji untuk menikahiku setelah mempunyai banyak uang dari bekerja."Aku gak yakin kalau Virza bakal mau menikahimu, bahkan untuk menemui saja dia mungkin tidak mau," tukas Dani."Mas Virza sangat mencintaiku, tidak mungkin dia akan bersikap seperti itu!" walaupun aku sadar perkataan Dani mungkin ada benarnya, mengingat bahwa dia saja tega menikah diam-diam dengan wanita lain. "Dia gak akan mau meninggalkan istrinya yang sekarang. Asal kamu tahu Ina, Virza sekarang mempunyai istri kaya raya, pewaris tunggal. Semenjak menikah dengan Della, hidup Virza berubah drastis!" "Berubah bagaimana?" aku semakin khawatir. "Berubah jadi Sultan! Gaya hidupnya mewah, dan bahkan menjadi Direktur di perusahaan berkat istrinya. Mana mungkin dia mau melepaskan tambang emas itu dan memilih kamu," Dani bicara apa adanya. "Aku tidak peduli, aku akan kembali merebut Mas Virza dari wanita itu, siapa namanya?" "Della..!" sahut Mas Dani. "Aku akan merebutnya dari Della itu, dia sudah merebut calon suamiku!" "Della mah gak ngerebut, secara Virza gak pernah mengaku punya calon istri, dan mengaku single! Tapi aku tahu bagaimana caranya buat kamu dapatin Virza kembali," ujar Dani dan menatapku. "Apa rencananya?" aku antusias untuk mendengarkan. "Udah besok ikut aku ke kantor dan aku akan membawa langsung ke hadapan Virza,""Aku setuju," awas kamu Della, aku hancurkan rumah tangga kalian. **Pagi ini aku diajak Mas Dani untuk berkunjung kekantor itu. Mas Virza tampak baru saja turun dari mobil mewahnya, pintunya saja di buka oleh supir. Begitu mewah hidupnya sekarang, dia juga semakin tampan dengan setelan jas warna hitam. "Itu benar Mas Virza?" gumamku saat melihat kearahnya. "Seperti yang ku bilang, calon suamimu itu udah jadi Sultan!" sahut Mas Dani yang berada di sampingku. Mas Dani mengajakku masuk kedalam kantor yang sangat luas itu, bahkan menuju ruangannya saja harus naik lift. Aku yang biasa tinggal di kampung pasti merasa takjub melihat semua ini. Aku dan Mas Dani memasuki ruangan Direktur tempat Mas Virza kini. "Vir, aku bawa calon istrimu!" ujar Mas Dani dengan santai. Mas Virza yang dari awal sibuk dengan ponselnya kemudian menatap kearah kami, tampak jelas raut wajah yang shock saat dia melihatku. "Sumi, kenapa kamu bisa sampai kemari?" "Vir, kenapa kau gak bilang dari dulu kalau punya calon istri. Dia kemarin bingung cariin kau di depan kosan," celoteh Mas Dani. "Mas, aku kemarin cariin kamu dan Mas Dani ini yang membantuku untuk bertemu denganmu hari ini," rengekku di hadapan Mas Virza. "Dan, tinggalin kita berdua!" Mas Virza menyuruh Dani keluar. "Oke, aku keluar!" Mas Dani berlalu pergi dari ruangan ini."Mas, kamu jahat, tega udah nikah sama wanita lain dan tinggalin hubungan kita gitu aja. Mana janjimu ingin menikahiku," "Sumi, kamu tenang dulu ya. Justru aku menikah ini karena ingin merubah hidup kita dulu, aku menikah dengan istriku yang sekarang hanya demi harta," "Mas kenapa kamu melakukan ini, aku masih mencintaimu rasa ini masih utuh!" teriakku di hadapannya, yang membuat mas Virza kelimpungan. "Tapi Sumi, aku gak bisa meninggalkan Della. Aku tidak mau hidup susah seperti dulu, maaf!" "Jika begitu, aku akan minta di hantarkan Mas Dani untuk datang kerumah istrimu!" ancamku pada Mas Virza. "Tolong Sumi jangan nekat!" "Jika begitu nikahi aku mas, aku rela kok jika harus jadi istri keduamu," pintaku pada mas Virza, aku tidak peduli jika harus jadi istri kedua untuknya. "Baiklah, tapi tidak sekarang beri aku waktu," "Kapan Mas?" Hingga akhirnya Mas Virza mempunyai rencana agar aku sementara menjadi ART dirumahnya, agar kami bisa selalu bertemu.PoV SumiSudah 5 tahun lamanya aku dan Mas Virza menjalin hubungan, sedari awal hubungan kita baik-baik saja. Akan tetapi semua berubah semenjak Mas Virza bekerja pada perusahaan di kota, dia berjanji akan menikahi ku setelah bekerja disana. Aku menanti kedatangan mas Virza untuk datang melamar tapi dia tak kunjung datang. 