Della datang pada resepsi pernikahan kedua Virza sang suami. Suaminya yang hidup dari uangnya menikah lagi dengan pembantu di rumah mereka yang bernama Sumi. Bagaimana cara Della membalas sebuah penghianatan.
Voir plusKATIA HARRIS
The early morning cold wind was the best thing that could have happened to me, as I was able to finally fall asleep after so many turns all through the night, the cold wind was important, given that the weather had been hot for much of the summer and now that winter was coming, the cold wind was it’s earliest sign. The wind was the sign of a new season which meant a change in fashion style and choice of clothing, however, the cold wind seemed like I just had a cold bath.
For some reason, I thought about my boyfriend Tyler, a beta who had so much potential of becoming an Alpha. I felt my lips curve up in a smile as I remembered the look in his eyes each time he told me he loved me.
The sudden noise from my alarm by 6:30 in the morning signaling it was time to get ready for work was the worst in my schedule so far, as I knew what the day would bring. Having not had enough rest at night, I knew that I would be grumpy all day but was banking on my excitement to see me through the day.
With a bust of joy and elation of not being able to wait for the day to end, I hurriedly got ready for work and stepped out to greet the morning sun in Midtown Atlanta. My supervisor Ms Jocelyn Peters at the 4 seasons Hotel where I worked as a waitress had suddenly started acting strange around me and was constantly in my face. Unsure what to make of it, I had continued in what I know to be true and well within my terms of reference and job schedule. Determined not to give Ms. Jocelyn Peters any opportunity to ridicule me in front of others and spoil my long awaited day, I knew I had to make haste as the trip from Wakefield drive to my office is supposed to be 15 minutes but it might take up to an hour today.
“Hey Eva, are you up already?” I spoke through the phone “I’m freaking out, I’m not sure how I will survive today in a sane state” I spoke nervously.
“Baby girl, you’ll be just fine don’t give that Jocelyn lady any reason to pick on you today, it will really unsettle you” Eva advised.
“I know right?” I breathed, still feeling nervous.
“yeah, I be there with you all through the day by the phone dear”
“thank you so much sweetheart, I’ll see you later in the evening” I said and hung up the phone.
As I made my way to work, I flashed back to when I had first met Tyler Rogers. I had noticed his power and magnetism from the first moment he walked into the bar where I worked. I was so confused, I tripped and spilled his coffee on him, but was particularly surprised at how strong he was and the speed at which he had been quick to hold me and keep me from falling. Tyler was every girls dream, he had sea green eyes, an enchanting voice and a smile that could disarm anyone, underneath this soft exterior lies an inner strength and a will that was unbreakable.
Over the next few weeks, I started noticing a connection or an attraction somewhat but was not certain what it was, Tyler too had started projecting his emotions too, I recalled how every moment spent around Tyler seemed longer than usual as if time just froze around us, my whole day seemed to come alive every time Tyler walked into the room. I liked how Tyler made me feel but most importantly how he made me feel about myself.
And now, very soon at the pack gathering, he was to name his mate. I knew without any doubt that he was going to name me his mate. I hurried out of my work place and headed to the venue for the park meeting. How would it feel to be held in Tyler’s arms knowing that he was mine, and I was his forever! Knowing that those lips of his that kissed me, would always be there to kiss me, teasing me with their powerful warmth and a promise of forever.
I remembered the last time we had spent together. He had seemed a little distant as he held me in his arms. Unlike before, he had not looked into my eyes as he told me he loved me. . . . he had not even told me he loved me.
I knew I was over reacting, but for some reason, I needed reassurance. I wanted – I needed to be able to look into his eyes as he named me his mate.
As I stepped into the Museum of Art, I noticed everyone were already gathered except for Bob McCarthy and Jennifer Alvarez who had just joined the pack and Bob was bringing her to the venue as this was the first meeting that the Pack was holding a meeting here in a long while, there was a bit tension in the room and the uncertainty of what would unfold, everyone was sticking to themselves and engaging in small talk.
