Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1691 Tidak Ada Penawaran yang Ditolak

Share

Bab 1691 Tidak Ada Penawaran yang Ditolak

Author: Sarjana
Walaupun Ardika tidak tahu apa yang sebenarnya direncanakan oleh komplotan Gileot, tetapi indranya yang tajam bisa merasakan mereka berniat jahat.

Selain itu, orang yang mereka targetkan adalah Luna.

Hal ini membuat sorot mata Ardika berubah menjadi agak dingin, dia berkata dengan acuh tak acuh, "Jangan beromong kosong lagi, langsung mulai saja."

Diam-diam, Gileot dan tiga orang rekannya tertawa dingin.

'Kamu sangat ingin mencelakai istrimu sendiri, ya? Oke, kami kabulkan keinginanmu.' pikir keempat preman tersebut.

Pelayan mengantarkan satu kotak minuman beralkohol ke dalam ruangan.

Sesi minum-minum resmi dimulai.

"Ardika, aku nggak perlu banyak beromong kosong tentang peraturan lagi, 'kan? Ayo, minum dulu satu ronde! Aku akan menuangkan untukmu!"

Gileot melangkah maju, lalu langsung menuangkan segelas penuh minuman beralkohol itu ke dalam gelas Ardika.

Tanpa mengedipkan matanya sama sekali, Ardika langsung mengangkat gelasnya dan berkata, "Kalian adalah tamu, sebagai tuan rumah, aku
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2435 Perjamuan Keluarga Liwanto

    "Jangan panggil aku ibu, aku nggak punya menantu sepertimu!"Desi mengibaskan tangannya, lalu berkata dengan marah, "Ardika, kamu menyalahkanku, hah? Dengan mengambil uang yang dihasilkan oleh Luna, kamu berlagak seperti orang kaya di ibu kota provinsi. Nggak hanya memelihara putri Wakil Ketua cabang Organisasi Snakei di vila, kamu juga terlibat dalam hubungan nggak jelas dengan putri gurumu.""Kenapa? Kamu sudah terobsesi dalam hidup dengan mengandalkan wanita?"Ardika berkata dengan datar, "Ibu, bukan seperti yang Ibu pikirkan. Aku ....""Apa? Apa, hah?!"Desi langsung menyelanya, mencibir dan berkata, "Kalau begitu, kamu beri tahu aku, ada apa dengan wanita bernama Rosa di dalam vilamu itu? Bibi dan paman Luna melihatnya dengan mata kepala mereka sendiri.""Selain itu, sebelum aku sampai di ibu kota provinsi, aku sudah dengar wanita itu adalah pacarmu. Kamu selalu bersamanya sepanjang hari, tinggal bersamanya, bahkan pergi menemui orang tuanya.""Selain itu, putri gurumu ini? Apa mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2434 Ardika Mencuri Uang

    Sosok Desi saat ini seakan-akan sudah berubah seratus delapan puluh derajat dari sosok Desi saat berada di Kota Banyuli.Tampaknya putrinya menjadi pemimpin Keluarga Bangsawan Basagita Suraba sudah membawakan banyak keuntungan baginya, juga sudah membuatnya jauh lebih berkembang.Luna melirik Ardika, dia mengatupkan bibirnya dengan rapat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Mendengar perintah Desi, Siena langsung ragu. Bagaimanapun juga, kalau para pengunjung di sini diusir, akan memengaruhi reputasi Herveste."Apa kamu nggak mendengar perintah Bu Desi?! Cepat laksanakan perintahnya!"Melihat Siena tak kunjung mengambil tindakan, ekspresi presdir tersebut langsung berubah menjadi muram.Keluarga Bangsawan Basagita Suraba adalah pemegang saham besar di perusahaannya. Terlepas dari siapa pun yang dia singgung, dia juga tidak bisa menyinggung Luna yang merupakan pemimpin cabang Keluarga Bangsawan Basagita Suraba.Karena itulah, Siena segera membawa bawahannya untuk memberi penjelasan kepad

