Semalaman Luciellea tidak bisa tidur karena pembunuhan yang ia lihat di depan matanya. Ayahnya benar-benar kejam. Bagaimana bisa ayahnya menjadikan dirinya sebagai jaminan pada iblis mengerikan seperti Arch.
Pria itu jelas bukan manusia. Dia membunuh orang tanpa berkedip sedikit pun. Luciellea tidak tahu berapa banyak nyawa yang telah direnggut oleh tangan Arch.
Mata Luciellea terlihat lelah, tapi pagi ini beberapa wanita masuk ke dalam kamar yang ia tempati. Luciellea tidak memiliki keinginan sama sekali untuk bicara dengan para wanita itu. Satu-satunya yang ada di otaknya saat ini hanyalah bagaimana kabur dari kediaman Arch. Ia tidak bisa berada di kediaman ini lebih lama lagi, ia mungkin akan mati karena rasa takut.
Menghadapi iblis seperti Arch bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh wanita muda seperti dirinya. Jantungnya tidak kuat. Keberaniannya menciut.
"Selamat pagi, Nona Ellea. Saya Claudia" Wanita dengan pakaian rapi menyapa Luciellea. Di belakangnya ada empat wanita lain yang berbaris rapi. Bisa dipastikan jika wanita yang bicara dengan Luciellea memiliki jabatan lebih tinggi dari keempat wanita lainnya.
Luciellea tidak menjawab. Orang-orang di kediaman Arch pasti sama mengerikannya dengan Arch.
"Nona, kami akan mempersiapkan Anda untuk acara pernikahan Anda dan Tuan Arch tiga jam lagi." Wanita itu kembali bersuara.
"Siapa yang mau menikah dengan iblis itu!" Ellea akhirnya bersuara seolah ia mendapatkan kembali seluruh tenaganya.
Claudia yang telah bekerja cukup lama untuk Arch merasa tidak senang dengan makian Luciellea. Ia sangat tidak mengerti dengan pemimpinnya itu, dari sekian banyak wanita yang tergila-gila padanya kenapa pimpinannya ingin menikah dengan wanita seperti ini yang jelas-jelas membencinya.
Ia juga telah mendengar bahwa wanita ini mencoba melarikan diri dari pimpinannya. Ckck, benar-benar tidak tahu diri. Mau dinikahi oleh pimpinannya saja sudah sebuah berkah bagi wanita itu.
"Nona Luciellea, Anda akan menyulitkan kami jika Anda tidak mau bekerja sama dengan kami. Tuan Arch bukan pria yang memiliki banyak kesabaran." Claudia masih bicara dengan sopan meski ia tidak suka pada Luciellea.
"Kenapa aku harus peduli pada kalian saat hidupku sendiri dipertaruhkan." Luciellea menjawab sinis. Saat ini ia tidak bisa mengkhawatirkan hidup orang lain lagi. Ia sendiri seperti sedang berdiri di atas es tipis.
"Nona Ellea pasti peduli pada Kennand Richardson, bukan?" Claudia menyebutkan nama yang tidak pernah pergi dari hati Luciellea.
Mata Luciellea menyala marah. "Jangan pernah berani menyentuh Kennand atau aku akan membunuh kalian semua!"
Claudia tersenyum tipis, tatapannya tampak mengejek Luciellea. Seorang wanita manja seperti Luciellea ingin membunuh mereka semua? Termasuk Arch Callister? Wanita ini pasti sedang mengalami delusi.
"Jika Anda ingin Kennand Richardson baik-baik saja maka jangan membuat ulah. Saya tidak ingin menghabiskan waktu saya sia-sia hanya untuk wanita seperti Anda." Claudia merendahkan Luciellea. Ia sangat tidak berharap pilihan pemimpinannya wanita manja seperti ini.
Luciellea sangat benci ketika orang lain mengancamnya seperti ini, tapi saat ini posisinya tidak bisa memilih. Jika ia menolak menikah dengan Arch maka pria gila itu pasti akan menyakiti Kennand.
Tidak! Ia tidak bisa melihat Kennand berakhir mengerikan seperti dua pengawal kemarin. Luciellea mengepalkan kedua tangannya hingga kuku terawatnya menancap telapak tangannya.
Semua demi keselamatan Kennand. Ia akan menikah dengan Arch. Setelah itu ia akan memikirkan cara lain untuk melarikan diri dari Arch.
"Kalian, bantu Nona Ellea untuk mengganti pakaiannya." Claudia tahu bahwa Luciellea sangat peduli pada Kennand. Ckck, Luciellea benar-benar buta. Bagaimana bisa seorang Kennand bisa dibandingkan dengan Arch Callister. Membuang berlian untuk kerikil.