Shortly after, Jennifer and Bob stepped into the small back room at the Museum of Art and every one stopped and stared at her, Jennifer Alvarez was a beautiful blond that knew she was beautiful, she wore a jean jacket on a Cinderella cropped top, a ripped jean on a Louise Vuitton boot, with her hair packed in a ponytail. Jennifer had a charming smile that would disarm anyone.
My eyes sort out Tyler’s, but for some reason he refused to catch my eyes. My breath hitched in my throat as I saw the look he kept shooting at Jennifer, but nothing prepared me for when he cleared his throat and demanded to make an announcement.
“I think everyone here has been anxious to have their future Alpha name a mate – well, you do not need to be anxious again. Jennifer Alvarez is my fated mate, and our mating ceremony would take place very soon, so you don’t have to worry.” He declared so causally without even bothering to look my way as if he hadn’t just shattered my heart with his simple declaration.
I felt my heart stop, and it became impossible for me to breathe. Tears stung at my eyes and spilled over as I tried to blink them away.
Pov Della Amanda"Della, sudah ikuti aturan Tantemu. Dia tahu yang terbaik untuk dirimu," ujar Mama ikut campur. Aku kesal pada mereka, seolah tak mengizinkan ku untuk mendapatkan hakku sendiri. Tante Siska wanita licik, lihat saja aku dan Marsha bisa mengalahkan nya."Mama jangan ikut campur, karena ini adalah hak Della. Kenapa Mama membela Tante Siska!" ujarku setenang mungkin, aku harus jaga emosi untuk menghadapi seorang yang licik seperti Tante Siska. "Kamu jangan salah paham, Mama hanya mengingatkanmu. Hormati orang yang lebih tua, Siska lebih berpengalaman dari pada kamu," "Della mengerti apa yang harus di lakukan Ma, mendiang Papa telah mengajarkan Della bagaimana caranya menghadapi dunia kerja dan bisnis, jadi kalian tidak perlu khawatir karena aku bukan anak kecil, ingat aku on sudah dewasa,""Kamu keras kepala Dell, susah di bilangin! Ini juga demi kebaikan kamu," tukas Tante Siska. Aku pikir, dia tak memikirkan kebaikanku melainkan mengambil keuntungan saja. "Besok Ma
PoV Della AmandaMalam ini aku akan bertemu dengan Mama, aku mengoleskan lipstik berwarna merah dan makeup yang flawless, dan segera bersiap untuk menemui Mama. Hans sudah menunggu dan menyiapkan mobil. Dengan outfit serba hitam dan membawa tas berwarna hitam, aku melangkah dengan percaya diri.Mobil Marsha baru saja memasuki halamanku, sahabatku itu turun dan berlari kearahku. "Dell, tunggu," cegah Marsha. "Ada apa Sha, kenapa kamu tergesa-gesa?" tanyaku keheranan.Marsha membisikkan sesuatu padaku, Hans menoleh pada kami berdua. Mungkin dia heran melihat Marsha seperti membisikkan sesuatu yang penting. Aku memberi isyarat pada Hans untuk segera berangkat, sedangkan Marsha pergi menggunakan mobilnya. ***Seorang wanita yang masih terlihat cantik di usia 47 tahun itu melambai kearahku, ia adalah Sharon, Mamaku. Mama datang terlebih dahulu dan tampak sudah menunggu diriku. Aku menghampiri meja tempat kami bertemu, Mama tampak antusias saat melihatku. Dia berdiri dan langsung mera