2 tahun pertama dia masih sering mengabari ku, hingga dia berubah setelah 2 tahun itu. mas Virza bahkan tak ada kabar saat itu, dia memblokir semua sosial media dan nomor telfonku. Itulah yang membuat aku nekat menemuinya di kota. Mas Virza sempat memberiku alamat kosnya, bermodal alamat itu aku mencari keberadaan kekasihku. **(Flashback 7 bulan yang lalu)Aku tiba pada alamat kosan itu, aku celingak celinguk karena memang bingung ingin bertanya pada siapa. "Mbak cari siapa?" pria dengan perawakan yang tinggi dan tampan menepuk bahuku. "Cari pacar saya Mas, dia bilang ngekos disini," jawabku, mana tahu pria ini bisa membantuku atau mengenal Mas Virza. "Nam
PoV Sumi (2)Mas Virza membawaku kerumah mewah itu, kebetulan Della juga sedang mencari pembantu. Aku langsung di terima oleh Della, saat pertama bertemu dengan wanita itu, dia baik dan ramah dan juga cantik. Tapi aku tak menyukai dia sama sekali, karena Della telah merebut Mas Virza dariku. Hari ku jalani menjadi ART disana, terpaksa aku melakukan semua pekerjaan. Tapi aku bisa bertemu Mas Virza setiap hari, apalagi Della jarang dirumah dan sibuk mengurus bisnisnya jadi aku semakin leluasa untuk berduaan dengan Mas Virza setelah dia pulang kantor aku akan melayani semua kebutuhannya bak seorang istri yang melayani suami. Kami bermesraan dimana saja, pada saat Della tak ada dirumah. Bahkan saat istrinya di rumah, kami juga bermesraan saat Della tertidur. Saat itu Della baru saja membeli sebuah gaun yang indah, aku sungguh iri melihatnya. "Gaunnya bagus ya Nyonya," ujarku saat melihat Della sedang bersiap untuk menghadiri sebuah pesta. "Terima kasih Sumi," jawab Della dan terseny
PoV Della AmandaKini adalah hari persidangan perceraianku dengan Virza. Aku telah bersiap, Marsha telah menungguku, kami berangkat dengan menggunakan mobil Marsha menuju Pengadilan Agama.Semua bukti yang kupunya juga di bawa oleh Marsha sebagai penguat gugatan agar perceraianku cepat selesai.Berada di dalam ruang persidangan Virza hadir ditemani oleh Sumi. karena kami berpapasan di depan ruangan tadi, Sumi kini menunggu diluar ruangan persidangan.Semua gugatan telah disebutkan oleh Marsha, tuduhan dan semua bukti perselingkuhan Virza pun ditunjukkan oleh pengacaraku, yaitu Marsha. Semua bukti sudah jelas kami resmi bercerai karena bukti itu mempercepat putusan hakim, perceraianku dengan Virza selesai hanya sekali sidang saja. Virza tidak mendapatkan apapun dari perceraian ini karena kita mempunyai perjanjian pra nikah.Aku senang karena proses perceraianku dengan Virza sungguh cepat, karena aku sudah tidak mau menyandang gelar istrinya lagi. Virza tampak lebih pasrah pada persid
PoV AuthorSepanjang perjalanan arah pulang dari pengadilan Virza hanya diam, pikirannya terus menerawang pada sosok Della, yang kini telah resmi menjadi janda. Dari dalam benak Virza yang sesungguhnya merasa sangat menyesal telah mengkhianati Della saat itu. Kehidupan mewah dan nyaman du sediakan oleh Della, tapi dia malah terjebak bersama Sumi sekarang. Dulu Della sangat mencintai Virza, dia juga menjadi istri yang baik dan pengertian. Virza tak menyangka istri yang baik dan lembut itu bisa berubah jika tersakiti. Awalnya Virza berpikir mungkin Della akan memaafkan jika sudah terjadi tapi kenyataan berbeda, wanita itu berubah menjadi brutal dan lepas kendali. "Mas, kita makan restoran dulu ya jangan langsung pulang," pinta Sumi, dia ingin mengajak Virza makan di restoran mahal untuk memenuhi hasrat hedon, sebagai hobi baru yang disukai Sumi kini. "Aku capek Sum, mau pulang!" sahut Virza dan masih menatap lurus ke jalan. "Mas, aku mau ke restoran cepatlah tak usah menolak," tukas