Keempat pelayan segera mendekati Luciellea yang memasang wajah enggan, tapi pada akhirnya wanita itu tetap melakukan persiapan.
Waktu berlalu, Luciellea telah selesai didandani oleh orang-orang Arch. Wanita itu mengenakan gaun putih yang indah. Luciellea memang memiliki impian, jika ia menikah ia ingin tampak seperti seorang putri dari negeri dongeng. Dan sekarang ia terlihat seperti itu. Juga, ia mengenakan mahkota yang indah.
Luciellea tahu banyak tentang barang-barang mahal apalagi permata. Ia ingin menjadi seorang designer perhiasan, jadi ia mempelajari banyak hal tentang itu.
Dan permata yang ada di mahkotanya merupakan mahkota termahal. Mahkota itu merupakan barang yang dilelang dan hanya ada satu di dunia. Harganya selangit, tapi itu memang sesuai dengan keindahan dan kualitasnya.
Juga, Luciellea mengenakan satu set perhiasan yang tidak kalah luar biasanya. Singkatnya, segala yang dikenakan Luciellea saat ini merupakan barang-barang terbaik yang tidak akan mampu dibayangkan oleh orang lain.
Namun, meski ia mengenakan semua yang terbaik dan sesuai dengan impiannya, Luciellea masih tidak bahagia. Pengantin prianya bukan Kennand, melainkan Arch yang sekarang begitu ia benci.
"Nona Luciellea, ayo pergi." Claudia memecah keheningan.
Kaki Luciellea seperti terpaku di lantai. Ia enggan pergi. Ia enggan menikah dengan Arch. Namun, bayangan Kennand segera membuatnya melangkah. Tidak apa-apa. Ia akan menikah dengan Arch, tapi pria itu tidak akan pernah bisa menyentuh tubuhnya atau memiliki hatinya. Karena semua itu akan ia persembahkan untuk Kennand.
Luciellea percaya bahwa suatu hari nanti ia pasti akan terbebas dari Arch dan menikah dengan Kennand.
Pelayan di belakang Luciellea memegangi ekor gaun Luciellea. Mereka melangkah beriringan menuju ke aula kediaman Arch.
Arch telah menyulap aula kediamannya menjadi sebuah kerajaan di atas awan. Tempat itu bisa menampung ribuan orang. Namun, di pernikahan ini Arch hanya mengundang kurang dari lima puluh orang.
Bukan tanpa alasan Arch melakukan itu, semuanya demi keamanan Luciellea. Arch tidak ingin musuhnya menargetkan Luciellea. Ia bahkan merahasiakan pernikahannya dari media. Cukup baginya dan orang-orang terdekatnya saja yang tahu bahwa Luciellea sudah menjadi miliknya.
Pintu aula terbuka, sosok Luciellea yang terlihat seperti putri melangkah di atas karpet merah. Wajah wanita itu tidak menunjukan senyum sama sekali, tapi matanya tidak bisa menutupi bahwa saat ini ia terpana melihat ruangan yang didekorasi dengan mawar putih.
Sekali lagi Luciellea tertegun. Pernikahan ini benar-benar pernikahan impiannya, kecuali mempelai prianya.
Arch tidak berhenti menatap Luciellea. Namun, tidak ada senyuman di wajahnya seolah tidak pernah ada ekspresi bahagia di hidupnya.
Luciellea benar-benar menakjubkan. Dan wanita itu adalah miliknya. Ya, hanya miliknya.
Kebencian di dalam diri Luciellea menyebar luas, ia mempertahankan langkahnya dan mendekat pada iblis yang menghancurkan impian indahnya.
Langkah wanita itu berhenti tepat di depan Arch, kemarahan terlihat jelas di matanya. Rasanya ia ingin sekali mengambil pisau dan menusuk jantung Arch agar pria ini mati.
Namun, ia juga pasti akan mati jika ia membunuh Arch. Ia tidak ingin mati karena bajingan seperti Arch. Pria ini tidak cukup pantas untuk membuatnya mati.
"Kau sangat cantik, Ellea." Arch memuji Luciellea dengan wajah datarnya.
Luciellea tidak tersentuh sama sekali. Ia malah jijik dengan Arch. Wajah cantiknya inilah yang telah membuatnya berakhir di tangan Arch. Jika ia tidak cantik maka Arch pasti tidak akan mau menikahinya.
"Kau menjijikan!" Luciellea membalas dengan dua kata tajam. Sorot matanya bisa menjelaskan seberapa besar rasa jijiknya pada Arch.