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2433 Kedatangan Luna

    "Hormat kepada Pak Presdir!"Begitu melihat sekelompok orang itu, Siena sangat terkejut. Kemudian, dia segera memimpin semua bawahannya untuk maju memberi hormat.Hati mereka diliputi dengan perasaan terkejut.Mereka tidak menyangka presdir perusahaan membawa para petinggi perusahaan kemari. Mereka bahkan berjalan di belakang satu keluarga itu.Bahkan presdir mereka yang biasanya selalu bersikap arogan, kini juga bersikap penuh hormat, seolah-olah sedang menjilat satu keluarga tersebut.Dalam sekejap, satu keluarga itu langsung menjadi sorotan semua orang yang berada di tempat tersebut. Orang-orang juga sudah mulai menebak-nebak identitas mereka.Hanya Ardika yang sedikit tertegun.Karena saat suara Desi baru terdengar, dia sudah mengenalinya.Ya, benar. Satu keluarga yang datang dengan didampingi oleh sekelompok besar orang ini adalah, Jacky, Desi dan Luna yang kemarin baru tiba di ibu kota provinsi.Hanya saja, Ardika tidak menyangka bisa bertemu mereka di sini.Saat ini, presdir ter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2432 Situasi Kembali Berubah

    "Tuan Ardika, aku benar-benar minta maaf. Ini adalah kesalahanku ...."Di tengah situasi mengejutkan itu, Dina juga terus meminta maaf pada Ardika dengan penuh hormat. Saking ketakutannya, air matanya sudah hampir menetes.Ardika menyodorkan selembar tisu kepada agen properti tersebut dan berkata, "Bukan masalah besar. Yang namanya kesalahan, siapa pun bisa melakukannya ....""Bu Siena, 'kan?"Melihat Ardika mengalihkan pandangan ke arahnya, manajer umum departemen penjualan itu buru-buru mengangguk dan berkata, "Ya, benar. Tuan Ardika, ada yang bisa aku bantu?""Lupakan saja tentang perabot, bonus pembelian vilaku ini berikan saja pada Dina."Ardika mengucapkan beberapa patah kata itu dengan santai.Dina ini adalah orang yang cukup baik, memandang dan memperlakukan semua orang dengan setara."Baik, baik, bonusnya pasti akan diberikan pada Dina. Pada saat bersamaan, perabot rumah tangga senilai 20 miliar itu juga sudah seharusnya kami berikan pada Tuan. Tuan Ardika, harap jangan menola

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2431 Menggesek Kelebihan Satu Nol

    Harus diakui bahwa kemampuan Ardika dalam membaca pemikiran orang lain sangatlah tepat.Setelah mendengar ucapan ini, walaupun Leane masih menatap Ardika dengan tatapan sangat terkejut, seolah-olah baru pertama kali mengenal Ardika, tetapi sorot mata agresif di matanya sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak.Alasan Jace menghadiahkan vila tersebut kepada Ardika mungkin juga karena ingin membalas budi Ardika sepenuhnya, agar tidak perlu repot-repot lagi di kemudian hari.Karena Ardika tidak mungkin bisa menggunakan utang budi Jace untuk membawakan keuntungan bagi Keluarga Yasin, maka biarpun Ardika pernah menyelamatkan nyawa Jace, juga tidak ada artinya lagi."Ckckck, menyelamatkan nyawa Pak Jace, malah hanya meminta sebuah vila, benar-benar berpandangan sempit. Kalau orang itu adalah aku, aku nggak akan meminta apa pun sebagai wujud balas budi. Hanya dengan membiarkan Pak Jace berutang budi padaku saja, yang bisa kudapatkan sudah pasti lebih dari vila nomor satu ini."Tepat pada saa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2430 Pembelian Dibatasi

    Tidak hanya Kario sekeluarga, bahkan orang-orang di sekeliling tempat itu yang datang untuk membeli rumah juga menatap Ardika dengan sorot mata meremehkan sekaligus mengejek.Bahkan ada orang yang segera mengeluarkan ponselnya, ingin mengambil video Ardika, lalu mengunggahnya ke TikTok. Pasti video seorang idiot yang berlagak hebat ini akan menjadi video yang viral."Ardika, dasar sialan! Kamu benar-benar merasa kami sekeluarga belum cukup dipermalukan, hah?!"Leane ingin sekali melayangkan dua tamparan ke wajah Ardika.Bocah yang satu ini benar-benar menyebalkan, membuat mereka dipermalukan lagi dan lagi."Ayah, inilah murid yang kamu pandang tinggi itu," kata Jeslin dengan diliputi kekecewaan. Sementara itu, raut wajah Sutandi juga tampak muram. Dia bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun."Bukan, bukan begitu. Bu Alita salah paham!"Agen properti itu buru-buru menjelaskan, "Tuan Ardika bukannya nggak punya uang, hanya saja kami sudah menggunakan informasi data dirinya yang te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status