Share

Uangku ya Uangku

{Jadi kapan kakak bisa bertemu calon pembeli?}

Aku menimbang-nimbang sejenak kapan waktu yang tepat aku bisa pergi bertemu dengan calon pembeli itu. Mengingat tanah warisan tersebut berada di kampungku yang jaraknya harus ditempuh dalam waktu 3 jam.

Selain jauh, aku juga harus meminta izin kepada mas Handi untuk pergi ke kampungku.

{Kakak mau secepatnya, tapi bagaimana caranya minta izin sama mas Handi?} balasku

{Tinggal izin aja apa susahnya? Mas Handi tidak pernah melarang, ‘kan?}

{Mas Handi memang tidak melarang. Tapi kaka tidak memberitahunya kalau dapat warisan}

Pesanku langsung dibaca Angga. Ia terlihat lama mengetik pesan balasan

{Kenapa tidak diberi tahu? Mau kakak makan itu semua duitnya?}

Dasar Angga, tidak tau duduk perkara main tuduh aja.

{Hush, sembarangan. Kakak tidak akan memberitahu mas Handi. Entah kenapa hati kaka menginginkan untuk menyimpan ini semua darinya. Jaga-jaga aja, biar dikemudian hari tidak menyesal} balasku panjang lebar

{Menyesal? Kakak takut mas Handi selingkuh? }

Selingkuh? Aku sendiri tidak terlalu yakin suamiku akan berselingkuh. Ia terlihat bukanlah laki-laki yang genit.

{Kakak juga tidak yakin. Hanya jaga-jaga saja}

Adikku terlihat mulai mengetik, agak lama.

{Kakak kebanyakan nonton sinetron ikan lele terbang. Lagian yang selingkuh itu biasanya laki-laki kaya dan gaya parlente. Kalau tukang ojek mah siapa yang mau}

Balas adikku, jujur sekali ia.

{Eh jangan salah, mas Handi itu ganteng}

Memang wajah mas Handi itu cukup tampan kalau diperhatikan lama-lama.

{Ganteng juga buat apa kalau enggak ada duitnya, Kak}

{Inget, Ga. Dia iparmu, jangan bicara begitu ah}

Aku membalas pesan adikku dengan perasaan sedikit jengkel.

{Iya deh iya. Terus gimana ini? Kapan kakak bisa ketemu sama calon pembeli? Kebetulan aku lagi di kampung nih}

{Besok kakak cari alasan deh supaya bisa ke kampung tanpa mas Handi Soalnya bapak sudah tidak ada, jadi cukup susah izin ke kampung}

{Oke, besok aku tunggu kabarnya ya Kak? Jangan lama-lama}

{Iya, assalamualaikum}

Angga tidak membalas lagi. Kebiasaan anak itu tidak pernah menjawab salam dari pesanku.

Segera kuhapus chat dari Angga tadi. Jangan sampai mas Handi tau aku mendapatkan warisan.

Bukannya aku pelit. Melihat keadaan rumah tanggaku sekarang, aku tidak bisa memberikan milikku semuanya pada mas Handi.

Terlebih beberapa waktu lalu aku memegoki mba Risma meminta uang pada ibu. Bagaimana jika ia tahu hal ini? Bisa-bisa ia membujuk mas Handi mati-matian untuk meminjam uangku.

Dan yang lebih mengerikannya, mas Handi tidak akan bisa menolak permintaan kakaknya itu. Bukannya pelit pada ipar sendiri, hanya saja mba Risma meminjam uang dengan tujuan agar anaknya bisa ikut jalan-jalan. Bukan untuk sesuatu yang mendesak.

Uangku ya uangku. Aku berhak mengamankannya.

Ah, dari pada pusing memikirkan masalah ini lebih baik aku tidur saja. Besok baru aku pikirkan lagi.

***

“Aku dan anak-anak berangkat dulu ya, Mas? Di dalam kulkas ada ayam ungkep. Tinggal digoreng saja,” ujarku berpamitan pada suamiku.

“Iya, Dek. Hati-hati di jalan ya? Kalau sudah sampai kabari mas,” ucap suamiku sembari mengulurkan tangan.

Segera kusambut tangan itu dan kukecup punggung tangannya.

“Kakak dan adik jangan nakal ya di sana? Harus menurut apa kata ibu,” pesan suamiku pada kedua anaknya.

“Tentu saja Yah. Kakak ‘kan selalu menurut apa kata ibu,” balas sulungku, Hanum.

“Adik juga selalu menurut sama ibu,” ujar Haidar anak bungsuku yang tidak mau kalah.

Mas Handi tersenyum mendengar celotehan anaknya. Kemudian ia berjongkok mensejajarkan tingginya dengan anak-anak.

“Wah! Ternyata anak-anak ayah sekarang semakin pintar. Kalau begitu coba beri ayah pelukan dulu sebelum kalian meninggalkan ayah,” pinta suamiku seraya merentangkan kedua tangannya.

Haidar dan Hanum tersenyum lalu segera menubruk dada bidang ayahnya. Mereka berpelukan sejenak.

Aku sangat terharu melihat pemandangan tersebut. Suamiku memang kadang tidak pengertian dan sering membuat jengkel. Tapi aku tahu, pada dasarnya ia adalah suami yang baik dan sangat menyayangi anak-anak.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status