Arch tidak akan memasukan ke hati makian dari Luciellea. Ia sangat mencintai wanita ini, jadi ia pasti akan memaafkan dan memaklumi segala perbuatannya.
"Berikan tanganmu." Arch mengangkat tangannya menunggu tangan Luciellea.
Luciellea melihat ke tangan Arch. Bayangan pembunuhan kemarin terbayang di otaknya. "Kau pikir aku sudi memegang tangan pembunuh sepertimu!"
Arch tidak memiliki kesabaran yang baik. Ia tempramental dan mudah marah. Namun, dengan Luciellea ia seperti memiliki kesabaran yang tidak terhitung jumlahnya.
"Bersikap baiklah. Jika aku tidak senang kau mungkin akan melihat kematian orang lain hari ini." Arch berkata dengan pelan. Ia tidak mengancam, tapi ia memberitahu Luciellea. Jika ia marah, seseorang pasti akan menderita.
Kedua tangan Luciellea kembali mengepal. "Kau tidak memiliki senjata lain selain mengancamku!"
"Ellea, kau seharusnya tahu bahwa kata-kataku bukan sekedar ancaman," seru Arch. "Ayo, berikan tanganmu." Ia berkata sekali lagi dengan lembut.
Luciellea butuh waktu beberapa detik untuk mengangkat tangannya. Ia menenangkan amarah yang berkobar di dalam dirinya. Dia bersumpah, suatu hari nanti ia pasti akan membuat Arch menyesal telah menikahinya.
Proses pernikahan mulai berlangsung, setelahnya Luciellea resmi menjadi istri Arch Callister dengan disaksikan para tamu undangan.
Arch merasa sangat senang. Akhirnya Luciellea benar-benar menjadi istrinya. Ia telah menunggu untuk waktu yang lama. Ini adalah buah kesabarannya. Benar-benar sangat indah.
"Sekarang kau adalah Nyonya Callister. Sampai mati kau akan menyandang gelar ini." Arch memberitahu Luciellea.
Luciellea mendengkus sinis. "Kau iblis! Kau telah menghancurkan impianku!"
Para tamu undangan tidak bisa mendengar apa yang Luciellea katakan, tapi dari raut wajah Luciellea mereka semua jelas tahu bahwa wanita itu tidak senang akan pernikahan ini.
Juga, para tamu undangan sebagian banyak telah mengetahui bagaimana Arch akhirnya mendapatkan wanita impiannya sejak lama itu. Jadi mereka jelas tahu kebencian seperti apa yang disimpan oleh Luciellea pada Arch.
"Bersamaku juga tidak buruk, Ellea. Aku akan memberikan apapun yang kau inginkan di dunia ini." Arch berkata dengan manis.
"Yang aku inginkan saat ini hanyalah kematianmu!" Luciellea memiliki lidah beracun. Jika saja yang mengatakan itu adalah orang lain, maka saat ini orang itu pasti sudah kehilangan nyawanya.
Sebelumnya tidak pernah ada yang begitu berani memaki Arch seperti yang Luciellea lakukan.
"Bagaimana aku bisa mati dan membiarkan kau sendirian, Ellea. Aku tidak mungkin tega meninggalkanmu." Arch mengatakan kalimat dari dasar hatinya, tapi bagi Luciellea kata-kata Arch sangat menjijikan. Pria ini jelas tidak ingin menyerahkan nyawanya.
"Ayo, aku perkenalkan kau pada keluargaku." Arch merengkuh pinggang Luciellea.
Luciellea merasa sangat risih, ia ingin melepaskan diri dari Arch, tapi Arch enggan melepaskannya.
"Berhenti melawan, perlawananmu itu percuma saja, Ellea." Ia bersuara dengan tenang.
Luciellea benci kenyataan bahwa ia tidak bisa menang dari Arch. Kenapa? Kenapa ia harus jatuh ke tangan iblis ini.
Arch membawa Luciellea ke ayahnya. "Ellea, ini adalah ayahku, Duarte Callister. Ayo beri salam."
Luciellea menatap pria di depannya. Wajar saja Arch memiliki aura seperti iblis, rupanya didapat dari ayahnya. Luciellea sangat yakin bahwa ayah Arch sama mengerikannya dengan Arch.
"Ellea." Arch bersuara lagi. Di dunia ini ia sangat menghormati ayahnya, jadi ia ingin Luciellea juga melakukan hal yang sama.
"Selamat pagi, saya Luciellea." Luciellea akhirnya menyapa ayah Arch.
"Tidak perlu menyapaku jika kau tidak suka. Aku juga tidak mengharapkan kau menjadi istri putraku." Duarte berkata dengan nada dingin yang menusuk. Pria ini tidak menyukai Luciellea, alasannya sama seperti orang-orang lain yang menyayangi Arch. Bahwa Luciellea tidak cukup pantas untuk Arch.
