Share

29. Hanya Dicintai Sesaat

Pintu rumah tidak terkunci ketika kami tiba. Sepertinya Arzen sudah pulang. Benar saja, sosok sudah ada di kamar bawah. Kamar yang kutempati.

Tampak Arzen tengah mengambil baju untuk tidur. Dia hanya bertelanjang dada. Sepertinya habis mandi.

Tiba-tiba aku teringat omongan Diaz di tempat tukang mie ayam tadi. Aku menghirup oksigen untuk mengumpulkan keberanian. Perlahan aku mendekat. Lalu mulai memeluknya dari belakang. Arzen tampak terpana.

"Maafkan aku, Mas," bisikku lirih. Kepala ini kutempelkan pada punggungnya. "Maaf aku terlalu memaksakan kehendak," ucapku tulus.

Arzen membalikkan badan. Lelaki itu memincing. "Kamu ngomong apa, Naf?" tanya Arzen tampak heran.

Aku melonggarkan dekapan. Sedikit mendongak untuk balas menatapnya. "Mungkin sebagian orang akan menganggapku bucin, tapi aku hanya ingin menata kembali hubungan kita, Mas."

Arzen mendengkus pelan. "Yakin kamu ingin menata ulang hubungan kita?" Matanya menatapku intens.

"Tentu." Aku mengerjap disertai senyuman kecil,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status