PoV AuthorSumi dari tadi bolak-balik kamar mandi karena merasakan perutnya mual, kepalanya juga terasa pusing."Mas apa aku hamil ya?" ujar Sumi mendekati Virza yang sibuk dengan ponselnya.Virza sontak kaget mendengar pernyataan Sumi barusan, ia tidak mau Jika Sumi hamil. "Apa benar kamu hamil? coba cek dulu bisa aja nggak hamil atau hanya masuk angin," jawab Virza. Sumi mengernyitkan dahinya heran, mendengar jawaban Virza."Mas kamu kenapa, seperti enggak senang gitu dengar kabar aku hamil, harusnya kamu seneng dong gimana sih!" rungut Sumi kesal.Semenjak kepergian mereka dari rumah mewah itu, kini Sumi dan Virza tinggal disebuah kontrakan, ibu dan kakak Sumi juga ikut tinggal bersama mereka."Kamu kan tahu keadaan kita sekarang seperti apa, serba susah kalau kamu hamil nanti gimana cara aku menghidupi kalian semua!" bentak Virza."Makanya Mas Kamu itu jangan jadi pengangguran, kamu cari kerjaan sana!" tukas Sumi tak mau kalah dengan Virza."Virza jadi kamu nggak suka melihat ib
PoV Dani AlfarezAku Dani Alfarez, itulah namaku. Virza adalah temanku atau mungkin dulu kami bersahabat, kuliah di kampus yang sama hingga bekerja di perusahaan yang sama, lingkup pergaulan kami juga sama. Setelah lulus kuliah kami di terima kerja pada sebuah perusahaan BramastaGroup. Kami masih dekat, bahkan tinggal di kos yang sama. Tapi semua berubah ketika Virza mulai mendekati anak dari pemilik perusahaan, tempat kami bekerja yang bernama Della Amanda. Dia adalah anak tunggal dari Yudha Bramasta pemilik perusahaan Bramasta Group. Saat itu ada acara kantor yang turut di hadiri oleh Della, disitulah awal kami mengenal Della. Kesan pertama dia cantik tapi memang jutek saat aku mencoba akrab saja dia tak mau, Della juga cerdas terlihat dengan latar belakang pendidikannya. Nilai plus lagi dia juga pebisnis yang sukses di usia muda, Della perusahaan lain dan itu adalah miliknya.Dari awal aku melihat Della, aku sudah menyukainya dan berniat untuk mendekati wanita itu, tapi ternyata
"Bagaiamana pun, ini rumahku. Aku nggak mau pergi dari sini!" teriak Sumi."Tapi kita harus pergi dari sini, sudahlah Sumi kamu mengalah saja dulu," bujuk Virza. Karena mereka tidak sanggup membayar cicilan rumah mewah di kawasan elit itu. Akhirnya Virza dan Sumi di perintahkan untuk pergi dari hunian mewah itu."Mas, aki nggak mau hidup susah kenapa sih disaat denganku kamu jadi sekere ini!" umpat Sumi."Bukanlah ini salahmu Sum, yang telah boros! Aku bilang apa, jika kamu harus berhemat dan menyisihkan uang untuk membayar uang cicilan rumah ini, tapi kamu tak pernah mengindahkan perkataanku!" Virza menatap tajam kaerah Sumi."Ini karena keobodohan mu Mas, kamu tidak bekerja dan pengangguran! Kenapa kamu bisa dipecat di perusahaan itu baru saja bekerja berarti kamu payah Mas!" "Kurang ajar kamu Sumi, berkata seperti itu pada suami sendiri!" Virza semakin meradang mendengar perkataan Sumi barusan. "Tapi memang kenyataan kamu pengangguran kan Mas!" Sumi merasa tidak takut untuk mel
PoV AuthorSosok pria yang membantu Della, ternyata adalah Hans. Hans terus memberi hantaman bertubi-tubi pada orang bertopeng itu. Dari posturnya mereka sepasang lelaki dan wanita. Orang bertopeng dengan tubuh tinggi itu mengeluarkan pisau dari jaketnya, dengan gerakan cepat dia menyerang Hans dan berhasil melukai tangannya. Rekannya ikut mengeluarkan senjata yaitu pistol, dia bersiap membidikkan peluru kearah Hans, tapi dari belakang dia di hantam dan jatuh kelantai. Alhasil tembakan itu mengarah pada tembok, ternyata Della sudah sadar dari pingsannya, ia menendang tubuh wanita bertopeng itu. Della dengan cepat membuka blazer yang ia kenakan dan sekali lagi menginjak lengan wanita itu, yang kini masih terbaring di lantai. Della membungkus senjata itu dengan blazernya. Wanita itu berusaha berdiri dan menjatuhkan Della, tapi disaat dia masih terhuyung Della kembali menendangnya hingga wanita misterius itu jatuh, dan tubuhnya meringsek pada mobil yang berada di belakangnya. Denga
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Commentaires