Bagi dunia hitam, Arch adalah seorang putra mahkota. Penguasa yang disegani oleh banyak orang. Arch berhak mendapatkan yang lebih dari Luciellea. Memang benar Luciellea memiliki wajah yang cantik, tapi cantik saja tidak cukup untuk menjadi pendamping Arch.
Jika saja Duarte tidak memikirkan perasaan Arch, ia pasti akan melarang putranya menikahi wanita seperti Luciellea.
"Ayah, jangan bicara seperti itu pada Ellea. Dia menantumu. Pilihanku." Arch menegur ayahnya.
Duarte melirik putranya tegas. "Karena wanita ini kau tidak mendengarkan kata-kataku. Bagaimana aku bisa memperlakukannya dengan baik? Benar, dia pilihanmu dan bukan pilihanku. Jadi, jangan terlalu berharap padaku."
Arch tidak membalas kata-kata ayahnya lagi. Ia membawa Luciellea bertemu dengan tamu undangan lainnya.
Beberapa dari mereka merupakan ketua mafia yang merupakan sekutu Arch. Juga ada beberapa pengusaha berkuasa yang merupakan kenalan baik Arch.
Untuk bertemu dengan orang-orang penting ini, setidaknya membutuhkan satu bulan membuat janji temu, itupun jika disetujui. Jadi, sebuah keberuntungan bisa bertemu dengan mereka yang memiliki jam sangat sibuk ini.
"Selamat atas pernikahanmu, Arch. Aku tidak menyangka kau akan menikah lebih dahulu dan melepas masa lajangmu di usia yang masih muda." Seorang pria dengan setelan buatan khusus tersenyum tulus pada Arch.
"Jika sudah menemukan wanita yang tepat kau juga harus menikah. Memiliki seorang wanita cantik menunggumu pulang kerja sangatlah menyenangkan," balas Arch.
Luciellea mendengkus sinis. Siapa yang sudi menunggunya pulang kerja? Ia malah berharap Arch tidak pulang sama sekali.
tbc
Pesta pernikahan selesai, Arch memerintahkan Claudia untuk membawa Luciellea kembali ke kamar mereka sementara Arch tetap tinggal karena masih harus berbincang dengan para tamu.Dibantu dengan Claudia, Luciella melepaskan gaun pernikahan indah yang ia kenakan. Setelahnya ia segera pergi ke kamar mandi membersihkan tubuhnya.Selama pesta pernikahan berlangsung, Luciellea tidak menikmatinya sama sekali. Yang ada di otaknya hanyalah melarikan diri dari Arch. Bahkan sampai saat ini yang ada di otaknya hanya hal itu saja.Entah sudah berapa lama Luciellea berada di kamar mandi. Ia tersadar ketika pintu terbuka. Luciellea refleks menutupi bagian dada atasnya yang sedikit terlihat."Sudah berapa lama kau berendam? Cepat keluar nanti kau saki
Sinar matahari pagi membangunkan Luciellea. Rasa sakit pada bagian kewanitaannya juga sekujur tubuhnya yang pegal membuat ia mengingat apa yang terjadi semalam.Hati Luciellea tenggelam. Wajahnya tampak suram. Ia tidak memiliki niat untuk turun dari ranjang sama sekali. Ia terus meratapi takdir buruk yang menimpa dirinya.Pintu kamar itu terbuka. Claudia masuk ke dalam ruangan besar itu. "Selamat pagi, Nyonya Luciellea. Sarapan Anda sudah disiapkan. Tuan menunggu Anda di bawah."Hari ini Arch mengambil cuti, jadi pria itu tidak pergi ke perusahaan ataupun markas Eldragon. Jika hari biasanya, di jam seperti ini Arch pasti sudah berada di perusahaan."Pergi dari sini!" Luciellea bersuara dingin. Ia membenci siapapun yang berhubungan den
Setelah memutar otaknya, Luciellea memiliki ide. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia ingin pergi menemui Kennand. Namun, ia bisa mengatakan bahwa ia ingin pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ayahnya. Lalu setelah itu ia bisa kabur dari para penjaganya.Ia tidak akan menemui Kennand untuk beberapa hari ke depan, tapi ia akan mendatangi sahabatnya, Isabella.Luciellea keluar dari kamarnya. Ia melangkah menuruni tangga dan dihentikan oleh Claudia."Aku ingin pergi ke rumah sakit untuk menemui ayahku." Luciellea memberitahu dengan wajah tidak bersahabat."Saya akan mengantar Nyonya ke sana," seru Claudia.Luciellea tidak menang