PoV Della AmandaAku melihat sorot kebencian dan dendam dari mata Virza, miris lelaki yang dulu pernah bersamaku selama 2 tahun menjalani biduk rumah tangga, sekarang harus menjadi musuh terbesarku. Setelah kejadian ini sulit untukku mempercayai orang lain. Penuh rasa was-was dan curiga, aku ingat pesan Almarhum Papa sebelum aku menikah dengan Virza. Papa berkata jangan terlalu mudah mempercayai seseorang, apakah Papa lebih dulu merasakan firasat buruk pada Virza. Papa memang tidak pernah melarangku untuk menikah dan selalu menghargai pilihanku. Hans membukakan pintu mobil, kini ajudan itu juga merangkap supir pribadi untukku. Sekarang kami menuju kantor, kini giliran Dani yang akan kuhempas dan menguak kebusukan yang dia lakukan. Ponselku berdering panggilan masuk dari Pak Leon, aku menenkan dial. "Halo selamat siang Bu Della, bagaimana dengan pembelian rumah itu, apakah Ibu merasa cocok?" tanya Pak Leon dengan nada yang ramah."Siang, saya menyukai rumah itu, dan akan membayar
PoV Della AmandaHans memeriksa rekaman cctv, untuk melihat siapa pelaku pelemparan batu di rumahku. Aku menyaksikan dan berdiri di samping Hans. Rekaman itu di putar pada jam saat kejadian, tampak pelaku datang dengan mengendarai mobil kemudian berhenti di depan rumahku. Dari perawakannya dia seorang perempuan, lihatlah betapa nekat pelaku itu, dengan lihai dia memanjat gerbang depan. Kebetulan sudah larut malam suasana sepi, namun wajahnya pasti sulit dikenali karena menggunakan hoodie berwarna putih, dan kacamata hitam. Begitu mudah dia memanjat tanpa ketahuan, di karenakan security yang biasa bekerja sudah pulang semenjak jam 9 malam dan izin pulang cepat, jadi tak ada yang menjaga didepan. Dugaanku salah, bukan Virza, atau Dani. Apakah Sumi, rasanya tidak mungkin dia jago memanjat seperti stuntman begitu."Apakah Nyonya mencurigai seseorang?" tanya Hans menatapku. Aku menghembuskan nafas dan duduk di dekat kursi di samping Hans. "Aku pikir pada awalnya jika mantan suamiku ya
PoV AuthorSumi menatap heran pada sosok Virza, yang tengah duduk santai diruang tengah sambil menonton Televisi, Sumi menyipitkan matanya dan menghampiri suaminya itu."Apa kamu tidak bekerja Mas? tanya Sumi yang kini memanggil suaminya dengan sebutan Mas. "Aku lagi cuti kerja!," jawab Virza santai dan kini sibuk dengan gawainya. "Cuti? Memangnya kamu bisa seenaknya cuti seperti itu ya Mas? tanya Sumi dan kini duduk di hadapan Virza."Ya bisa dong! Lagian Kenapa sih kamu bawel banget. Yang penting aku tetap kasih kamu duitkan," bentak Virza, dia tak menyukai dengan sifat Sumi yang terlalu ingin tahu semuanya. Virza juga tak menceritakan jika dia sudah di pecat. Pasti Sumi akan bawel dan ribut jika mengetahui kebenarannya. *** Kini Sumi sibuk berdandan untuk berangkat ke pesta ulang tahun wanita yang bernama Kayla, Sumi diajak oleh Viona dan Arum."Aku harus berhias secantik mungkin, agar aku setara dengan para wanita kaya itu.Lihat aku, yang dulu mereka bilang hanya babu kini me
PoV AuthorDella membersihkan wajahnya dari riasan, begitupun yang di lakukan oleh Marsha. "Lihat Deh," ujar Marsha dan menyodorkan gawainya pada Della."Sha, kamu merekamnya?""Iya Dell, disaat yang lain tercengang melihat kejadian Sumi terjatuh, aku mengambil ponsel dan harus mengabadikannya. Ini adalah momen langka, azab pelakor di depan mata," ujar Marsha dengan sangat antusias."Kasihan sih, tapi jika mengingat kelakuannya aku geram," ucap Della. "Tuhan sudah membalas tanpa kamu mengeluarkan tenaga," ujar Marsha puas. Della manggut-manggut, mendengar jawaban Marsha memang benar. Tak perlu mengotori tangan sendiri. Sebenarnya masih ada tamu undangan lain, yang merekam kejadian Sumi terjatuh di pesta itu. Tapi Marsha tak ada berniat untuk mengunggahnya pada sosial media. "Bagaimana kejutanmu untuk Sumi, Apakah sudah siap?" "Tentu saja sudah, Sumi akan angkat kaki dari rumah itu di hadapanku. Sedangkan Virza tidak kena serangan jantung saja sudah beruntung," Della membayangk