Luciellea menunggu di sebuah kamar hotel yang terletak di pinggiran kota. Wanita ini tidak berani menginap di hotel besar karena ia takut ditemukan oleh orang-orang Arch.Di sana ia menginap dengan menggunakan identitas Isabella. Ia benar-benar berterima kasih pada Isabella karena telah membantunya.Luciellea tidak sadar sama sekali, bahwa Isabella tidak berniat sama sekali membantunya. Isabella lebih tepatnya meninggalkan Luciellea di sana. Isabella yakin jika Arch bisa menghentikan Luciellea yang hendak kabur dibantu oleh Kennand, maka pria itu pasti akan menemukan keberadaan Luciellea.Sementara itu di rumah sakit, saat ini Claudia sedang mencari keberadaan Luciellea. Ia sudah menunggu cukup lama, tapi Luciellea tidak kunjung keluar dari rumah sakit. Ia pikir wajar jika seorang putr
Arch membuka kancing teratas kemejanya, ia melonggarkan dasinya dengan kasar. "Claudia, bertarung denganku!""Baik, Ketua." Claudia mengepalkan jarinya. Ini pasti ulah Luciellea. Wanita sialan itu, dia yang berulah sekarang dirinya yang harus menanggung akibatnya.Siapa yang sanggup menahan kemarahan Arch Callister? Ia pasti akan menderita beberapa pukulan hari ini.Arch melemparkan jas yang ia kenakan ke sembarang arah. "Serang aku!" serunya kasar.Claudia tidak memiliki pilihan lain. Ia segera melayangkan tinjunya ke arah wajah Arch.Claudia sejujurnya sedikit merendah, nyatanya ia dilatih sama kerasnya dengan Arch. Ia diletakan di sisi Arch bukan tanpa alasan, ayah Arch ingin Clau
Satu minggu berlalu, Luciellea telah mengalami penyiksaan batin yang luar biasa. Ia ingin menyerah, tapi tidak bisa. Jika ia mengakhiri hidupnya karena Arch, maka itu tidak sebanding dengan pengorbanan ibunya yang berjuang melahirkannya hingga mempertaruhkan nyawa ibunya.Luciellea hanya bisa bertahan dan memupuk kebenciannya pada Arch. Setiap hari ia hanya berharap bahwa sesuatu yang buruk terjadi pada Arch sehingga ia bisa melepaskan diri dari cengkraman pria iblis itu.Untuk mengurangi rasa tertekan di dalam dirinya, Luciellea selalu mengurung dirinya di rumah kaca yang ada di kediaman Arch. Wanita itu melakukan hobi merancang perhiasannya di sana.Luciellea memiliki cita-cita membuka perusahaan perhiasan sendiri, tapi setelah kebangkrutan yang terjadi pada perusahaan ayahnya ia tid
Luciellea meraih sebuah gaun berwarna keemasan yang dihiasi dengan batu permata yang indah. Luciellea tidak melihat harga gaun itu sama sekali."Aku ingin mencoba gaun ini," seru Luciellea pada pelayan.Pelayan tampak sangat ragu. Apa wanita di depannya sudah kehilangan akal? Gaun itu sangat mahal. Sepertinya yang dikatakan oleh dua wanita lain tadi benar, wanita di depannya ini suka memanfaatkan orang lain. Jelas-jelas wanita itu sedang merampok sepupunya sendiri."Nona, gaun ini sangat mahal. Sepupu Anda mungkin juga tidak bisa membayarnya." Pelayan itu merasa kasihan pada Cassandra.Cassandra sendiri berpikir hal yang sama, ia memang memiliki cukup uang untuk membeli gaun itu, tapi ia bukan orang bodoh yang akan menghabiskan uangny
Hari ini close po ya, Gengs. Yang mau po bisa langsung wa aku. Yang mau. Po susulan udah gak dapat gift lagi yes.Pdf ready januari.****"Kau benar-benar sudah menikah dengan pria itu, Ellea?" Cassandra menatap sepupunya yang saat ini duduk di depannya. "Aku sudah mendengar dari Isabella, tapi aku tidak bisa mempercayainya."Luciellea tidak ingin mengakui pernikahan itu, tapi ia menganggukan kepalanya. "Iblis itu menikahiku secara paksa.""Laki-laki itu benar-benar tidak berperasaan! Bagaimana bisa dia menikahi dengan cara seperti itu. Dia bahkan tidak memberitahu keluarga kita tentang pernikahan kalian." Cassandara bersuara kesal. Ia sengaja membuat Luciellea semakin membenci suami